HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Tesis Evaluasi Pengelolaan Limbah

CONTOH TESIS NO.1 Pengelolaan Limbah Padat Bahan Berbahaya Dan Beracun Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Abstrak

Hasil: hasil penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara menunjukkan bahwa pengelolaan limbah padat B3 di RSUD Panembahan Senopati sudah baik dan sesuai dengan acuan peraturan yang digunakan, pengelolaan limbah padat bahan berbahaya dan beracun di RSUD Panembahan Senopati meliputi proses pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, penanggulangan pencemaran/ kerusakan lingkungan akibat limbah B3, sistem tanggap darurat, pembinaan, pengawasan, pembiayaan, dan sanksi administratif.

BAB I

Presentase rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengolah limbah medis sesuai standar sebesar 67,57%, yaitu sebanyak 50 rumah sakit dari 74 rumah sakit, yang berarti masih terdapat 24 rumah sakit yang belum mengolah limbah medis sesuai standar di Daerah Istimewa Yogyakarta4. Volume limbah padat yang dihasilkan oleh 13 rumah sakit di kabupaten Bantul sebanyak 40.173 m3 /hari, penyumbang limbah padat terbesar dari total limbah padat tersebut adalah RSUD Panembahan Senopati yaitu sebanyak 30.396 m3 /hari5

Teknik Analisis

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, untuk menjamin validitas data maka dilakukan pengumpulan data menggunakan triangulasi sumber.

CONTOH TESIS NO.2 PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

Abstrak

Rumah sakit sebagai institusi yang tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak terlepas dari tanggung jawab terhadap kesehatan lingkungan di sekitarnya yaitu mengelola limbah medis dengan benar (sesuai persyaratan). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barattahun2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan deskriptif, populasinya adalah semua ruangan yang termasuk dalam kategori  medis  dan sampelnya  adalah  semua  populasi  yang  dijadikan  sampel.Pengambilan  sampel  akan menggunakan sistem total sampel (exhaustic sampling). Pengolahan dan analisis data hasil observasi kemudian diolah secara manual dandikelompokan sesuaitujuan. Hasil penelitian menunjukkan pemilahan, pewadahan, pengangkutan, tempat penampungan sementaradan tempat pembuangan akhirbelummemenuhi syaratsesuai dengan  Kepmenkes  RI  No.  1204/Menkes/SK/X/2004, karenabeberapa  ruangan  belum  dilakukan  pemilahan limbah medis maupun non-medis walaupun wadah sudah siapkan sesuai dengan jenis limbah, wadahsulit untuk dibersihkan  dan  dikosongkan  karena  sebagian  wadah  tidak  dilengkapi  dengan  kantong  plastik,  proses pengangkutan  menggunakan  jalur  umum  sehingga  menganggu  aktivitas  rumah  sakit. Selainitu,tempat penampungan sementaralimbah rumah sakithanya memiliki sebuah ruangan berukuran 4 x4 yang terletak di belakang rumah sakit dan tidak memisahkan limbah medis dan non medis. Alat pemusnahan limbah rumah sakit tidak digunakan karena belum memilikiizinoperasional. Kesimpulan penelitian bahwa pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit belum memenuhi syarat. Disarankan agar pelaksanaan pengelolaan berjalan dengan baik, diperlukan standar operasional prosedurmengenai cara pengelolaan limbah pada sumbernya, pelatihan mengenai teknik pemilahan limbah sesuai jenisnya dan pengurusanizin pengoperasian pengunaan insenerator.

BAB I

Limbah yang dihasilkan dari upaya medis seperti rumah sakit, puskesmas, dan poliklinik yaitu jenis limbah yang termasuk dalam kategori biohazardyaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan,  dimanabanyak  terdapat  buangan  virus,  bakteri  maupun  zat-zat  yang  membahayakan lainnya sehingga harus dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu diatas 800 derajat celcius.Namun,pengelolaan limbah medis yang berasal dari rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan maupun laboratorium medis di Indonesia masih dibawah standar profesional. Bahkan banyak rumah sakit yang membuang dan mengolah limbah medis tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Teknik Analisis

Instrument  dalam  penelitian  kuantitatif analisis  pengelolaan  limbah  medis  padat  pada  Rumah Sakit Umum DaerahKabupaten  Mamuju  Provinsi  Sulawesi  Barat  ini  adalah  peneliti  mandiriyang dilengkapi  dengan  kamera,  alat  perekam,  catatan,  dan lembar  observasi.  Data  diperoleh  dari  hasil observasikemudian  diolah  secara  manual  dengan bantuan  komputer  dan  disajikan  dalam bentuk distribusi yang dilengkapi dengan narasi.

