HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Teori Lengkap tentang Strategi Komunikasi menurut Para Ahli dan Contoh Tesis Strategi Komunikasi

Gambaran dari Strategi Komunikasi

Definisi Strategi Komunikasi

Secara tradisional, strategi komunikasi tersebut telah dianggap sebagai teknik verbal dan non-verbal untuk mengimbangi gangguan komunikasi atau meningkatkan efektivitas komunikasi ( Canale, 1983 ). Mereka telah dibahas sebagai bagian dari kompetensi strategis yang merupakan kompetensi komunikatif dari perspektif pengajaran bahasa kedua ( Canale dan Swain, 1980 ). Dalam dunia globalisasi saat ini di mana pengguna bahasa Inggris yang beragam membawa repertoar linguistik mereka ke dalam ruang komunikasi tertentu, strategi komunikasi telah dikonseptualisasikan ulang sebagai strategi mediasi yang diperlukan untuk melintasi batas-batas linguistik dan budaya. Canagarajah (2007 ) mencantumkan praktik interaksi yang berbeda di mana varietas dinegosiasikan dan strategi komunikasi memainkan peran mediasi:

  • Peralihan kode, persilangan ( Rampton, 1995 );
  • Akomodasi bicara ( Giles, 1984 );

  • Strategi interpersonal: yaitu perbaikan, pengulangan, klarifikasi, isyarat, perubahan topik, berorientasi pada konsensus, saling mendukung ( Gumperz, 1982 ; Seidlhofer, 2004)

  • Sumber daya sikap: yaitu kesabaran, toleransi, dan kerendahan hati untuk menegosiasikan perbedaan (Higgins, 2003 ).

Rogers dalam Cangara (2013: 61) memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Menurut seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton dalam Cangara (2013:61) juga membuat definisi dengan menyatakan bahwa strategi komunikasi adalah kombinasi terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.

Strategi komunkasi memungkinkan suatu tindakan komunikasi dilakukan untuk target-target komunikasi  yang dirancang sebagai target perubahan. Bahwa didalam strategi komunikasi pemasaran, target utamanya adalah pertama, bagaimana membuat orang sadar bahwa dia memerlukan suatu produk, jasa atau nilai dan apabila perhatian sudah terbangun, maka target terpentingnya adalah agar orang loyal untuk membeli produk, jasa atau nilai itu (Bungin, 2015: 62).

 

 

Di dalam dunia bisnis tiga strategi komunikasi di atas harus memperhatikan haal-hal lain disekitarnya:

  1. pemahaman terhadap proses komunikasi,
  2. berpikir positif,
  3. memahami bahasa,
  4. kejelasan pesan,
  5. daya persuasi,
  6. kelengkapan pesan, dan
  7. keinginan baik (Priyatna dan Ardianto dalam Bungin (2015: 62))

Di dalam menjalankan strategi komunikasi maka seluruh proses komunikasi harus dipahami sebagai proses mentranformasikan pesan  di antara kedua belah pihak. Kedua pihak memiliki kepentingan didalam proses ini dan memiliki pengetahuan yang saling dipertukarkan satu dengan yang lainnya, oleh karena itu strategi komunikasi  harus mempertimbangkan  semua pihak yang terlbat di dalam proses komunikasi (Bungin, 2015: 62).

Tujuan Strategi Komunikasi

Dalam dunia bisnis, tujuan strategi pada umumnya adalah untuk menentukan dan mengkomunikasikan gambaran tentang visi perusahaan melalui sebuah sistem tujuan utama dan kebijakan. Strategi menggambarkan sebuah arah yang didukung oleh berbagai sumber daya yang ada. Sementara itu, menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett menyatakan bahwa strategi komunikasi memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu (Effendy, 1984 : 35-36) :

  1. To secure understanding – memastikan pesan diterima oleh komunikan.
  2. To establish acceptance – membina penerimaan pesan.
  3. To motivate action – kegiatan yang dimotivasikan.

Strategi komunikasi yang dilakukan bersifat makro dan proses strategi komunikasi berlangsung secara vertikal piramidal.

 

Tahap-Tahap Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi harus memanfaatkan saluran komunikasi perusahaan. Proses keseluruhan yang diikuti untuk mengembangkan strategi komunikasi adalah:

  • pertimbangkan target audiensnya;
  • memastikan bahwa pesan didefinisikan dengan jelas dan menjawab kebutuhan masing-masing target audiens (pemangku kepentingan);
  • memilih/menyempurnakan kegiatan penyebaran/komunikasi untuk menyampaikan pesan promosi yang berkaitan dengan solusi/layanan/produk ITS yang disediakan.

Secara keseluruhan, agar strategi tersebut diorganisasikan secara metodologis ke dalam empat fase berbeda:

  1. Fase Awal,
  2. Fase Inisiasi
  3. Fase Implementasi, dan
  4. Fase Pemantauan dan Perbaikan.

Di awal “periode pemasaran”, tugas utama adalah mengidentifikasi audiens (pemangku kepentingan), kebutuhan dan kebiasaan mereka. Selain itu, pihak yang berkepentingan harus fokus pada

(1) penyempurnaan aktivitas komunikasi yang paling efektif yang lebih sesuai dengan tujuan spesifik dan pemangku kepentingan yang ingin dicapai solusi tersebut dan

(2) menciptakan hubungan yang jelas antara keunggulan unik solusi tersebut dan kebutuhan tersebut.

