Judul Skripsi : Pengaruh Metode 5As terhadap Sikap Merokok
A. Latar Belakang
Dilihat dari sisi kesehatan pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, karbon monoksida dan tar akan memacu kerja dari susunan saraf pusat dan susunan saraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah, jantung, paru-paru dan bronkitis kronis (Kaplan dkk, 2003). Dari sudut pandang ekonomi merokok berarti mengeluarkan dana yang tidak perlu. Selain kehilangan uang, juga harus membayar biaya kesehatan yang cukup besar karena rokok menyebabkan terjadinya berbagai macam penyakit (Safir Senduk, 2007).
Kampanye anti rokok yang dilaksanakan sampai sekarang juga kurang membuahkan hasil, terbukti dengan selalu naiknya angka perokok setiap tahunnya. Konsumsi rokok Indonesia tertinggi di dunia sebesar 44 persen. Berdasarkan survei sosial ekonomi nasional (susenas), prevalensinya terus meningkat pada tahun 2001 jumlah penduduk Indonesia yang merokok 31,8 persen, tahun 2003 meningkat menjadi 32 persen dan pada 2004 menjadi 34,5 persen serta mengalami peningkatan konsumsi tembakau, dari 33 milyar batang pertahun menjadi 217 milyar batang pertahun.
B. Rumusan Masalah
- Apakah metode 5As efektif untuk meningkatkan sikap berhenti merokok pada domain kognitif?
- Apakah metode 5As efektif untuk meningkatkan sikap berhenti merokok pada domain afektif?
- Apakah metode 5As efektif untuk meningkatkan sikap berhenti merokok pada domain konatif?
C. Tinjauan Pustaka
Pembentukan Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah faktor-faktor Genetik dan fisiologik: Sebagaimana dikemukakan bahwa sikap dipelajari, namun demikian individu membawa ciri sifat tertentu yang menentukan arah perkembangan sikap ini. Di lain pihak, faktor fisiologik ini memainkan peranan penting dalam pembentukan sikap melalui kondisi-kondisi fisiologik, misalnya usia, atau sakit sehingga harus mengkonsumsi obat tertentu. Misalnya waktu masih muda, individu mempunyai sikap negatif terhadap obat-obatan, tetap setelah menderita sakit sehingga secara rutin harus mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Perubahan sikap
Sikap adalah suatu bentuk keadaan psikologis yang tidak begitu saja terbentuk atau tetap saja keadaannya. sikap berubah sesuai dengan keadaan yang mempengaruhinya. Langkah-langkah dalam perubahan sikap, perhatian dan pemahaman subjek terhadap stimulus yang dapat berupa komunikasi atau pesan yang disampaikan akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh subjek mengenai isi pesan tersebut, sedangkan proses-proses lain dianggap menentukan apakah isi yang dipelajari itu akan diterima oleh subjek ataukah tidak. Terdapat faktor-faktor yang menghambat dan menunjang perubahan sikap.
Pengukuran sikap
Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan adalah masalah pengungkapan atau pengukuran sikap. Sikap merupakan respon penilaian yang dapat berbentuk negatif atau positif. Hal ini berarti bahwa dalam sikap terkandung adanya rasa suka atau tidak suka terhadap sesuatu sebagai objek sikap. Berbagai teknik dan metode telah dikembangkan oleh para ahli guna mengungkapkan sikap manusia dan memberikan interpretasi yang valid.
Sikap merokok
Organisasi Kesehatan Sedunia menggolongkan kebiasaan merokok sebagai ketagihan (Tobacco Dependence syndrome: Classification F17. 2 dalam International Classification of Diseases. Tenth Revision).
Laporan US Surgeon General 1988 berkesimpulan bahwa Rokok dan semua bentuk penggunaan tembakau membuat pemakainya ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan pada obat seperti heroin dan kokain.
Nikotin mempunyai pengaruh pada sistim dopamin otak, sama dengan apa yang ada pada heroin, amphetamin dan kokain.Dalam urutan sifat ketagihan obat yang psikoaktif, nikotin ditetapkan sebagai lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin, kokain, alkohol, kafein dan marijuana.
Metode berhenti merokok
Menghentikan kebiasaan merokok bukanlah usaha mudah terutama bagi perokok di Indonesia. Hasil survei lembaga menanggulangi masalah rokok (LM3). Sebanyak 66,2 persen perokok pernah mencoba berhenti merokok tetapi tidak berhasil. Kegagalan ini disebabkan karena tidak tahu caranya sebanyak 42,9 persen, 2,9 persen terikat sponsor rokok. Sedangkan yang berhasil berhenti merokok disebabkan oleh kesadaran sendiri sebanyak 76 persen, 16 persen sakit, 8 tuntutan profesi.
D. Metode Penelitian Tesis
Penelitian ini menggunakan rancangan experimental design dengan pretestpostest control group design. Subjek penelitian adalah perokok di wilayah Kecamatan Jaten yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Sebanyak 40 subjek penelitian dibagi menjadi dua yaitu kelompok perlakuan sebanyak 20 yang diintervensi dengan metode 5As yang dilakukan sebanyak empat kali pertemuan selama satu bulan. dan 20 yang lain sebagai kelompok kontrol diintervensi dengan penyuluhan.
Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Skala Berhenti Merokok yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan uji statistik Chi Square untuk perhitungan data kategorik dan uji-t tidak berpasangan untuk perbedaan rerata variabel kedua kelompok, signifikansi hubungan variabel dengan tingkat kemaknaan 5%.
E. Simpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada peningkatan sikap berhenti merokok pada domain kognitif, afektif maupun konatif dengan menggunakan metode 5As dibandingkan pada metode penyuluhan standar. Ini berarti bahwa metode 5As efektif meningkatkan motivasi perokok untuk berhenti merokok.
Leave a Reply