CONTOH TESIS NO.3 ASPEK HUKUM PENGELOLAAN LIMBAH R UMAH SAKIT DALAM RANGKA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

Abstrak

Hasil penelitian ini menunjukan pengelolaan limbah yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal pada saat sekarang untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Untuk perlindungan hukum terhadap pengelolaan limbah Rumah Sakit diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

BAB I

Pelayanan kesehatan yang dilakukan rumah sakit berupa kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan serta jiwa. Kegiatan rumah sakit sudah pasti menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas. Tidak hanya itu, proses kegiatan di dalam rumah sakit dapat mempengaruhi lingkungan sosial, budaya dan dalam menyelenggarakan upaya dimaksud dapat mempergunakan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan rumah sakit dapat membahayakan kesehatan masyarakat, yaitu limbah berupa virus dan kuman yang berasal dari Laboratorium Virologi dan Mikrobiologi yang sampai saat ini belum ada alat penangkalnya sehingga sulit untuk dideteksi. Limbah cair dan limbah padat yang berasal dan rumah sakit merupakan media penyebaran gangguan atau penyakit bagi para petugas, penderita maupun masyarakat.

Teknik Analisis

Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang diperoleh dan merangkai data tersebut secara sistematis lalu dideskripsikan serta dianalisis, sehingga didapatkan suatu gambaran tentang apa yang diteliti.

CONTOH TESIS NO.4 PELATIHAN E-LEARNING MENGGUNAKAN PLATFORM MOODLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU

Abstrak

Pembelajaran matematika diarahkan pada pembelajaran yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran yang demikian dapat dilakukan dengan melakukan pembelajaran yang sifat terhubungan dengan internet dengan penggnaan platform e-learning. Bagi guru penggunaan platform e-learning dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran agar pembelajaran matematik dapat dilakukan dimana saja. Peneliti melihat bahwa guru khususnya guru di Sekolah Menengah Pertama kesulitan dalam memahami penggunaan e-learning dalam pembelajaran. Hal ini berdampak pada pemahaman siswa yang belum optimal karena guru hanya mengandalkan pembelajaran di kelas. Metode pengabdian yang digunakan adalah: 1) pemberian teori dan praktik mengenai e-learning, 2) penugasan pengaplikassian e-learning, 3) evaluasi sejauh mana telahmenerapkan e-learning di dalam ataupun di luar kelas. Hasil kegiatan ini adalah peserta pelatihan terlihat termotivasi yaitu sebesar 87% merasa termotivasi, sisanya 13% kurang termotivasi adanya kegiatan ini, kemudian respon setelah kegiatan persentase yang memberikan respon positif sebesar 93% dan 7% memberikan respon kurang positifi. Hasil lain adalah sebagian besar guru dari 15 guru yang berada di SMPN 3 dan 5 pernah melakukan pemanfaatan e-learning baik yang menggunakan google clasroom ataupun menggunakan moodle.

BAB I

Pembangunan dan pengembangan e-learning saat ini begitu mudahnya dengan perangkat lunak Learning Management System (LMS) yang disebut moodle. Fitur-fitur penting penunjang pembelajaran tersebut misalnya tugas, quiz, komunikasi, kolaborasi, serta fitur utama yang dapat mengupload berbagai format materi pembelajaran (Surjono, 2011). Melalui moodle guru dapat membuat tugas struktur dalam proses pembelajaran di luar kelas. Berdasarkan analisis dan situasi permasalahan yang terjadi di lapangan maka dilaksanakan solusi yaitu melalui pelatihan permanfaatan internet dalam pembelajaran. Pemanfaatan e-learning dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di luar jam kelas. Melalui pelatihan tersebut diharapkan guru yang berada di SMPN 5 dan 3 Tasikmalaya mampu meningkatkan keterampilan mengajarnya melalui pemanfaatan teknologi internet.Pengabdian ini dilaksanakan di SMPN 5 dan 3 Tasikmalaya yang terdiri dari guru rumpun MIPA dan IPS dengan jumlah peserta 15 orang dengan target sebagai berikut: 1) Meningkatnya pemahaman dan kesadaran guru-guru di SMPN 5 dan 3 Tasikmalaya tentang pentingnya penggunaan ICT melalui pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran matematika, 2) Meningkatnya keterampilan guru-guru di SMPN 5 dan 3 Tasikmalaya dalam menggunakan ICT sebagai media pembelajaran, 3) Guru mampu menggunakan media yang tepat dalam membantu proses pemahaman siswa terhadap materi.

Teknik Analisis

Metode pengabdian yang digunakan adalah: 1) pemberian teori dan praktik mengenai e-learning, 2) penugasan pengaplikassian e-learning, 3) evaluasi sejauh mana telahmenerapkan e-learning di dalam ataupun di luar kelas. Hasil kegiatan ini adalah peserta pelatihan terlihat termotivasi yaitu sebesar 87% merasa termotivasi, sisanya 13% kurang termotivasi adanya kegiatan ini, kemudian respon setelah kegiatan persentase yang memberikan respon positif sebesar 93% dan 7% memberikan respon kurang positifi.