Tugas kursus yang diusulkan akan diulang sebagai berikut:

  • Jelaskan secara singkat audiens dalam berbagai kelas dan apa yang ingin kita capai dengan mereka (misalnya, peningkatan kesadaran, penggandaan hasil, dll.).
  • Identifikasi dan gunakan alat yang paling sesuai untuk setiap audiens.

 

Tahap Awal Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi yang disarankan mengusulkan untuk mengetahui audiens Anda, mengelompokkan audiens Anda ke dalam kelas-kelas, dan meneliti audiens Anda untuk memvalidasi asumsi tersebut. Untuk mengelompokkan audiens kita dan melakukan penelitian, kita perlu mengetahui sesuatu tentang mereka. Oleh karena itu, harus memulai aktivitas Brainstorming untuk menyarankan audiens utama dan melakukan upaya awal untuk mengukur audiens dalam kelas-kelas dan membahas usulan proposisi layanan unik (USP) proyek. Menyusun audiens kita akan berdampak nyata pada komunikasi yang kita hasilkan, dan bagaimana kita menulis, mendesain, dan mendistribusikannya.

Proposisi proyek penjualan unik mengidentifikasi poin-poin utama yang membuat solusi menjadi unik dan layak mendapat perhatian audiensnya. Dengan demikian, hal ini mendasari lebih dari sekadar strategi komunikasi dan pada dasarnya merupakan inti dari strategi perusahaan, oleh karena itu melibatkan identifikasi dan penerapanstrategi yang memposisikan produk/layanan sebagai konsep yang dinamis, asli, dan mengomunikasikan keunikannya dengan jelas.

 

Fase inisiasi Strategi Komunikasi

Pemahaman yang mendalam tentang audiens kita harus menjadi landasan yang kokoh bagi semua yang kita lakukan, dan itu hanya dapat dicapai melalui riset audiens—baik yang eksplisit (misalnya, survei, wawancara) maupun implisit (misalnya, analisis daring dan metrik lainnya).

Langkah-langkah yang disarankan adalah:

  • Riset khalayak: pendekatan yang kami rekomendasikan untuk mengisi kesenjangan dalam pemahaman kami tentang khalayak kami;
  • Persona lengkap: pendekatan kami untuk menyaring temuan penelitian menjadi persona penting, yang digunakan untuk memandu pekerjaan kami dan untuk disesuaikan dengan strategi tingkat nasional;
  • Persona audiens secara keseluruhan: mencakup pemahaman akan kebutuhan mereka, kendala yang mereka hadapi, dan perilaku mereka saat ini (misalnya, dari mana mereka saat ini memperoleh informasi, kebiasaan mereka menggunakan media sosial, metode yang mereka sukai dalam memperoleh informasi);

Menyusun dan mengkarakterisasi audiens ini dengan sangat rinci, yang memungkinkan kita untuk menghubungkan setiap audiens ke USP Transformasi, matriks audiens-produk-saluran harus disiapkan untuk menetapkan serangkaian produk dan aktivitas yang sesuai untuk berbagai audiens, serta saluran yang dapat digunakan produk untuk menjangkau mereka; kami menetapkan audiens kami dalam sebuah struktur dan menyertakan sasaran untuk setiap audiens kami.

Itu semua sangat bagus—tetapi jika kita ingin mencapai tujuan kita, kita harus membantu audiens ini mencapai tujuan mereka , dan kita harus menjelaskan dengan jelas bagaimana kita dapat membantu. Oleh karena itu, USP adalah sisi lain dari analisis audiens—penyedia solusi harus membuat alasan yang menarik dan unik untuk pertanyaan: mengapa setiap audiens harus memperhatikan suatu solusi?

 

Tahap Implementasi Strategi Komunikasi

Saran di sini bergantung pada sifat solusi yang dipromosikan, tetapi secara umum jenis aktivitas berikut dapat digunakan untuk memasarkan solusi:

  • Komunikasi berbasis acara—Peningkatan kesadaran diharapkan berdampak positif melalui kehadiran aktif dalam konferensi, lokakarya, dan demonstrasi internasional yang diramalkan dengan segala cara dan alat—dan pengorganisasian setidaknya satu acara tingkat mikro per periode waktu (misalnya, sebulan setelah peluncuran solusi/produk).
  • Komunikasi berbasis web — Aktivitas daring yang dirancang sebagai pusat situs web solusi dan diarahkan sepenuhnya untuk meningkatkan kesadaran dan lalu lintas dengan mendorong lebih banyak orang untuk mengunjungi situs web yang didedikasikan untuk solusi tertentu.
  • Komunikasi berbasis cetak — Meliputi surat kabar, jurnal, dll.
  • Komunikasi berbasis pers —Untuk melipatgandakan dampak solusi terhadap berbagai target audiens, kami akan menghubungi media lokal dan internasional termasuk surat kabar, majalah dan jurnal terkait otomotif, serta inisiatif dan jurnalis individu yang mengkhususkan diri dalam domain tersebut untuk mendorong para pemangku kepentingan untuk berbagi visi dan pemahaman bersama.
  • Komunikasi audio-visual —Siapkan video kampanye (sederhana, agar mudah dipahami oleh masyarakat umum) yang mempromosikan proyek dan mengunggahnya ke situs web proyek, serta ke YouTube/Vimeo dan platform serupa lainnya.
  • Surat elektronik . Pemasaran akan didukung oleh penggunaan alat-alat yang efisien seperti milis/daftar distribusi, yang dapat meningkatkan kesadaran dan memungkinkan kontak rutin (buletin elektronik).
Model konseptual Strategi Komunikasi dalam Lingkungan Virtual

