CONTOH TESIS NO.1 PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DI DESA WISATA JATILUWIH TABANAN, BALI
Abstrak
Pengembangan desa wisata membutuhkan partisipasi masyarakat lokal dalam keseluruhan tahap pengembangan mulai tahap perencanaan, implementasi, dan pengawasan. Akan tetapi, dalam realitas sering terjadi pengabaian partisipasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengkaji keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan desa wisata dan merumuskan model pengembangan desa wisata yang mengedepankan partisipasi masyarakat lokal. Penelitian dalam tulisan ini dilakukan di desa wisata Jatiluwih Kabupaten Tabanan, Bali. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur, wawancara mendalam dan observasi non-partisipan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Tulisan ini menunjukkan bahwa pengembangan desa wisata di Jatiluwih belum melibatkan masyarakat lokal. Peranan pemerintah terlihat dominan, padahal bila mengacu pada pendekatan tata kelola pemerintah yang bersih dan berkelanjutan peran pemerintah diharapkan menjadi fasilitator dengan memberikan peran dan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat lokal. Diperlukan kemauan politik pemerintah untuk mengurangi perannya dalam pengembangan desa wisata dengan membuka ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi.
BAB I
Pembangunan berbasis masyarakat (community based tourism-CBT) merupakan model pembangunan yang memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada masyarakat pedesaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan pariwisata. CBT merupakan sebuah kegiatan pembangunan pariwisata yang dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat. Ide kegiatan dan pengelolaan dilakukan seluruhnya oleh masyarakat secara partisipatif, dan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat lokal. Dengan demikian, dalam CBT peran masyarakat local sebagai pemangku kepentingan merupakan unsur terpenting dalam pengembangan desa wisata.
Kerangka Konsep
Teknik Analisis
Ketersediaan data di desa Jatiluwih cukup lengkap dan sangat membantu studi ini. Semua data dikumpulkan dan dianalisis dengan metode analisis kualitatif. Data diinterpretasikan dan dianalisis melalui evaluasi, justiÀkasi, dan dibahas sesuai dengan tinjauan pustaka dan dibandingkan dengan data yang ada.
CONTOH TESIS NO.2 DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA NGLANGGERAN TERHADAPEKONOMI MASYARAKAT LOKAL
Abstrak
Hasil penelitian diketahui bahwa aktifitas pengembangan Desa Wisata Nglanggeran dinilai cukup baik, indicator utamanya adalah rata-rata kenaikan kunjungan wisatawan yang cukup besar dari tahun ke tahun. Kesiapan masyarakat local yang ditinjau dari tingkat pendidikan, pengetahuan, serta tingkat keterlibatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata menunjukan bahwa masyarakat telah cukup siap menghadapi berbagai potensi dampak yang muncul. Tingkat perkembangan pariwisata yang tinggi menghasilkan tingkat frekuensi interaksi yang cukup sering antara masyarakat local danwisatawan, yaitu rata-rata lebih dari 5 kali interaksiper 3 bulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembagan desa wisata membawa dampak yang positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat local di Desa Nglanggeran, diantaranya: penghasilan masyarakat meningkat; meningkatkan peluang kerja dan berusaha; meningkatkan kepemilikan dan control masyarakat lokal; meningkatkan pendapatan pemerintah melalui retribusi wisata. Sedangkan indikasi dampak negatif terhadap ekonomi local berupa kenaikan harga barang tidak ditemukan.
BAB I
Desa Wisata Nglanggeran berkembang pesat setelah dibentuknya lembaga pengelola resmi yaitu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) pada tahun 2013. Tahun tersebut merupakan awal mula pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran secara professional.
Teknik Analisis
Adapun metode analisis yang digunakan mengacu pada kaidah-kaidah metodologi kualitatif secara umum seperti reduksi,penyajian data, verifikasi serta triangulasi data.
