Judul Skripsi : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TAI Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Gaya Berpikir Siswa
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran yang dilaksanakan masih pembelajaran satu arah yaitu guru masih banyak mendominasi dalam penyampaian materi pelajaran tanpa memperhatikan tujuan yang ingin dicapai, menurut (N. K. Roestiyah, 1989) dimana tujuan pembelajaran adalah “deskripsi tentang perilaku murid-murid yang kita harapkan setelah mempelajari bahan pelajaran”. Penggunaan media yang sangat minim akibat kemampuan guru dalam membuat media kurang sehingga kejelasan materi pelajaran yang disampaikan kurang dapat dipahami siswa, akibatnya minat dan perhatian siswa akan melemah, karena “dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk pikiran, dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa dalam belajar” Nana Sudjana (1991).
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dalam mendapatkan suatu kepandaian yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dan dalam hal ini prestasi yang dinilai adalah pada aspek kognitif karena aspek kognitif merupakan bentuk “kemampuan berpikir seseorang yang meliputi: ingatan,pemahaman, penerapan, análisis, síntesis, dan evaluasi” (Perangkat penilaian KTSP SMA: 1008).
B. Perumusan Masalah Tesis
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan TAI?
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan rendah?
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai gaya berpikir sekuensial dan acak?
C. Kajian Teori
Pembelajaran Kooperatif
“Cooperative learning” merupakan strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil. Menurut Johnson dan Johonson bahwa “studi cooperative akan meningkatkan kontak di antara siswa dan memberikan dasar bagi para siswa untuk saling berbagi kesamaan yang menyenangkan dan membuat mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang berarti merupakan pengaruh yang positif di antara siswa”, (Robert E. Salavi 2008).
STAD (Student Team Achievement Division)
“STAD merupakan motode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan pembelajaran yang paling baik untuk pemula atau para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif”. Siswa yang memiliki kemampuan berbeda dikelompokkan dalam suatu tim dan dalam tim kurang lebih terdiri dari 4 sampai dengan 5 siswa dan setiap kelompok ditugasi untuk mempelajari apa yang disampaikan oleh guru dengan harapan masing-masing siswa atau anggota diharapkan mampu memahami materi yang disampekan guru sebelum masingmasing siswa diuji sebagai sekor individu.
TAI (Team Assisted Individualization)
Pada dasarnya bentuk pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI terdapat adanya kesamaan hanya pada pembelajaran tipe TAI ini adalah menitik beratkan pada keberhasilan pada setiap individual yang didukung oleh adanya keberhasilan kelompok, siswa yang belum bisa berhasil untuk menguasai materi pada unit pertama maka siswa tidak berhak untuk melanjutkan materi yang dipelajarinya sehingga untuk bisa melanjutkan ke materi berikutnya siswa harus menyelesaikan setiap unit tes yang ada, tetapi tanggung jawab kelompok terhadap setiap aggotanya tetap diperhatikan dengan selalu memotivasi akan anggotanya demi skor teamnya.
Motivasi Berprestasi
Mengukur suatu motivasi tidaklah hal yang mudah karena melibatkan adanya perasaan atau emosi dan harapan dalam diri seseorang. Ada yang tampak sebagai tingkah laku yang langsung bisa diamati dengan mata tetapi ada juga yang tidak nampak sehingga tidak mudah diungkap.
Gaya Berpikir
Gaya berpikir yang dimiliki siswa tentunya bervariasi, maka prestasi hasil belajarnyapun akan terpengaruhi oleh gaya mengajar yang disampaikan guru. Apabila guru mengajar dengan metode simulasi peran, maka gaya berpikir AA akan lebih unggul. Bila gaya mengajarnya dengan penemuan terbimbing maka siswa dengan gaya berpikir SA akan lebih unggul. Gaya mengajar penemuan murni akan membantu siswa dengan gaya berpikir AK.
D. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pejagoan tahun ajaran 2009/2010. Sebagai populasi adalah seluruh siswa dari kelas X yang terdiri dari 6 kelas, sedangkan sampelnya diambil dengan cara Cluster randon sampling yang terdiri dari 4 kelas. Kelas X1 dan X2 diberi pembelajarang tipe STAD dan kelas X4 dan X5 diberi pembelajaran dengan tipe TAI. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes prestasi belajar dan angket motivasi berprestasi dan gaya berpikir. Kemudian hipotesis diuji dengan anava 3 jalan dengan sel tak sama dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 dengan taraf signifikansi 5%.
E. Kesimpulan
1. Prestasi belajar hukum Newton dengan model pembelajaran tipe TAI lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran dengan tipe STAD hal ini dapat dilihat pada nilai rerata pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe TAI = 70,750 sedangkan nilai rerata menggunakan model pembelajaran tipe STAD = 65,06 dengan hasil p-value = 0,000.
2. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi prestasi belajar pada hukum Newton lebih tinggi dan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah prestasi hasil belajarnya rendah. Hasil uji lanjut memberikan informasi bahwa siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan rendah masing-masing memperoleh nilai retata 70,120 dan 65,519 dengan hasil p-value = 0,001.
3. Tidak ada pengaruh antara kecenderungan siswa yang memiliki gaya berpikir acak dan sekuensial terhadap prestasi belajar fisika pada materihukum Newton hal ini dibuktikan dengan hasil p-value = 0,528 sedangkan nilai rerata pada siswa yang memiliki kecenderungan pada gaya berpikir sekuensial dan acak masing-masing dengan nilai rerata yang hampir sama yaitu 67,640 dan 68,239, hal ini dimungkinkan karena pengaruh media yang digunakan belum begitu nampak, sehingga perlu pengambilan sampel penelitian perlu ditambah.
Leave a Reply