Model konseptual Strategi Komunikasi dalam Lingkungan Virtual

Tahap Pemantauan dan Perbaikan

Aspek pemantauan seberapa efektif strategi untuk memantau dampak semua komunikasi di mana indikator dan metrik dampak akan dipantau dan dianalisis untuk meningkatkan efektivitas biaya produk dan aktivitas komunikasi melalui siklus umpan balik. Metrik yang berbeda dapat dipantau dalam siklus waktu yang berbeda.

Contoh metrik meliputi :

  • metrik situs web standar,
  • metrik perilaku pengguna ,
  • metrik promosi seperti backlink, peringkat SEO, dll.,
  • data kuantitatif yang diukur melalui survei (disarankan—sedang dipertimbangkan), serta
  • penjangkauan yang mencakup indikator mengenai liputan pers, media sosial, dll.

 

 

Teori-teori dari gambar Strategi Komunikasi

Perkembangan Teori Strategi Komunikasi

Teori komunikasi awal difokuskan pada komunikasi sebagai proses satu arah di mana pengirim melakukan sesuatu kepada penerima. Namun, identitas ‘sesuatu’ ini masih menjadi bahan perdebatan. Beberapa teori memandang komunikasi sebagai proses penyebaran, aliran informasi di mana pengirim menyebarkan pesan kepada penerima dengan mengungkapkan maknanya dalam pesan ini. Fokusnya adalah pada aliran informasi (Shannon dan Weaver, 1949) dan informasi ini dipandang sebagai “objektif”, sehingga secara implisit berfokus pada sisi denotatif makna.

Definisi umum dalam lingkup komunikasi ini adalah: “Komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, sikap, atau emosi dari satu orang atau kelompok ke orang atau kelompok lain (atau kelompok lainnya)” (McQuail dan Windahl, 1986).

Teori lain memandang komunikasi sebagai upaya pengirim untuk menghasilkan perubahan sikap yang telah ditentukan sebelumnya pada penerima, yaitu, perubahan makna (konotatif) dari situasi sebagaimana yang dipersepsikan oleh penerima. Salah satu teori yang terkenal dari jenis ini adalah teori Aliran Dua Langkah, yang menetapkan bahwa media massa menginformasikan orang-orang tertentu, yang pada bagian mereka memengaruhi makna yang dipersepsikan oleh orang lain. Fokusnya adalah pada aliran pengaruh (Lin, 1971).

Jelaslah bahwa tidak ada aliran pengaruh tanpa adanya aliran informasi, namun aliran informasi bagi para penulis ini belum tentu juga merupakan aliran pengaruh, setidaknya tidak sedemikian rupa sehingga pengirim dapat meramalkan bagaimana informasi itu akan ditafsirkan oleh penerima (Nillesen, 1998). Namun, selama makna pesan dipandang objektif, tidak perlu ada pembedaan antara informasi dan pengaruh.

Pandangan komunikasi satu arah sebelumnya di sini disebut sebagai pandangan transmisi, sedangkan pandangan yang kedua adalah pandangan persuasi satu arah. Pandangan transmisi satu arah berfokus pada transmisi makna (denotatif), sedangkan pandangan persuasi satu arah menekankan sinkronisasi satu arah makna (konotatif). Pandangan transmisi berkaitan dengan transfer pesan, sedangkan pandangan persuasi satu arah berkaitan dengan perubahan kognisi dan perilaku penerima.

Banyak pendekatan terkini terhadap konsep komunikasi memandangnya sebagai proses dua arah yang mendasar, yang bersifat interaktif dan partisipatif di semua tingkatan. Hal ini melibatkan perubahan paradigma dari orientasi pengirim/penerima menjadi orientasi pelaku, misalnya, suatu proses di mana semua pelaku dapat bersikap aktif dan mengambil inisiatif. Itulah sebabnya penekanan saat ini sering kali tertuju pada komunikasi sebagai suatu proses di mana makna diciptakan dan dipertukarkan, atau bahkan dibagikan, oleh pihak-pihak yang terlibat.

Sekali lagi, ada dua pandangan berbeda mengenai proses dua arah ini. Bagi beberapa ilmuwan, kunci komunikasi adalah kenyataan bahwa komunikasi menciptakan makna secara intersubjektif (lihat misalnya, Putnam dan Pacanowsky, 1983). Kata kunci dalam pendekatan ini adalah dialog, yang secara harfiah berarti ‘aliran bebas kata-kata dan interpretasinya’ (Matson dan Montagu, 1967).

Dalam istilah linguistik, dialog tidak sama dengan diskusi. Mencoba meyakinkan satu sama lain tentang “ide terbaik” adalah diskusi; mengemukakan ide Anda di hadapan orang lain dan mendorong mereka untuk menyampaikan ide dengan harapan dapat memperbaiki ide pertama, adalah dialog (dari Ruler, 1999). Gagasan dialog ini sesuai dengan pandangan diakronis tentang komunikasi, karena komunikasi adalah proses pembelajaran yang terus berlangsung, di mana makna berkembang melalui pengembangan kognisi, perasaan, dll. Bagi yang lain, proses ini berjalan lebih jauh dan benar-benar menciptakan makna bersama, misalnya, makna denotatif baru, yang biasanya kita sebut konsensus.

