Gambaran dari Balanced Scorecard
Pengertian Balanced Scorecard
Balanced Scorecard adalah sebuah sistem manajemen untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif. Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang hanya berfokus pada perspektif keuangan saja dan cenderung mengabaikan perspektif non keuangan.
Menurut Luis dan Biromo (2007:16), balanced scorecard adalah suatu alat manajemen kinerja yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial, non finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.
Balanced Scorecard mengukur keuangan di masa lalu dan dimasa mendatang. Tujuan pengukuran Scorecard berasal dari visi dan strategi perusahaan yang dikelompokkan dalam empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan yang membentuk framework Balanced Scorecard.
Karakteristik Balanced Scorecard
Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategi yang menjabarkan misi dan startegi perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja. Balanced Scorecard memiliki empat karakterisrik, yaitu sebagai berikut (Mulyadi, 2007):
- Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam pengukuran kinerja, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif ini menghasilkan manfaat bagi perusahaan, yaitu menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang, serta membantu perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
- Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus memiliki hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Keseimbangan diantara keempat perspektif dalam Balanced Scorecard yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis, sangat penting untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berjangka panjang. Bobot keempat perspektif dalam Balanced Scorecard adalah seimbang, dimana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lain.
- Balanced Scorecard mengukur sasaran strategis yang sulit untuk diukur. Sasaran strategik di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah terukur, namun dalam Balanced Scorecard ketiga perspektif non keuangan tersebut ditentukan ukurannya sehingga dapat diwujudkan untuk mengukur kinerja perusahaan.
Keunggulan Balanced Scorecard
Dalam perkembangannya BSC telah banyak membantu perusahaan untuk sukses mencapai tujuannya. BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis (Mulyadi, 2001, p.18) adalah mampu menghasilkan rencana strategis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut (1) komprehensif, (2) koheren, (3)seimbang dan (4) terukur
Teori-teori dari gambar Balanced Scorecard
Perspektif dalam Balanced Scorecard
Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
- Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000).
- Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka (Kaplan, dan Norton, 1996).
- Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums (Simon, 1999).
- Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang. Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.
Langkah-langkah Balanced Scorecard
Langkah-langkah Balanced Scorecard meliputi empat proses manajemen baru. Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dengan peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut menurut (Kaplan dan Norton, 1996) adalah :
- Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini kemudian dijabarkan dalam sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya.
- Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis balanced scorecard. Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada tiap karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen. Hal ini bertujuan untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.
- Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Balanced scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan kearah tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.
- Meningkatkan Umpan balik dan pembelajaran strategis. Proses keempat ini akan memberikan strategis learning kepada perusahaan. Dengan balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.
Tujuan Balance Scorecard
Tujuan yang ditetapkan dalam implementasi Balanced Scorecard akan membantu dalam (Lasdi, 2002):
- Memberi pedoman dalam penentuan tujuan-tujuan dan ukuran scorecard
- Mendapatkan komitmen dari partisipan proyek
- Mengklarifikasi kerangka kerja bagi pelaksanaan dan proses manajemen yang harus dilaksanakan setelah penyusunan scorecard awal.
Contoh Tesis yang membahas tentang Balanced Scorecard
Contoh Tesis 1 : Analisis Penerapan Balance Scorecard, Alat Ukur Penilaian Kinerja pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kabupaten Sidoarjo
Saat ini, pengukuran kinerja sering hanya ukuran kinerja keuangan, dan itu tidak bisa menggambarkan keseluruhan kinerja perusahaan. Itu diberikan ini kekurangan, kemudian menciptakan pengukuran kinerja metode yang mempertimbangkan aspek keuangan seperti yang dikenal sebagai Balanced Scorecard. Kinerja Balanced Scorecard pengukuran melibatkan empat perspektif: yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, proses bisnis internal perspektif, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penulis memilih untuk menggunakan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Sidoarjo Instansi Pemerintah, karena selama pengukuran kinerja PT perusahaan tetap fokus pada aspek keuangan. Pendekatan dari penelitian ini adalah a pendekatan kualitatif. Sumber data adalah data sekunder, yang merupakan ikhtisar perusahaan yang diperoleh dari mereka yang berwenang di agensi, visi, misi, strategi, dan sektor organisasi perusahaan. Hasil penelitian dari penelitian ini menggunakan kinerja balanced scorecard yang melibatkan empat perspektif.
