Judul Tesis : Analisa Kuantitatif terhadap Kinerja Badan Usaha Milik Negara Sebelum dan Sesudah Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta
A. Latar Belakang Masalah
Privatisasi atau lebih dikenal dengan swastanisasi diterapkan dalam rangka memperluas atau memperbesar skala usaha perusahaan. Dengan privatisasi, diharapkan perusahaan akan memperoleh dana segar melalui pelepasan sebagian saham kepemilikannya kepada pihak lain. Di lain pihak privatisasi dapat juga dipergunakan dalam rangka penyehatan perusahan negara seperti Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) di Indonesia untuk meningkatkan nilai ( value creation ) BUMN melalui peningkatan leverage asset yang dimiliki atau dengan cara melibatkan pihak swasta dalam kepemilikan BUMN.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia telah menjadi salah satu faktor utama pencetus program privatisasi BUMN karena data Kantor Menteri Negara Penanaman Modal / PBUMN menunjukkan sebalum krisis pada tahun 1996 BUMN yang tergolong sehat mencapai 81 unit atau 48.8 persen dari jumlah keseluruhan BUMN yang ada. Tahun berikutnya atau pada tahun 1997, BUMN yang tergolong sehat menjadi hanya 74 unit atau hanya 46 persen dari keseluruhan jumlah BUMN yang ada. Data di atas menunjukkan penurunan jumlah BUMN yang tergolong sehat secara signifikan yaitu sebesar 7 unit hanya dalam periode waktu 1 tahun. Sehingga, diperoleh kesimpulan akhir bahwa privatisasi BUMN menjadi sangat mutlak dilakukan pemerintah untuk mengatasi kondisi tersebut sekaligus untuk menghadapi tantangan globalisasi pada dekade tahun 2000-an ini.
B. Perumusan Masalah Tesis
Analisa kuantitatif terhadap kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelum dan sesudah penawaran umum perdana di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan metode IPO (Initial Public Offering).
C. Tinjauan Pustaka
Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan tingkatan pencapaian tujuan perusahaan oleh individu dan perusahaan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin mencapai kinerja yang baik, harus berorientasi pada efektifitas dan efisiensi. Istilah efektifitas dan efisiensi ini hampir selalu digunakan dalam sebuah perbandingan dan bukan dalam makna absolut. Efisiensi adalah perbandingan output terhadap input, atau jumlah output per unit input. Dibandingkan dengan efisiensi, yang diperlukan oleh hubungan-hubungan antara input dan output, efektivitas ditentukan antar output yang dihasilkan oleh unit usaha dengan tujuan jangka pendek.
Privatisasi BUMN
Keinginan dari pemerintah di berbagai negara untuk melakukan privatisasi BUMN atau SOE ( State Own Enterprise ) makin meningkat, terutama sejak tahun 1984 yakni saat berhasilnya Pemerintah Inggris men-swastanisasi-kan SOEnya yang kemudian menjadi British Telecom dan Pemerintah Jepang yang berhasil dengan NTT ( Nippon Telephone & Telegraph ). Keberhasilan ini selalu menjadi contoh dan acuan negara-negara yang merencanakan privatisasi BUMNnya .
Pengertian Privatisasi
Setiap negara mempunyai alasan dan tujuan privatisasi yang berbeda, namun alasan umum utama yang mendorong pelaksanaan program privatisasi adalah efisiensi ekonomi, pengurangan beban keuangan pemerintah dan untuk menarik masuknya modal asing ke dalam negeri. Privatisasi sebenarnya merupakan suatu pendekatan yang memandang bahwa tidak ada alternatif lain selain daripada pasar yang dapat mengendalikan ekonomi dengan efisien serta menyadari bahwa sebagian besar kegiatan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selama ini seharusnya diserahkan pelaksanaannya pada sektor swasta sehingga efisiensi penggunaan sumberdaya dapat dicapai secara optimal.
D. Metodelogi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian ini bersifat deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang pada umumnya terdapat dalam laporan keuangan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu dari Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) yang diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta mulai tahun 1992 sampai tahun 2006 serta Prospektus dan Capital Market Report.
E. Kesimpulan
- Ada beberapa perusahaan yang menunjukkan perbedaan rasio kinerja keuangan BUMN yang signifikan sebelum dan sesudah privatisasi dengan metode IPO serta lebih tinggi dari rata-rata industri. Namun perbedaan tersebut hanya bersifat sementara dan tidak konsisten. Kondisi ini terjadi karena beberapa BUMN melakukan privatisasi dalam priode krisis ekonomi pada tahun 1997 serta kemungkinan penetapan efisiensi dan kinerja perusahaan yang terlalu tinggi sebelum privatisasi dengan cara window dressing.
- Dengan menggunakan Uji Jenjang Bertanda Wilcoxon satu sisi dan tingkat signifikansi 5%, diperoleh interpretasi keseluruhan dari tiga kelompok rasio keuangan yang digunakan sebagai berikut :
- Dari perhitungan rasio profitabilitas Operating Profit Margin dan Net Profit Margin menunjukkan hasil bahwa dua tahun setelah privatisasi, rasio ini tidak menjadi lebih baik ( besar ) dibandingkan dengan dua tahun sebelum privatisasi. Hal ini disebabkan karena kenaikan penjualan atau penjualan bersih setelah privatisasi juga dikuti oleh kenaikan biaya sehingga profit yang diperoleh tidak meningkat secara signifikan yang menunjukkan bahwa kegiatan operasi perusahaan belum dilakukan secara efisien.
- Dari sudut pandang rasio aktivitas yaitu Total Assets Turn Over, rata-rata BUMN telah cukup berhasil melakukan peningkatan kinerja dan efisiensi penggunaan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan peningkatan volume penjualan.
Contoh Tesis Kinerja
- Analisa Kuantitatif terhadap Kinerja Badan Usaha Milik Negara Sebelum dan Sesudah Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta
- Analisa Kinerja Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang Tahun 2000
- Analisis Pengaruh Net Flow, Expensise Ratio, dan Income Ratio Terhadap Kinerja Reksadana di Indonesia Periode 2004-2005
- Analisis Pengaruh Pelaksanaan Penilaian Kinerja terhadap Kepuasan Karyawan di PT. Abhimata Persada
- Analisis Pengaruh Pelaksanaan Penilaian Kinerja terhadap Reaksi Karyawan (Studi Kasus pada Pegawai Muda Direktorat Pengawasan Bank di Bank Indonesia)
Leave a Reply