CONTOH TESIS NO.5 APLIKASI TEKNOLOGI PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KAMPUNG TEMATIK “SUSU SAPI PERAH SENDIRI” KELURAHAN GEDAWANG KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

Abstrak

Kegiatan program Undip  for  Science  Techno  Tourisme  Development  (UFST2D) bertujuan  untuk  meningkatkan  kemandirian  dan kesejahteraan  masyarakat  peternak  sapi  perah  melalui  aplikasi  teknik  peternakan  dibidang  pakan  dan  pemanfaatan  limbah  feces sebagai sumber energi biogas dan mengatasi pencemaran lingkungan. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ”participatory action research”,    yaitu  petani  peternak  dan  tim  pelaksana  secara  bersama-sama  dilibatkan  dalam  penentuan  jenis  dan  pelaksanaan kegiatan  di  lapangan,  sehingga    Tim  kegiatan  maupun  masyarakat  sasaran  mendapat  manfaat  dari  program  berupa  penerapan IPTEKS untuk solusi alternatif bagi peternak dan pengembangan IPTEKS bagi akademisi. Khalayak sasaran adalah kelompok tani ternak  sapi  perah“Puspa  Hati”  di  Kampung  Tematik  “Susu  Sapi  Perah  Sendiri”  Kelurahan  Gedawang  Kecamatan  Banyumanik Kota  Semarang.  Kegiatan  dilakukan  meliputi  pengamatan  dan  diskusi  untuk  perumusan  masalah  yang  akan  dicarikan  solusi alternatif,  penyuluhan  dan  pelatihan  tentang  IPTEKS,  utamanya  tentang  manajemen  pakan  dan  penyusunan  ransum  berkualitas untuk  meningkatkan  produksi  dan  kualitas  susu sapi  perah sebagai  solusi  alternatif.   Hasil  pelaksanaan  kegiatan  mampu meningkatkan  pengetahuan  dan  ketrampilan  serta  wawasan  dalam  hal  teknologi  pengolahan  pakan  melalui tekniksuplementasi protein  by  pass dalam  ransum hingga 71%dan  mengatasi  pencemaran  lingkungan  dengan  pembangunan  instalasi  BIOGAS. Aplikasi  teknologi  pakan  dengan  teknik  suplementasi  protein  Bypass  “SOYXYL”  mampu  meningkatkan  produksi  susu  rata-rata perekor perhari sebesar 3,9 liter (48%), sehingga ada peningkatan pendapatan (IOFC) rata-rata perhari perekor sapi perah adalah Rp. 51.650,-.  Secara umum para peserta menerima dengan baik materi yang diberikan. Peserta kegiatan UFST2D cukup serius dan antusias, sehinggadimungkinkan tujuan akhir kegiatan berupa peningkatan kesejahteraan tercapai. Saran yang disampaikan adalahperlu keberlanjutan programUFST2D  dengan  mengoptimalkan  peran  para  stakeholder, baik  dari  Kelurahan  Gedawang  maupun Dinas Pertanian Kota Semarang, sehingga tercipta kawasan Agrowisata berbasis Sapi Perah.

BAB I

Populasi  sapi  perah  yang  dimiliki  adalah  25  ekor  denganpembinaan  dari  Dinas  Pertanian  Kota Semarang.  Adapun pemasaran produk susu dari usaha sapi perah pada Kelompok tani “PUSPA HATI” melalui Koperasi Unit Desa  (KUD) Banyumanik, dan  sebagian dijual eceran pada  lingkungan  disekitarnya. Namun  demikian  rata-rata  produksi  susu  harian  per  ekor  sapi  perah  masih  rendah,  yaitu  berkisar  5-6 liter/ekor/hari  serta  kualitas  susu  juga  rendah (kadar  lemak  2,2 –3%).Dengan  implementasi  teknologi suplementasi protein bypassdan perbaikan manajemen pakan (Prasetiyono, 2008),diharapkan produksi akan meningkat. Pola pakan yang diterapkan di Kelompok Tani “Puspa Hati” masih semi tradisional.  Hal ini disebabkan   karena   kurangnya   pengetahuan   petani   peternak   terhadap   informasi   teknologi   yang   dapat meningkatkan  produktivitas  sapi  perah  dengan  efisien  dan  terjangkau.

Kerangka Berpikir        

 

 

                                                                                         

Teknik Analisis

 Evaluasi kegiatan yang dilakukan terdiri dari: evaluasi kegiatan penyuluhan  dan  demplot  dan  implementasi  teknologi.    Evaluasi  kegiatan  penyuluhan  berupa  Pre  test  dan Post Test. Pre Test terhadap materi penyuluhan dilakukan sebelum penyuluhan dimulai, sedangkan Post Test dilakukan  setelah  penyuluhan  selesai.      Evaluasi  untuk  kegiatan  Demonstrasi  pembuatan  ransum  dengan teknologi  suplementasi  protein  dilakukan  setelah  ransum  yang  dibuat  selesai  dan  diuji  secara  proksimat dilaboratorium  Ilmu  Nutrisi  dan  Pakan  Fakultas  Peternakan  dan  Pertanian  UNDIP.