Contoh Tesis 2 : Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balanced Scorecard Pada Kusuma Sahid Prince Hotel Surakarta
Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) adalah salah satu hotel di Surakarta. Itu pengukuran kinerja di KSPH Surakarta selama ini hanya dilihat dari sisi keuangan aspek. Pengukuran kinerja secara finansial tidak cukup untuk mencerminkan yang sebenarnya kinerja perusahaan, sehingga diperlukan metode kinerja yang lebih komprehensif pengukuran sebagai patokan pencapaian target perusahaan. Balanced Scorecard merupakan pilihan alternatif untuk pengukuran kinerja perusahaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan hasil tentang penerapan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja di KSPH Surakarta pada tahun 2011-2013 melalui empat perspektif; keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, juga pembelajaran dan pengembangan perspektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis pekerjaan metode deskriptif dan analisis aktivitas. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat interaktif model. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja di KSPH Surakarta pada tahun tersebut 2011-2013 berdasarkan hasil analisis terhadap empat perspektif saldo Scorecard mencapai 64,583%, itu berarti KSPH Surakarta memiliki yang baik kualitas kinerja dalam mencapai strategi sasaran untuk setiap perspektif dalam Balanced Scorecard.
Contoh Tesis 3 : Evaluasi Atas Penerapan Balanced Scorecard pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan
Penelitian ini bertujuan untuk menilai penerapan sistem balanced scorecard pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan (ITJEN). Penelitian ini menggunakan analisis terhadap data primer berupa wawancara dengan beberapa responden dan pengamatan serta data sekunder berupa dokumen/laporan tentang sistem balanced scorecard. Hasil penelitian ini menemukan bahwa sistem balanced scorecard yang ada perlu dilakukan beberapa perbaikan dalam rangka mengefektifkan fungsi ITJEN. Penelitian ini menyarankan agar perspektif keuangan ditambahkan pada sistem balanced scorecard; semua indikator kinerja utama pada sistem balanced scorecard dimasukkan dalam kontrak kinerja; beberapa sasaran strategis pada sistem balanced scorecard dilakukan penyesuaian; dan sistem balanced scorecard dikomunikasikan secara efektif kepada pegawai.
Contoh Tesis 4 : Analisis Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard Pada Pdam Kabupaten Semarang
Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks seperti saat ini dibutuhkan metode pengukuran kinerja yang dapat menilai kinerja perusahaan secara akurat dan menyeluruh. Dalam hal ini metode yang dapat digunakan adalah Balanced Scorecard. Tujuan penggunaan metode Balanced Scorecard adalah untuk mengukur kinerja perusahaan dari empat perspektif, yaitu: perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan, dan perspektif keuangan.
Penulis melakukan pengukuran pada PDAM Kabupaten Semarang dengan menggunakan data tahun 2006-2008 untuk menganalisis perspektif keuangan, sedangkan untuk perspektif lainnya menggunakan data perusahaan dan perhitungan kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PDAM Kabupaten Semarang pada tahun berjalan.
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan diketahui bahwa kinerja PDAM Kabupaten Semarang secara keseluruhan sudah cukup baik, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai Scorecard yang dihasilkan dari masing – masing perspektif. Kesimpulan yang dapat diambil melalui analisis yang sudah dilakukan adalah bahwa Balanced Scorecard merupakan metode yang terbaik dalam melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan, karena Balanced Scorecard mengangkat aspek-aspek penting yang diabaikan oleh pengukuran kinerja secara tradisional, seperti aspek sumber daya manusia, sistem yang digunakan dalam perusahaan, proses operasional, dan aspek kepuasan pelanggan, sehingga hasil pengukuran dengan Balanced Scorecard akan lebih akurat. Hasil pengukuran kinerja yang akurat sangat penting bagi manajemen, baik dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengendalian, serta dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.
