ABSTRAK
Jeruk Keprok (Citrus nobilis Lour) buah terpenting ketiga di Indonesia setelah pisang dan mangga, sedangkan di dunia, jeruk merupakan buah yang popular setelah anggur (dilihat dari luas pertanaman dan jumlah produk pertahun). Oleh karena itu, perlu dikembangkan budidaya yang baik untuk meningkatkan produksi, diantaranya dengan memperbaiki pembibitan tanaman jeruk keprok secara vegetatif dengan tehnik okulasi. Magang ini dilaksanakan di UPTD BPPTPH (Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan Hortikultura) Ngipiksari Kaliurang Sleman Yogyakarta pada bulan Pebuari-Maret 2009. Kegiatan magang dilaksanakan secara mandiri oleh mahasiswa mulai dari mencari sendiri lokasi, pendekatan dengan lembaga (Instansi) tempat magang sampai pelaksanaannya. Kegiatan magang dibimbing oleh pembimbing magang, baik intern (dosen pembimbing) maupun ekstern (pembimbing lapangan).
Hasil magang adalah mengabungkan dua sifat baik tanaman, tanaman yang mempunyai perakaran kuat, tahan terhadap kekeringan, tahan terhadap hama penyakit yaitu tanaman jeruk Japaneche Citroen (JC) sebagai batang bawah sedangkan untuk batang atas mengunakan jeruk keprok siem yang mempunyai kulitas dan produksi buah yang baik, dengan tehnik okulasi (Chip budding). Tahapan pelaksanaan okulasi adalah: menyayat kulit batang bawah, mengiris mata tempel, memasang mata tempel ke sayatan batang bawah, mengikat tempelan hasil okulasi, hasil okulasi ditempatkan yang teduh (ternaungi) agar tidak langsung kena sinar matahari, setelah umur 3-4 minggu dilaksanakan pelepasan ikatan, keberhasilan di tandai dengan munculnya calon tunas yang berwarna hijau persentase keberhasilan adalah 90%. Hasil okulasi dilakukan sertifikasi benih oleh (BPSB) pada umur 1-1,5 tahun. Dalam satu tahun bibit yang berhasil di sertifikasi adalah 5000 batang, harga jual bibit perbatang Rp 4500, penjualan dilakukan dengan cara langsung kepetani dan tidk langsung yaitu melalui perantara.
Hasil analisis usaha perbanyakan jeruk keprok dari tahun pertama sampai tahun keempat total produksi adalah 19.000, total pendapatan Rp 85.500.000, dan keuntungan Rp 20.667.940. sedangkan Return Cost Ratio (R/C) adalah 1,3, Benefit Cost Ratio (B/C) yaitu 0,3 (Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C > 1). Break Even Point (BEP): BEP Produksi yaitu 14.407, dan BEP Harga adalah 3.412. Dari perhitungan diketahui bahwa BEP Produksi adalah 14.407 batang. Dan BEP Harga Sebesar Rp 3.412. jika harga dan produksi lebih tinggi dari angka tersebut akan diperoleh keuntungan, dengan asumsi seluruh produk terjual.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sector yang mempunyai peranan penting dan strategi yaitu sebagai penghasil bahan pangan yang dibutuhkan oleh manusia. Hortikultura merupakan salah satu dari bagian dari sektor pertanian yang mempunyai prospek cerah dimasa yang akan datang, karena produk hortikultura sangat dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berkaitan dengn semakin meningkatnya pengetahuan masyarakan tentang arti pentingnya gizi, meningkatnya pendapatan perkapital serta pertumbuhan agroindustri. Tanaman buah merupakan salah satu jenis hortikultura.
Tanaman jeruk (Citrus sp) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari Asia Tenggara terutama Cina. Sejak ratusan tahun yang lampau, tanaman ini sudah terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman di pekarangan. Tanaman jeruk yang dibudidayakan di Indonesia juga telah dibudidayakan di negara-negara tropis lainnya. Namun sejarah dari tanaman jeruk yang berada di Indonesia sendiri tidak begitu jelas adanya. Jeruk merupakan buah terpenting ketiga di Indonesia setelah pisang dan mangga, sedangkan di dunia, jeruk merupakan buah yang popular setelah anggur (dilihat dari luas pertanaman dan jumlah produk pertahun). Namun pada era tahun 1980 sampai 1990-an produktivitasnya mengalami penurunan. Penurunan produk ini disebabkan adanya serangan penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) yang diakibatkan oleh baakteri (Bakterium like Organisme atau BLO). CVPD dapat menyebar dari suatu daerah ke daerah lain dan masuk disuatu bahan tanaman yang terinfeksi.
Usaha memenuhi bibit jeruk bermutu dan bebes penyakit telah ditempuh melalui pengadaan bibit dengan system pelabelan merah jambu yang berada dibawah pengawasan Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSB), guna melindungi konsumen bibit tanaman jeruk. Sebagai langkah atau program rehabilitasi tanaman jeruk dari serangan hama dan penyakit perlu dilakukan tindakan: 1) Penyediaan bibit bebas penyakit, 2) Penyusunan pengendalian hama dan penyakit terpadu terutanma serangan yang berperan sebagai vector penyakit, 3) Peningkatan teknik budidaya pada tiap agroklimat wilayah pengembangan. Tiga kopmponen tersebut merupakan paket teknologi perusahaan tanaman jeruk yang diharapkan manpu mendasari agroindustri jeruk di Indonesia.
Tanaman jeruk dapat diperbanyak secara generative dengan biji sedangkan vegetatif dengan cangkok, stek dan sambung pucuk dan perpaduan antara generatif dan vegetatif yaitu dengan Okulasi. Di Unit Pelaksanaan Teknik Dinas Balai Pengembangan dan Promosi Tanaman Pangan Hortikultura (UPTD BPPTPH) Ngipiksari Sleman Yogyakarta, perbanyakan tanaman buah-buahan khususnya untuk tanaman jeruk dilakukan dengan perbanyakan vegetatif yaitu cara okulasi. UPTD BPPTPH Ngipiksari lebih memilih perbanyakan dengan cara okulasi karena mempunyai keberhasilan yang tinggi dan sifat bibitnya lebih mirip dengan sifat induk yang asli dan dapat diproduksi dalam waktu yang relative cepat. Varietas yang terdapat di UPTD BPPTPH adalah jeruk Keprok Siem, Batu 55, jeruk Grabak dan Java Citrus.
Contoh Tesis
Contoh Skripsi
Leave a Reply