CONTOH TESIS NO.6 MANAJEMEN PENGELOLAN SAMPAH OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DAN INSTALASIPENGOLAHAN LIMBAH TINJA (IPLT) DI AIR DINGIN KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATANKOTO TANGAH KOTA PADANG

Abstrak

Adapun tujuan pada penelitian ini untuk mendeskripsikanmanajemen pengelolaan sampah di Tempat  Pembuangan  Akhir  sampah  Air  Dingin  Kelurahan  Balai  Gadang  Kecamatan  Koto Tangah  Kota  Padang  serta  mengetahui  dampak  TPA  terhadap  masyarakat  sekitar  Tempat Pembuangan  Akhir  Sampah  Air  Dingin  Kelurahan  Balai  Gadang  Kecamatan  Koto  Tangah Kota  Padang.  Teori  yang  dipakai  yang  dikemukakanG.R  Terry  yaitu pemanfaatan sumber daya manusia merupakan sasaran dari suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian sebuah metode. Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta teknik purposive sampling  yang digunakan untuk pemilihan informan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, tanya jawab dan studi dokumentasi. Hasil penelitianini menunjukkan bahwa  manajemen pengelolaan sampah    di  TPA  air  Dingin  Kota  Padang    sudah terlaksana dengan baik. Dalam implementasinya dilapangan, tujuan pengelolaan sudah tercapai dengan baik dan  optimal. Kendala  yang  di  alami  oleh  TPA   Air  Dingin   Kota Padang  dalam pengolahan  sampah  yaitu    kendalanya  adalah  hujan,karena  hujan  mengakibatkan  jalan  ke  dalam  TPA  ini  menjadi  rusak  karena  jalan  kedalam    TPA  merupakan  jalan  tanah  sehingga truk pengangkut sampah tidak bisa masuk kedalam area pembuangan akhir sampah.

BAB I

Masalah  yang paling seringtimbul dari TPA adalah cairan  Lindi. Cairan lindi adalah subtansi cairan yang di hasilkan dalam proses pembusukan dan di cirikan oleh bau yang sangat  menyengat. Sampah yang  tercampur    dengan  sampah  B3  (Bahan  berbahaya  dan  Beracun) merupakan zatberbahayadaricairanlindi.  Jika  lindi tidakdiolahdapat  mencemari  dan menyebabkan kematian biota.Masyarakat mendapatkanair bersih dengan alternatif air tanah karenamembuatnyamudah.Penduduksekitar TPA menggunakan air yang berasaldarisumurbor.  Masyarakat  di  kelurahan  Air  Dingin  Kecamatan  Koto  Tangah    Kota  Padang    sebagian besar  memanfaat  kan    air  tanah  dari  sumur    untuk  kebutuhan  mereka  sehari  hari. Sementara tempat  sumur  yang  di  gunakan  berada  dekat  dengan  tempat  pembuangan  akhir  (TPA).  Di khawatir kan adanya  kontaminasi limbah TPA (air lindi)  terhadap air tanah di sekitar areal tersebut.

Teknik Analisis

Metode pendekatan kualitatif   yang   dipakai dimanaakan menghasilkan   data   deskriptif yang  dilakukan  di  TPA  Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan  Koto  Tangah  Kota Padang. Teknik purposive sampling digunakan untuk pemilihan informan.Data dikumpulkan dengan metode wawancara,   observasi serta dokumentasi. Teknik   triangulasi   sumber digunakan untuk uji keabsahan yang berarti membandingkan hasil wawancara antar berbagai sumber dan juga dokumen. Teknik  analisis  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  yaitu  teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi dan kesimpulan.

CONTOH TESIS NO.7 EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3) DI RSUD Dr. SOEDRIMAN KABUPATEN SEMARANG

Abstrak

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedirman Kebumen adalah salah satu asesmen Pemerintah yang menyediakan layanan kesehatan di wilayah Kabupaten Kebumen. Berbagai macam layanan kesehatan yang diberikan berdampak pada tingginya limbah rumah sakit yang dihasilkan. Salah satu limbah rumah sakit adalah bahan berbahaya dan limbah beracun (LB3). Bahan berbahaya dan limbah beracun (LB3) yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan dampak pencemaran lingkungan, kecelakaan kerja serta penularan penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan bahan berbahaya dan limbah beracun pada penyortiran, penyimpanan, dan transportasi berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. dari Fasilitas Kesehatan. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan analisis kualitatif. Objek penelitian ini adalah pengelolaan bahan berbahaya dan limbah beracun (LB3) tahap pemilahan, penyimpanan, dan transportasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengelolaan bahan berbahaya dan limbah beracun (LB3) sesuai dengan standar yang ditetapkan. Persyaratan belum terpenuhi pada tahap pemilahan, penyimpanan dan pengangkutan belum adanya labeling dan simbol pada limbah tas pastik, limbah farmasi dan limbah kimia dikategorikan menggunakan kantong pastic brown, penyimpanan limbah yang disimpan untuk lebih dari 2 hari di tempat pemungutan suara, tempat penyimpanan sementara yang belum memiliki fasilitas peringatan dini dan pertolongan alaarm, masih menemukan adanya pemadatan atau penekanan pada limbah menggunakan kaki, dan kelalaian petugas terhadap penggunaan alat pelindung sendiri dalam proses pengangkutan limbah.