CONTOH TESIS NO.3 FAKTOR – FAKTOR KEBERHASILAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DATARAN TINGGI DIENG
Abstrak
Berkembangnya desa wisata menjadi salah satu alat untuk mengentaskan kemiskinan di daerah pedesaan terutama di Provinsi Jawa Tengah. Desa Wisata ini sangat sesuai dengan karateristik masyarakat pedesaan karena memiliki strategi pengembangan community based-tourism yaitu masyarakat dituntut berperan aktif dalam usaha kepariwisataan desa mereka untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri dengan potensi dan kemampuan yang mereka miliki.Pemerintah menanggapi fenomena tersebut dengan membuat suatu program yaitu PNPM Mandiri Pariwisata.Program pro-poor ini menyentuh desa – desa wisata yang tengah berkembang dan terdapat masyarakat miskin didalamnya.Pasca implementasi PNPM Mandiri Pariwisata dalam pengembangan desa wisata ternyata menghasilkan sebuah fenomena yaitu tidak semua desa wisata berhasil.Fenomena ini terjadi di desa – desa Dataran Tinggi Dieng.Sedangkan desa di Dataran Tinggi Dieng ini memiliki kesamaan budaya, potensi pariwisata dan sosial masyarakatnya.Tetapi hanya beberapa desa wisata saja yang cukup berhasil.Oleh karena itu munculah pertanyaan penelitian “Apa faktor – faktor keberhasilan community based-tourism dalam pengembangan desa wisata PNPM Mandiri Pariwisata di Dataran Tinggi Dieng?”Metode penelitian yang digunakan metode penelitian kualitatif-d skriptif dengan model kualitatif studi kasus.Teknik samplingnya adalah purposive sampling. Penelitian ini disimpulkan dengan tergalinya faktor – faktor keberhasilan community based-tourism yaitu adanya keunikan lokasi yang diciptakan oleh masyarakat desa, pelibatan masyarakat luas sebagai pelaku wisata utama, fasilitasi dana bantuan untuk embrio aktivitas yang sudah ada, adanya tokoh penggerak dan link kepada stakeholder penting.
BAB I
Pemerintah melihat fenomena tersebut sebagai sebuah peluang untuk dapat mengentaskan kemiskinan di desa – desa mereka.Pemerintah menanggapi fenomena tersebut dengan membuat salah satu program yaitu PNPM Mandiri Pariwisata yang dikelola secara langsung oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. PNPM Mandiri Pariwisata ini menjawab pergeseran paradigma pembangunan yang menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan masyarakat yang memiliki peran sebagai pelaku usaha kepariwisataan seperti desa wisata dengan strateginya yaitu community based-tourism yang tengah berkembang selama ini.
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Analisis yang digunakan untuk dapat mencapai tujuan adalah sebagai berikut:
- Pemetaan desa wisata (PNPM Mandiri Pariwisata).
- Identifikasi desa wisata berhasil dengan bantuan pnpm mandiri pariwisata.
- Analisis karateristik dan ukuran keberhasilan community based-tourism
- Analisis manfaat PNPM Mandiri Pariwisata
- Rumusan pola pengembangan community based tourism
- Analisis sistem dan elemen kepariwisataan dari desa wisata
- Analisis faktor – faktor keberhasilan community based-tourism dalam pengembangan desa wisata PNPM Mandiri Pariwisata di Dataran Tinggi Dieng
CONTOH TESIS NO.4 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA KARANGGENENG, PURWOBINANGUN, PAKEM, SLEMAN
Abstrak
Pengembangan masyarakat sebagai salah satu model pengembangan pendekatan adalah upaya melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal dan sumber daya mereka yang ada, tidak terkecuali di Indonesia proses optimalisasi desa biasa wisata desa. Perubahan ini terjadi bersamaan dengan potensi dan kebutuhan orang akan tempat-tempat yang masih alami. Desa Wisata Karanggeneng memiliki potensi besar dalam sejarah, lingkungan alam atau geografi dan lansekap, ekonomi dan budaya Struktur sosial dan Arsitektur dan tata ruang untuk mengembangkan desa wisata menjadi tujuan wisata. Kondisi orang yang masih sangat malu untuk berpartisipasi dalam pikiran, energy dan masalah menjadi kendala sendiri yang perlu ditangani dengan bijaksana oleh para manajer pedesaan pariwisata. Hal ini terkait dengan karakter masyarakat pedesaan yang enggan menonjol, meskipun di Indonesia fakta siap untuk berpartisipasi aktif jika diundang oleh manajer untuk berpartisipasi. Selama tur ini banyak kegiatan di desa yang didukung oleh manajer pemuda dan pemuda dengan andalan paket outbound. Oleh karena itu dalam pengembangan pariwisata pedesaan harus didasarkan pada Partisipasi masyarakat Karanggeneng dalam atraksi dan paket wisata. Keterlibatan semua warga diharapkan dapat memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat.
