Gambaran dari Sistem Pengendalian Manajemen
1. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Suadi (1999:8-9) Sistem pengendalian manajemen adalah: sebuah sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berkaitan, yaitu: pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan, agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien.”
Kegiatan pengendalian dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu, pengendalian manajemen (management control) dan pengendalian operasional (operational control). Pengendalian manajemen mengarah pada pengendalian kegiatan secara menyeluruh demi mendapatkan keyakinan bahwa strategi perusahaan telah dijalankan secara efektif dan efisien. Sedangkan pengendalian operasional hanya menyangkut tugas-tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Horngren, dkk (2006) mendefinisikan sistem pengendalian manajemen sebagai berikut: “Management control system is means of gathering data to aid and coordinate the process of making decisions throughout the organization”. Menurut Anthony dan Govindarajan yang diterjemahkan oleh F.X. Kurniawan (2005) adalah sebagai berikut: “Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mengendalikan aktivitas suatu organisasi”.
Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen, pengendalian manajemen merupakan penerapan semua fungsi manajemen, Dikatakan demikian, karena dalam pelaksanaan pengendalian manajemen meliputi kegiatan perencanaan operasional perusahaan, pengorganisasian kegiatan, koordinasi kegiatan, pengendalian kegiatan dan pembinaan pelaksana kegiatan, Konsep sistem pengendalian manajemen juga diartikan sebagai manajemen secara keseluruhan. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang menyeluruh ke semua aspek kegiatan perusahaan. Dalam proses pengendalian manajemen terdapat beberapa bagian kegiatan yaitu penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran kegiatan, serta pelaporan dan analisis kegiatan. Sedangkan dalam struktur perusahaan terdapat beberapa hal yaitu: struktur organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang, serta tolok ukur prestasi dan motivasi.
Umumnya dalam perusahaan yang kecil, pimpinan perusahaan dapat melaksanakan pengelolaan kegiatan perusahaannya secara langsung. Perencanaan kegiatan usahanya dan pengendalian pelaksanaan rencana tersebut dapat dilakukan secara langsung oleh pimpinan tersebut. Namun dengan perkembangan usaha yang semakin besar, pimpinan tersebut tidak lagi mampu melaksanakan kegiatan usahanya seorang diri. Dia memerlukan bantuan manajer lain untuk melaksanakan sebagian fungsinya, sehingga dia mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada manajer tersebut. Dalam perencanaan kegiatan usahanya, dia tidak lagi hanya mengandalkan pada kemampuan dirinya untuk membuat rencana secara informal, namun dia memerlukan partisipasi para manajer lain untuk menyusun rencana secara formal. Dalam pengendalian pelaksanaan rencananya, dia tidak lagi dapat mengandalkan pada pengamatan langsung yang biasanya dilakukannya pada waktu perusahaan masih kecil. Dia memerlukan suatu sistem yang formal untuk mengendalikan pelaksanaan rencana yang telah disusunnya. Sistem untuk membantu manajemen puncak dalam melaksanakan fungsi perencnaan dan pengendalian disebut sistem pengendalian manajemen.
Sistem pengendalian manajemen adalah anggota organisasi yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi anggota organisasi yang lain guna melaksanakan strategi perusahaan secara efektif dan efisien. Dalam definisi ini terdapat tiga kata penting ; sistem, efektif dan efisien.
2. Struktur Pengendalian Manajemen
Kegiatan pengendalian dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu, pengendalian manajemen (management control) dan pengendalian operasional (operational control). Pengendalian manajemen mengarah pada pengendalian kegiatan secara menyeluruh demi mendapatkan keyakinan bahwa strategi perusahaan telah dijalankan secara efektif dan efisien. Sedangkan pengendalian operasional hanya menyangkut tugas-tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen, pengendalian manajemen merupakan penerapan semua fungsi manajemen, Dikatakan demikian, karena dalam pelaksanaan pengendalian manajemen meliputi kegiatan perencanaan operasional perusahaan, pengorganisasian kegiatan, koordinasi kegiatan, pengendalian kegiatan dan pembinaan pelaksana kegiatan, Konsep sistem pengendalian manajemen juga diartikan sebagai manajemen secara keseluruhan. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang menyeluruh ke semua aspek kegiatan perusahaan. Dalam proses pengendalian manajemen terdapat beberapa bagian kegiatan yaitu penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran kegiatan, serta pelaporan dan analisis kegiatan. Sedangkan dalam struktur perusahaan terdapat beberapa hal yaitu: struktur organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang, serta tolok ukur prestasi dan motivasi.