BAB I

Produksi  limbah  medis  padat rumah   sakit   di   Indonesia   secara nasional diperkirakan sebesar 376.089  ton/hari.  Jumlah  limbah  ini berpotensi untuk mencemari lingkugan dan kemungkinan menimbulkan kecelakaan kerja serta penularan    penyakit.8    Pengelolaan limbah   medis   maupun   non   medis rumah  sakit  sangat  dibutuhkan  bagi kenyamanan  dan  kebersihan  rumah sakit    karena    dapat    memutuskan mata   rantai   penyebaran   penyakit menular, terutama infeksi nosokomial.

Teknik Analisis

Jenis   penelitian   ini   adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif dengan   waktu   penelitiannya   ialah cross   sectional.   Data   pendukung untuk metode kualitatif diperoleh dari hasil wawancara mendalam, observasi,    dan    telaah    dokumen. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan  alternatif  pemecahan masalah atau menjawab permasalahan  yang  dihadapi  pada saat  melakukan  pengelolaan  limbah B3    di    lingkungan    Rumah    Sakit Umum    Roemani    Muhammadiyah Semarang.

CONTOH TESIS NO.8 EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT (MEDIS DAN NON MEDIS) RS DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Abstrak

Hasil penelitian menunjukkan dari 14 pasal limbah medis terdapat 8 pasal yang tidak sesuai dan dari 18 pasal untuk limbah padat non-medis terdapat 6 pasal yang tidak sesuai dengan Kepmekes Nomor 1204 Tahun 2004. Sedangkan berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2014 terdapat 3 pasal tidak sesuai dari 8 pasal limbah B3. Belum adanya SOP mandiri dan jalur pengangkutan limbah RS.Saran yang diberikan adalah penyesuaian pengelolaan limbah RS dengan peraturan yang berlaku dan adanya SOP mandiri dan jalur pengangkutan limbah RS.

BAB I

Hasil penelitian menunjukkan dari 14 pasal limbah medis terdapat 8 pasal yang tidak sesuai dan dari 18 pasal untuk limbah padat non-medis terdapat 6 pasal yang tidak sesuai dengan Kepmekes Nomor 1204 Tahun 2004. Sedangkan berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2014 terdapat 3 pasal tidak sesuai dari 8 pasal limbah B3. Belum adanya SOP mandiri dan jalur pengangkutan limbah RS.Saran yang diberikan adalah penyesuaian pengelolaan limbah RS dengan peraturan yang berlaku dan adanya SOP mandiri dan jalur pengangkutan limbah RS.

Kerangka Teori

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknik Analisis

Analisis data yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan tentang hasil penelitian yang berhubungan dengan sistem pengelolaaan limbah padat RS Dr. Soedirman Kebumen yang didapatkan dari kuesioner, wawancara, observasi dan studi dokumentasi peneliti lalu disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis setiap indikator secara kualitatif.

CONTOH TESIS NO.9 ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS B3 DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Abstrak

Rumah sakit berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2015 merupakan fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana wajib melakukan pengelolaan limbah B3. Limbah medis yang dihasilkan oleh pelayanan kesehatan sebesar 10-25% dan sisanya sebesar 75 – 90% merupakan limbah domestik (Pruess etc, 2009). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Data pendukung diperoleh dengan hasil wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret. Limbah B3 yang dihasilkan Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) berasal dari kegiatan pelayanan dan penunjang medis. Pengelolaan limbah B3 di Rumah Sakit UNS meliputi pemilahan, pengemasan, pengumpulan dan penyimpanan. Pengangkutan dan pengolahan diserahkan oleh pihak ketiga yaitu PT. Sarana Patra Jateng dan PT. Wastec Internasional, sedangkan untuk limbah B3 berwujud cair dimasukkan ke dalam Instalasi Pengolahan Limbah Air (IPAL) di rumah sakit kecuali oli. Kondisi pengelolaan limbah padat B3 di Rumah Sakit sudah berjalan dengan baik tetapi belum optimal. Rekomendasi untuk meningkatkan atau mengoptimalkan pengelolaan limbah B3 di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret antara lain sebaiknya menyediakan kantong plastik berwarna cokelat untuk menampung limbah kimia dan farmasi, sebaiknya membuat jalur khusus khusus untuk pengangkutan limbah B3 rumah sakit untuk menghindari area yang dilalui banyak orang dan sebaiknya memberikan imunisasi hepatitis kepada cleaning service yang terlibat dalam penanganan limbah B3 untuk menghindari risiko terkena infeksi apablia terjadi kecelakaan kerja. Penyediaan wastafel dan sabun cuci tangan di TPS juga diperlukan untuk mengurangi risiko pencemaran kuman penyakit.

