CONTOH TESIS NO.1 Pengelolaan Limbah Padat Bahan Berbahaya Dan Beracun Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Abstrak
Hasil: hasil penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara menunjukkan bahwa pengelolaan limbah padat B3 di RSUD Panembahan Senopati sudah baik dan sesuai dengan acuan peraturan yang digunakan, pengelolaan limbah padat bahan berbahaya dan beracun di RSUD Panembahan Senopati meliputi proses pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, penanggulangan pencemaran/ kerusakan lingkungan akibat limbah B3, sistem tanggap darurat, pembinaan, pengawasan, pembiayaan, dan sanksi administratif.
BAB I
Presentase rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengolah limbah medis sesuai standar sebesar 67,57%, yaitu sebanyak 50 rumah sakit dari 74 rumah sakit, yang berarti masih terdapat 24 rumah sakit yang belum mengolah limbah medis sesuai standar di Daerah Istimewa Yogyakarta4. Volume limbah padat yang dihasilkan oleh 13 rumah sakit di kabupaten Bantul sebanyak 40.173 m3 /hari, penyumbang limbah padat terbesar dari total limbah padat tersebut adalah RSUD Panembahan Senopati yaitu sebanyak 30.396 m3 /hari5
Teknik Analisis
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, untuk menjamin validitas data maka dilakukan pengumpulan data menggunakan triangulasi sumber.
CONTOH TESIS NO.2 PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT
Abstrak
Rumah sakit sebagai institusi yang tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak terlepas dari tanggung jawab terhadap kesehatan lingkungan di sekitarnya yaitu mengelola limbah medis dengan benar (sesuai persyaratan). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barattahun2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan deskriptif, populasinya adalah semua ruangan yang termasuk dalam kategori medis dan sampelnya adalah semua populasi yang dijadikan sampel.Pengambilan sampel akan menggunakan sistem total sampel (exhaustic sampling). Pengolahan dan analisis data hasil observasi kemudian diolah secara manual dandikelompokan sesuaitujuan. Hasil penelitian menunjukkan pemilahan, pewadahan, pengangkutan, tempat penampungan sementaradan tempat pembuangan akhirbelummemenuhi syaratsesuai dengan Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004, karenabeberapa ruangan belum dilakukan pemilahan limbah medis maupun non-medis walaupun wadah sudah siapkan sesuai dengan jenis limbah, wadahsulit untuk dibersihkan dan dikosongkan karena sebagian wadah tidak dilengkapi dengan kantong plastik, proses pengangkutan menggunakan jalur umum sehingga menganggu aktivitas rumah sakit. Selainitu,tempat penampungan sementaralimbah rumah sakithanya memiliki sebuah ruangan berukuran 4 x4 yang terletak di belakang rumah sakit dan tidak memisahkan limbah medis dan non medis. Alat pemusnahan limbah rumah sakit tidak digunakan karena belum memilikiizinoperasional. Kesimpulan penelitian bahwa pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit belum memenuhi syarat. Disarankan agar pelaksanaan pengelolaan berjalan dengan baik, diperlukan standar operasional prosedurmengenai cara pengelolaan limbah pada sumbernya, pelatihan mengenai teknik pemilahan limbah sesuai jenisnya dan pengurusanizin pengoperasian pengunaan insenerator.
BAB I
Limbah yang dihasilkan dari upaya medis seperti rumah sakit, puskesmas, dan poliklinik yaitu jenis limbah yang termasuk dalam kategori biohazardyaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan, dimanabanyak terdapat buangan virus, bakteri maupun zat-zat yang membahayakan lainnya sehingga harus dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu diatas 800 derajat celcius.Namun,pengelolaan limbah medis yang berasal dari rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan maupun laboratorium medis di Indonesia masih dibawah standar profesional. Bahkan banyak rumah sakit yang membuang dan mengolah limbah medis tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Teknik Analisis
Instrument dalam penelitian kuantitatif analisis pengelolaan limbah medis padat pada Rumah Sakit Umum DaerahKabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat ini adalah peneliti mandiriyang dilengkapi dengan kamera, alat perekam, catatan, dan lembar observasi. Data diperoleh dari hasil observasikemudian diolah secara manual dengan bantuan komputer dan disajikan dalam bentuk distribusi yang dilengkapi dengan narasi.