Pandangan pertama melihat komunikasi sebagai sebuah proses emosional yang terus-menerus dalam penciptaan bersama makna-makna (konotatif), sementara pandangan kedua melihat komunikasi sebagai penciptaan bersama makna (denotatif) baru yang cukup rasional, yang umumnya disebut pembangunan konsensus.

Analisis perbedaan teori komunikasi di atas mengungkap setidaknya dua dimensi model komunikasi, yaitu tingkat keterlibatan “pihak lain” dalam proses komunikasi dan pandangan tentang makna. Kami telah menemukan tiga posisi mengenai keterlibatan: komunikasi sebagai emisi, sebagai proses satu arah yang terkendali, dan sebagai proses dua arah. Dua posisi, denotatif dan konotatif, telah diidentifikasi berkenaan dengan makna. Jika kita menempatkan dimensi-dimensi ini ke dalam matriks tiga kali dua, kita dapat menemukan setidaknya enam model komunikasi yang berbeda. Enam model komunikasi ini mengungkap enam kategori potensial untuk tipologi pendekatan hubungan masyarakat. Tipologi ini disajikan dalam Bagian berikut:

Enam Model Pendekatan Komunikasi

Enam Model Pendekatan Komunikasi

 

Komponen Utama Komunikasi

  • Komunikator

Komunikator merupakan pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi. Untuk menjadi komunikator yang baik dan apat dipercaya oleh komunikate atau khalayak sasaran, maka komunikator harus memiliki daya tarik serta kredibilitas.

  • Pesan Komunikasi

Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak sasaran atau komunikate dalam strategi komunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu. Tujuan inilah yang menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan digunakan dalam strategi komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan pesan yang baik dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sangatlah penting. Pesan yang dirumuskan oleh komunikator hendaknya tepat mengenai khalayak sasaran.

  • Media Komunikasi

Kita telah mengetahui dan memahami berbagai pengertian media menurut para ahli, pengertian media massa menurut para ahli, serta pengertian media sosial menurut para ahli. Kesimpulan dari semua pengertian terkait media adalah bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi. Media komunikasi kini tidak lagi terbatas pada media massa yang memiliki beberapa karakteristik media massa masing-masing. Kehadiran  internet sebagai media komunikasi telah melahirkan berbagai media komunikasi modern baru. Dalam strategi komunikasi, kita perlu mempertimbangkan pemilihan media komunikasi yang tepat dan dapat menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan cepat serta. Pemilihan media komunikasi dalam strategi komunikasi disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, pesan yang akan disampaikan, serta teknik komunikasi yang digunakan.

  • Khalayak Sasaran

Dalam strategi komunikasi, melakukan identifikasi khalayak sasaran adalah hal penting yang harus dilakukan oleh komunikator. Identifikasi khalayak sasaran disesuaikan dengan tujuan komunikasi.

Manfaat Mempelajari Teori Strategi Komunikasi

Mempelajari teori strategi komunikasi dapat memberikan manfaat kepada kita diantaranya adalah sebagai berikut :

 

 

  • Kita memahami pengertian strategi dan strategi komunikasi.
  • Kita memahami tujuan umum strategi komunikasi.
  • Kita memahami landasan teori strategi komunikasi.
  • Kita memahami komponen komunikasi dan kaitannya dengan strategi komunikasi.
  • Kita memahami proses strategi komunikasi.

Demikianlah ulasan singkat tentang teori strategi komunikasi. Semoga dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang teori strategi komunikasi serta dapat menerapkannya ke dalam berbagai bidang dan konteks komunikasi.

Jasa Pembuatan Tesis

Jasa Pembuatan Tesis

Contoh Tesis yang membahas tentang Strategi Komunikasi

Contoh Tesis 1 : Strategi Komunikasi Dinas Sosial Kota Makassar dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Tamangapa Kecamatan Manggala

Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi Dinas Sosial kota Makassar dalam upaya pemberdayaan masyarakat di Tamangapa Kecamatan Manggala. Pokok permasalahan tersebut kemudian dirumuskan menjadi beberapa sub masalah atau pertanyaan penelitian yaitu: 1) Bagaimana Langkah-langkah komunikasi Dinas Sosial Kota Makassar dalam upaya pemberdayaan masyarakat di Tamangapa Kecamatan Manggala? 2) Faktorapa yang menjadi penghambat komunikasi Dinas Sosial Kota Makassar dalam upaya pemberdayaan masyarakat di Tamangapa Kecamatan Manggala 3) Faktor apa yang menjadi pendukung komunikasi Dinas Sosial Kota Makassar dalam upaya pemberdayaan masyarakat di Tamangapa Kecamatan Manggala? Jenis penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan komunikasi yang meliputi, Pengenalan khalayak, Penyusunan pesan, menetapkan metode serta seleksi dan penggunaan media. Adapun sumber data peneliti berasal dari kumpulan arsip dari Dinas Sosial dan yayasan Pabbata Ummi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.Selanjutnya, teknik pengolaan data dan analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang ada, adapun analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, teknik analisis perbandingan, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Pertama Langkah-langkah komunikasi yang dilakukan Dinas Sosial kota Makassar dalam upayapemberdayaan masyarakat di Tamangapa Kecamatan Manggala padadasarnya dilakukan secara tidak langsung yakni disalurkan kepada aparat pemerintahan (Camat, Lurah, RT, RW, Yayasan Pabbata Ummi dengan pengawasan TKSK), dari aparat pemerintahan inilah informasi tentang pemberdayaan kemudian disampaikan kemasyarakat yang disusul dengan adanya sosialisasi serta pelatihan terhadap masyarakat miskin. Dalam proses pemberdayaan, ada faktor yang menjadi penghambat seperti minimnya dana, pola pikir masyarakat miskin yang sulit diubah, kurangnya kesadaran masyarakat mengembalikan modal dan tidak adanya evalasi terhadap usaha yang tidak berkembang. Namun demikian, ada pula faktor pendukung komunikasi Dinas Sosial yaitu ketersediaan SDM, Parisipasi berbagai lembaga yang ada di Makassar, ketersediaan Yayasan sebagai wadah penyampai program dan adanya keinginan masyarakat miskin untuk berubah.

Demi memaksimalkan kinerja serta komunikasi DinasSosial Kota Makassar dalam upaya pemberdayaan masyarakat, maka Implikasi penelitian ini adalah: 1). Kepada Dinas Sosial Kota Makassar, hendaknya memantapkan proses sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan agar masyarakat betul-betul paham dengan program yang disampaikan sehingga masyarakat mampu menjadi masyarakat yang berdaya. 2). Bagi Masyarakat khususnya masyarakat Tamangapa Kecamatan Manggala agar tidak hentinya menambah wawasan mengenai usaha yang bisa dijadikan sebagai matapencaharian. 3). Bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang ingin meneliti strategi komunikasi dalam penyampaian program terutama program Dinas Sosial, agar sekiranya meneliti permasalahan sosial yang lain selain kemiskinan seperti penanganan terhadap Anjal, Gepeng, dan Penanganan teradap Bencana alam.

 

Contoh Tesis 2 : Strategi Komunikasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam Mengimplementasikan Program Green City di Kota Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi

Kota hijau adalah program yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2007. Program ini adalah untuk pemerintah daerah untuk menerapkan lingkungan pengembangan suara. Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu kabupaten yang berusaha menerapkan konsep Kota Hijau, program ini dikoordinasikan oleh Badan Lingkungan Hidup (DLH). Tujuan dari program ini adalah mewujudkan Kuansing dengan konsep Lingkungan Hidup. Program ini melibatkan banyak pihak, yaitu masyarakat, swasta pihak, kantor, dan perusahaan di Kuansing. Banyak implementasi telah dilakukan untuk mewujudkan kota hijau ini, salah satunya menanam bibit pohon di jalan protokol.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikator dalam melaksanakan kota hijau, strategi audiens, strategi pesan dan penggunaan media dalam implementasi program kota hijau. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Narasumber penelitian ini 5 orang yang terdiri dari 2 orang dari Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kuantan singingi dan 3 orang masyarakat yang dipilih secara purposive. Pengumpulan data teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dan perpanjangan partisipasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikator Kantor Lingkungan adalah untuk melibatkan orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam lingkungan seperti Dosen Ilmu Lingkungan dan Pakar Lingkungan. Selain itu, juga melibatkan orang yang memiliki pengaruh terhadap komunitas seperti Kepala Desa, Pemangku Adat dan Pemimpin Agama. Penentuan Strategi audiens oleh Kantor Lingkungan adalah untuk memilih audiens terdekat dari pusat kota, kota Kuantan Bay dan sekitarnya. Terdiri dari masyarakat umum, kantor dan sekolah dan perusahaan. Strategi Pesan oleh Office of the Environment adalah dengan menggunakan berbagai pesan, pesan yang disampaikan seminar, pelatihan, spanduk, iklan. Pesannya secara umum adalah untuk menyadari konsep kota hijau kuansing. Pemilihan Media dalam mengimplementasikan kota hijau program oleh Departemen Lingkungan adalah dengan menggunakan media elektronik (Radio), online (Situs berita online), billboard atau spanduk, media sosial (Instagram dan facebook).

 

Contoh Tesis 3 : Strategi Komunikasi Pimpinan Yayasan Rumah Alquran Rabbani Medan Dalam Memotivasi Kaum Ibu Belajar Alquran di Kecamatan Medan Area