BAB I

Limbah medis yang dihasilkan oleh pelayanan kesehatan sebesar 10-25% dan sisanya sebesar 75 – 90% merupakan limbah domestik (Pruess dkk 2009). Walaupun limbah medis yang dihasilkan lebih sedikit dari limbah domestik, resiko terhadap lingkungan dan kesehatan manusia berpotensi lebih besar apabila tidak ditangani dengan baik. Penelitian yang dilakukan di Brookdale University Hospital and Medical Center menyimpulkan bahwa 70-80% limbah infeksius dari rumah sakit merupakan limbah non infeksius yang tercampur dengan limbah infeksius akibat pengelolaan yang buruk (Garcia, 1999). Rumah sakit di Indonesia secara nasional diperkirakan menghasilkan limbah sebesar 376.089 ton/hari. Jumlah limbah ini berpotensi untuk mencemari lingkungan dan kemungkinan menimbulkan kecelakaan kerja serta penularan penyakit (Vinia dkk, 2017). Limbah yang dihasilkan dari upaya medis seperti puskesmas, poliklinik dan rumah sakit yaitu jenis limbah yang termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan, di mana di sana banyak terdapat buangan virus, bakteri maupun zat-zat yang membahayakan lainnya sehingga harus dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu di atas 800 0C (Jang, 2006; Gautam, 2010;).

Teknik Analisis

Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. (Notoatmodjo, 2005:138). Obyek penelitian ini adalah staff sanitarian sebanyak 2 orang, 1 operator Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan 5 staff cleaning service.

CONTOH TESIS NO.10 EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PUSKESMAS DI WILAYAH KABUPATEN BANTUL

Abstrak

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem manajemen limbah medis pusat kesehatan masyarakat. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan studi kasus di lima puskesmas di Kabupaten Bantul. Hasil: Pengelolaan limbah medis di Kabupaten Bantul merupakan model baru dengan menggunakan pihak swasta sebagai pengguna (koperasi kesehatan) untuk menyewa layanan kepada pengangkut pribadi (CV. Jogya Prima Perkasa) untuk melakukan transportasi dan perusakan limbah medis yang dihasilkan oleh fasilitas kesehatan dari pusat kesehatan masyarakat, pusat kesehatan tambahan dan fasilitas kesehatan swasta. Pertimbangan Kesehatan Kerja sama adalah lembaga swasta milik Dinas Kesehatan dan memiliki badan hukum yang dianggap lebih fleksibel untuk menjamin dana yang awalnya dikeluarkan untuk membayar pembiayaan transportasi dan memusnahkan layanan kepada pengangkut. Kesimpulan: Manajemen limbah medis pusat kesehatan masyarakat telah mengikuti peraturan. Pusat kesehatan telah melakukan pengelolaan limbah medis mulai dari penyortiran, pengumpulan, pengemasan, penyimpanan, dan transportasi. Harus ada perbaikan dalam beberapa aspek, terutama penciptaan tempat sampah untuk pusat kesehatan masyarakat yang belum memilikinya, sementara pusat kesehatan masyarakat yang sudah memiliki tempat pembuangan sampah perlu melakukan perbaikan sesuai dengan kondisi yang ditentukan.

BAB I

Pengelolaan limbah medis puskesmas memilikipermasalahan  yang  cukup  kompleks  mengingatsumber daya yang terbatas yang di miliki olehPuskesmas. Pengelolaan limbah medis di Puskesmasmenggunakan metode insenerasi yang menimbulkanmasalah  pencema-ran  udara  dan  kebisingan.Pengelolaan limbah padat perlupengelolaanyangbaikdan benar. Namun pemusnahan dengan inceneratoryang beroperasi dibawah suhu 1.000 C berpotensimenghasilkan emisi dioksin, zat kimia yang bersifatpersisten, akumulasi dan beracun serta berdampakbesar pada lingkungan dan kesehatan.