3. Proses Pengendalian Manajemen
Proses pengendalian manajemen terdiri dari 4 tahap kegiatan berikut ini :
- Penyusunan program
- Penyusunan anggaran
- Pelaksanaan dan pengukuran
- Pelaporan dan analisis
Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai program – program yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dan taksiran jumlah sumber – sumber yang akan dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program merupakan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh perusahaan untuk melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategik. Dalam perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba, tiap produk atau keluarga produk (product line) merupakan suatu program. Selain itu perusahaan memiliki berbagai program lain seperti program peningkatan mutu karyawan, program penetrasi pasar dan program penemuan produk baru yang dapat dipasarkan.
Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, yang berjangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Dalam penyusunan anggaran, program – program diterjemahkan sesuai dengan tanggungjawab tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program tersebut. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program. Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran, manajer pusat pertanggungjawaban mengadakan negosiasi dengan manajer diatasnya yang memberikan peran kepadanya, sehingga dengan demikian hasil negosiasi tersebut akan menimbulkan kesanggupan (commitment) dari pihak manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam anggaran.
Pelaksanaan dan pengukuran merupakan tahap berikutnya setelah anggaran ditetapkan. Dalam tahap ini anggaran dilaksanakan oleh manajer pusat pertanggungjawaban, dan akuntansi bertugas mencatat masukan yang sesungguhnya dikonsumsi dan pendapatan yang sesungguhnya diperoleh oleh pusat pertanggungjawaban. Akuntansi menggolongkan data akuntansi menurut program untuk mengukur efektifitas pelaksanaan program dan menurut pusat pertanggungjawaban untuk mengukur prestasi manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.
Tahap terakhir proses sistem pengendalian manajemen adalah pelaporan dan analisis. Dalam tahap ini data akuntansi yang sudah terkumpul menurut program dan menurut pusat pertanggungjawaban tersebut disajikan dalam laporan keuangan. Dalam laporan keuangan tersebut tidak hanya disajikan informasi akuntansi saja, namun meliputi pula informasi nonakuntansi. Laporan tersebut dimaksudkan untuk memberitahu para manajer mengenai apa yang sedang berlangsung dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpin mereka dan untuk membantu menjamin koordinasi kegiatan antara pusat pertanggungjawaban.
Laporan juga digunakan sebagai dasar pengendalian data. Pada dasarnya laporan untuk pengendalian berisi analisis terhadap penyimpangan pelaksanaan dari anggarannya dan penjelasan mengenai penyimpangan tersebut. Berdasarkan laporan yang berisi analisis penyimpangan tersebut, manajer pusat pertanggungjawaban dapat merumuskan tindakan perbaikan, yang dapat berupa perbaikan pelaksanaan, perbaikan anggaran, perbaikan program atau perumusan kembali strategi pencapaian tujuan perusahaan.
Teori-teori dari gambar model teori Sistem Pengendalian Manajemen
1. Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha guna mencapai tujuan organisasi, maupun tindakan untuk mengoreksi unjuk kerja yang tidak efektif dan efisien. Sistem pengendalian manajemen yang berbeda diperlukan untuk situasi yang berbeda. Menurut Anthony, dkk yang diterjemahkan oleh Maulana (1992) sistem pengendalian manajemen mempunyai karakteristik sebagai berikut:
“Sistem pengendalian manajemen difokuskan pada program dan pusat pertanggung jawaban. Informasi yang diproses pada sistem pengendalian manajemen terdiri dari 2 macam yaitu:
- Data terencana dalam bentuk program, anggaran dan standar.
