ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengaruh kimia dari xylitol terhadap remineralisasi enamel yang sebelumnya mengalami demineralisasi. Sampel email yang berasal dari gigi yang telah diekstraksi untuk kepentingan perawatan orthodonti didemineralisasi terlebih dahulu dan selanjutnya direndam dalam larutan remineralisasi yang mengandung 20% dan 50% xylitol pada suhu 37 der C selama dua minggu. Sampel lalu dianalisis menggunakan metode Energy Dispersive Xray (EDX) dan X-ray Diffraction (XRD). Hasil berdasarkan EDX mengindikasikan terdapat peningkatan jumlah kalsium dan fosfor pada sampel yang direndam dalam larutan remineralisasi dengan xylitol 50% dibandingkan dengan sampel yang mengalami demineralisasi tanpa direndam dalam larutan remineralisasi dengan xylitol 50% (p 0.05). Identifikasi komposisi senyawa kristal dengan metode XRD menunjukkan berbagai macam kristal apatit pada sampel yang berbeda.
Hidroksiapatit dan fluorapatit ditemukan ada sampel kontrol yang tidak didemineralisasi. Material amorphous ditemukan pada sampel yang didemineralisasi untuk kontrol perlakuan xylitol 50%. Fluorapatit ditemukan pada sampel yang didemineralisasi untuk kontrol perlakuan xylitol 20%. Fluorapatit juga ditemukan pada sampel yang direndam pada larutan remineralisasi dengan xylitol 20% dan 50%.
Hasil ini mengindikasikan bahwa xylitol dapat meningkatkan jumlah kalsium dan fosfor dengan menghambat presipitasi kalsium dan fosfat serta bertindak sebagai calcium carrier. Sifat xylitol tersebut dapat mempengaruhi reaksi kimia dari kalsium dan fosfor pada plak, saliva, dan lesi karies. Oleh karena itu, substansi amorphous dari email dapat berubah menjadi kristal apatit seperti fluorapatite. Dengan demikian, xylitol menunjukkan kemampuan untuk mencegah karies dan merestorasi lesi dini karies.
Kata kunci: xylitol, email, kalsium, fosfor, kristal, xrd, edx, remineralisasi
Contoh Tesis
- Daftar Contoh Tesis Administrasi Rumah Sakit
- Daftar Contoh Tesis Kesehatan Masyarakat
- Daftar Contoh Tesis Keperawatan
- Daftar Contoh Tesis Kedokteran
- Daftar Contoh Tesis Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Contoh Skripsi
- Bagian I : Daftar Contoh Skripsi Kedokteran, Lengkap!!
- Bagian II : Daftar Contoh Skripsi Kedokteran, Lengkap!!
- Bagian III : Daftar Contoh Skripsi Kedokteran, Lengkap!!
- Daftar Contoh Skripsi Kebidanan
- Daftar Contoh Skripsi Kedokteran
- Daftar Contoh Skripsi Keperawatan
- Daftar Contoh Skripsi Kesehatan Masyarakat
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial. Terdapat empat faktor yang merupakan penyebab karies, yaitu mikroorganisme, substrat, host dan gigi, serta waktu.1 Keempat faktor ini harus bekerja secara simultan untuk memungkinkan terjadinya proses karies. Email, sebagai lapisan terluar gigi yang paling inorganik dapat mengalami penguraian atau demineralisasi oleh asam yang diproduksi dari gula oleh bakteri plak, hal ini berkaitan dengan kondisi permukaan gigi yang selalu berada dalam keadaan dinamis dari perubahan antara demineralisasi (destruksi) dan remineralisasi (perbaikan).2 Proses demineralisasi dan remineralisasi tersebut mempunyai dampak yang krusial kepada kekerasan dan kekuatan email gigi.