Contoh Tesis 5 : Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Salah Satu Tolok Ukur Dalam Pengukuran Kinerjatahun 2013 (Studi Kasus Pada Rumah Sakit X)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Rumah Sakit X tahun 2013 berdasarkan Balanced Scorecard. Pengukuran kinerja berdasarkan empat perspektif yang terdapat di dalam Balanced Scorecard, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit X. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi untuk perspektif keuangan, perspektif pelanggan serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sedangkan untuk perspektif proses bisnis internal menggunakan metode wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Rumah Sakit X tahun 2013 dilihat dari (1) perspektif keuangan dapat dikatakan baik untuk pertumbuhan pendapatan sebesar 47,11%; ROA sebesar 40,27%; ROE sebesar 50,08%, namun terdapat 2 kriteria yang dinilai kurang yaitu perubahan biaya sebesar 31,86% dan tingkat biaya modal sebesar 80,43% (2) perspektif pelanggan dapat dikatakan baik untuk akuisisi pelanggan rawat inap sebesar 129.45%, rawat jalan sebesar 57,08% serta retensi pelanggan rawat jalan sebesar 88.51%, sedangkan untuk retensi pelanggan rawat inap masih kurang sebesar 0,57% (3) proses bisnis internal dapat dikatakan baik untuk proses inovasi dan proses operasional namun masih kurang dalam respond times (4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dikatakan baik untuk retensi karyawan dan sedang untuk komponen pelatihan.
Contoh Tesis 6 : Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Pada PT. SEMEN BOSOWA MAROS
Penelitian ini mengenai “Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja ( Studi Kasus pada PT Semen Bosowa Maros)”. Dengan adanya Balanced Scorecard sebagai analisis kinerja dalam perusahaan PT Semen Bosowa Maros dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan tujuan Balanced Scorecard adalah sebagai tolak ukur yang tidak hanya menilai dari aspek keuangan tetapi juga dari aspek non keuangan, melalui empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, internal bisnis, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Pengumpulan data dilakukan melalui metode kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif yaitu dengan penyebaran kuesioner pada pelanggan dan karyawan, kuantitatif yaitu dengan menggunakan rasio-rasio dari empat perspektif Balanced Scorecard.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja dari perspektif keuangan belum dapat diukur dengan baik dan sempurna karena peningkatan asset tiap tahun masih kecil. Kinerja dari perspektif pelanggan secara umum sudah sesuai dengan yang diharapkan, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pelanggan setiap tahunnya. Pada perspektif proses bisnis internal diperoleh gambaran bahwa PT Semen Bosowa Maros dalam memproduksi baranganya secara efesiensi dan efektif. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dilakukan dengan baik karena diterapkannya peraturan bagi karyawan mengenai kehadiran. Dari empat perspektif dapat dinilai bahwa ukuran kinerja PT Semen Bosowa Maros sudah cukup baik.
Contoh Tesis 7 : Analisis Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Perusahaan Mebel PT. Jansen Indonesia)
BSC memiliki keistimewaan dalam hal cakupan pengukurannya yang cukup komprehensif karena selain tetap mempertimbangkan kinerja keuangan. BSC juga mempertimbangkan kinerja-kinerja non keuangan, yaitu pelanggan, proses internal bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Mengacu pada permasalahan yang dihadapi oleh PT. Jansen penelitian ini menguji: “Analisis Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT. Jansen Indonesia)”. Karena hingga saat ini PT. Jansen belum menggunakan balanced scorecard untuk mengukur kinerjanya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap PT. Jansen Indonesia sebanyak 364 karyawan, selanjutnya diambil 100 sampel sebagai responden. Sedangkan untuk responden customer ditetapkan sebanyak 47 responden, karena total pelanggan di Semarang hanya sebanyak 47 toko, namun demikian hanya didapatkan 31 responden yang berpartisipasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebabai berikut: 1) Kinerja perspektif keuangan pada PT. Jansen Indonesia secara keseluruhan dapat disimpulkan atau dinilai sedang, karena secara umum rasio-rasio keuangan mengalami kenaikan kecuali ROA dan TATO. 2) Kinerja perspektif pelanggan pada PT. Jansen Indonesia secara keseluruhan dapat disimpulkan buruk, karena kepuasan pelanggan buruk kemampuan perusahaan dalam melakukan menjaga rentensi konsumen juga buruk sedangkan kemampuan perusahaan dalam melakukan akuisisi pelanggan sedang. 3) Kinerja perspektif proses bisnis intern pada Perusahaan PT. Jansen Indonesia secara disimpulkan sedang, karena inovasi hanya terjadi sekali selama tiga tahun terakhir dan tidak terjadi penurunan waktu aktivitas operasional secara konsisten pada proses produksi kursi, meja, tempat tidur maupun lemari. 4) Kinerja perspektif learning and growth pada PT. Jansen Indonesia dapat disimpulkan baik pada aspek perputaran karyawan masuk dalam kriteria baik sedangkan produktivitas karyawan mengalami penurunan. Tingkat kepuasan karyawan disimpulkan sedang karena karyawan kurang puas.
