Judul Skripsi : Pembelajaran Sejarah Pada Kelas Akselerasi (Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang)
A. Latar Belakang Masalah
Program kelas akselerasi ini hanya dilaksanakan oleh sekolah yang telah siap, baik dari kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana, manajemen dan lingkungan. SMA Negeri 1 Kupang merupakan satu-satunya sekolah negeri yang menerapkan program kelas akselerasi di kota Kupang dan pada tahun ini memasuki tahun keenam. SMA yang telah berdiri sejak tahun 1950 ini adalah salah satu sekolah favorit di Kota Kupang dan dianggap telah mampu menyelenggarakan program kelas akselerasi. Hingga saat ini belum diketahui secara benar bagaimana efektivitas proses pembelajaran sejarah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran sejarah pada program kelas akselerasi di SMA tersebut.
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan judul dalam penelitian ini adalah “Pembelajaran Sejarah pada Kelas Akselerasi (Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kupang)”.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana pengembangan materi dalam perencanaan pembelajaran sejarah pada kelas XI akselerasi SMA Negeri I Kupang?
- Bagaimana strategi pembelajaran sejarah yang dikembangkan guru sejarah pada kelas XI akselerasi SMA Negeri I Kupang?
- Bagaimana tugas terstruktur dan tugas mandiri yang diberikan guru sejarah pada kelas XI akselerasi SMA Negeri I Kupang?
C. Kajian Teori
Pengertian Pembelajaran Sejarah
Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan (Oemar Hamalik, 2003: 36).
Pengertian Akselerasi
Colangelo (1990) dalam Rani Akbar-Hawadi (2004: 5) menyebutkan bahwa istilah akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service delivery), dan kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery). Sebagai model pelayanan, pengertian akselerasi termasuk juga taman kanak-kanak atau perguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas, dan mengikuti pelajaran tertentu pada kelas diatasnya. Model kurikulum akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai siswa saat itu. Kelas yang digunakan dapat melalaui kelas reguler, ruang sumber, ataupun kelas khusus dan bentuk akselerasi yang diambil bisa telescoping dan siswa dapat menyelesaikan dua tahun atau lebih.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunaka strategi studi kasus tunggal karena fokus permasalahan terarah pada satu karakteristik. Sumber data yang diambil dari hasil wawancara dengan guru dan siswa serta dokumen berupa silabus, RPP dan sintak.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan memilih manajer program akselerasi, guru dan siswa sebagai informan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam terhadap guru dan siswa, observasi partisipan pasif terhadap proses pembelajaran dan analisis dokumen.
Validitas data menggunakan menggunakan model triangulasi data/ sumber menyangkut informan dan dokumen, triangulasi teori menggunakan teori pembelajaran sejarah dan kelas akselerasi, triangulasi peneliti menyangkut penelitian-penelitian sebelumnya, dan triangulasi metode dari metode wawancara dan analisis dokumen. Analisis data menggunakan model analisis interaktif.
E. Kesimpulan
1. Pengembangan materi dalam perencanaan pembelajaran sejarah pada kelas akselerasi SMA Negeri 1 Kupang adalah dengan menggunakan kurikulum dasar yang sama dengan kelas umum yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. KTSP berlaku sejak kelas akselerasi SMA Negeri 1 Kupang berdiri tahun 2006. Waktu sekolah yang singkat yakni 2 tahun dan 4 bulan persemester mengharuskan pihak sekolah untuk membuat kalender khusus kelas akselerasi. Guru yang mengajar pada kelas akselerasi pun diwajibkan untuk membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari program tahunan, program semester, silabus, dan RPP.
Guru sejarah kelas XI akselerasi SMA Negeri 1 Kupang tidak memiliki perangkat pembelajaran dan memilih menggunakan perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP kelas IX IPA reguler. Alasan guru materi pada kedua kelas sama dan yang membedakan asupan materi untuk kelas akselerasi dipadatkan hanya materi esensial yang diberikan. Materi esensial adalah materi yang memiliki konsep dasar, konsep yang menjadi bagian dari konsep selanjutnya, dan materi yang sering keluar pada Ujian Sekolah dan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
2. Strategi pembelajaran sejarah yang dikembangkan guru sejarah pada kelas XI akselerasi SMA Negeri 1 Kupang. Suasana belajar dan fasilitas turut mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas dengan diberikannya kelas khusus bagi siswa akselerasi dan fasilitas yang terpenuhi seperti komputer, LCD, TV, AC dan lain sebagainya. Alokasi waktu untuk mata pelajaran sejarah kelas askelerasi adalah 2 x 45 menit. Nilai Ketuntasan Minimum (NKM) adalah 80. Metode yang digunakan guru pada saat kegiatan belajar mengajar adalah ceramah bervariasi, tanya jawab dan diskusi.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas guru tidak menggunakan alat multi media yang tersedia dengan alasan tidak bisanya guru menggunakan komputer dan LCD, siasat guru adalah dengan mengajak belajar di luar kelas seperti di lopo sekolah dan terkadang study tour ke museum atau tempat-tempat bersejarah di Nusa Tenggara Timur (NTT). Agar pembelajaran sejarah bagi siswa akselerasi menjadi lebih menantang. Dengan strateginya sendiri guru mengembangkan materi ajar yang ada pada silabus. Materi tersebut dihubungkan dengan topiktopik aktual dalam negeri maupun luar negeri dan sejarah lokal yang ada di NTT seperti budaya, ada istiadat, tokoh, kisah-kisah bersejarah, dan situs-situs purbakala.
Pelaksanaan pembelajaran sejarah di kelas XI akselerasi berlangsung dengan baik. Guru mengawali dengan doa, absensi dan apersepsi. Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan teknik tanya jawab. Guru menyampaikan materi pada indikator pertama dan kedua secara tatap muka, memberi catatan dan pertanyaan menantang bersifat analisis kepada siswa. Untuk menghindari suasana belajar yang membosankan guru memberikan humor-humor kecil. Akhir proses belajar mengajar, guru memberi kesempatan bertanya pada siswa yang kemudian disimpulkan guru. Evaluasi diberikan dengan mendikte 10 soal. Sisa waktu yang tersedia dimanfaatkan guru untuk memberi tugas mandiri pada indikator ke tiga.
3. Tugas untuk siswa kelas XI akselerasi SMA Negeri 1 Kupang selalu diberikan pada akhir pembelajaran. Tugar berupa tugas terstruktur dan tugas mandiri. Tugas terstruktur dikerjakan berdasarkan arahan guru dengan jangka waktu yang telah ditentukan, sedangkan tugas mandiri merupakan tugas perindividu yang dikerjakan sesuai dengan inisiatif siswa.
Leave a Reply