Teknik Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

CONTOH TESIS NO.11 EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH KLINIS TAJAM DI RSUD KABUPATEN CILACAP

Abstrak

Rumah sakit adalah lembaga pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan pro-motif. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah meningkatnya tingkat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya sebagian adalah limbah dan limbah medis dan non medis yang dapat menyebabkan penyakit dan polusi yang harus diperhatikan terutama. Penelitian dilakukan keluar secara kualitatif dengan rencana studi kasus. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Cilacap. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan limbah cair di Pertamina UP IV Cilacap berjalan cukup baik dengan didukung oleh sumber daya manusia (sumber daya manusia), dana, metode , materi, peraturan perundang-undangan dan pedoman pelaksanaan dan bimbingan teknis. Untuk meningkatkan sistem manajemen harus ditingkatkan dengan kualitas sumber daya manusia yang menangani limbah klinis secara tajam.

BAB I

Limbah rumah sakit mengandung bermacam-macam mikroorganisme.  Limbah  padat  rumah sakit    terdiri    atas    sampah    mudah membusuk,   sampah   mudah   terbakar, dan  lain-lain.  Limbah-limbah  tersebut kemungkinan besar mengandung mikroorganisme   patogen   atau   bahan kimia beracun berbahaya yang menyebabkan    penyakit    infeksi    dan dapat   tersebar   ke   lingkungan   rumah sakit.      Teknik   pelayanan   kesehatan yang     kurang     memadai,     kesalahan penanganan   bahan-bahan   terkontami-nasi  dan  peralatan  pengolahan  limbah yang kurang memadai, serta penyediaan   dan   pemeliharaan   sarana sanitasi    yang    masih    buruk    akan memperparah kondisi pengelolaan limbah rumah sakit (Altin et al.,2004).

Teknik Analisis

Analisis  data  dilakukan  dengan teknik   analisis   isi   (content   analysis) yang  ditulis  dalam  bentuk  uraian  kata dan     angka     atau     deskripsi     hasil observasi    (temuan    penelitian)    dan jawaban     wawancara     dari     petugas pengelola     limbah.

CONTOH TESIS NO.12 PENGELOLAAN LIMBAH DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG UNTUK MEMENUHI BAKU MUTU LINGKUNGAN

Abstrak

Berdasarkan analisis jawaban responden terhadap kuisioner penelitian, hasil wawancara dan hasil uji terhadap parameter-parameter fisik, kimia dan biologi, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa pengelolaan limbah padat dan limbah gas dan limbah cair Rumah Sakit Pupuk Kaltim telah memenuhi Baku Mutu dan peraturan perundang – undangan Kesimpulan penelitian adalah bahwa : Rumah Sakit Pupuk Kaltim mempunyai Instalasi Pengolah Air Limbah ( IPAL ) dan insinerator yang efektif untuk mengolah limbah . Rumah Sakit Pupuk Kaltim dalam pengelolaan limbah rumah sakit sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 Pasal 15 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit, Peraturan Pemerintah RI No. 85 tahun 1999, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No: KEP-58/MENLH/12/1995, serta Lampiran I No. 27 Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 26 tahun 2002.Usulan yang diberikan adalah memperbaiki dan menevaluasi peraturan sistem pengolahan limbah agar kinerja pengolelolaan limbah lebih baik.

BAB I

Manajemen rumah sakit seperti halnya rumah sakit di Kaltim harus melakukan pengolahan limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan ambien (lingkungan yang bebas polusi) sehingga memenuhi baku mutu lingkungan yang ditetapkan menurut Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 26 tahun 2002,Lampiran I No. 27 tentang Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit. Untuk limbah gas, tidak dilakukan pengolahan karena jumlahnya yang relatif sedikit. Parameter kunci untuk limbah rumah sakit yang dipantau  adalah DO, BOD, COD, TSS, pH, NH Bebas, dan Total Bakteri. Kualitas limbah padat mengacu pada Baku Mutu Emisi Udara Insinerator menurut Keputusan KABAPEDALDA No: Kep-03/BAPEDAL/09/1995.

Teknik Analisis

Data yang ada dicatat dan dikelola, kemudian dikaji dengan menggunakan metode penelitian:

  1. Deskriptif kualitatif menggambarkan/melukiskan keadaan subyek penelitian berdasarkan faktor–faktor yang ada.
  2. Semi kuantitatif untuk mengetahui jenis dari obyek penelitian dan volume obyek penelitian.
  3. Melakukan kajian untuk menyusun prosedur pengelolaan limbah padat infeksius.

CONTOH TESIS NO.13 EVALUASI PENGELOLAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (STUDI KASUS TPA IKHULUNG KABUPATEN ACEH BARAT DAYA)

Abstrak

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi kualitatif yaitu dengan menggambarkan kenyataan dilapangan dan dibandingkan dengan sitem sanitary landfill. Hasil penelitian bahwa tempat pembuangan akhir Ikhulung layak dinyatakan layak dipertimbangkan akan tetapi perlu adanya perbaikan baik dari aspek sarana prasana seperti papan nama tempat pembuangan akhir, pagar, lahan urug, operasiona perlu adanya SOP dalam pelaksaan operasional tempat pembuangan akhir, aspek kelembagaan perlu adanya pertambahan personil teknis, sumber daya manusia, dan pembagian beban kerja dan aspek pembiayaan diperlukan dana alokasi untuk pengelolaan tempat pembuangan akhir yang sesuai dengan sistem sanitary landfill. Kesimpulan perlu adanya evaluasi terhadap pengelolaan tempat pembuangan akhir pertriwulan yang dilaksankan oleh pihak pemerintah daerah maupun pengelola tempat pembuangan akhir, UPTD (Unit Pelayanan Tingkat daerah) wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya.