BAB I
Dalam pengembangan Dusun Karanggeneng menjadi desa wisata, selain dilakukan identifikasi terhadap unsur-unsur yang ada di desa juga harus diikuti dengan pemahaman terhadap karakteristik serta tatanan sosial budaya masyarakat. Pemahaman ini dilakukan agar dapat ditemukan dan dikenali karakter dan kemampuan masyarakat Desa Karanggeneng yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan aspek perekonomian desa tersebut. Dengan menemukan dan mengenal karakter dan kemampuan masyarakat dapat ditentukan jenis dan tingkatan pemberdayaan masyarakat agar tepat dan berhasil guna. Disamping itu juga untuk menemukan dan mengenali tingkat kesediaan masyarakat menerima kegiatan wisata yang akan dikembangkan di wilayah tersebut sebagai bentuk partisipasi masyarakat.
Teknik Analisis
Untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat digunakan analisis deskriptif, yaitu meneliti status sekelompok manusia, obyek, satu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Partisipasi dalam penelitian ini diukur dalam partisipasi pemikiran, tenaga dan materi. Teknik analisis dengan menggunakan skala likert dalam skor 1-3. Untuk mengetahui arah pengembangan Desa Wisata Karanggeneng bagi peningkatan pendapatan masyarakat dilakukan analisis deskriptif terhadap pengembangan atraksi desa dan pengembangan terhadap paket wisata.
CONTOH TESIS NO.5 PENGEMBANGAN DESA WISATA KEMBANGARUM TURI SLEMAN UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan komunitas pariwisata di Jakarta pariwisata khususnya desa Kembang Arum, dan khususnya desa-desa yang dikembangkan bersama dengan pariwisata Potensi besar. Berdasarkan atas tujuannya adalah: untuk menentukan pengembangan Pariwisata desa, tentukan dampak perkembangan kondisi sosial wisata desa, untuk diketahui dampak pengembangan pariwisata desa dalam perekonomian setelah letusan Gunung Merapi, dan menyusun rencana pengembangan wisata desa. Saya memilih metode survei, pertanyaan dan jawaban, diskusi, demonstrasi, pemecahan masalah dan merancang tindak lanjut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengembangan pariwisata desa yang signifikan, berdampak pada social kondisi. Yang tertinggi adalah pendidikan dan dampak tertinggi pada kondisi ekonomi adalah kesejahteraan dan yang terendah adalah perubahan mata pencaharian, masyarakat sepenuhnya mendukung pembangunan wisata desa.
BAB I
Kembangarum sebagai salah satu Desa Wisata, selalu menawarkan edukasi atau pendidikan dan alam sebagai sajian wisata bagi pengunjung. Program-program yang didesain dan dibangun di desa wisata Kembangarum tersebut mengedepankan edukasi atau pendidikan khususnya bagi anak-anak. Hal tersebut berkat adanya sanggar lukis dan perpustakaan yang dibangun secara lebih menarik untuk anak-anak. Perpustakaan dan sanggar lukis, berada di dekat sungai dan taman sehingga menambah suasana sejuk di desa tersebut. Keberadaan sanggar lukis tersebut didesain sesuai dengan minat anakanak. Selain edukasi atau pendidikan, desa wisata Kembangarum juga menawarkan sarana permainan tradisional yang dapat dilakukan di halaman pendopo bersamaan dengan sanggar lukis.
Teknik Analisis
Cara analisis data adalah :
- deduksi
- induksi
- hemeneutik
CONTOH TESIS NO.6 DAMPAK EKONOMI, SOSIALBUDAYA, DAN LINGKUNGAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI JATILUWIH-TABANAN
Abstrak
Meningkatnya permintaan dan perkembangan pariwisata yang pesat di Bali bertugas membentuk alternatif bentuk model pengembangan pariwisata. Wisata desa adalah salah satu perkembangan yang dibentuk oleh provinsi Pemerintah Bali untuk memenuhi kebutuhan pasca pariwisata. Desa Jatiluwih Obyek Wisata telah dinominasikan sebagai salah satu warisan alam dunia situs Sementara, perkembangannya masih memiliki sejumlah kendala yang secara otomatis menghasilkan dampak positif dalam bentuk lingkungan dan keberlanjutan sosial-budaya dan dampak negatif dalam bentuk lambat pertumbuhan ekonomi. Upaya pencegahan untuk meminimalkan dampak negatif dari pengembangan pariwisata di wilayah ini telah dilakukan. Namun mereka tidak berhasil dilakukan karena dampak negatif tertentu masih ada dan ditemukan. Dampak-dampak ini menunjukkan dengan jelas bahwa pengembangan pariwisata di Indonesia Wisata Desa Jatiluwih belum sepenuhnya dikembangkan konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan.
