Judul Tesis : Pengaruh Model CTL (Contextual Teaching And Learning) dalam Pembelajaran Sejarah terhadap Sikap Nasionalisme Ditinjau dari Konsep Diri
A. Latar Belakang
Pembelajaran sejarah secara khusus disarankan tidak lagi terlalu menekankan hafalan fakta serta afektif doktriner tetapi lebih sarat dengan latihan berpikir “historis kritis analisis” (Widja, 2002 : 3). Dengan pendekatan baru ini siswa dibiasakan untuk melihat atau menerima gambaran sejarah dengan logika historis kritis (tidak pasif reseptif), sehingga siswa tidak harus selalu dituntun oleh guru dalam memaknai berbagai peristiwa sejarah yang dipelajarinya.
Furqon Hidayatullah (2009 : 149) mengatakan bahawa fokus pembelajaran hendaknya diarahkan untuk mengembangkan lebih lanjut apa yang dipelajari, sehingga hasil yang diperoleh siswa dalam pembelajaran adalah “kail bukan ikan”. Maksudnya adalah dalam pembelajaran, siswa harus berusaha mencari pengetahuan sendiri, dan diharapkan mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan kehidupan nyata. Oleh karena itu perlu adanya perubahan model pembelajaran yang lebih bermakna sehingga dapat membekali peserta didik dalam menghadapi permasalahan hidup yang dihadapi sekarang maupun yang akan datang. Model pembelajaran yang sesuai dengan penjelasan di atas adalah model CTL (Kunandar, 2010 : 293)
Model CTL merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan dicipatakan secara ilmiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika anak bekerja dan mengalami sendiri apa yang mereka pelajari, bukan sekedar mengetahuinya. Dalam hal ini peserta didik perlu mengetahui apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana pencapaiannya. Sehingga mereka menyadari bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi kehidupannya kelak. Dengan demikian mereka akan belajar lebih semangat dan penuh kesadaran.
B. Rumusan Masalah
- Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara model CTL dengan konvensional dalam pembelajaran sejarah terhadap sikap nasionalisme siswa?
- Apakah terdapat perbedaan pengaruh sikap nasionalisme antara siswa yang memiliki konsep diri tinggi dan rendah?
- Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan konsep diri terhadap sikap nasionalisme siswa?
C. Kajian Teori
Hakikat Pembelajaran Sejarah
Secara umum istilah „pembelajaran? dan „sejarah? sudah lazim dikenal oleh banyak pihak dalam berbagai kalangan. Istilah „pembelajaran? dapat diartikan sebagai sebuah proses komunikasi dua arah yaitu terdiri dari proses mengajar yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik, dan belajar yang dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2011: 61). Pendapat lain menyatakan bahwa pembelajaran merupakan padanan dari instruction, yang artinya lebih luas dari pengajaran (Sa?ud, 2011: 124). Pembelajaran tidak hanya berlaku dalam pendidikan melainkan dalam pelatihan atau upaya pembelajaran diri. Arifin (2011: 10) menambahkan bahwa pembelajaran dalam arti sempit dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar (suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman).
Konsep Sikap
Menurut Calhoun, James F & Joan Ross Acocella (1990: 315) menyatakan bahwa “suatu sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kencenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu”. Dalam hal ini dapat dikatakan sikap merupakan perilaku yang berdasarkan pada keyakinan. Fishbein dan Ajzen (dalam Mardapi, 2008: 105) mengatakan “sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep atau orang”.
Sikap Nasionalisme
Dari konsep di atas maka dapat dikatakan bahwa sikap nasionalisme adalah kesiapan suatu bangsa secara pontensial untuk merespon segala fenomena yang ada di lingkungan berbangsa dan bernegara yang diilhami oleh suatu semangat kebangsaan sehingga menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap apa yang dimiliki dan beritikad tinggi untuk mempertahankan dan megembangkannya.
Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
Model CTL merupakan salah satu konsep pembelajaran baru yang tidak lagi berpusat pada guru (teacher centered), tetapi lebih menitikberatkan pada siswa (student centered). Pembelajaran ini memancing keterlibatan siswa untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan dapat menghubungkannya dalam kehidupannya yang nyata. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika siswa belajar (Sanjaya, 2006: 253). Maka dari itu, belajar dalam konteks model CTL dapat dikatakan bahwa pengetahuan sebagai fakta yang bukan untuk dihafal. Belajar yang sebenarnya adalah melalui sebuah proses berpengalaman, sehingga tidak saja aspek kognitif saja yang diperoleh siswa, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor.
D. Metode Penelitian
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa SMP Kelas IX di Kota Madya Surakarta semester I Tahun Pelajaran 2011/2012.
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah multistage sampling. Berdasakan teknik tersebut diperoleh 90 siswa : 30 siswa SMP N 19 Surakarta sebagai kelompok eksperimen, 30 siswa SMP N 25 Surakarta sebagai kelompok kontrol, dan 30 siswa SMP N 24 Surakarta sebagai kelompok uji coba.
Penelitian ini menggunakan koesioner dalam pengumpulan data tentang konsep diri dan sikap nasionalisme.
Analisis hasil penelitian menggunakan teknik analisis varians (ANAVA) dua jalur (2 x 2).
E. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara model CTL (Contextual Teaching and Learning) dan Konvensional terhadap sikap nasionalisme siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Madya Surakarta, dimana penggunaan model CTL memperoleh sikap nasionalisme yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan model konvensional.
2. Konsep diri dapat mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap sikap nasionalisme siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Madya Surakarta, dimana siswa yang termasuk ke dalam konsep diri tinggi tentunya memiliki skor sikap nasionalisme yang tinggi, sedangkan siswa yang termasuk ke dalam konsep diri rendah memiliki sikap nasionalisme yang rendah pula.
3. Interaksi antara model pembelajaran dan konsep diri tidak mempengaruhi sikap nasionalisme siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Madya Surakarta.
Leave a Reply