Penelitian ini merupakan studi lapangan (field reseach) kualitatif deskriftif, yang merupakan penelitian yang dapat memberikan gambaran faktual mengenai strategi komunikasi Pimpinan Yayasan Rumah Alquran RABBANI Medan dalam memotivasi kaum ibu belajar Alquran di kecamatan Medan Area. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk menunjang dan melengkapi perolehan data secara kualitatif. Sedangkan untuk menganalisa keabsahan data dilakukan dengan beberapa tahap: 1. Kredibilitas; 2. Keteralihan; 3. Ketergantungan; 4. Ketegasan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi Pimpinan Yayasan Rumah Alquran RABBANI Medan dalam memotivasi kaum ibu belajar Alquran di kecamatan Medan Area ada beberapa hal: 1. Strategi dalam penentuan tujuan komunikasi yang dilakukan Pimpinan Yayasan Rumah Alquran RABBANI Medan pada program pembelajaran Alquran khusus kaum ibu adalah atas dasar musyawarah pimpinan dan tidak terlepas dari visi dan misi yayasan yang secara umumnya menghadirkan generasi yang RABBANI dan Qurani, serta penyebaran informasi dan sosialisasi kegiatan dimasyarakat; 2. Strategi dalam penyajian pesan komunikasi yang dilakukan Pimpinan Yayasan Rumah Alquran RABBANI Medan pada program pembelajaran Alquran khusus kaum ibu adalah berdasarkan prinsip-prinsip dasar komunikasi Islam dalam situasi yang kondusif dan menyenangkan; 3. Strategi dalam penggunaan dan pemilihan media komunikasi yang dilakukan Pimpinan Yayasan Rumah Alquran RABBANI Medan pada program pembelajaran Alquran khusus kaum ibu mempergunakan media elektronik seperti: Handphone, Laptop, proyektor (infocus), layar monitor infokus, mouse laptop wireless atau remote laser sebagai alat penunjuk pada layar, mic, ampli, dan speaker, media cetak seperti: Alquran, dan fotocopy lembaran kajian. 4. Strategi dalam menghadapi hambatan-hambatan komunikasi yang dilakukan Pimpinan Yayasan Rumah Alquran RABBANI Medan pada program pembelajaran Alquran khusus kaum ibu penyediaan SDM sebagai intruktur dalam kondisi apapun, dan penyediaan sarana dan prasarana cadangan dan antisipasi keadaan non kondusif.

 

Contoh Tesis 4 : Strategi Komunikasi Dalam Advokasi Kesehatan Reproduksi Oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

Secara umum dapat dikatakan bahwa advokasi adalah sebuah pendekatan kepada seseorang, badan atau organisasi yang dipandang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan sebuah program atau kelancaran pelaksanaan sebuah kegiatan. Secara operasional advokasi adalah kombinasi antara gerakan perorangan dan masyarakat yang dirancang untuk memperoleh komitmen politis penerimaan gagasan, atau dukungan terhadap sistem untuk suatu tujuan dan program tertentu. Penulis berusaha mengkaji aspek strategi komunikasi yang dilakukan oleh PKBI dalam proses advokasi kesehatan reproduksi yang dijalankan. Dalam karya tulis ini, penulis mencoba untuk memotret dan menganalisis tiap-tiap aspek strategi komunikasi yang terdapat di dalamnya sehingga dapat dikaji sesuai dengan ilmu komunikasi yang peneliti dapat di bangku kuliah. PKBI DIY berusaha mengintervensi para pengambil kebijakan untuk membuat sebuah kebijakan baru mengenai pendidikan kesehatan reproduksi sehingga menjadi pelajaran tersendiri di dalam ruang sekolah. Dengan harapan ada sebuah mata pelajaran yang dapat mengakomodir semua informasi mengenai kesehatan reproduksi secara holistik dan tidak hanya menerima pendidikan kesehatan reproduksi sebagai materi tambahan atau sampingan. Permasalahan yang berusaha dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi dalam proses advokasi yang dilakukan oleh PKBI DIY khususnya pada Divisi Pengorganisasian Remaja Sekolah. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi, penulis secara aktif menginterpretasikan pengalamannya dengan memberikan makna atas sesuatu yang dialaminya. PKBI DIY melakukan usaha advokasi dalam pendidikan kesehatan reproduksi tersebut. Adapun alur strategi advokasi yang dilakukan oleh PKBI DIY antara lain: studi kasus, pengorganisasian dan pemberdayaan komunitas, dan kampanye publik. Dalam aktivitas komunikasi, dalam hal ini advokasi mengenai perubahan kebijakan, tidak terlepas dari komunikasi yang bersifat membujuk (persuasif) dan mendidik (edukatif), yaitu berupaya untuk mengubah perilaku, sikap, tindakan, tanggapan, persepsi hingga membentuk opini publik yang positif dan mendukung dan sebagainya. Sedangkan strategi komunikasi dalam proses advokasi ini adalah serangkaian perencanaan (planning) dan manajemen (manajemen) untuk mencapai tujuan tertentu yaitu suatu aksi strategis untuk menciptakan kebijakan publik yang bermanfaat bagi masyarakat. Mengacu pada perencanaan komunikasi, maka elemen-elemen yang terlibat adaalah aspek why, what, who, where, dan how.

Sedangkan pada aspek manajemen strategi komunikasi terkait dengan fungsi dan tujuan utama dari strategi itu sendiri. Tujuan utama dari strategi komunikasi tersebut adalah to secure understanding, to establish acceptance, dan to motivate action. Walaupun advokasi kesehatan reproduksi ini masih dalam proses, PKBI masih tetap memperjuangkan dan bekerja sama dengan berbagai instansi dan forum yang terkait agar di kemudian harapan bahwa setiap individu mendapatkan pendidikan dan informasi yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dapat tercapai.

