Perbedaan Hasil Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) antara Penderita Tuberkulosis Perokok dan Bukan Perokok di RSUD dr.Moewardi Surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan basil tahan asam (BTA) antara penderita tuberkulosis perokok dan bukan perokok di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yang diambil adalah 70 orang penderita tuberkulosis di RSUD dr.Moewardi Surakarta secara purposive random sampling. Data diambil menggunakan kuesioner. Hasilnya dianalisis dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 penderita tuberkulosis, dengan hasil pemeriksaan BTA positif 32 orang dan 38 orang dengan BTA negatif. Riwayat perokok positif 35 responden dan negatif pada 35 responden. Dari hasil penelitian diperoleh c2 hitung sebesar 2,072 (p=0,150) dan setelah dibandingkan dengan c2 tabel (3,841) ternyata c2 hitung lebih kecil dari c2 tabel. Berdasarkan hasil analisis statistik di atas dengan derajat kemaknaan (p>0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna hasil pemeriksaan basil tanam asam (BTA) antara penderita tuberkulosis perokok dan bukan perokok.
Kata kunci : hasil pemeriksaan BTA – perokok – bukan perokok
Contoh Tesis
- Daftar Contoh Tesis Administrasi Rumah Sakit
- Daftar Contoh Tesis Kesehatan Masyarakat
- Daftar Contoh Tesis Keperawatan
- Daftar Contoh Tesis Kedokteran
- Daftar Contoh Tesis Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Contoh Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebanyak 70% penduduk Indonesia atau 141,44 juta jiwa adalah perokok aktif dan 60% atau 84,84 juta jiwa berasal dari masyarakat ekonomi lemah (miskin) (Anonim, 2004). Data dari Depkes dan WHO mengungkapkan proporsi pengeluaran rata-rata untuk pembelian rokok/tembakau terhadap pendapatan rumah tangga pada 2001 sekitar 9,1% untuk kelompok berpenghasilan paling rendah dan 7,4% pada kelompok berpenghasilan tinggi. Perokok berpenghasilan rendah mengkonsumsi sepuluh batang rokok per hari sedangkan yang berpenghasilan tinggi mengkonsumsi sekitar 12,5 batang per hari. Pengeluaran keluarga untuk produk tembakau ternyata lebih tinggi daripada untuk membeli ikan (6,2%), sayur-sayuran (5,1%) serta daging, telur dan susu (6,4%) (Anonim, 2004).
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002 tuberkulosis menduduki ranking ketiga sebagai penyebab kematian (9,4% dari total kematian) setelah penyakit sistem sirkulasi dan sistem pernafasan. Dan menurut SKRT tahun 2004 hasil pemeriksaan BTA positif (SPS ³ 2) bagi responden yang sudah diidentifikasi sebagai suspek tuberkulosis. Prevalensi tuberkulosis nasional adalah sebesar 148,5 per 100.000 penduduk (SKRT, 2004). Data dari Dinkes Jawa Tengah, laporan program Penanggulangan dan Pemberantasan tuberkulosis 2004 dan 2005, penemuan kasus BTA (+) di Jawa Tengah tahun 2004 di seluruh Puskesmas dan rujukan adalah 14.329 jiwa (Reviono, 2006). Persentase pasien tuberkulosis di Poliklinik Paru tahun 2001 yang rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah sebesar 10%. Persentase pasien menderita tuberkulosis laki-laki yang perokok sebesar 75% (Widysanto, 2004).
Kebiasaan merokok akan merusak mekanisme pertahanan paru dan merusak mekanisme muccociliary clearance dari patogen potensial di paru. Selain itu, pajanan akut asap rokok meningkatkan airway resistance dan permeabilitas epitel pulmoner, juga akan merusak gerak silia. Asap rokok dapat merusak makrofag dan menurunkan respon terhadap antigen, meningkatkan sintesis elastase, kemudian menurunkan produksi antiprotease (Aditama, 2003). Asap rokok dalam jumlah besar yang dihirup dapat meningkatkan resiko keparahan tuberkulosis, kekambuhan dan kegagalan pengobatan tuberkulosis (Nawi, 2006). Sebanyak 70% penduduk Indonesia atau 141,44 juta jiwa adalah perokok aktif dan Persentase pasien tuberkulosis di Poliklinik Paru tahun 2001 yang rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah sebesar 10%. Hal ini membuat peneliti mencoba melakukan penelitian untuk mempelajari perbedaan hasil pemeriksaan basil tahan asam (BTA) antara penderita tuberkulosis perokok dan bukan perokok.
Leave a Reply