BAB I
Keindahan alam dan kebudayaan Bali yang unik dan beranekaragam yang dituntun atau berpedoman pada falsafah Hindu dan keindahan alam menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik wisatawan manca negara, wisatawan domestik dan wisatawan nusantara. Untuk menjaga keberlanjutan pariwisata di Bali, Pembangunan pariwisata di Bali selalu berdasarkan pada penerapan konsep Tri Hita Karana. Konsep ini bertujuan untuk menyeimbangakan hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Diharapkan dengan keharmonisan ini, manusia (orang yang tinggal di Bali) dapat memperoleh kesejastraan, kemakmuran, kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupnya (Darmayuda, dkk. 1991 : 6-8).
Teknik Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kualitatif deskriptif. Data yang terkumpul dianalisis dengan model kualitatif alur, yaitu reduksi data, verifikasi data dan penyajian data dan selanjutnya ditarik kesimpulan. Data yang disajikan kemudian diinterpretasikan secara deskriptif sehingga mampu menjawab ketiga pokok permasalahan penelitian ini.
CONTOH TESIS NO.7 KAPASITAS KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA (STUDI KASUS: DESA WISATA KETENGER, BANYUMAS)
Abstrak
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada tingkat organisasi, organisasi telah menunjukkan kapasitas yang baik dalam aspek kemitraan eksternal, aspek pengembangan potensi wisata, serta aspek promosi desa wisata. Sedangkan pada aspek kepemimpinan dan koordinasi, POKDARWIS “Ketenger Adventure” menunjukkan kapasitas yang kurang baik. Sedangkan pada tingkat individu, individu memiliki kapasitas yang baik dalam merintis pengembangan potensi wisata. Individu memiliki kapasitas yang cukup baik dalam pengelolaan atraksi wisata, pengelolaan cinderamata, serta pelayanan terhadap wisatawan. Namun individu memiliki kapasitas yang kurang baik dalam pemahaman dan pengaplikasian konsep desa wisata. Penelitian ini juga menemukan bahwa masyarakat Desa Ketenger telah mendapatkan programprogram peningkatan kapasitas yang didakan baik dari Dinas Pariwisata maupun organisasi lainnya. Namun berdasarkan temuan studi tentang kapasitas insitutional masyarakat ini, penelitian ini merekomendasikan perlunya program-program lanjutan untuk peningkatan kapasitas masyarakat.
BAB I
Djogo, Sunaryo, dan Sirait (2003) menyebutkan bahwa pada umumnya definisi lembaga mencakup konsep pola perilaku sosial yang sudah mengakar dan berlangsung terus menerus atau berulang. Kelembagaan berisikan dua aspek penting yaitu; “aspek kelembagaan” dan “aspek keorganisasian”. Aspek kelembagaan meliputi perilaku atau perilaku sosial dimana inti kajiannya adalah tentang nilai (value), norma (norm), custom, folkways, usage, kepercayaan, gagasan, doktrin, keinginan, kebutuhan, orientasi dan lain-lain. Sedangkan aspek keorganisasian meliputi struktur atau struktur social dengan inti kajiannya terletak pada aspek peran (role). Lebih jauh aspek struktural mencakup: peran aktivitas, hubungan antar peran, integrasi sosial, struktur umum, perbandingan struktur tekstual dengan struktur faktual, struktur kewenangan atau kekuasaan, hubungan antar kegiatan dengan tujuan yang hendak dicapai, aspek solidaritas, klik, profil dan pola kekuasaan.
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif sebagai pendekatan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas organisasi dan kapasitas individu pengelola Desa Wisata Ketenger.
