ABSTRAK
Skripsi ini membahas perubahan ortografi dari bahasa Prancis kuno abad Moyen Âge ke bahasa Prancis modern abad XX. Berdasarkan catatan sejarah perkembangan ortografi bahasa Prancis (SPOBP) menurut Dauzat, perubahan tersebut kemudian diklasifikasi atas perubahan grafis, kelas kata, dan pelafalan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan jenis perubahan yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu kategori utama (5 jenis) dan kategori campuran (3 jenis). Empat dari kedelapan jenis tersebut tidak tercantum di dalam SPOBP. Perubahan terjadi pada ketujuhkelas kata dan sebagian besar perubahan tidak mengubah pelafalan.
Kata kunci: Ortografi Prancis, Ortografi Moyen Âge, Ortografi.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan bahasa menurut Robinson (1995, hlm.2) merupakan perkembangan yang timbul karena adanya sejarah, lingkungan, dan manusia. Sejarah dan lingkungan digunakan oleh manusia, khususnya para ahli linguistik untuk meneliti lebih dalam aspek-aspek suatu bahasa. Kemudian, Kridalaksana (2005, hlm. 8 ) menambahkan bahwa perkembangan bahasa sekarang ini menjadi sangat pesat disebabkan adanya penyelidikan intensif tentang berbagai aspek bahasa.
Berkaitan dengan perkembangan bahasa Prancis, Robinson (op.cit, 156) menuliskan bahwa adanya perkembangan humanisme1 di Prancis, serta kegiatan cetak mencetak yang semakin pesat pada abad pertengahan (moyen âge), telah mendorong perkembangan bahasa, khususnya perkembangan dalam aspek ortografis. Hal itu disebabkan masyarakat pada abad moyen âge menggemari karya sastra yang merupakan salah satu wujud dari humanisme itu sendiri sehingga perubahan-perubahan bahasa tersebut tersalurkan dalam karya sastra. Pada abad selanjutnya bahasa Prancis terus berkembang. Hal ini disebabkan oleh perkembangan bahasa yang menurut Keller (1994, hlm. 6) merupakan sesuatu yang alamiah sehingga suatu bahasa akan terus mengalami perubahan. Salah satu perubahan itu menurut Grevisse (1988, hlm. 44) terjadi di dalam bidang semantik, yaitu pertambahan kosakata bahasa Prancis. Bahasa Prancis semakin kaya akan kata, bukan hanya kata baru (yang didapat dengan cara meminjam, derivasi, atau komposisi), tetapi juga bentuk baru (dengan cara reduksi dan alterasi), penggunaan baru (perubahan kelas kata), dan arti baru.
Tulisan ini memaparkan bahwa perkembangan bahasa Prancis juga terjadi pada dua aspek bahasa, yaitu aspek fonologis dan aspek ortografis. Pada aspek fonologis, perkembangan itu terlihat dari adanya perbedaan fonem yang dimiliki oleh bahasa Prancis, yaitu pada bahasa Prancis kuno mengenal 12 fonem vokal, yaitu /i/, /e/, /A/, /ü/, /@/, /9/, /u/, /o/, dan 4 di antaranya merupakan vokal nasal /29/, /2o/, /2e/, /2A/; 16 fonem konsonan, yaitu /b/, /p/, /m/, /v/, /f/, /d/, /t/, /n/, /z/, /s/, /l/, /j/, /g/, /k/, /š/, /r/; dan 3 fonem semi-konsonan, yaitu /y/, /w/, dan /?/ (Dauzat, 1950, hlm. 6).