 

Contoh Tesis 5 : Strategi Komunikasi Kerabat Kotak Jogja” Dalam Usaha Memperoleh Anggota Baru

Penelitian ini menjelaskan akibat dari komunikasi yang terjadi, yaitu bertambahnya anggota pada Kerabat Kotak Jogja. Pengurus Kerabat Kotak Jogja ini telah menerapkan suatu strategi komunikasi dalam usaha memperoleh anggota baru di wilayah Jogja yang notabene masih sangat kental dengan budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi Kerabat Kotak Jogja dalam usaha memperoleh anggota baru beserta penghambatnya. Penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi Kerabat Kotak Jogja Dalam Usaha Memperoleh Anggota Baru” ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu pengurus Kerabat Kotak Jogja serta anggotanya yang mengetahui tentang Kerabat Kotak Jogja. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Sedangkan untuk menganalisis data menggunakan empat metode utama yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Kerabat Kotak Jogja sudah memiliki strategi komunikasi untuk memperoleh anggota baru. Hal ini dibuktikan dengan pemanfaatan jejaring sosial secara maksimal, penggunaan identitas komunitas atau atribut komunitas, serta obrolan dari satu orang ke orang lainnya. Komunikasi yang terjadi di Kerabat Kotak Jogja adalah komunikasi antara anggota dan anggota, pengurus dan anggota, serta komunitas dan masyarakat. Anggota Kerabat Kotak Jogja tidak memiliki kewajiban secara tertulis untuk membantu proses promosi. Namun secara tidak disadari, pemakaian atribut Kerabat Kotak Jogja membantu proses perolehan anggota baru. Humas adalah sosok memiliki kewajiban untuk promosi melalui media jejaring sosial dan melalui obrolan-obrolan dengan orang lain. Hambatan dalam penelitian ini adalah tidak adanya basecamp tetap Kerabat Kotak Jogja sehingga menyulitkan proses recruitment anggota baru karena tempat berkumpul sering berpindah-pindah. Sedangkan hambatan yang datang dari masyarakat adalah masih adanya tanggapan negatif tentang fansclub band yang mengusung musik rock.

 

Contoh Tesis 6 : Strategi Komunikasi Pembangunan Manusiawi dalam Penataan Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta tentang Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasarkliwon)

Penelitian ini dilakukan atas dasar melihat kemampuan Pemkot Surakarta dalam membebaskan ruang publik dari PKL dengan cara-cara manusiawi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengkaji secara organisasi strategi PEMKOT Surakarta, mengkaji apa pesan yang disampaikan, dan mengkaji bagaimana konstituen menyikapi penataan.

Jenis Peneiltian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan bentuk strategi analisis studi kasus. Analisis data penelitian ini memiliki tujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Hasil penelitian ini adalah penataan PKL yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta di kawasan Pasarkliwon berlangsung cepat dan berjalan lancar, dengan menggunakan strategi komunikasi pembangunan manusiawi atau nguwongke-uwong. Kekhasan dalam strategi komunikasi untuk kawasan Pasarkliwon ini aialah sistem komunikasi Pemkot Surakarta yang telah berjalan.

 

Contoh Tesis 7 : Strategi Komunikasi Paguyuban Mojang Jajaka Mengenai Sosialisasi Pariwisata Dan Kebudayaan Di Jawa Barat

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan tahapan dan perencanaan stratregi komunikasi dalam suatu program sosialisasi pariwisata dan kebudayaan di jawa barat, yang dilakukan oleh paguyuban mojang jajaka jawa barat.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian dengan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku-perilaku yang dapat diamati, Isi dari program sosialisasi pariwisata dan kebudayaan jawa barat di analisis berdasarkan strategi komunikasi dikaitkan dengan  teori sosialisasi yang dikemukakan oleh David A Goslin. Sesuai teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara maupun studi dokumentasi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, strategi komunikasi yang dilakukan paguyuban mojang jajaka adalah dengan melakukan berbagai pencapaian perencanaan kegiatan dan metode-metode yang digunakan untuk mensosialisasikan pariwisata dan kebudayaan dijawa barat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan adanya komunikasi yang terjalin dengan baik dilingkungan internal dan eksternal instansi. untuk mengembangkan komunikasi yang efektif maka diperlukan sebuah perencanaan yang baik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Elemen-elemen pendukung dalam strategi komunikasi yaitu : penyusunan pesan, metode komunikasi, media, dan khalayak.

Setelah melakukan penelitian tentang strategi komunikasi paguyuban mojang jajaka mengenai sosialisasi pariwisata dan kebudayaan di jawa barat ini, peneliti menyarankan agar paguyuban mojang jajaka beserta dinas pariwisata dan kebudayaan jawa barat perlu memperhatikan/melihat system atau pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat karna terlihat masih banyak yang kurang sadar akan pentingnya pariwisata dan budaya. Serta harus memperhatikan keahlian dalam bidang sosialisasi dan publikasi yang lebih baik lagi agar penyampaian informasi melalui saluran media serta pameran atau event dapat terlaksana dengan baik.

 

Contoh Tesis 8 : Strategi Komunikasi Komunitas Laku Lampah (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Komunitas Laku Lampah dalam Upaya Penyampaian Pesan Pelestarian Sejarah dan Budaya di Kota Solo)

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak peninggalan sejarah dan kebudayaan beragam, salah satu kota dengan potensi tersebut adalah Kota Solo. Menurut data, di Kota Solo terdapat sekitar 175 bangunan dan kawasan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemkot. Tingginya jumlah cagar budaya yang tersebar di Solo, malah menjadikan Pemerintah Kota Surakarta mengabaikan tanggungjawabnya dalam pengelolaan cagar budaya. Sehingga masih perlu mendapat perhatian serta perlu dilestarikan oleh berbagai pihak. Bermula dari permasalahan tersebut, terbentuklah Komunitas Laku Lampah. Komunitas pertama di Solo yang concern dan ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya. Laku Lampah turut turun tangan dengan menyampaikan pesan pelestarian kepada masyarakat di setiap kegiatannya.

