Permasalahan terkait Semangat Kerja Pegawai
Menghadapi era globalisasi dunia dan era reformasi memasuki Indonesia baru yang sangat berpengaruh pada setiap aspek kehidupan rnasyarakat merupakan akibat dan cepatnya arus informasi global dan transformasi budaya yang diterima, dirasakan dan dinikmati oleh seluruh masyarakat melalui hasil teknologi.
Sebagai contoh yang nyata, para pegawai negeri dituntut harus ikut andil dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Keikutsertaan tersebut tentu harus diseimbangi dengan semangat kerja yang sangat baik kualitasnya, agar dalam pencapaian tujuan-tujuan dapat terlaksana dengan maksimal.
Setelah kita mengulas sedikit di atas, ternyata dalam kehidupan sehari-hari bayak orang yang masih belum mengerti dengan benar apa sebenarnya makna sesungguhnya dari semangat kerja tersebut.
Dalam berbagai tulisan pengertian semangat keria digunakan secara bergantian dengan istilah morale kerja. Morale atau semangat kerja yang tinggi atau positif merupakan faktor yang berpengaruh pada sikap berupa kesediaan mewujudkan cara atau metode kerja yang berdaya guna dan berhasil guna dalam meningkatkan prestasi atau produktivitas kerja.
Pengertian Semangat Kerja Menurut Para Ahli
Dalam pengertian di atas ada beberapa ahli yang iku serta dalam berpendapat mengenai pengertian semngat kerja tersebut, diantara para ahli meliputi :
- Menurut Richard M. Steers terjemahan Nia Magdalena Yamin berpendapat semangat kerja adalah : “Kecenderungan anggota organisasi berusaha lebih keras mencapai tujuan dan sasaran organisasi termasuk perasaan terikat”.
- Alex S. Nitisemito bependapat semangat kerja adalah: “Melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik”.
- The Liang Gie, Cs. berpendapat bahwa: “Moral atau semangat kerja diartikan sebagai sikap dan perasaan yang menimbukan kesediaan pada sekelompok orang yang bersatu padu secara erat dalam mencapai tujuan bersama”.
- George D. Hasley terjemahan Anaf S. Bagindo berpendapat bahwa morale atau semangat kerja adalah : “Sikap kesediaan perasaan yang memungkinkan seseorang pekerja untuk menghasilkan kerja yang lebih banyak dan lebih baik tanpa menambah keletihan, yang menyebabkan dia dengan antusias ikut serta didalam kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha kelompok sekerjanya”
Dari pendapat-pendapat tersebut di atas, menunjukkan bahwa moral kerja atau semangat kerja sangat berhubungan dengan persoalan perasaan dari seseorang di dalam melakukan pekerjaannya dengan lebih giat untuk dapat menghasilkan kerja yang lebih baik, lebih banyak, dan lebih cepat tanpa menambah keletihan.
Dengan demikian, maka semangat atau moral kerja sangat berkaitan dengan suasana atau keadaan di mana sikap dan perasaan dari seseorang atau kelompok orang yang merasa terikat untuk melakukan pekerjaannya dengan cara bekerja sama, berdisiplin, mempunyai kepuasan, jaminan keamanam dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan hasil kerja yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dan yang telah dijabarkan oleh IDtesis, perlu kita sama-sama mengetahui kembali bahwa segala sesuatu yang muncul selalu dilandasi atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, begitu juga dengan semangat kerja.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja pada umumnya ialah faktor negatif dan faktor positif. Faktor negatif merupakan faktor yang menyebabkan tingkat semangat kerja yang menurun yang mungkin bisa disebabkan karena kelelahan. Faktor positif merupakan faktor dimana tingkat semangat kerja seseorang meningkat bahkan stabil, hal ini bisa dilandasi oleh suasana kerja yang harmonis.
Dalam penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja, para ahli kembali lagi dengan bebrbagai pendapat yang berbeda, namun masih tetap memiliki artian yang sama. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi semangat kerja menurut I. G. Wursanto sebagai berikut :
Faktor Meningkatnya Semangat Pegawai
G. Wursanto berpendapat bahwa pada umumnya yang diinginkan pegawai adalah:
- Pemimpin yang baik (mampu memberikan bimbingan dan pengarahan).
- Ingin diakui selayaknya sebagai manusia (harga diri).
- Kesempatan untuk mengembangkan kariernya.
- Lingkungan kerja yang menyenangkan.
- Adanya jaminan keamanan.
- Perilaku yang adil dan jujur.
- Kondisi kerja yang menyenangkan.
- Gaji yang layak (dapat memenuhi kebutuhan pegawai atau keluarga).
- Jaminan hari tua yang baik.
- Hubungan kerja yang harmonis
Faktor Menurunnya Semangat Pegawai
G. Wursanto berpendapat ada beberapa faktor yang menyebabkan merosotnya (rendahnya) semangat kerja sebagai berikut :
- Faktor pimpinan, yang meliputi:
- Kurang adanya kewibawaan dari pihak pimpinan
- Pimpinan bersifat otokrasi
- Pimpinan tidak bersifat adil (pilih kasih).
- Faktor pengawasan
Faktor pengawasan sangat penting dalam usaha mendapatkan semangat kerja dan disiplin pegawai yang tingggi. Pengawasan hendaknya dilaksanakan secara efektif, jujur dan obyektif
- Faktor kebutuhan
Pegawai semata-mata tidak hanya menuntut terpenuhinya kebutuhan ekonomis, tetapi kebutuhan sosial dan psikologis perlu diperhatikan pula. Gaji yang besar belum tentu memberikan perangsang kerja kepada para pegawai apabila kebutuhan sosial dan psikologisnya tidak terpenuhi
Demikian Artikel yang berisi mengenai Pengertian Semangat Kerja, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Semangat Kerja. Semoga dapat bermanfaat sebagai refrensi bagi anda.
Leave a Reply