- Data aktual mengenai apa yang telah atau sedang terjadi, baik di dalam maupun di luar organisasi.
- Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem organisasi total dalam arti bahwa sistem ini mencakup semua aspek dari operasi organisasi. Fungsinya adalah membantu manajemen menjaga keseimbangan organisasi sebagai suatu kesatuan yang terkoordinasi.
- Sistem pengendalian manajemen biasanya berkaitan erat dengan struktur keuangan, di mana sumber daya dan kegiatan-kegiatan organisasi dinyatakan dalam satuan uang atau moneter.
- Aspek-aspek perencanaan dari sistem pengendalian manajemen cenderung mengikuti pola dan jadwal tertentu.
- Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang terpadu dan terkoordinir di mana data yang terkumpul untuk berbagai kegunaan dipadukan untuk saling dibandingkan setiap saat pada unit organisasi”.
2. Proses Sistem Pengendalian Manajemen
Proses sistem pengendalian manajemen menurut Supriyono (2000) meliputi tahap-tahap:
-
Penyusunan program
Penyusunan program adalah proses pembuatan keputusan mengenai program-program utama yang akan dilaksanakan oleh prganisasi untuk mengimplementasikan strategi-strategi dan penaksiran jumlah sumbersumber yang akan digunakan untuk setiap program. Penyusunan program merupakan bagian dari pengendalian manajemen yaitu perencanaan strategi dan pengendalian manajemen. Penyusunan program dalam suatu perusahaan melibatkan beberapa macam aktivitas, seperti merencanakan apa yang seharusnya dilakukan dalam perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dengan beberapa bagian yang ada dalam perusahaan untuk kepentingan pencapaian tujuan perusahaan. Setelah koordinasi dilaksanakan kemudian mengkomunikasikan program tersebut kepada semua tingkatan manajemen yang ada dalam perusahaan. Pada setiap periode dilakukan efisiensi dan keefektifan sebagai alat pengendalian agar semua strategi yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai perusahaan. Keputusan pemrograman yang diambil yaitu: apakah akan melaksanakan strategi ini dengan melakukan akuisisi atau dengan membangun operasi baru, apa lini produk yang akan diutamakan, apakah produk ini harus dibeli atau dibuat sendiri dan apa sauran pemasaran yang akan digunakan.
-
Penyusunan anggaran
Penyusunan anggaran adalah proses pembuatan ketuputusan mengenai peran para manajer pusat pertanggung jawaban dalam melaksanakan program atau bagian program. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, perusahaan-perusahaan berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar dengan jenis kegiatan dan volume kegiatan yang meningkatkan. Keadaan ini menjadikan proses perencanaan dan pengendalian menjadi tidak sederhana. Untuk membantu manajemen dalam mengelola perusahaan maka perusahaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menyusun biaya produksi. Anggaran digunakan sebagai alat pengendalian biaya produksi. Definisi anggaran menurut Saputra dan Asri (2006), adalah: “Suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.
Menurut Christina, dkk (2001): “Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang”. Sedangkan menurut Horngren, dkk (2006) adalah sebagai berikut: “A budget is the quantitative expression of a proposed plan of action by management for a specified period and an aid to coordinating what needs to be done to implement that plan”.
Dari definisi tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa anggaran merupakan perencanaan formal dari keseluruhan kegiatan perusahaan termasuk di dalamnya anggaran biaya produksi dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam unit kuantitatif. Anggaran merupakan suatu perencanaan yang disusun secara formal di dalam perusahaan tersebut yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan tanpa ada pengecualian. Dengan demikian penggunaan anggaran berfungsi sebagai alat bantu manajemen untuk penyusunan perencanaan, koordinasi dan pengendalian kegiatan perusahaan.