CONTOH TESIS NO.3 ASPEK HUKUM PENGELOLAAN LIMBAH R UMAH SAKIT DALAM RANGKA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI RSUD KARDINAH KOTA TEGAL
Abstrak
Hasil penelitian ini menunjukan pengelolaan limbah yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal pada saat sekarang untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Untuk perlindungan hukum terhadap pengelolaan limbah Rumah Sakit diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
BAB I
Pelayanan kesehatan yang dilakukan rumah sakit berupa kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan serta jiwa. Kegiatan rumah sakit sudah pasti menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas. Tidak hanya itu, proses kegiatan di dalam rumah sakit dapat mempengaruhi lingkungan sosial, budaya dan dalam menyelenggarakan upaya dimaksud dapat mempergunakan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan rumah sakit dapat membahayakan kesehatan masyarakat, yaitu limbah berupa virus dan kuman yang berasal dari Laboratorium Virologi dan Mikrobiologi yang sampai saat ini belum ada alat penangkalnya sehingga sulit untuk dideteksi. Limbah cair dan limbah padat yang berasal dan rumah sakit merupakan media penyebaran gangguan atau penyakit bagi para petugas, penderita maupun masyarakat.
Teknik Analisis
Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang diperoleh dan merangkai data tersebut secara sistematis lalu dideskripsikan serta dianalisis, sehingga didapatkan suatu gambaran tentang apa yang diteliti.
CONTOH TESIS NO.4 PELATIHAN E-LEARNING MENGGUNAKAN PLATFORM MOODLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU
Abstrak
Pembelajaran matematika diarahkan pada pembelajaran yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran yang demikian dapat dilakukan dengan melakukan pembelajaran yang sifat terhubungan dengan internet dengan penggnaan platform e-learning. Bagi guru penggunaan platform e-learning dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran agar pembelajaran matematik dapat dilakukan dimana saja. Peneliti melihat bahwa guru khususnya guru di Sekolah Menengah Pertama kesulitan dalam memahami penggunaan e-learning dalam pembelajaran. Hal ini berdampak pada pemahaman siswa yang belum optimal karena guru hanya mengandalkan pembelajaran di kelas. Metode pengabdian yang digunakan adalah: 1) pemberian teori dan praktik mengenai e-learning, 2) penugasan pengaplikassian e-learning, 3) evaluasi sejauh mana telahmenerapkan e-learning di dalam ataupun di luar kelas. Hasil kegiatan ini adalah peserta pelatihan terlihat termotivasi yaitu sebesar 87% merasa termotivasi, sisanya 13% kurang termotivasi adanya kegiatan ini, kemudian respon setelah kegiatan persentase yang memberikan respon positif sebesar 93% dan 7% memberikan respon kurang positifi. Hasil lain adalah sebagian besar guru dari 15 guru yang berada di SMPN 3 dan 5 pernah melakukan pemanfaatan e-learning baik yang menggunakan google clasroom ataupun menggunakan moodle.
BAB I
Pembangunan dan pengembangan e-learning saat ini begitu mudahnya dengan perangkat lunak Learning Management System (LMS) yang disebut moodle. Fitur-fitur penting penunjang pembelajaran tersebut misalnya tugas, quiz, komunikasi, kolaborasi, serta fitur utama yang dapat mengupload berbagai format materi pembelajaran (Surjono, 2011). Melalui moodle guru dapat membuat tugas struktur dalam proses pembelajaran di luar kelas. Berdasarkan analisis dan situasi permasalahan yang terjadi di lapangan maka dilaksanakan solusi yaitu melalui pelatihan permanfaatan internet dalam pembelajaran. Pemanfaatan e-learning dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di luar jam kelas. Melalui pelatihan tersebut diharapkan guru yang berada di SMPN 5 dan 3 Tasikmalaya mampu meningkatkan keterampilan mengajarnya melalui pemanfaatan teknologi internet.Pengabdian ini dilaksanakan di SMPN 5 dan 3 Tasikmalaya yang terdiri dari guru rumpun MIPA dan IPS dengan jumlah peserta 15 orang dengan target sebagai berikut: 1) Meningkatnya pemahaman dan kesadaran guru-guru di SMPN 5 dan 3 Tasikmalaya tentang pentingnya penggunaan ICT melalui pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran matematika, 2) Meningkatnya keterampilan guru-guru di SMPN 5 dan 3 Tasikmalaya dalam menggunakan ICT sebagai media pembelajaran, 3) Guru mampu menggunakan media yang tepat dalam membantu proses pemahaman siswa terhadap materi.
