Judul Skripsi : Analisis Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karanganyar Sebelum dan pada Era Otonomi Daerah
A. Latar Belakang
Implementasi pelaksanaan Otonomi Daerah akan dapat berhasil jika memperhatikan 5 (lima ) kondisi strategis berikut: (i) Self Regulatoring Power, yaitu kemampuan mengatur dan melaksanakan Otonomi Daerah demi kepentingan masyarakat di daerahnya; (ii) Self Modifying Power, berupa kemampuan menyesuaikan terhadap peraturan yang telah ditetapkan secara nasional sesuai dengan kondisi daerah, termasuk terobosan inovatif ke arah kemajuan dalam menyikapi potensi daerah; (iii) Creating Local Political Support, dalam arti penyelenggaraan pemerintah daerah yang mempunyai legitimasi kuat dari masyarakatnya baik dari Kepala Daerah eksukutif maupun DPRD sebagai pemegang kekuasaan legislatif; (iv) Managing Financial Resource, dalam arti mampu mengembangkan kompetensi dalam mengelola secara optimal sumber penghasilan dan keuangan guna pembiayaan aktivitas pemerintahan pembangunan dan pelayanan masyarakat, serta (v) Developing Brain Power, dalam arti membangun Sumber Daya Manusia yang handal dan selalu bertumpu pada kapabilitas penyelesaian masalah (Rasyid dan Paragoan dalam Mulyanto, 2003:3).
Selain kondisi strategis diatas, keberhasilan Otonomi Daerah menurut Yosef Riwukaho (1998: 129) ditentukan oleh 4 (empat) faktor berikut: (i) faktor sumber daya manusia sebagai subyek penggerak; (ii) faktor keuangan yang merupakan indikasi “derajat kemandirian suatu pemerintah daerah” untuk mengatur, membiayai dan rumah tangganya sendiri; (iii) factor peralatan yang merupakan sarana pendukung ; serta (iv) faktor organisasi dan manajemen.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana evaluasi penerimaan PAD dalam pelaksanaan Otonomi Daerah jika dikaitkan dengan Efisiensi, Efektivitas, Elastisitas dan Matrik Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Karanganyar sebelum dan pada era Otonomi Daerah dan pengujiannya secara statistik?
- Seberapa besar kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Karanganyar sebelum dan pada era Otonomi Daerah serta pengujian secara statistik?
C. Landasan Teori Skripsi
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah proses yang akan berdampak terjadinya kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu Negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan system kelembagaan yang ada (Lincolin Arsyad, 1996:16).
Otonomi Daerah
Otonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri dan nomos yang berarti aturan. Sedang menurut istilah otonomi adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Amran Muslimin mengatakan otonomi itu termasuk salah satu dari asas-asas pemerintahan negara, dimana pemerintah suatu negara dalam pelaksanaan kepentingan umum untuk mencapai tujuan. Disamping itu, Ateng Syafruddin mengemukakan bahwa otonomi mempunyai makna kebebasan atas kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Kemerdekaan terbatas atau kemandirian itu merupakan wujud pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.
Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1945.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan survey atas data sekunder yang mengambil lokasi di Kabupaten Karanganyar dengan menggunakan data-data yang telah diolah dan dikumpulkan oleh suatu instansi pemerintah tertentu, dari tahun anggaran 1995/1996 sampai tahun 2005 dan data dari sumber-sumber lain yang terkait yang relevan.
Data yang dikumpulkan akan diolah menggunakan beberapa rasio seperti rasio efisiensi, efektivitas, elastisitas, matrik potensi PAD dan rasio kontibusi PAD terhadap penerimaan APBD.
E. Kesimpulan
- Evaluasi penerimaan PAD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat dari penilaian rasio-rasio efisiensi, efektivitas, elastisitas dan matrik potensi PAD serta melihat kontribusinya terhadap Anggaran Pendapatan Daerah.
- Pada tahun penelitan sebelum Otonomi Daerah (1996/1997-2000) rata-rata efisiensinya sebesar 1,88 %, lebih baik dari pada saat pelaksanaan Otonomi Daerah (2001-2005) dimana tingkat rata-rata efisiensinya sebesar 2,18 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa efisiensi penerimaan PAD sebelum OTDA lebih baik dari pada saat OTDA. Sehingga dapat dikatakan pada saat OTDA, Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar belum mampu meningkatkan efisiensinya dengan biaya pemungutan yang sama untuk meningkatkan penerimaan
- Rata-rata efektivitas PAD Kabupaten Karanganyar pada saat sebelum OTDA lebih rendah dari pada saat sudah ditetapkan OTDA. Sebelum OTDA rata-rata efektivitas PAD hanya sebesar 104,85 %, sedangkan pada saat OTDA mencapai 107,97 %. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah diberlakukannya OTDA Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar mampu meningkatkan efektivitas penerimaan
- Kontribusi PAD terhadap penerimaan Anggaran Pendapatan pada saat sebelum OTDA sebesar 14,09 %, dua kali lebih besar dari pada saat pelaksanaan OTDA yang hanya 7,59 %. Jadi disimpulkan bahwa pelaksanaan OTDA belum mampu meningkatkan potensi penerimaan PAD karena kontribusi yang diberikan terhadap Pendapatan Daerah masih sangat kecil. Hal ini dikarenakan tingginya bagian perimbangan dari Pemerintah Pusat.
Contoh Skripsi Ekonomi
- Analisis Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kabupaten Karanganyar Sebelum Dan Pada Era
- Evaluasi Program Pembagian Beras Untuk Keluarga Miskin (Raskin) Di Kabupaten Sukoharjo
- Proses Ekspor-Impor Pada Kawasan Berikat Tanjung Emas Export Processing Zone (Tepz)
- Prosedur Penerbitan Surat Keterangan Asal (Certificate Of Origin) Di Dinas Perindustrian
- Proses Kontrak Dagang Internasional Pada Cv.Aninda Furniture Di Sroyo Karanganyar
Leave a Reply