CONTOH TESIS NO.8 ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA (Studi Pada Desa Pujonkidul Kecamatan Pujon Kabupaten Malang)
Abstrak
Desa Wisata Pujonkidul salah satu desa wisata yang telah disahkan sejak tahun 2014 dan melibatkan beberapa masyarakat dalam bentuk usaha pengembangan desa wisata. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pengumpulan data melalui wawancara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bentukbentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat Pujonkidul yaitu partisipasi buah pikir yang belum melibatkan masyarakat untuk menuangkan ide-ide terkait kekurangan atau kelebihan Desa Wisata Pujonkidul, partisipasi tenaga fisik yang sudah dilakukan masyarakat Pujonkidul berupa pembangunan fasilitas dan infrastruktur wisata, partisipasi keterampilan dan kemahiran yang sudah melibatkan beberapa masyarakat berupa edukasi pertanian, peternakan, pembuatan makanan khas, pengelolaan outbound, pembuatan paket wisata, penyediaan homestay, dan penyediaan pemandu lokal, dan partisipasi harta benda dengan penerapan sapta pesona. Faktor penghambat partisipasi masyarakat yaitu motivasi rendah, SDM rendah, kesulitan di bidang politik dan regulasi dalam perizinan pembuatan makanan khas. Faktor pendukung yaitu kepedulian dan komunikasi yang terjalin baik.
BAB I
Pembangunan masyarakat lokal yang mensyaratkan pengoptimalan dalam berpartisipasi aktif pada Desa Wisata Pujonkidul dalam pengembangan desa wisata masih terkendala oleh hambatan yang berasal dari masyarakat sendiri. Masyarakat Desa Pujonkidul masih mengalami hambatan dalam proses partisipasi aktif yang berasal dari kurangnya motivasi masyarakat, sosialisasi, sumber daya manusia rendah, keterbatasan lahan peternakan, kesulitan masyarakat dalam mengurus perizinan terkait produk olahan makanan khas. Apabila masyarakat Pujonkidul berpartisipasi aktif secara merata, akan tercipta desa wisata yang diminati oleh wisatawan sebagai the next destination. Desa Wisata Pujonkidul dapat menjadi desa wisata unggulan jika elemen-elemen yang ada didalamnya turut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaannya.
Teknik Analisis
Analisis data Miles dan Huberman yang digunakan oleh peneliti dalam analisis. Tahapan tersebut yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
CONTOH TESIS NO.9 PENGEMBANGAN DESA WISATA NGANGGRING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI
Abstrak
Pariwisata telah menjadi industri dengan pertumbuhan tertinggi. Itu diakui oleh pemerintah sehingga pemerintah berangkat untuk mengembangkan pariwisata dengan tulus. Nganggring adalah salah satunya desa wisata sepenuhnya dikelola oleh masyarakat di kabupaten Sleman, Yogyakarta Daerah Istimewa, yang berpotensi perlu dikembangkan setelah kerusakan terjadi akibat erupsi Gunung Merapi, dampak bencana sangat buruk karena berdampak pada penurunan ekonomi pertumbuhan. Oleh karena itu perlu cara bagaimana mengembangkan Nganggring, Sleman, Yogyakarta sebagai wisata pedesaan dengan objek wisata, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dalam penelitian ini menggunakan SWOT analisis, teknik data digunakan dengan analisis teknik deskriptif kualitatif. Itu hasil studi pariwisata pedesaan, cara menambah daya tarik, khususnya wisata khusus, wisata petualangan dan bekerja sama dengan tujuan serupa, yang memiliki paket desain tur yang sama bersama dengan desa-desa terdekat, dan strategi pemasaran dilakukan dengan memanfaatkan Informasi Teknologi (TI) secara maksimal agar mendapat lebih banyak wisatawan.
BAB I
Menyadari akan potensi yang dimiliki oleh dusun Nganggring yang terletak di lereng Gunung Merapi yang sebelumnya telah menjadi desa wisata yang cukup berkembang namun terjadi kerusakan pasca erupsi gunung merapi maka perlu pengembangan kembali untuk menjadikan desa wisata yang akan di datangi oleh wisatawan sehingga ekonomi masyarakat akan menjadi pulih kembali.
Teknik Analisis
Cara penelitian yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis SWOT.