Teknik Analisis
Metode pengabdian yang digunakan adalah: 1) pemberian teori dan praktik mengenai e-learning, 2) penugasan pengaplikassian e-learning, 3) evaluasi sejauh mana telahmenerapkan e-learning di dalam ataupun di luar kelas. Hasil kegiatan ini adalah peserta pelatihan terlihat termotivasi yaitu sebesar 87% merasa termotivasi, sisanya 13% kurang termotivasi adanya kegiatan ini, kemudian respon setelah kegiatan persentase yang memberikan respon positif sebesar 93% dan 7% memberikan respon kurang positifi.
CONTOH TESIS NO.5 APLIKASI TEKNOLOGI PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KAMPUNG TEMATIK “SUSU SAPI PERAH SENDIRI” KELURAHAN GEDAWANG KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG
Abstrak
Kegiatan program Undip for Science Techno Tourisme Development (UFST2D) bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat peternak sapi perah melalui aplikasi teknik peternakan dibidang pakan dan pemanfaatan limbah feces sebagai sumber energi biogas dan mengatasi pencemaran lingkungan. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ”participatory action research”, yaitu petani peternak dan tim pelaksana secara bersama-sama dilibatkan dalam penentuan jenis dan pelaksanaan kegiatan di lapangan, sehingga Tim kegiatan maupun masyarakat sasaran mendapat manfaat dari program berupa penerapan IPTEKS untuk solusi alternatif bagi peternak dan pengembangan IPTEKS bagi akademisi. Khalayak sasaran adalah kelompok tani ternak sapi perah“Puspa Hati” di Kampung Tematik “Susu Sapi Perah Sendiri” Kelurahan Gedawang Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Kegiatan dilakukan meliputi pengamatan dan diskusi untuk perumusan masalah yang akan dicarikan solusi alternatif, penyuluhan dan pelatihan tentang IPTEKS, utamanya tentang manajemen pakan dan penyusunan ransum berkualitas untuk meningkatkan produksi dan kualitas susu sapi perah sebagai solusi alternatif. Hasil pelaksanaan kegiatan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta wawasan dalam hal teknologi pengolahan pakan melalui tekniksuplementasi protein by pass dalam ransum hingga 71%dan mengatasi pencemaran lingkungan dengan pembangunan instalasi BIOGAS. Aplikasi teknologi pakan dengan teknik suplementasi protein Bypass “SOYXYL” mampu meningkatkan produksi susu rata-rata perekor perhari sebesar 3,9 liter (48%), sehingga ada peningkatan pendapatan (IOFC) rata-rata perhari perekor sapi perah adalah Rp. 51.650,-. Secara umum para peserta menerima dengan baik materi yang diberikan. Peserta kegiatan UFST2D cukup serius dan antusias, sehinggadimungkinkan tujuan akhir kegiatan berupa peningkatan kesejahteraan tercapai. Saran yang disampaikan adalahperlu keberlanjutan programUFST2D dengan mengoptimalkan peran para stakeholder, baik dari Kelurahan Gedawang maupun Dinas Pertanian Kota Semarang, sehingga tercipta kawasan Agrowisata berbasis Sapi Perah.
BAB I
Populasi sapi perah yang dimiliki adalah 25 ekor denganpembinaan dari Dinas Pertanian Kota Semarang. Adapun pemasaran produk susu dari usaha sapi perah pada Kelompok tani “PUSPA HATI” melalui Koperasi Unit Desa (KUD) Banyumanik, dan sebagian dijual eceran pada lingkungan disekitarnya. Namun demikian rata-rata produksi susu harian per ekor sapi perah masih rendah, yaitu berkisar 5-6 liter/ekor/hari serta kualitas susu juga rendah (kadar lemak 2,2 –3%).Dengan implementasi teknologi suplementasi protein bypassdan perbaikan manajemen pakan (Prasetiyono, 2008),diharapkan produksi akan meningkat. Pola pakan yang diterapkan di Kelompok Tani “Puspa Hati” masih semi tradisional. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan petani peternak terhadap informasi teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas sapi perah dengan efisien dan terjangkau.
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Evaluasi kegiatan yang dilakukan terdiri dari: evaluasi kegiatan penyuluhan dan demplot dan implementasi teknologi. Evaluasi kegiatan penyuluhan berupa Pre test dan Post Test. Pre Test terhadap materi penyuluhan dilakukan sebelum penyuluhan dimulai, sedangkan Post Test dilakukan setelah penyuluhan selesai. Evaluasi untuk kegiatan Demonstrasi pembuatan ransum dengan teknologi suplementasi protein dilakukan setelah ransum yang dibuat selesai dan diuji secara proksimat dilaboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP.
