Judul Tesis : Pembelajaran Kimia dengan Investigasi Kelompok Melalui Eksperimen dan Proyek Ditinjau dari Kemampuan Menggunakan Alat Laboratorium dan Persepsi Diri Siswa
A. Latar Belakang Masalah
Dalam melaksanakan praktikum siswa memang dituntut untuk bisa menggunakan alat-alat kimia dengan benar. Syarat lain pada pelaksanaan pembelajaran dengan praktikum adalah persepsi siswa karena dengan persepsi yang positif maka siswa akan bisa melaksanakan praktikum dengan baik. Materi elektrokimia merupakan materi yang diajarkan di SMK dan tergolong sulit bagi siswa yang berhubungan dengan bilangan oksidasi. Materi elektrokimia adalah materi yang berhubungan dengan faktual, logiko matematika dan empiris, yang perolehan konsepnya dapat dilakukan melalui eksperimen atau proyek sehingga siswa dapat memperoleh konsep sendiri.
Untuk itu, pada penelitian ini digunakan pembelajaran dengan metode eksperimen dan metode proyek. Pada pembelajaran ini menggunakan eksperimen siswa ditekankan untuk menemukan sendiri suatu konsep, sehingga konsep yang telah didapat akan bertahan lama, yang akhirnya dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Pada pembelajaran investigasi kelompok dengan metode proyek yang menekankan pada produk yang terpakai, sehingga siswa SMK akan lebih termotivasi untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh karena produknya harapannya akan terpakai di masyarakat.
B. Perumusan Masalah
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran dengan metode investigasi kelompok menggunakan eksperimen dan proyek?
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan siswa menggunakan alat laboratorium tinggi dan rendah?
- Adakah perbedaan prestasi antara siswa yang memiliki persepsi diri siswa tinggi dan rendah?
C. Tinjauan Pustaka
Model Investigasi Kelompok
Belajar kooperatif adalah suatu model yang melibatkan pembentukan kelompok. Kerja kelompok merupakan bagian dan bukan hanya sekedar cara untuk mencapai tujuan. Tujuan dari belajar kooperatif adalah pencapaian hasil belajar, penerimaan keberagaman, dan pengembangan ketrampilan sosial (Arend, 2001:315). Dalam belajar kooperatif dapat digunakan beberapa model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi atau bekerjasama dan berinteraksi dengan structure dan setting yang telah dirancang oleh guru, sehingga tercipta peluang munculnya aktivitas yang berupa kerja sama secara wajar.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen berarti suatu percobaan untuk mengetahui hasil suatu perbandingan, perubahan dengan adanya variabel tertentu atau pengaruh suatu variabel. (Suharno dkk,1995:198). Menurut Syaiful Sagala (2007:220) “eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu” dan “metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”.
Metode Proyek
Metode proyek adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa suatu tugas dalam waktu tertentu secara individu atau kelompok untuk menghasilkan suatu produk. Kegiatan yang memberikan kesempatan untuk merangkum pengetahan dari berbagai bidang secara kritis dan kreatif mengaplikasikannya ke dalam kehidupan nyata.
Pengertian Persepsi
Kata persepsi berasal dari bahasa Latin yang berarti mengambil atau mengerti atau menangkap. Dalam bahasa sehari-hari persepsi diartikan sebagai mengerti, memahami atau menyadari. Pada umumnya pengertian persepsi berkisar di antara penginderaan dan pemikiran. Jalaludin Rakhmat (1992:51) menjelaskan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
D. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dan dilaksanakan dari bulan Oktober 2011-Februari2012.
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI (10 kelas) SMK Wongsorejo Gombong Tahun Pelajaran 2011/2012.
Sampel diperoleh dengan teknik Cluster Random Sampling yang terdiri dari empat kelas, XIMA, XIMD, XIOA, dan XIOC. Kelas XIMA dan XIMD diberi pembelajaran dengan metode eksperimen dan kelas XIOA dan XIOC diberi pembelajaran dengan metode proyek.
Data untuk prestasi belajar kognitif dikumpulkan dengan metode tes, data kemampuan siswa menggunakan alat laboratorium digunakan observasi, persepsi diri dan prestasi afektif siswa menggunakan angket.
Hipotesis diuji menggunakan Anava.
E. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan nilai F hitung = 13,375 dengan probabilitas p-value = 0.000. Oleh karena p-value < 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan prestasi belajar siswa aspek kognitif pada metode eksperimen dan metode proyek dalam belajar kimia pada materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun pelajaran 2011/2012. Untuk rata-rata nilai pada kelompok siswa dengan metode eksperimen 66 dan pada kelompok proyek 62. Berdasarkan nilai rata-rata ini maka metode eksperimen lebih baik daripada metode proyek.
2. Berdasarkan hasil analisis dengan taraf signifikansi 5% didapatkan F hitung = 24,645 dengan probabilitas p-value = 0,000. Oleh karena p-value < 0,05 maka Ho ditolak berarti ada perbedaan prestasi belajar siswa antara kemampuan menggunakan alat laboratorium tinggi dan rendah pada materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun pelajaran 2011/2012. Untuk rata-rata nilai pada kelompok siswa dengan kemampuan menggunakan alat laboratorium kategori tinggi 67 dan menggunakan alat laboratorium kategori rendah 62.
3. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai F hitung =12,3 dengan p-value = 0,001. Oleh karena p-value < 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan antara persepsi diri tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia pada materi elektrokimia siswa kelas XI SMK Wongsorejo Gombong tahun pelajaran 2011/2012. Untuk rata-rata nilai pada kelompok siswa dengan persepsi diri siswa kategori tinggi 66 dan persepsi diri siswa kategori rendah 63.
Leave a Reply