Judul Tesis : Pembelajaran Kimia Berbasis Problem Solving Menggunakan Laboratorium Riil dan Virtuil Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu pembelajaran merupakan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Sistem evaluasi yang tepat meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor disesuaikan dengan indikator yang ada. Dalam pembelajaran guru cenderung mengevaluasi aspek kognitif saja, sedangkan untuk ranah afektif dan psikomotor guru hanya memberikan nilai tanpa indikator yang jelas.
Berdasarkan penjelasan di atas untuk meningkatkan prestasi belajar kimia perlu digunakan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai karakteristik materi dan karakteristik siswa. Dalam hal ini peneliti mencoba menerapkan pembelajaran kimia berbasis problem solving menggunakan laboratorium (lab) riil dan virtuil ditinjau dari gaya belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.
B. Perumusan Masalah
- Apakah ada pengaruh pembelajaran kimia berbasis problem solving menggunakan lab riil dan virtuil terhadap prestasi belajar siswa?
- Apakah ada pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa?
- Apakah ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar siswa?
C. Tinjauan Pustaka
Strategi Pembelajaran Problem solving
Agar pembelajaran diperoleh hasil yang optimal diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Kemp cit. Wina Sanjaya (2010: 126) menjelaskan bahwa “strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien”. Kegiatan pembelajaran dirancang oleh guru, disesuaikan dengan karakteristik materi maupun karakteristik siswa, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Laboratorium Riil
Laboratorium riil merupakan laboratorium sebenarnya/ nyata yang merupakan sebuah tempat yang dengan alat eksperimen. Pembelajaran pelatihan laboratorium memiliki dua prinsip utama yaitu:
- kerja kelompok, kegiatan ekperimen laboratorium harus dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok.
- menekankan pengembangan empat area kepribadian, yaitu: intra personal, interpersonal, dinamisasi kelompok, dan pengarahan diri (self direction).
Laboratorium Virtuil
Laboratorium virtuil merupakan salah satu bentuk dari aplikasi komputer, sebagai media gambar bergerak representatif keadaan laboratorium riil. Hick dan Hyde cit. Made Wena (2009: 203) ”pembelajaran berbasis komputer, siswa akan berinteraksi dan berhadapan secara langsung dengan komputer secara individual sehingga apa yang dialami oleh seorang siswa akan berbeda dengan apa yang dialami oleh siswa lain”. Interaksi siswa secara langsung inilah yang membuat lebih menarik dan menumbuhkan minat belajar siswa.
Gaya Belajar
Dalam menghadapi informasi siswa melihat, mengolah, menyerap, dan mentansfer informasi tersebut dengan cara yang berbeda-beda. De Porter (2007: 68) menjelaskan bahwa “gerakan mata selama belajar dan berpikir terikat pada modalitas visual, auditorial, dan kinestetik”. Gaya belajar adalah ciri khas seseorang dalam memperoleh informasi sehingga diperoleh pengetahuan yang baru. Gaya belajar seseorang dapat dilihat dari gerakan yang dilakukannya selama proses memperoleh informasi tersebut.
Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu faktor internal siswa yang perlu mendapat perhatian khusus, karena anak dengan kemampuan berpikir kritis tinggi cenderung aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Berpikir kritis merupakan bagian dari alur berpikir ilmiah yaitu kemampuan berpikir yang didasarkan pada logika, kejelasan, dan relevansi.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, dilakukan di SMA Negeri 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun Pelajaran 2011/2012.
Dalam penelitian ini sampel dipilih secara acak (cluster random sampling), Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI IPA1 menggunakan laboratorium riil dan kelas XI IPA3 menggunakan laboratorium virtuil. Pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes (angket).
Untuk prestasi kognitif dan kemampuan berpikir kritis menggunakan teknik tes, sedangkan untuk prestasi afektif dan gaya belajar menggunakan angket. Uji hipotesis menggunakan uji nonparametric yaitu uji Kruskal-Wallis.
E. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian di SMA N 1 Pulokulon, dapat disimpulkan bahwa:
- Pembelajaran kimia berbasis problem solving menggunakan lab riil dan virtuil dapat diterapkan pada materi laju reaksi.
- Kemampuan berpikir kritis memberikan konstribusi positif terhadap prestasi belajar siswa.
- Pembelajaran kimia berbasis problem solving dengan lab riil tepat digunakan pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.
Leave a Reply