CONTOH TESIS NO.10 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA DI KAWASAN HINTERLAND GUNUNG BROMO JAWA TIMUR
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan strategi yang efektif dalam pengembangan PT Desa Wisata Hinterland di kawasan Gunung Bromo, sehingga akan menjadi desa mandiri dan mampu menyediakan fasilitas, infrastruktur untuk lokal dan pariwisata asing. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang akan memperoleh data lapangan untuk membangun model grand desain pariwisata pedesaan pengembangan di wilayah Hinterland Gunung Bromo. Objek ini Penelitian ini adalah tiga desa wisata di sekitar Gunung Bromo, sedangkan data pengumpulan dilakukan dengan wawancara dengan kepala sekolah, UKM, dan keduanya wisatawan lokal dan internasional sebagai sampel responden. Data dianalisis dengan analisis SWOT untuk menentukan strategi pengumpulan yang lain Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan peringkat ODTW. Itu hasil analisis SWOT berdasarkan bobot dan nilai skor responden menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata pedesaan mendapat skor di kuadran pertama adalah strategi untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang, sementara hasilnya menunjukkan bahwa desa AHP Wonokitri memiliki jumlah tertinggi dan yang kedua adalah Desa Ngadisari dan peringkat ketiga adalah Desa Ngadas. Model strategi pariwisata pedesaan dapat berkembang ketika didukung secara optimal oleh masyarakat, para pemerintah seperti Pusat Pemerintah untuk TNBTS, Departemen Pariwisata, PU, ??Koperasi dan UKM, dan Departemen Masyarakat Pemberdayaan, sementara juga mendukung sektor swasta, UKM dan investor local dan juga institusi pendidikan.
BAB I
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam Model kepariwisataan kerakyatan yaitu: a). berskala kecil, b). meningkatkan peranan masyarakat lokal sebagai pemilik dan pengelola, dan c). memanfaatkan potensi dan keindahan alam serta budaya setempat. Berskala kecil artinya bahwa perkembangan Objek Wisata dengan memperhatikan masalah carrying capacity/daya dukung objek. Pengembangan suatu objek secara tidak terkendali mengakibatkan musibah terhadap objek itu sendiri dan musibah terhadap masyarakat sekitarnya. Meningkatkan peranan masyarakat lokal sebagai pemilik dan pengelola (Putra, 2012)
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Analisis data dilakukan terhadap hasil pengumpulan data kualitatif yaitu wawancara terhadap Masyarakat pelaku pengembangan desa wisata, aparatur pemerintaha desa, kecamatan dan Kabupaten Pasuruan tentang pandangan, masukan dan dukungan terhadap pengembangan desa wisata di Desa Wonokitri Pasuruan.
CONTOH TESIS NO.11 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDAYA, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI PROVINSI YOGYAKARTA
Abstrak
Meskipun memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan kesejahteraan masyarakat di dunia, pembangunan pariwisata juga sering disebut sebagai salah satu sumber kerusakan lingkungan utama, ketika pembangunan pariwisata tersebut membutuhkan penyediaan infrastruktur yang harus merusak alam. Akan tetapi,seiring dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya fungsi lingkungan, berkembang gerakan pariwisata berkelanjutan atau diistilahkan ekowisata. Yogyakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata juga mengembangkan ekowisata yang berbasis nilai-nilai budaya, sosial, dan lingkungan berguna untuk dijadikan ragam atraksi utama. Untuk itulah tulisan ini disusun sebagai guidance bagi Desa Wisata dalam mengimplementasikan nilai-nilai budaya, sosial, dan lingkungan dalam mengembangkan Desa Wisata.
BAB I
Potensi wisata alam lainnya berupa kawasan hutan negara yang tidak terlalu luas yang juga memiliki potensi wisata ekologi misalnya hutan hujan tropis di pegunungan lereng Merapi, hutan suksesi primer di dekat puncak Merapi, dan hutan pendidikan dan penelitian di Gunung Kidul. Di luar kawasan hutan terdapat pertanian dan perkebunan yang dapat dikembangkan menjadi wisata agro misalnya wisata agro tanaman Salak Pondoh di Kabupaten Sleman. Pertanian dan perkebunan juga memiliki potensi sistem sosial dengan budaya dan adat istiadat yang menarik bagi wisatawan.
Teknik Analisis
Metode analisis, instrumen penelitian dan metode pengumpulan data yaitu metode content analysis dari jawaban informan penelitian dan wawancara mendalam.