CONTOH TESIS NO.6 MANAJEMEN PENGELOLAN SAMPAH OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DAN INSTALASIPENGOLAHAN LIMBAH TINJA (IPLT) DI AIR DINGIN KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATANKOTO TANGAH KOTA PADANG
Abstrak
Adapun tujuan pada penelitian ini untuk mendeskripsikanmanajemen pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir sampah Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang serta mengetahui dampak TPA terhadap masyarakat sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Teori yang dipakai yang dikemukakanG.R Terry yaitu pemanfaatan sumber daya manusia merupakan sasaran dari suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian sebuah metode. Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta teknik purposive sampling yang digunakan untuk pemilihan informan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, tanya jawab dan studi dokumentasi. Hasil penelitianini menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan sampah di TPA air Dingin Kota Padang sudah terlaksana dengan baik. Dalam implementasinya dilapangan, tujuan pengelolaan sudah tercapai dengan baik dan optimal. Kendala yang di alami oleh TPA Air Dingin Kota Padang dalam pengolahan sampah yaitu kendalanya adalah hujan,karena hujan mengakibatkan jalan ke dalam TPA ini menjadi rusak karena jalan kedalam TPA merupakan jalan tanah sehingga truk pengangkut sampah tidak bisa masuk kedalam area pembuangan akhir sampah.
BAB I
Masalah yang paling seringtimbul dari TPA adalah cairan Lindi. Cairan lindi adalah subtansi cairan yang di hasilkan dalam proses pembusukan dan di cirikan oleh bau yang sangat menyengat. Sampah yang tercampur dengan sampah B3 (Bahan berbahaya dan Beracun) merupakan zatberbahayadaricairanlindi. Jika lindi tidakdiolahdapat mencemari dan menyebabkan kematian biota.Masyarakat mendapatkanair bersih dengan alternatif air tanah karenamembuatnyamudah.Penduduksekitar TPA menggunakan air yang berasaldarisumurbor. Masyarakat di kelurahan Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Kota Padang sebagian besar memanfaat kan air tanah dari sumur untuk kebutuhan mereka sehari hari. Sementara tempat sumur yang di gunakan berada dekat dengan tempat pembuangan akhir (TPA). Di khawatir kan adanya kontaminasi limbah TPA (air lindi) terhadap air tanah di sekitar areal tersebut.
Teknik Analisis
Metode pendekatan kualitatif yang dipakai dimanaakan menghasilkan data deskriptif yang dilakukan di TPA Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Teknik purposive sampling digunakan untuk pemilihan informan.Data dikumpulkan dengan metode wawancara, observasi serta dokumentasi. Teknik triangulasi sumber digunakan untuk uji keabsahan yang berarti membandingkan hasil wawancara antar berbagai sumber dan juga dokumen. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi dan kesimpulan.
CONTOH TESIS NO.7 EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3) DI RSUD Dr. SOEDRIMAN KABUPATEN SEMARANG
Abstrak
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedirman Kebumen adalah salah satu asesmen Pemerintah yang menyediakan layanan kesehatan di wilayah Kabupaten Kebumen. Berbagai macam layanan kesehatan yang diberikan berdampak pada tingginya limbah rumah sakit yang dihasilkan. Salah satu limbah rumah sakit adalah bahan berbahaya dan limbah beracun (LB3). Bahan berbahaya dan limbah beracun (LB3) yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan dampak pencemaran lingkungan, kecelakaan kerja serta penularan penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan bahan berbahaya dan limbah beracun pada penyortiran, penyimpanan, dan transportasi berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. dari Fasilitas Kesehatan. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan analisis kualitatif. Objek penelitian ini adalah pengelolaan bahan berbahaya dan limbah beracun (LB3) tahap pemilahan, penyimpanan, dan transportasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengelolaan bahan berbahaya dan limbah beracun (LB3) sesuai dengan standar yang ditetapkan. Persyaratan belum terpenuhi pada tahap pemilahan, penyimpanan dan pengangkutan belum adanya labeling dan simbol pada limbah tas pastik, limbah farmasi dan limbah kimia dikategorikan menggunakan kantong pastic brown, penyimpanan limbah yang disimpan untuk lebih dari 2 hari di tempat pemungutan suara, tempat penyimpanan sementara yang belum memiliki fasilitas peringatan dini dan pertolongan alaarm, masih menemukan adanya pemadatan atau penekanan pada limbah menggunakan kaki, dan kelalaian petugas terhadap penggunaan alat pelindung sendiri dalam proses pengangkutan limbah.