Contoh Tesis 8 : Analisis Kinerja Komprehensif Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Pada Perusahaan Perdagangan Besar/Wholeseller (Studi Kasus pada PT Transmarco)
Penelitian ini membahas mengenai penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard yang dapat diaplikasikan ke dalam perusahaan dagang yang berstatus sebagai Penanaman Modal Asing (PMA). Selama ini penilaian kinerja pada perusahaan dagang tersebut masih berfokus pada tujuan jangka pendek saja dengan hanya menggunakan ukuran keuangan. Oleh sebab itu, penilaian kinerja menggunakan Balanced Scorecard dengan empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menawarkan solusi yang lebih menyeluruh dan komprehensif dalam suatu organisasi. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil kinerja perusahaan dengan menggunakan Balanced Scorecard.
Jenis penelitian ini merupakan studi kasus yang hanya menggunakan satu objek penelitian yaitu PT Transmarco yang berlokasi di Tangerang, Banten. Penelitian dilakukan dengan mengambil data selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2008- 2010. Data diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak perusahaan. Penelitian dilakukan dengan cara menghitung rasio-rasio dari masing-masing perspektif dan kemudian dilakukan analisis perbandingan tahun ke tahun.
Dari hasil penelitian dengan konsep Balanced Scorecard, dapat diketahui hubungan antar perspektif untuk tahun 2008 dengan tahun 2009, serta tahun 2009 dengan tahun 2010 yang terlihat bahwa kinerja nonkeuangan ternyata dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja antar perspektif memiliki hubungan sebab-akibat sehingga Balanced Scorecard dapat dijadikan sebagai perumusan strategi yang digunakan untuk memberikan informasi terhadap kelemahan dan kekuatan perusahaan dan selanjutnya dapat dilakukan langkah perbaikan.
Contoh Tesis 9 : Studi Tentang Manajemen Strategik Berbasis Balance Scorecard Di Yayasan Al Kautsar Lampung
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penerapan balanced scorecard (BSC) dalam perencanaan strategik organisasi nirlaba, yaitu pada manajemen strategik Yayasan Al Kautsar. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan informan jajaran manajemen di Yayasan Al Kautsar. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data berpedoman pada model analisis interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian adalah peta strategi Yayasan Al Kautsar dibangun oleh 11 sasaran strategik dengan 34 indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan hasil dari penerjemahan visi, misi dan tujuan ke dalam empat prespektif BSC, 2 sasaran strategik dalam prespektif pelanggan dengan 7 IKU, 3 sasaran strategik dalam prespektif proses internal dengan 8 IKU, 4 sasaran strategik dalam prespektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan 16 IKU, serta 2 sasaran strategik dalam prespektif keuangan dengan 3 IKU. Adapun tantangan yang dihadapi dalam penerapan BSC adalah masih adanya hambatan komunikasi serta mempersiapkan jajaran manajemen untuk mengubah cara pandang dalam melihat keberhasilan.
Contoh Tesis 10 : Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Konsep Balance Scorecard (Studi Kasus PT. Wijaya Karya)
Kemajuan teknologi telah mengubah secara dramatis sistem manajemen perusahaan. Perusahaan harus membuat sistem pengukuran yang baik dari metode tradisional. Pengukuran yang lebih baik digunakan yakni Balance Scorecard. Balance Scorecard mempunyai empat metode sebagai alat pengukuran, finansial, kustomer, bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Objek penelitian ini adalah PT. Wijaya Karya. Penelitian ini menggunakan kuisioner dan studi literature sebagai data utama. Hasil penelitian dengan menggunakan konsep balance scorecard menunjukkan bahwa kinerja keuangan WIKA lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Kinerja kepuasan customer WIKA, menunjukkan nilai kepuasan yang baik untuk atribut produk dan jasa, citra perusahaan, dan hubungan. Sedangkan untuk kinerja proses bisnis internal menunjukkan hasil yang baik pada proses inovasi, operasi, dan pelayanan purna jual. Kinerja kepuasan karyawan juga menunjukkan hasil yang baik untuk kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi, dan motivasi, pemberdayaan dan keselarasan.
Kinerja WIKA secara keseluruhan bisa dianggap bagus. Manajemen yang baik adalah alasan WIKA mampu meningkatkan kinerjanya agar sesuai visi dan misi perusahaan.
Leave a Reply