-
Pelaksanaan pengendalian anggaran
Setelah menyusun anggaran, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pengendalian anggaran. Untuk pelaksanaan anggaran diperlukan pengendalian agar dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Untuk itu harus diselidiki adanya perbandingan antara anggaran biaya produksi dengan realisasi anggaran biaya produksi. Apabila terdapat perbedaan maka perusahaan harus menganalisis sebab-sebab terjadinya perbedaan tersebut kemudian dilakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
-
Pengukuran kinerja
Penyusunan program dan anggaran yang telah ditetapkan dijadikan alat untuk menilai kinerja manajer dan memotivasi manajer dalam mengendalikan unit-unit pusat pertanggung jawaban. Dalam tahap ini anggaran dilaksanakan oleh manajer pusat pertanggung jawaban dan akuntansi bertanggung jawab mencatat masukan yang sesungguhnya diperoleh oleh pusat pertanggung jawaban. Data yang dikelompokkan menurut program digunakan sebagai dasar pemrograman yang akan datang, sedangkan data yang dikelompokkan menurut pusat pertanggung jawaban digunakan untuk mengukur prestasi kerja manajer pusat pertanggung jawaban.
-
Pelaporan dan analisis
Tahap terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah pelaporan dan analisis. Laporan memuat informasi mengenai apa yang sesungguhnya terjadi dibandingkan dengan anggarannya atau programnya. Pelaporan adalah proses untuk menyususn dan menyajikan pada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan disusun untuk setiap pusat pertanggung jawaban dan program. Laporan pusat pertanggung jawaban menunjukkan informasi sesungguhnya dibandingkan dengan anggarannya, dalam ukuran-ukuran kinerja keauangan maupun nonkeuangan, serta informasi internal maupun eksternal. Laporan pusat pertanggung jawaban harus disajikan secara tepat waktu.
Laporan tersebut dimaksudkan untuk memberitahukan kepada para manjaer mengenai apa yang sedang berlangsung dalam pusat pertanggung jawaban yang mereka pimpin dan juga untuk menjamin koordinasi kegiatan antar pusat pertanggung jawaban. Laporan atas kinerja pusat pertanggung jawaban juga digunakan sebagai dasar untuk pengendalian. Pengendalian ini berupa analisis terhadap penyimpangan dari pelaksanaan anggaran dan penjelasan mengenai pelaksanaan kegiatan. Atas dasar hasil analisis, manajer pusat pertanggung jawaban dapat segera merumuskan tindakan perbaikan berupa perbaikan pelaksanaan, perbaikan anggaran, perbaikan program atau perumusan kembali strategi untuk pencapaian tujuan perusahaan.
3. Elemen-elemen Sistem Pengendalian Manajemen
Elemen-elemen sistem pengendalian manajemen menurut Anthony, dkk yang diterjemahkan oleh Agus Maulana meliputi:
-
Proses
Pengendalian manajemen mencakup sistem pengendalian manajemen yang tediri atas tatanan organisasi, wewenang, tanggung jawab dan informasi untuk memungkinkan pelaksanaan pengendalian dan untuk memproses sekumpulan tindakan yang memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuannnya.
-
Manajer
Pengendalian manajemen merupakan alat bagi manajer. Pengendalian manajemen adalah proses yang berorientasi pada manusia, maka manajer-manajer lini menjadi titik pusat dalam pengendalian ini.
-
Tujuan
Tujuan dari proses pengendalian ditentukan dalam perencanaan strategis.
-
Efisiensi dan keefektifan
Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran yang dihasilkan dengan besarnya tingkat masukan yang dipergunakan. Keefektifan berartiv kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
-
Kepastian
Manajemen membutuhkan kepastian yang konstan melalui pengendalian manajemen untuk menjamin bahwa pekerjaan memang sedang dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Contoh Tesis Tentang Sistem Pengendalian Manajemen
Adapun contoh tesis yang membahas mengenai Sistem Pengendalian Manajemen antara lan:
Contoh Tesis 1 : Analisis Sistem Pengendalian Manajemen pada Perusahaan Freight Forwarder PT Prima International Cargo Cabang Semarang
Pada penelitian tahun 2016 menyatakan bahwa Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: sistem pengendalian manajemen pada perusahaan freight forwarder PT. Prima International Cargo Cabang Semarang serta efisiensi dan efektifitas sistem pengendalian manajemen pada perusahaan freight forwarder PT. Prima International Cargo Cabang Semarang.
Penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan mengambil objek penelitian perusahaan freight forwarder PT. Prima Cargo International Cabang Semarang. Dalam penelitian ini penulis ingin memperoleh fakta-fakta yang ada dan keterangan-keterangan secara faktual khususnya sistem pengendalian manajemen yang diterapkan pada perusahaan tersebut. Data diperoleh dari bagian operasional, yang mencakup biaya-biaya dan pendapatan. Data ini berupa: anggaran biaya operasional dan volume penjualan tahun 2001-2003; biaya operasional dan volume penjualan Aktual tahun 2001-2003.
Berdasarkan hasil analisis data, penelitian menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Sistem pengendalian manajemen pada perusahaan freight forwarder PT. Prima Cargo International Cabang Semarang meliputi: pemrograman, penganggaran, pengukuran, laporan serta analisis. Pemrograman meliputi program jangka pendek dan program jangka panjang. 2) Pelaksanaan sistem pengendalian manajemen pada bagian operasional dapat dikatakan efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari adanya selisih antara anggaran biaya dan biaya aktual bagian operasional yang secara umum menguntungkan.
Contoh Tesis 2 : Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)
Pada penelitian tahun 2015 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan. Reponden dalam penelitian ini adalah manajer tingkat menengah yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara.
Jumlah manajer menengah yang menjadi sampel penelitian ini adalah 41 orang dari 8 perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara. Metode penentuan sampel dalam penlitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, sedangkan budaya organisasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Secara simultan, sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Contoh Tesis 3 : Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Kinerja Keuangan dan Nonkeuangan Pada BUMN
Pada penelitian tahun 2014 menyatakan bahwa Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris bahwa sistem pengendalian manajemen (kinerja karyawan, kompensasi, komunikasi, resolusi konflik, komitmen, serta produk dan kebijakan pasar) memberi pengaruh pada kinerja keuangan dan nonkeuangan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah BUMN yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan beroperasi di Sulawesi Selatan. Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode random sampling. Terdapat 15 perusahaan yang memenuhi kriteria. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen memengaruhi kinerja keuangan dan kinerja nonkeuangan secara signifikan dan positif.
Contoh Tesis 4 : Pengaruh Sistem Pengendalian Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus pada Perusahaan Pelayaran di Semarang)
Pada tahun 2014 penelitian ini menyatakan bahwa Kebanyakan penelitian sebelumnya hanya menelaah pengaruh langsung dari satu atau lebih komponen sistem pengendalian (partisipasi penetapan standar, insentif berdasarkan standar dan keketatan standar) terhadap kinerja. Penelitian ini menganalisis pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung komponen sistem pengendalian melalui tekanan kerja sebagai variabel intervening terhadap kinerja.
Teori yang digunakan penelitian ini adalah
- (1) teori agensi yaitu untuk mengkaji hubungan antara pimpinan perusahaan pelayaran dengan manajer operasional dan
- (2) teori kontijensi yaitu untuk mengevaluasi keefektifan partisipasi penetapan standar terhadap kinerja manajerial,
- faktor kontijensi dalam penelitian ini adalah tekanan kerja yang berperan sebagai variable intervening.
Data primer penelitian ini diperoleh dari pendapat atau persepsi manajer operasional yang mengisi dan mengembalikan daftar kuesioner kepada peneliti. Data dikumpulkan dengan mail survey dan contact person, yang didistribusikan ke 118 manajer operasional perusahaan pelayaran di Semarang. Kuesioner yang kembali 103 eksemplar, namun yang dapat diolah sebanyak 100 dan 3 kuesioner tidak dapat diolah karena jawaban tidak lengkap. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik SEM yang dibantu program SPSS11.0. dan AMOS 4.0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen sistem pengendalian (partisipasi penetapan standar, insentif berdasarkan standar dan keketatan standar) mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. Hasil uji langsung menunjukkan bahwa partisipasi penetapan standar secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap insentif berdasarkan standar dan kinerja, serta mempunyai pengaruh negatif terhadap keketatan standar dan tekanan kerja; tekanan kerja mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja; insentif berdasarkan standar mempunyai pengaruh terhadap negatif terhadap tekanan kerja.