BAB I
Produksi limbah medis padat rumah sakit di Indonesia secara nasional diperkirakan sebesar 376.089 ton/hari. Jumlah limbah ini berpotensi untuk mencemari lingkugan dan kemungkinan menimbulkan kecelakaan kerja serta penularan penyakit.8 Pengelolaan limbah medis maupun non medis rumah sakit sangat dibutuhkan bagi kenyamanan dan kebersihan rumah sakit karena dapat memutuskan mata rantai penyebaran penyakit menular, terutama infeksi nosokomial.
Teknik Analisis
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif dengan waktu penelitiannya ialah cross sectional. Data pendukung untuk metode kualitatif diperoleh dari hasil wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada saat melakukan pengelolaan limbah B3 di lingkungan Rumah Sakit Umum Roemani Muhammadiyah Semarang.
CONTOH TESIS NO.8 EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT (MEDIS DAN NON MEDIS) RS DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan dari 14 pasal limbah medis terdapat 8 pasal yang tidak sesuai dan dari 18 pasal untuk limbah padat non-medis terdapat 6 pasal yang tidak sesuai dengan Kepmekes Nomor 1204 Tahun 2004. Sedangkan berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2014 terdapat 3 pasal tidak sesuai dari 8 pasal limbah B3. Belum adanya SOP mandiri dan jalur pengangkutan limbah RS.Saran yang diberikan adalah penyesuaian pengelolaan limbah RS dengan peraturan yang berlaku dan adanya SOP mandiri dan jalur pengangkutan limbah RS.
BAB I
Hasil penelitian menunjukkan dari 14 pasal limbah medis terdapat 8 pasal yang tidak sesuai dan dari 18 pasal untuk limbah padat non-medis terdapat 6 pasal yang tidak sesuai dengan Kepmekes Nomor 1204 Tahun 2004. Sedangkan berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2014 terdapat 3 pasal tidak sesuai dari 8 pasal limbah B3. Belum adanya SOP mandiri dan jalur pengangkutan limbah RS.Saran yang diberikan adalah penyesuaian pengelolaan limbah RS dengan peraturan yang berlaku dan adanya SOP mandiri dan jalur pengangkutan limbah RS.
Kerangka Teori
Teknik Analisis
Analisis data yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan tentang hasil penelitian yang berhubungan dengan sistem pengelolaaan limbah padat RS Dr. Soedirman Kebumen yang didapatkan dari kuesioner, wawancara, observasi dan studi dokumentasi peneliti lalu disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis setiap indikator secara kualitatif.
CONTOH TESIS NO.9 ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS B3 DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Abstrak
Rumah sakit berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2015 merupakan fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana wajib melakukan pengelolaan limbah B3. Limbah medis yang dihasilkan oleh pelayanan kesehatan sebesar 10-25% dan sisanya sebesar 75 – 90% merupakan limbah domestik (Pruess etc, 2009). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Data pendukung diperoleh dengan hasil wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret. Limbah B3 yang dihasilkan Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) berasal dari kegiatan pelayanan dan penunjang medis. Pengelolaan limbah B3 di Rumah Sakit UNS meliputi pemilahan, pengemasan, pengumpulan dan penyimpanan. Pengangkutan dan pengolahan diserahkan oleh pihak ketiga yaitu PT. Sarana Patra Jateng dan PT. Wastec Internasional, sedangkan untuk limbah B3 berwujud cair dimasukkan ke dalam Instalasi Pengolahan Limbah Air (IPAL) di rumah sakit kecuali oli. Kondisi pengelolaan limbah padat B3 di Rumah Sakit sudah berjalan dengan baik tetapi belum optimal. Rekomendasi untuk meningkatkan atau mengoptimalkan pengelolaan limbah B3 di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret antara lain sebaiknya menyediakan kantong plastik berwarna cokelat untuk menampung limbah kimia dan farmasi, sebaiknya membuat jalur khusus khusus untuk pengangkutan limbah B3 rumah sakit untuk menghindari area yang dilalui banyak orang dan sebaiknya memberikan imunisasi hepatitis kepada cleaning service yang terlibat dalam penanganan limbah B3 untuk menghindari risiko terkena infeksi apablia terjadi kecelakaan kerja. Penyediaan wastafel dan sabun cuci tangan di TPS juga diperlukan untuk mengurangi risiko pencemaran kuman penyakit.
