HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Skripsi Pengaruh Epilepsi Terhadap Terjadinya Gangguan Daya Ingat

Judul Skripsi : Pengaruh Epilepsi Terhadap Terjadinya Gangguan Daya Ingat Pada Penderita Epilepsi Anak di Rsud Dr Moewardi Surakarta

 

A. Latar Belakang Masalah

Epilepsi merupakan manifestasi gangguan otak akibat berbagai etiologi yang ditandai oleh gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berulang yang disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan (Mardjono dan Sidharta, 2003). Anak yang menderita epilepsi memerlukan penatalaksaan yang tepat karena bangkitan epilepsi yang tidak terkontrol akan meningkatkan risiko mortalitas 23 kali populasi normal akibat sudden death, trauma, bunuh diri, dan status epileptikus (deBoer dkk, 2008; Wical, 2003; Levefre dkk, 2000; Manford, 2003; Donner dan Smith, 2001; Callenbach dkk, 2001). Penatalaksaan yang komprehensif juga diperlukan karena bangkitan yang berulang akan menurunkan kualitas hidup penderita (deBoer dkk, 2008; Connoli dan Johnson, 1999; Greenwood dan Tennison, 1999).

Prevalensi epilepsi bervariasi antara 0,5%1% populasi umum (Neville, 1997; Schachter, 2004). Insiden epilepsi pada anak di negara maju secara umum diperkirakan sebesar 40 per 100.000 perduduk pertahun, dan di negara berkembang sebesar 50100 per 100.000 penduduk pertahun (Schachter 2004; Covanis, 2003). Tingginya insiden epilepsi di negara berkembang diduga karena tingginya faktor risiko gangguan atau infeksi saraf pusat yang dapat menjadi fokus epileptik (Manford, 2003; deBoer dkk, 2008). Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, jumlah pasien epilepsi yang berobat di poliklinik neurologi anak dalam kurun waktu 6 bulan (Januari – Juni 2008) sebanyak 86 penderita epilepsi anak, 3 penderita berjenis kelamin lakilaki dan 47 penderita perempuan dengan rentang usia antara 7 bulan sampai dengan 14 tahun (Data RSDM, 2008).

 

B. Rumusan Masalah

Apakah usia onset, lama bangkitan, frekuensi bangkitan, kesadaran saat bangkitan, dan etiologi epilepsi mempengaruhi terjadinya gangguan daya ingat pada penderita epilepsi anak di RSDM Dr. Moewardi Surakarta?

 

C. Tinjauan Pustaka

Definisi Epilepsi

Epilepsi ialah manifestasi gangguan otak akibat berbagai etiologi yang ditandai oleh gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berulang yang disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan (Mardjono dan Sidharta, 2003). Lepas muatan listrik tersebut terjadi karena terganggunya fungsi neuron oleh gangguan fisiologis, biokimia, anatomis, atau gabungan faktorfaktor tersebut. Setiap kelainan yang mengganggu fungsi otak baik kelainan lokal maupun umum, dapat mengakibatkan terjadinya bangkitan epilepsi (Lumbantobing, 2000).

 

Definisi Daya Ingat

Daya ingat merupakan kemampuan individu untuk mengolah informasi yang didapat dari panca indra, pengalaman pribadi, maupun suatu tahapantahapan melakukan sesuatu kegiatan (prosedural) menjadi suatu ingatan (memori) yang disimpan di otak, dan dapat dikeluarkan lagi apabila informasi tersebut dibutuhkan (Budson dan Price, 2005a; Baker dkk, 2008). Dengan adanya daya ingat., seseorang dapat mempelajari halhal baru, mengenal orang di sekitarnya, memiliki ketrampilan tertentu, mengingat jalan menuju ke suatu tempat, mempunyai pengetahuan yang luas, dan lainlain (Roediger, 2007).

 

Pembentukan dan penyimpanan memori

Pertanyaan bagaimana terbentuknya memori dan dimana sebenarnya memori tersebut tersimpan, masih belum terjawab dengan memuaskan. Terdapat beberapa hipotesis yang mencoba menjawab kedua pertanyaan tersebut (Roediger, 2007; Joseph, 1996). Otak manusia terdiri atas 100 milyar neuron. Setiap neuron akan bersinaps dengan ratusan sampai ribuan akson, membentuk trilyunan sinaps. Suatu informasi yang diterima akan dirubah menjadi sinyal elektrik yang akan dihantarkan melalui neuronneuron tersebut, memicu dilepaskannya neurotransmiter di presinaps, berikatan dengan reseptor di neuron postsinaps. Semakin banyak informasi yang diterima, semakin banyak terbentuk sinaps-sinaps baru. Banyak ilmuan menduga memori-memori tersebut tersimpan di trilyunan sinaps, sehingga otak manusia memiliki kapasitas yang tak terhingga untuk menyimpan informasi (Roediger, 2007; Morgan, 2006).

 

Deteksi Gangguan Daya Ingat

Terdapat beberapa instrumen yang digunakan untuk mendeteksi gangguan daya ingat pada anak di antaranya yaitu Wide Range Assessment of Memory and Learning Tool (WRAML) yang terdiri dari 5 uji verbal dan 5 uji visual dan beberapa subtes uji memori dari WoodcockJohnson Test of Cognitive AbilityRevised (WJTCAR) (Rochelle, 2000). Nolan dkk menggunakan WRAML untuk mengetahui adanya gangguan memori pada penderita epilepsi lobus temporal (Nolan dkk, 2004). Beberapa subtes dari Wechsler Intellegence Scale for ChildrenIII (WISCIII) dapat digunakan untuk menguji daya ingat, yaitu :

  1. Perhatian :
  • Perhatian visual : gambar kucing dan wajah
  • Perhatian verbal : digit span forward WISCIII
  1. Konsentrasi (working memory) : digit span backward WISCIII

D. Metode Penelitian

Penelitian potong lintang untuk mengetahui pengaruh onset, lama bangkitan, frekuensi, kesadaran, dan etiologi epilepsi terhadap terjadinya gangguan daya ingat pada penderita epilepsi anak yang berobat di poli neurologi anak RSDM September 2008 – Mei 2009.

Pengolahan data dengan SPSS 15. Besar sampel 50250 subyek. Dilakukan analisis bivariat untuk melihat pengaruh masingmasing faktor terhadap daya ingat, dan analisis regresi logistik ganda untuk mengetahui pengaruh kelima faktor tersebut terhadap daya ingat. Ditentukan OR disertai CI 95%.

 

E. Simpulan

Penelitian ini menyimpulkan prevalensi gangguan daya ingat pada penderita epilepsi anak di RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah 46%. Dari kelima faktor risiko dari epilepsi, onset epilepsi < 3 tahun dan frekuensi bangkitan > 1 x/bulan berpengaruh secara bermakna terhadap terjadinya gangguan daya ingat pada penderita epilepsi anak. Anak yang menderita epilepsi kurang dari 3 tahun memiliki risiko sebesar 17 kali lebih tinggi (OR 17,30; CI 95% 1,13 sd 279,17) mengalami gangguan daya ingat dibandingkan dengan penderita epilepsi anak yang onsetnya diatas 3 tahun. Demikian pula penderita epilepsi anak dengan frekuensi bangkitan lebih dari 1 kali per bulan memiliki risiko sebesar 12 kali lebih tinggi (OR 11,91; CI 95% 0,74 sd 192,55) mengalami gangguan daya ingat dibandingkan dengan anak yang frekuensi bangkitannya kurang dari 1 kali perbulan.

Incoming search terms:

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?