HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Pengaruh Pemberian Pembelajaran Tuberkulosis terhadap Kepatuhan Berobat

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Pembelajaran Tuberkulosis terhadap Kepatuhan Berobat dan Tingkat Kesembuhan Penderita Tuberkulosis

 

A. Latar Belakang

Resiko penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3 %. Pada daerah dengan ARTI sebesar 1 %, berarti setiap tahun diantra 1000 penduduk, 10 (sepuluh) orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita Tuberkulosis, hanya 10 % dari yang terinfeksi akan menjadi penderita Tuberkulosis. Dari keterangan tersebut, dapat diperkirakan bahwa pada daerah dengan ARTI 1 %, maka diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 100 (seratus) penderita Tuberkulosis setiap tahun, dimana 50 penderita adalah BTA positif. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita Tuberkulosis adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya karena gizi buruk atau penderita HIV/AIDS.

Dengan adanya masalah diatas maka perlu dilakukan penelitian terhadap pengaruh pemberian motivasi pembelajaran Tuberkulosis terhadap kepatuhan berobat dan tingkat kesembuhan penderita Tuberkulosis.

 

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

  1. Adakah pengaruh pembelajaran Tuberkulosis terhadap kepatuhan berobat agar lengkap masa pengobatannya?
  2. Adakah pengaruh pembelajaran Tuberkulosis terhadap tingkat kesembuhan penderita Tuberkulosis?
  3. Adakah pengaruh kepatuhan berobat terhadap tingkat kesembuhan penderita Tuberkulosis?

 

C. Tinjauan Pustaka Skripsi

Pembelajaran

Pemberian pembelajaran tidak lepas dari istilah motivasi berasal dari kata motif yang berarti sebagai daya upaya atau daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk melakukan aktivitas mencapi suatu tujuan. Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri guna melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat, yang mengandung unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga akan memiliki kekuatan semangat untuk melakukan sesuatu aktifitas tertentu. (Sari, 2004).

Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk meningkatkan fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberikan dorongan terhadap pengarahan diri, aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru (craven dan Hirnle, 1996. dikutip dari Suliha dkk. 2002).

 

Tuberkulosis

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi Tuberkulosis dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah Tuberkulosis terbesar di dunia. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk.

 

D. Metode Penelitian

Tempat Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Brayat Minulya Surakarta. Sebab pelayanan penderita Tuberkulosis masih dalam bentuk pelayanan poli klinik umum, sehingga dengan penelitian ini dapat memberikan suatu acuan untuk membentuk unit pelayanan Tuberkulosis.  Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2009 sampai April 2010.

Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan pendekatan Cross Sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam sekali observasi, waktu yang bersamaan (point time approach). (Notoatmodjo, 2002).

Sampel diambil dari penderita Tuberkulosis yang telah menjalani pengobatan 3 sampai 6 bulan (akhir pengobatan), dengan kriteria inklusi penderita Tuberkulosis terdapat 47 responden dari 90 responden yang sedang menjalankan pengobatan, menggunakan metode acidental sampling (Murti Bisma, 2006).

Teknik sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik non random sampling (Accidental Sampling).

 

E. Kesimpulan

1. Ada pengaruh yang bermakna antara pemberian pembelajaran Tuberkulosis dengan tingkat kepatuhan berobat penderita tuberculosis, hal ini dibuktikan dari nilai uji statistik memiliki p (value) = 0,000. Artinya dengan pemberian pembelajaran tuberculosis dapat meningkatkan kepatuhan penderita tuberculosis untuk berobat.

2. Ada pengaruh yang bermakana antara pemberian pembelajaran tuberkulosis dengan tingkat kepatuhan penderita tuberkulosis dengan nilai uji statistik p(value) = 0,034. Artinya dengan pemberian pembelajaran tuberkulosis dapat meningkatkan tingkat kesembuhan penderita tuberkulosis.

3. Ada pengaruh yang bermakana antara kepatuhan berobat dengan tingkat kesembuhan penderita tuberkulosis dengan nilai uji statistik p(value) = 0,026. Artinya dengan pemberian pembelajaran tuberkulosis dapat meningkatkan tingkat kesembuhan penderita tuberkulosis.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?