BAB I
Limbah medis yang dihasilkan oleh pelayanan kesehatan sebesar 10-25% dan sisanya sebesar 75 – 90% merupakan limbah domestik (Pruess dkk 2009). Walaupun limbah medis yang dihasilkan lebih sedikit dari limbah domestik, resiko terhadap lingkungan dan kesehatan manusia berpotensi lebih besar apabila tidak ditangani dengan baik. Penelitian yang dilakukan di Brookdale University Hospital and Medical Center menyimpulkan bahwa 70-80% limbah infeksius dari rumah sakit merupakan limbah non infeksius yang tercampur dengan limbah infeksius akibat pengelolaan yang buruk (Garcia, 1999). Rumah sakit di Indonesia secara nasional diperkirakan menghasilkan limbah sebesar 376.089 ton/hari. Jumlah limbah ini berpotensi untuk mencemari lingkungan dan kemungkinan menimbulkan kecelakaan kerja serta penularan penyakit (Vinia dkk, 2017). Limbah yang dihasilkan dari upaya medis seperti puskesmas, poliklinik dan rumah sakit yaitu jenis limbah yang termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan, di mana di sana banyak terdapat buangan virus, bakteri maupun zat-zat yang membahayakan lainnya sehingga harus dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu di atas 800 0C (Jang, 2006; Gautam, 2010;).
Teknik Analisis
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. (Notoatmodjo, 2005:138). Obyek penelitian ini adalah staff sanitarian sebanyak 2 orang, 1 operator Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan 5 staff cleaning service.
CONTOH TESIS NO.10 EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PUSKESMAS DI WILAYAH KABUPATEN BANTUL
Abstrak
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem manajemen limbah medis pusat kesehatan masyarakat. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan studi kasus di lima puskesmas di Kabupaten Bantul. Hasil: Pengelolaan limbah medis di Kabupaten Bantul merupakan model baru dengan menggunakan pihak swasta sebagai pengguna (koperasi kesehatan) untuk menyewa layanan kepada pengangkut pribadi (CV. Jogya Prima Perkasa) untuk melakukan transportasi dan perusakan limbah medis yang dihasilkan oleh fasilitas kesehatan dari pusat kesehatan masyarakat, pusat kesehatan tambahan dan fasilitas kesehatan swasta. Pertimbangan Kesehatan Kerja sama adalah lembaga swasta milik Dinas Kesehatan dan memiliki badan hukum yang dianggap lebih fleksibel untuk menjamin dana yang awalnya dikeluarkan untuk membayar pembiayaan transportasi dan memusnahkan layanan kepada pengangkut. Kesimpulan: Manajemen limbah medis pusat kesehatan masyarakat telah mengikuti peraturan. Pusat kesehatan telah melakukan pengelolaan limbah medis mulai dari penyortiran, pengumpulan, pengemasan, penyimpanan, dan transportasi. Harus ada perbaikan dalam beberapa aspek, terutama penciptaan tempat sampah untuk pusat kesehatan masyarakat yang belum memilikinya, sementara pusat kesehatan masyarakat yang sudah memiliki tempat pembuangan sampah perlu melakukan perbaikan sesuai dengan kondisi yang ditentukan.
BAB I
Pengelolaan limbah medis puskesmas memilikipermasalahan yang cukup kompleks mengingatsumber daya yang terbatas yang di miliki olehPuskesmas. Pengelolaan limbah medis di Puskesmasmenggunakan metode insenerasi yang menimbulkanmasalah pencema-ran udara dan kebisingan.Pengelolaan limbah padat perlupengelolaanyangbaikdan benar. Namun pemusnahan dengan inceneratoryang beroperasi dibawah suhu 1.000 C berpotensimenghasilkan emisi dioksin, zat kimia yang bersifatpersisten, akumulasi dan beracun serta berdampakbesar pada lingkungan dan kesehatan.