CONTOH TESIS NO.12 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA DI KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk sebagai upaya untuk merumuskan rencana strategis pengembangan desa wisata di Kecamatan Karangploso yang berbasis pada keunikan dan sektor unggulan lokal (pertanian, peternakan, jasa dll) serta melalui pendekatan partisipatif.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Pada tahap perumusan strategi pembentukan desa wisata di Desa Tawangargo dan Desa Donowarih Kecamatan Karangploso, peneliti menggunakan teknik analisis SWOT. Hasil analisis menunjukkan Kecamatan Karangploso memiliki potensi internal dan eksternal pariwisata yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata. Strategi yang digunakan berupa klaster pengembangan desa wisata, lembaga desa wisata dan pengembangan desa wisata dengan tema Desa wisata berperspektif go green yang unik, khas dan sehat yang berbasis pada keunggulan hortikultura.
BAB I
Mengacu pada kriteria pengembangan desa wisata di atas, maka desa Tawangargo dan Donowarih merupakan desa di kecamatan Karangploso Kabupaten Malang yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Desa Tawangargo, desa Bocek dan desa Donowarih merupakan desa yang kultur agrarisnya masih terlihat kental, terbukti bahwa desa Tawangargo dan Donowarih adalah sentra penanaman hortikultura terutama sayur mayur terbesar keempat di Malang Raya. Sedangkan desa Bocek merupakan sentra penanaman cabe besar selain kecamatan Pujon dan Kecamatan Dau. Di kecamatan Karangploso juga terdapat Rumah Pintar yang merupakan sarana yang lengkap untuk mendapatkan aneka informasi terutama untuk anak-anak dan remaja usia sekolah.
Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Pada tahap perumusan strategi pembentukan desa wisata di Desa Tawangargo dan Desa Donowarih Kecamatan Karangploso, peneliti menggunakan teknik analisis SWOT, dengan teknik SWOT kita dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang dalam pembentukan desa wisata di Desa Tawangargo dan desa Donowarih Kecamatan Karangploso.
CONTOH TESIS NO.13 PENGEMBANGAN DESA WISATA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS POTENSI LOKAL
Abstrak
Pembangunan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan ekonomi masyarakat baik di tingkat lokal maupun global. Pengelolaan desa wisata yang berbasis potensi lokal memerlukan kepedulian dan partisipasi masyarakat untuk senantiasa berinovasi dan kreatif dalam mengembangan wilayah desa yang dijadikan sebagai desa wisata. Melalui implementasi Undang-Undang No 12 tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah telah memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk mengelola dan mengoptimalkan potensi daerahnya secara mandiri termasuk mengelola sektor pariwisata. Tahun 2015 merupakan tahun pertama dilaksanakannya UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa. Oleh karena itu, dibuat satu perancangan buku modul mengenai pengembangan desa wisata dan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal sebagai media untuk meningkatkan added valuemasyarakat.
BAB I
Desa Wisata dan Agropolitan perlu dibedah secara terstruktur dimana harus kita pahami bahwa wisata merupakan suatu proses dimana pengunjung atau wisatawan dapatmenikmati, menghayati, dan menyelami secara arif sumber daya alam yang ada di desa Galengdowo ini, namun suatu wisata akan timpang bilamana dalam pelaksanaannya tidak dibarengi dengan infrastruktur yang mewadahi dan ditopang oleh keikutsertaan masyarakat. Akan tetapi,unsur pokok yang perannya sangat vital dan seharusnya kita bangun terlebih dahulu adalah peran serta masyarakatnya. Akan tetapi perlu kita garis bawahi bersama bahwa masyarakatdisini memiliki kebutuhan yang lebih mendesak dalam hal ini memenuhi kebutuhanhidup sehari-hari baik secara individu maupun secara keluarga. Maka dari itu Agropolitan yang merupakan unsur kedua dari pariwisata adalah jawabannya, dengan adanya agropolitan dimana didalamnya mencakup tentang pemberdayaan masyarakat yang berkaitan dengan peningkatan pertanian baik dari sisi pembenihan, penanaman, perawatan dan penjualan hasil di harapkan dapat mendongkrak pendapatan perkapita dari masyarakat yang berimbas kepada kemampuan masyarakat dalam meningkatkankepedulian kepada daerahnya sertamampu sebagai unsur penopang bagi daya tarik pariwisa di Desa Galengdowo itu sendiri.
Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.
