Judul Tesis : Pembelajaran Kimia Melalui Metode STAD dan TAI Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Aktivitas Belajar Siswa
Latar Belakang Masalah
Pada kelas X terdapat beberapa materi yang harus dipelajari siswa seperti tata nama senyawa, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, stoikiometri dan lain-lain. Materi pelajaran kimia pada pokok bahasan stoikiometri merupakan materi yang yang penting karena materi ini menjadi dasar untuk mempelajari pokok bahasan lain dalam pembelajaran kimia dan berhubungan dengan hitungan yang memerlukan pemahaman konsep pada materi sebelumnya namun guru belum menunjukkan keterkaitan antar konsep materi, sehingga materi ini masih dianggap sulit bagi siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode STAD dan metode TAI dengan menggunakan media weblog terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif pada pembelajaran kimia pokok bahasan stoikiometri dengan memperhatikan kemampuan awal yaitu penguasaan materi hukum-hukum dasar kimia dan aktivitas belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Magelang pada kelas X semester gasal tahun pelajaran 2009/2010.
Perumusan Masalah
- Adakah pengaruh pembelajaran kimia dengan menggunakan pembelajaran kooperatif melalui metode STAD dan metode TAI dengan menggunakan media weblog terhadap prestasi belajar siswa?
- Adakah pengaruh kemampuan awal siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa?
- Adakah pengaruh aktivitas belajar siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa?
Tinjauan Pustaka
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Slavin membedakan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menjadi beberapa tipe yaitu:
- Student Teams Achievement Divisions (STAD)
- Teams Games Tournament (TGT)
- Teams Assisted Individualization (TAI)
- Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
- JIGSAW
- Learning Together (LT)
Pembelajaran Kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization)
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa metode pembelajaran yang telah dikembangkan. Salah satunya adalah metode pembelajaran TAI (Teams Assisted Individualization). TAI adalah suatu metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Slavin. “Teams Assisted Individualization” dapat diartikan sebagai kelompok yang dibantu secara individual. Metode TAI ini merupakan metode pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompok.
Kemampuan Awal
Ketrampilan siswa yang ada dalam kelas pada umumnya sangat heterogen. Sebagian siswa sudah banyak yang tahu, sebagian lagi belum tahu sama sekali tentang materi yang diajarkan di kelas. Bila guru mengikuti kelompok siswa yang pertama, kelompok kedua merasa ketinggalan, mereka tidak dapat menangkap pelajaran yang diberikan. Sebaliknya bila guru mengikuti kelompok yang kedua, yaitu mulai dari bawah, kelompok pertama merasa tidak belajar apa-apa dan bosan.
Aktivitas Belajar Siswa
Montessori dalam Sardiman A.M (1994:95) menegaskan bahwa “anak-anak memiliki tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya”. Pernyataan Montessori tersebut memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktifitas didalam pembentukan diri anak adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah seluruh kelas X SMA Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2009/2010, sejumlah 6 kelas. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah 4 kelas.
Teknik pengumpulan data kemampuan awal, dan prestasi belajar kognitif digunakan metode tes, prestasi belajar afektif dan aktivitas belajar digunakan metode angket.
Uji coba instrumen dilaksanakan di SMA Negeri 3 Magelang.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama.
Kesimpulan
1. Siswa yang mendapat perlakuan dengan metode pembelajaran TAI menggunakan media weblog mempunyai rataan prestasi kognitif (77,82) lebih besar dibandingkan rataan prestasi kognitif dengan metode pembelajaran STAD menggunakan media weblog (73,70), sedangkan untuk prestasi belajar afektif yang diajar menggunakan metode TAI menggunakan media weblog (123,42) lebih besar dari pada rataan prestasi afektif yang diajar menggunakan cliii metode STAD menggunakan media weblog (116,97). Sehingga terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran STAD menggunakan media weblog dan TAI menggunakan media weblog terhadap prestasi belajar kimia baik kognitif maupun afektif pada materi stoikiometri kelas X semester gasal SMA Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2009/2010.
2. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi rataan prestasi kognitifnya (78,67) lebih besar dibandingkan rataan prestasi kognitif siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah (73,33), sedangkan untuk prestasi belajar afektif yang mempunyai kemampuan awal tinggi (122,25) lebih besar dari pada rataan prestasi siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah (118,49). Sehingga terdapat pengaruh kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif dan afektif belajar kimia, akan tetapi tidak signifikan antara kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi afektif belajar kimia pada materi stoikiometri kelas X semester gasal SMA Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2009/2010.
3. Siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi rataan prestasi kognitifnya (77,52) lebih besar dibandingkan rataan prestasi kognitif siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah (74,00), sedangkan sedangkan untuk prestasi belajar afektif yang mempunyai aktivitas belajar tinggi (120,50) lebih besar dari pada rataan prestasi siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah (119,89). Sehingga terdapat pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif belajar kimia, akan tetapi tidak terdapat pengaruh aktivitas tinggi dan rendah terhadap prestasi afektif belajar kimia pada materi cliv stoikiometri kelas X semester gasal SMA Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2009/2010.
Leave a Reply