Penelitian ini dilakukan di komunitas Laku Lampah, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi komunikasi Laku Lampah dalam menyampaikan pesan pelestarian sejarah dan budaya pada masyarakat. Teori strategi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Hafied Cangara yakni pemilihan komunikator, menentukan target sasaran, menyusun pesan, dan pemilihan media. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penarikan sampel dilakukan peneliti menggunakan purposive sampling, dengan teknik snowball sampling. Data diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Teknik analisi data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Laku Lampah dalam startegi komunikasi penyampaian pesannya Laku Lampah menempatkan pengurus LL, akademisi, warga sekitar dan tokoh masyarakat sebagai komunikator pesannya, target sasaran pesan mereka adalah masyarakat umum, khususnya anak muda, pemerintah, dan media. Dalam melakukan pembentukan pesan, Laku Lampah menyesuaikan dengan target sasarannya dan media yang mereka gunakan. Dalam penyampaian pesannya, Laku Lampah menggunakan tiga media penting selain sosialisasi secara langsung, yakni media massa, media online, dan merchandise.

 

Contoh Tesis 9 : Strategi Komunikasi dalam Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Imunisasi Balita di Puskesmas Manggeng (Studi di Puskesmas Manggeng)

Strategi komunikasi merupakan perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana tatik operasionalnya. Pada tahun 2008 diperkirakan jumlah seluruh kematian pada anak dibawah lima tahun (0-59 bulan) sebesar 8,8 juta kematian. Sekitar 17% dari kematian tersebut disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, sedangkan perkiraan seluruh kematian anak usia 1-59 bulan sebesar 5,2 juta kematian, dan 29% dari kematian tersebut diakibatkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui strategi komunikasi, tingkat kesadaran masyarakat dan terhadap imunisasi pada balita. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif deskriptif, Teknik sampling menggunakan teknik Purposive. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 22-27 Februari 2017 dengan cara melakukan wawancara. Tenik pegambilan sampel menggunakan non-random sampling yang terdiri dari masyarakat yang mempunyai balita, Kepala Puskesmas, Koordinator Imunisasi, Bidan Desa, dan Kader. Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa strategi komunikasi imunisasi dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan kepada masyarakat dengan menggunakan media seperti brosur, poster, lefleat, komunikasi efektif dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Untuk meningkatkan cakupan imunisasi perlu dilakukannya pencarian balita yang belum mendapatkan imunisasi kerumah-rumah. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam imunisasi dilihat dari angka laporan cakupan imunisasi, pedoman buku imunisasi dan hasil laporan bulanan dan masih ada sebahagian masyarakat yang belum melakukan imunisasi pada balitanya dikarenakan tidak ada izin dari suami, dimana suami melarang untuk dilakukannya imunisasi pada anaknya, karena takut nanti anaknya demam serta isu vaksin palsu yang membuat orang tua tidak mau mengimunisasi balitanya.. Peneliti berharap pada penelitian selanjutnya bisa dijadikan referensi, mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan konsep teori strategi komunikasi. Sebagai bahan informasi dan evaluasi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan sebuah kebijakan serta tindakan untuk meningkatkan kualitas kinerja pegawai di instansi kesehatan.

 

Contoh Tesis 10 : Strategi Komunikasi Guru Sma Islam Terpadu dalam Menghasilkan Siswa Yang Unggul

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan Islam terpadu dan juga strategi komunikasi guru di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam menghasilkan siswa yang unggul. Hal ini mengacu pada latar belakang mengenai perkembangan SMA IT yang mengedepankan pendidikan etika, agama dan juga kualitas lulusan yang dihasilkan. Dimana dari ke semua hal tersebut, yang menjadi kunci sukses sebuah lembaga pendidikan khususnya SMA IT dalam menghasilkan siswa yang unggul adalah adanya peran pengajar (guru) yang profesional dalam pengembangan karakter anak didik dan pendidikan. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dan mengambil lokasi penelitian di SMA IT Abu Bakar dan SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta. Sample di dalam penelitian ini berjumlah dua puluh orang yang merupakan guru dari masingmasing sekolah tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Implementasi pendidikan Islam terpadu di SMA IT Abu Bakar dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memadukan tiga unsur penting yaitu sinergi antara sekolah, masyarakat dan keluarga; kurikulum yang terstruktur dan terprogram mulai tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi; berorientasi pada pembentukan tsaqafah Islam dan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan. Ketiga unsur tersebut dilakukan untuk menghasilkan siswa yang unggul, yang dalam perspektif konsep pendidikan Islam terpadu siswa yang unggul adalah siswa yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik dan juga memiliki akhlak yang mulia. (2) Implementasi strategi komunikasi para guru di SMA IT Abu Bakar dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta berlangsung dengan cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari pemenuhan elemen-elemen komunikasi pada strategi komunikasi yang digunakan oleh para guru dalam menghasilkan siswa yang unggul.

 

 

Incoming search terms:

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?