Teknik Analisis
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
CONTOH TESIS NO.11 EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH KLINIS TAJAM DI RSUD KABUPATEN CILACAP
Abstrak
Rumah sakit adalah lembaga pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan pro-motif. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah meningkatnya tingkat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya sebagian adalah limbah dan limbah medis dan non medis yang dapat menyebabkan penyakit dan polusi yang harus diperhatikan terutama. Penelitian dilakukan keluar secara kualitatif dengan rencana studi kasus. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Cilacap. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan limbah cair di Pertamina UP IV Cilacap berjalan cukup baik dengan didukung oleh sumber daya manusia (sumber daya manusia), dana, metode , materi, peraturan perundang-undangan dan pedoman pelaksanaan dan bimbingan teknis. Untuk meningkatkan sistem manajemen harus ditingkatkan dengan kualitas sumber daya manusia yang menangani limbah klinis secara tajam.
BAB I
Limbah rumah sakit mengandung bermacam-macam mikroorganisme. Limbah padat rumah sakit terdiri atas sampah mudah membusuk, sampah mudah terbakar, dan lain-lain. Limbah-limbah tersebut kemungkinan besar mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun berbahaya yang menyebabkan penyakit infeksi dan dapat tersebar ke lingkungan rumah sakit. Teknik pelayanan kesehatan yang kurang memadai, kesalahan penanganan bahan-bahan terkontami-nasi dan peralatan pengolahan limbah yang kurang memadai, serta penyediaan dan pemeliharaan sarana sanitasi yang masih buruk akan memperparah kondisi pengelolaan limbah rumah sakit (Altin et al.,2004).
Teknik Analisis
Analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi (content analysis) yang ditulis dalam bentuk uraian kata dan angka atau deskripsi hasil observasi (temuan penelitian) dan jawaban wawancara dari petugas pengelola limbah.
CONTOH TESIS NO.12 PENGELOLAAN LIMBAH DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG UNTUK MEMENUHI BAKU MUTU LINGKUNGAN
Abstrak
Berdasarkan analisis jawaban responden terhadap kuisioner penelitian, hasil wawancara dan hasil uji terhadap parameter-parameter fisik, kimia dan biologi, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa pengelolaan limbah padat dan limbah gas dan limbah cair Rumah Sakit Pupuk Kaltim telah memenuhi Baku Mutu dan peraturan perundang – undangan Kesimpulan penelitian adalah bahwa : Rumah Sakit Pupuk Kaltim mempunyai Instalasi Pengolah Air Limbah ( IPAL ) dan insinerator yang efektif untuk mengolah limbah . Rumah Sakit Pupuk Kaltim dalam pengelolaan limbah rumah sakit sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 Pasal 15 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit, Peraturan Pemerintah RI No. 85 tahun 1999, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No: KEP-58/MENLH/12/1995, serta Lampiran I No. 27 Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 26 tahun 2002.Usulan yang diberikan adalah memperbaiki dan menevaluasi peraturan sistem pengolahan limbah agar kinerja pengolelolaan limbah lebih baik.
BAB I
Manajemen rumah sakit seperti halnya rumah sakit di Kaltim harus melakukan pengolahan limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan ambien (lingkungan yang bebas polusi) sehingga memenuhi baku mutu lingkungan yang ditetapkan menurut Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 26 tahun 2002,Lampiran I No. 27 tentang Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit. Untuk limbah gas, tidak dilakukan pengolahan karena jumlahnya yang relatif sedikit. Parameter kunci untuk limbah rumah sakit yang dipantau adalah DO, BOD, COD, TSS, pH, NH Bebas, dan Total Bakteri. Kualitas limbah padat mengacu pada Baku Mutu Emisi Udara Insinerator menurut Keputusan KABAPEDALDA No: Kep-03/BAPEDAL/09/1995.
Teknik Analisis
Data yang ada dicatat dan dikelola, kemudian dikaji dengan menggunakan metode penelitian:
- Deskriptif kualitatif menggambarkan/melukiskan keadaan subyek penelitian berdasarkan faktor–faktor yang ada.
- Semi kuantitatif untuk mengetahui jenis dari obyek penelitian dan volume obyek penelitian.
- Melakukan kajian untuk menyusun prosedur pengelolaan limbah padat infeksius.
