BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju juga di negara Indonesia saat ini. Tiga puluh sampai lima puluh persen kematian di Amerika Serikat dan Eropa disebabkan oleh penyakit jantung dan 70% dari kematian karena penyakit jantung disebabkan oleh PJK. Beberapa penelitian klinik dan epidemiologik di Indonesia menunjukkan peningkatan prevalensi PJK (Sargowo, 2002). Salah satu faktor risiko utama PJK adalah penurunan kadar kolesterol HDL (High Density Liporotein) (Ginsberg et al., 1998). Kolesterol HDL dapat mencegah terjadinya aterosklerosis. Semakin tinggi kadar kolesterol HDL maka semakin besar kapasitasnya untuk mengangkut kolesterol dan mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah serta menghalangi terbentuknya plak. Sehingga kolesterol HDL memberikan efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular (Kalim, 2006).
Meningkatkan kadar kolesterol HDL dapat ditempuh dengan berbagai cara, dengan diet rendah kolesterol dan berolahraga secara rutin (Hembing, 2008). Jika dengan cara tersebut kadar kolesterol HDL belum naik maka diperlukan terapi medikamentosa untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL, salah satunya dengan obat dari golongan fibrat (Adam, 2006). Fenofibrat merupakan salah satu derivat fibrat yang digunakan untuk terapi pasien dengan kadar kolesterol HDL rendah (Toth, 2005). Fenofibrat memiliki efek hipolipidemik (Guerin et al., 1996). Efek hipolipidemik Fenofibrat terjadi karena Fenofibrat meningkatkan kadar kolesterol HDL (Hoogt et al., 2007). Suatu studi bernama Fenofibrat Intervention and Event Lowering in Diabetes (FIELD) terbukti berhasil dalam pencegahan kejadian kardiovaskular pada penderita diabetes tipe-2 (Kalim, 2007). Akan tetapi, Fenofibrat memiliki keterbatasan karena tidak dapat diberikan kepada penderita penyakit hati ataupun ginjal dan mempunyai efek samping nyeri kepala, nyeri perut, nyeri punggung dan konstipasi (Anonim, 2001). Berbagai usaha alternatif untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL telah banyak dilakukan, khususnya menggunakan herbal.
Banyak penelitian telah mengungkapkan bahwa apel, khususnya apel merah atau apel Red Delicious (Boyer, 2004), dapat meningkatkan kadar HDL darah karena kaya akan serat, fitokimia, dan flavonoid (Sianturi, 2003). Fitokimia di dalam apel meningkatkan subfraksi HDL2 dan Apo A – I yang tinggi dalam plasma (Malloy et al., 1997), mengubah komposisi lipoprotein yang diikuti dengan peningkatan HDL (Blade et al., 2005). Fakta-fakta tersebut membuat penulis tertarik untuk menggunakan apel lokal, yang belum pernah diteliti sebelumnya, yaitu Apel Malang yang mempunyai nama varietas Rome beauty ini sebagai bahan penelitian mengenai pengaruh serbuk Apel Malang (Malus sylvestris) terhadap kadar kolesterol HDL pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) dibandingkan dengan obat standart yaitu fenofibrat.
Contoh Tesis
- Daftar Contoh Tesis Administrasi Rumah Sakit
- Daftar Contoh Tesis Kesehatan Masyarakat
- Daftar Contoh Tesis Keperawatan
- Daftar Contoh Tesis Kedokteran
- Daftar Contoh Tesis Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Contoh Skripsi
- Bagian I : Daftar Contoh Skripsi Kedokteran, Lengkap!!
- Bagian II : Daftar Contoh Skripsi Kedokteran, Lengkap!!
- Bagian III : Daftar Contoh Skripsi Kedokteran, Lengkap!!
- Daftar Contoh Skripsi Kebidanan
- Daftar Contoh Skripsi Kedokteran
- Daftar Contoh Skripsi Keperawatan
- Daftar Contoh Skripsi Kesehatan Masyarakat
Leave a Reply