Sementara itu, menurut Carton yang dikutip oleh Laksman (1985, hlm. 8), bahasa Prancis modern mengenal 16 fonem vokal, yaitu /i/, /e/, /E/, /a/, /y/, /{/, /O/, /9/, /A/, /u/, /o/, /@/, dan 4 di antaranya merupakan vokal nasal, yaitu /2E/, /29/, /2O/, /2A/; 18 fonem konsonan, yaitu /b/, /p/, /m/, /v/, /f/, /d/, /t/, /n/, /z/, /s/, /l/, /S/, /g/, /k/, /K/, /Z/, /J/, /?/; dan 3 fonem semi-konsonan,yaitu /j/, /H/, dan /w/.
Dalam hal ortografis perkembangan terlihat dalam perbedaan jumlah huruf yang digunakan oleh bahasa Prancis. Menurut Grevisse (loc.cit, 92) pada moyen âge, Prancis memiliki 23 huruf yang berasal dari bahasa Latin, yaitu A, B, C, D, E, F, G, H, I, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, X, Y, Z dan huruf K. Kemudian pada abad XVII, l’Académie memasukkan huruf J dan V dan pada tahun 1964, Le Robert memasukkan huruf W. Sementara itu pada abad XX sampai dengan sekarang bahasa Prancis memiliki 26 huruf.
Perkembangan ortografis lainnya terlihat pula dari perbedaan grafemgrafem yang membentuk suatu kata, contoh :
(1) Toute leur vie estoit employée non par loix, statuz où reigles. (Lagarde, 1965, hlm. 55)
(2) Toute leur vie était employée non par loi, status où règles. (Lazard, 1994, hlm. 143)
‘Seluruh hidupnya tidak dia abdikan pada hukum, status, atau pun peraturan’
Pada contoh (1), bentuk tulisan estoit terdiri dari unsur grafem e, s, t, o, i, t, bentuk tulisan loix terdiri dari unsur grafem l, o, i, x, bentuk tulisan statuz terdiri dari unsur grafem s, t, a, t, u, z, dan bentuk tulisan reigles terdiri dari unsur grafem r, e, i, g, l, e, s. Pada contoh (2) terdapat perubahan :
1. Hilangnya grafem s pada kata estoit dan berubahnya grafem oit pada akhir kata menjadi ait, sehingga kata tersebut menjadi était yang terdiri dari unsur grafem é, t, a, i, t.
2. Hilangnya grafem x pada akhir kata loix, sehingga berubah menjadi loi yang terdiri dari unsur-unsur grafem l, o, i.
3. Mengganti grafem z pada akhir kata statuz dengan grafem s, sehingga statuz berubah menjadi status yang terdiri dari unsur grafem s, t, a, t, u, s
4. Menghilangkan grafem i setelah grafem e dan menggantikannya dengan grafem é dalam kata reigles sehingga berubah menjadi règles yang terdiri dari unsur grafem r, è, g, l, e, s.
Contoh Tesis
- Daftar Contoh Tesis Administrasi Publik
- Daftar Contoh Tesis Ilmu Politik
- Daftar Contoh Tesis Administrasi
- Daftar Contoh Tesis Ilmu Ekonomi
- Daftar Contoh Tesis Hubungan Internasional
- Daftar Contoh Tesis Ekonomika Pembangunan
- Daftar Contoh Tesis Ilmu-Ilmu Sosial
- Daftar Contoh Tesis Sosiologi
Contoh Skripsi
- BAGIAN I : Daftar Contoh Skripsi Fakultas FISIPOL
- BAGIAN II : Daftar Contoh Skripsi Fakultas FISIPOL
- Daftar Contoh Skripsi Ilmu Komunikasi
- Daftar Contoh Skripsi Filsafat
- Daftar Contoh Skripsi Antropologi
- Daftar Contoh Skripsi Sosial Politik
- Daftar Contoh Skripsi Administrasi
- Daftar Contoh Skripsi Ilmu Budaya
- Daftar Contoh Skripsi Ilmu Pemerintahan
- Daftar Contoh Skripsi Sosiologi
- Daftar Contoh Skripsi Ilmu Politik
- Daftar Contoh Skripsi Hubungan Internasional
Leave a Reply