CONTOH TESIS NO.13 EVALUASI PENGELOLAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (STUDI KASUS TPA IKHULUNG KABUPATEN ACEH BARAT DAYA)
Abstrak
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi kualitatif yaitu dengan menggambarkan kenyataan dilapangan dan dibandingkan dengan sitem sanitary landfill. Hasil penelitian bahwa tempat pembuangan akhir Ikhulung layak dinyatakan layak dipertimbangkan akan tetapi perlu adanya perbaikan baik dari aspek sarana prasana seperti papan nama tempat pembuangan akhir, pagar, lahan urug, operasiona perlu adanya SOP dalam pelaksaan operasional tempat pembuangan akhir, aspek kelembagaan perlu adanya pertambahan personil teknis, sumber daya manusia, dan pembagian beban kerja dan aspek pembiayaan diperlukan dana alokasi untuk pengelolaan tempat pembuangan akhir yang sesuai dengan sistem sanitary landfill. Kesimpulan perlu adanya evaluasi terhadap pengelolaan tempat pembuangan akhir pertriwulan yang dilaksankan oleh pihak pemerintah daerah maupun pengelola tempat pembuangan akhir, UPTD (Unit Pelayanan Tingkat daerah) wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya.
BAB I
Pemerintah Indonesia pada dasarnya telah mengatur masalah penanganan persampahan melalui kebijakan yang tertuang dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Surat Keputusan tentang Standar Nasional Indonesia (SNI) No.19-3241-1994 tentang Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tersebut, menyatakan bahwa, setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dalam hal pengelolaan sampah secara baik dari pemerintah daerah atau pihak lain yang diberi tanggung jawab dalam pengelolaan sampah dan tempat pembuangan akhir.
Kerangka Pikir
Teknik Analisis
Dalam penelitian ini menggunakan analisis SWOT
CONTOH TESIS NO.14 ANALISIS PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2016 PADA PENGELOLAAN LIMBAH KULIT DALAM KONSEP POLITIK LINGKUNGAN DI KOTA TASIKMALAYA
Abstrak
Penelitian ini menganalisis Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Izin Lingkungan pada pengelolaan limbah kulit dalam konsep politik lingkungan di Kota Tasikmalaya. Kegiatan pengusaha ini beroperasi secara bebas tanpa ada fungsi pengawasan dari pemerintah, contohnya kegiatan membuang limbah sembarangan kesungai yang memberikan dampak buruk terhadap lingkungan khususnya perairan sungai menjadi kurang kondusif. Teori dalam penelitian ini menggunakan teori analisis kebijakan publik dan konsep politik lingkungan, serta metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis data model interaktif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik penentuan informan purposive sampling Kemudian validitas data menggunakan triangulasi sumber data.
BAB I
Banyak aktivitas industri dan aktivitas manusia sekarang ini yang dapat mencemari lingkungan. Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan sebagai standar lingkungan yang baik dengan berbagai gambaran. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi bahan pencemar yang terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk, tumbuhan, atau benda lainnya.
Kerangka Pikir
Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman atau bisa di sebut dengan interactive model. Teknik analisis ini dipilih berdasarkan kesesuaian dengan pendekatan kualitatif deskriptif.
CONTOH TESIS NO.15 UJI KELAYAKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENGELOLAAN LIMBAH DENGAN PENDEKATAN TASC (THINKING ACTIVELY IN A SOCIAL CONTEXT)
Abstrak
Telah dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran pengelolaan limbah dengan pendekatan Thinking Actively in a Social Context(TASC) dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kegiatan siswa (LKS). Analisis data secara deskriptif kualitatif dengan uji kelayakan perangkat pembelajaran menggunakan uji kelayakan expert judgement. Hasil kelayatan menunjukan bahwa uji kelayakan silabus adalah 4,11 dengan kategori layak, kelayakan RPP adalah 4,18 (layak digunakan), sedangkan kelayakan LKS adalah 4,17 (layak digunakan). Simpulan penelitian ini, pembelajaran dengan perangkat pembelajaran pendekatan TASC layak digunakan.
BAB I
Penekanan dari TASC terlepas dari struktur atau domain pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Ketika siswa menggunakan tahap-tahap TASC, siswa akan mendefinisikan tahap-tahap dari TASC dengan jelas untuk menyelesaikan masalah di kehidupan nyata atau mengembangkan proyek sekolah secara individu ataupun dalam kelompok-kelompok kecil. Keunggulan dari TASC adalah siswa lebih mungkin untuk mengembangkan kompetensi yang mereka butuhkan dan lebih efektif menyelesaikan masalah yang mereka hadapi baik di sekolah maupun di luar sekolah dalam situasi kehidupan nyata (Marker dan Zimmerman, 2008).
Teknik Analisis
Analisis data dalam penelitiaan ini menggunakan statistik deskriptif, karena statistik deskriptif mempunyai fungsi menggolong-golongkan atau mengelompokkan data yang belum teratur menjadi susunan yang teratur dan mudah diinterpretasikan.
Leave a Reply