CONTOH TESIS NO.14 EFEKTIVITAS PROGRAM PENGEMBANGAN DESA WISATA MELALUI KELEMBAGAAN DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA)
Abstrak
Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam terutama sumber daya hayati tropis yang sangat beragam dan unik, salah satunya adalah Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan potensi ini menarik untuk dikembangkan menjadi obyek wisata sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan pengentasan kemiskinan sehingga dapat mendorong laju pembangunan. Jenis penelitian adalah kualitatif; fokus penelitian yaitu meneliti efektivitas program pengembangan Desa Wisata Punten; sumber data yaitu data primer dan data sekunder; teknik sampling yaitu purposive sampling; pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi; instrumen penelitian meliputi peneliti sendiri, panduan wawancara, dan catatan lapangan; teknik sampling menggunakan purposive sampling; keabsahan data dengan teknik triangulasi; analisis dengan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian efektivitas pengembangan desa wisata melalui peningkatan sumber daya alam (SDA) sudah efektif, yaitu dilakukan melalui pembentukan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), menjalin kerjasama dengan Jatim Park Foundation dan lembaga swadaya masyarakat.
BAB I
Unsur-unsur yang ada dalam masyarakat dan desa yang berfungsi sebagai atribut produk wisata menjadi satu rangkaian aktivitas pariwisata yang terpadu dan memiliki tema tertentu sesuai dengan karakteristik desa yang tidak trlepas dari sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumberdaya budaya. Dalam penelitian ini yang di angkat adalah sumber daya alam, Menurut Kartodiharjo (2008:12) sumber daya alam adalah seluruh bentang lahan (resources system/resources stock) termasuk ruang publik dalam skala luas maupun semua daya-daya alam di dalamnya, beserta seluruh komoditi yang dihasilkan (resources flow). Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dijelaskan bahwa sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem. Mengingat keindahan alam yang ada di Desa Punten menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan potensi ini menarik untuk dikembangkan menjadi obyek wsata, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan pengentasan kemiskinan sehingga dapat mendorong laju pembangunan.
Teknik Analisis
Proses analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Untuk mengetahui derajat kebenaran hasil penelitian perlu ditetapkan keabsahan (trust worthiness) datanya, dalam menguji keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui uji kredibilitas.
CONTOH TESIS NO.15 MANFAAT PENGEMBANGAN DESA WISATA WONOLOPO TERHADAP KONDISI SOSIAL, EKONOMI,DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT LOKAL
Abstrak
Desa Wisata Wonolopo adalah salah satu destinasiwisatapedesaandi Kota Semarang. Desa Wisata Wonolopo memiliki 3 jenis wisata yaitu agrowisata, industri dan kuliner, dan wisata edukatif. Potensi ini perlu pengembangan yang lebih optimal untuk menghasilkan manfaat bagi masyarakat lokal.Penelitian bertujuan untuk mengetahui manfaat pengembangan Desa Wisata Wonolopo terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan masyarakat lokal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif melalui analisis komponen produk desa wisata untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pengembangan produk wisata Wonolopo dan analisis Anova untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi karena adanya Desa Wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan Desa Wisata Wonolopo cukup memberi manfaat di bidang sosial, ekonomi maupun lingkungan. Di bidang sosial, potensi kesenian semakin dilestarikan dan menjadi kekhasan lokal, adanya peningkatan keterampilan yang dimiliki masyarakat dan partisipasi masyarakat meningkat. Di bidang ekonomi, potensi lokal yang awalnya tidak dimanfaatkan kini dapat menjadi sumber penghasilan masyarakat dan peluang usaha bagi masyarakat semakin tinggi. Di bidang lingkungan, keberadaan desa wisata mendorong peningkatan kondisi infrastruktur dan aksesibilitas.
BAB I
Pengembangan wisata pada umumnya berfokus pada meminimalkan dampak lingkungan, melestarikan budaya, dan meningkatkan ekonomi melalui partisipasi masyarakat (Jimura,2011;Kim,Uysal, & Sirgy,2013; Xu,Barbieri, Anderson, Leung, & Rozier-Rich,2016). Lebih jauh, pengembangandesa wisata bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan penyediaan pelayanan bagi warganya (Munir & Fitanto, 2008). Orientasi konsep ini mengarah pada fokus pembangunan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi (Munir & Fitanto, 2008).
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Teknik analisis data menggunakan analisis kelebihan dan kekurangan komponen produk desa wisata, analisis anova,dan analisis manfaat desa wisata.
Leave a Reply