BAB I

Pemerintah Indonesia pada dasarnya telah mengatur masalah penanganan persampahan melalui kebijakan yang tertuang dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Surat Keputusan tentang Standar Nasional Indonesia (SNI) No.19-3241-1994 tentang Lokasi Tempat Pembuangan  Akhir (TPA) sampah di Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tersebut, menyatakan bahwa, setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dalam hal pengelolaan sampah secara baik dari pemerintah daerah atau pihak lain yang diberi tanggung jawab dalam pengelolaan sampah dan tempat pembuangan akhir.

Kerangka Pikir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknik Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan analisis SWOT

CONTOH TESIS NO.14 ANALISIS PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2016 PADA PENGELOLAAN LIMBAH KULIT DALAM KONSEP POLITIK LINGKUNGAN DI KOTA TASIKMALAYA

Abstrak

Penelitian ini menganalisis Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Izin Lingkungan pada pengelolaan limbah kulit dalam konsep politik lingkungan di Kota Tasikmalaya. Kegiatan pengusaha ini beroperasi secara bebas tanpa ada fungsi pengawasan dari pemerintah, contohnya kegiatan membuang limbah sembarangan kesungai yang memberikan dampak buruk terhadap lingkungan khususnya perairan sungai menjadi kurang kondusif. Teori dalam penelitian ini menggunakan teori analisis kebijakan publik dan konsep politik lingkungan, serta metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis data model interaktif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik penentuan informan purposive sampling Kemudian validitas data menggunakan triangulasi sumber data.

BAB I

Banyak aktivitas industri dan aktivitas manusia sekarang ini yang dapat mencemari lingkungan. Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan sebagai standar lingkungan yang baik dengan berbagai gambaran. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi bahan pencemar yang terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk, tumbuhan, atau benda lainnya.

Kerangka Pikir

 

Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman atau bisa di sebut dengan interactive model. Teknik analisis ini dipilih berdasarkan kesesuaian dengan pendekatan kualitatif deskriptif.

CONTOH TESIS NO.15 UJI KELAYAKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENGELOLAAN LIMBAH DENGAN PENDEKATAN TASC (THINKING ACTIVELY IN A SOCIAL CONTEXT)

Abstrak

Telah  dilakukan  pengembangan  perangkat  pembelajaran  pengelolaan  limbah  dengan pendekatan Thinking Actively   in   a   Social   Context(TASC)   dengan   tujuan   untuk mengetahui  kelayakan  perangkat  pembelajaran  meliputi  silabus,  rencana  pelaksanaan pembelajaran  (RPP),  dan  lembar  kegiatan  siswa  (LKS).  Analisis  data  secara  deskriptif kualitatif  dengan  uji  kelayakan  perangkat  pembelajaran  menggunakan  uji  kelayakan expert judgement. Hasil kelayatan  menunjukan  bahwa uji kelayakan  silabus  adalah  4,11 dengan   kategori   layak,   kelayakan   RPP   adalah   4,18   (layak   digunakan),   sedangkan kelayakan  LKS  adalah  4,17  (layak  digunakan). Simpulan  penelitian  ini,  pembelajaran dengan perangkat pembelajaran pendekatan TASC layak digunakan.

BAB I

Penekanan  dari  TASC  terlepas  dari  struktur  atau  domain  pengetahuan  yang dimiliki  oleh  siswa.  Ketika  siswa  menggunakan  tahap-tahap  TASC,  siswa  akan mendefinisikan   tahap-tahap   dari   TASC   dengan   jelas   untuk   menyelesaikan masalah di kehidupan nyata atau mengembangkan proyek sekolah secara individu ataupun  dalam  kelompok-kelompok  kecil.  Keunggulan  dari  TASC  adalah  siswa lebih  mungkin  untuk  mengembangkan  kompetensi  yang  mereka  butuhkan  dan lebih efektif menyelesaikan masalah yang mereka hadapi baik di sekolah maupun di luar sekolah dalam situasi kehidupan nyata (Marker dan Zimmerman, 2008).

Teknik Analisis

Analisis data dalam penelitiaan ini menggunakan statistik deskriptif, karena statistik      deskriptif      mempunyai      fungsi      menggolong-golongkan      atau mengelompokkan  data  yang  belum  teratur  menjadi  susunan  yang  teratur  dan mudah   diinterpretasikan.

 

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?