Dampak dari karies tidak hanya terjadi pada struktur gigi, tetapi juga dapat mempengaruhi komponen lain di rongga mulut, kondisi tubuh secara keseluruhan, dan bahkan aktivitas sosial individu. Karies gigi membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian berkembang menjadi maloklusi yang dapat mengganggu proses pengunyahan.4 Kavitas pada gigi karies juga dapat menjadi port d entre atau focal infection dari berbagai macam penyakit pada organ lain seperti penyakit kulit, jantung, serta daerah telinga, hidung, dan tenggorokan.5 Ketika penyakit gigi berkembang lebih jauh, maka aktivitas sosial penderitanya dapat terganggu sehingga mengurangi produktivitas.
Prevalensi penyakit progresif ini masih terbilang besar di Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga 2004, 90.05% penduduk Indonesia menderita karies.6 Fakta tersebut bertolakbelakang dengan insiden karies gigi pada negara maju yang mengalami penurunan dari tahun – ke tahun. Pencapaian tersebut tidak hanya disebabkan oleh edukasi kesehatan gigi mulut yang baik saja. Program preventif seperti penggunaan fluoride sebagai agen pencegah karies juga berperan besar.7 Dengan melihat fakta tersebut, Indonesia memerlukan program-program dan metode pencegahan karies yang efektif, efisien, dan terjangkau oleh masyarakat agar dapat menurunkan prevalensi karies dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan bangsa.
Selain fluoride, terdapat agen-agen pencegah karies yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi metode preventif yang terjangkau oleh masyarakat, seperti mannitol, sorbitol, dan beberapa gula alkohol lain.8 Di antara pemanis tersebut, xylitol adalah salah satu agen yang terbukti membantu remineralisasi gigi. Xylitol tersedia dalam berbagai bentuk seperti permen karet, mint, tablet yang dapat dikunyah, lozenges, pasta gigi, mouthwashes, obat batuk, dan produk – produk lain yang aman dan mudah untuk dikonsumsi sehari – hari oleh masyarakat dengan berbagai usia.9 Dari sekian banyak bentuk tersebut, xylitol banyak dikonsumsi dalam bentuk permen karet dengan konsentrasi xylitol 50%.
Xylitol merupakan gula alkohol yang tidak dapat dikonversi menjadi asam oleh bakteri oral. Sifat ini berlawanan dengan sifat gula yang pada umumnya dapat difermentasi oleh bakteri. Dengan kata lain xylitol tidak menyediakan substrat yang diperlukan untuk terjadinya penurunan pH sebagai sebab demineralisasi. Selain tidak dapat difermentasi oleh bakteri, xylitol juga mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dan metabolisme bakteri tertentu, sepeti kelompok mutans dari Streptococci, bakteri yang berperan dalam proses terjadinya karies.7 Xylitol juga menunjukkan sifat dental yang menarik, yaitu dapat membentuk tipe kompleks tertentu dengan kalsium dan kation polyvalent tertentu lainnya, seperti kompleks Ca-xylitol pada rongga mulut dan usus. Kalsium sendiri merupakan ion penting dalam proses remineralisasi gigi sehingga pembentukan kompleks tersebut menguntungkan untuk pencegahan karies.
Dengan kompleks tersebut, xylitol dapat menstabilkan larutan kalsium fosfat. Sifat ini tidak dimiliki oleh gula alkohol atau karbohidrat sederhana lain yang juga sering digunakan sebagai pemanis seperti glukosa dan sorbosa. Berdasarkan penelitian oleh Mäkinen dan Söderling (1983), glukosa dan sorbosa menyebabkan pengendapan spontan dari kalsium dan berpotensi mengurangi remineralisasi. Sedangkan xylitol secara signifikan keretakan pada dentin, baik dari karies, terbukanya pulpa karena kecelakaan, ataupun melalui perluasan infeksi pada gusi.14 Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai efek xylitol terhadap sel-sel pulpa gigi manusia. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mendeteksi efek xylitol terhadap sel-sel pulpa gigi manusia dengan melihat viabilitas dan profil protein sel secara in vitro.
Leave a Reply