Temuan ini konsisten dengan temuan Michael D Shield,et.al., (2000); hanya dua hipotesa yang bertentangan dengan temuan Michael D Shield, et.al., (2000) yaitu pada penelitian ini, keketatan standar mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja dan insentif berdasarkan standar mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja; pada penelitian Michael D Shield.et.al., (2000), keketatan standar dan insentif mempunyai hubungan tidak signifikan terhadap kinerja. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa komponen sistem pengendalian (partisipasi penetapan standar, insentif berdasarkan standar dan keketatan standar) mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kinerja manajerial. Hasil uji tidak langsung menunjukkan bahwa partisipasi penetapan standar secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja, keketatan standar secara signifikan mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja dan insentif berdasarkan standar mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja.
Penelitian mendatang hendaknya memperluas model tidak langsung untuk mengembangkan pemahaman yang lebih lengkap dari pengaruh sistem pengendalian. Model yang diperluas dapat memasukkan variable intervening lainnya, misalnya : penerimaan tujuan, komitmen tujuan dan motivasi.
Contoh Tesis 5 : Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen (spm) terhadap Kinerja Karyawan dengan Inovasi Sebagai Variabel Intervening pada Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Sektor Kuliner Wilayah Banyuwangi
Pada penelitian tahun 2014 yang menyatakan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh SPM terhadap kinerja karyawan dengan inovasi sebagai variabel intervening pada UMKM sektor kuliner wilayah banyuwangi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dan jenis data adalah jenis data subyek. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi. Populasinya adalah 170 UMKM sector kuliner. Sampelnya adalah 100 UMKM sektor kuliner. Peneliti memilih Random Sampling, yang menjadi sampelnya adalah manajer/pelaku usaha/karyawan senior UMKM sektor kuliner. Ketentuannya, satu UMKM diberi satu kuesioner.
Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil pengujian path analysis menunjukkan dukungan empiris terhadap model mediasi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa SPM berpengaruh positif langsung terhadap kinerja karyawan dengan prosentase sebesar 39%. Hasil penelitian ini juga menggugurkan/menolak temuan dari penelitian (Susanti, 2012) yang mengatakan bahwa SPM berpengaruh negatif terhadap inovasi, dan (Bisbe, 2004) yang mengatakan bahwa SPM tidak berpengaruh terhadap inovasi. Hasil analisis rekapitulasi jawaban responden, untuk SPM 1-13 pertanyaan, rata-rata semua UMKM sudah menerapkan SPM dengan baik. Untuk Inovasi 1-16 pertanyaan, ada beberapa poin pertanyaan (8, 12, 14) tiga poin tersebut belum tercapai dengan baik. Untuk Kinerja Karyawan 1-22 pertanyaan, ada beberapa poin pertanyaan (14, 15) dua poin tersebut belum tercapai dengan baik. Namun, kesimpulan secara keseluruhan mengenai SPM, Inovasi, dan Kinerja Karyawan sudah cukup baik diterapkan dalam UMKM.
Contoh Tesis 6 : Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepeneurial University
Penelitian pada tahun 2015 menyatakan bahwa bertujuan menginvestigasi dengan mendalam bagaimana pemahaman dosen mengenai sistem pengendalian manajemen serta bagaimana dimensi pengendalian mampu memotivasi individu. Pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus digunakan untuk menelaah situs Universitas Ciputra yang merupakan entrepreneurial university. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Stevick-Colaizzi-Keen method. Hasil penelitian menunjukkan pengendalian informal lebih efektif dibandingkan pengendalian formal terutama dalam hal memotivasi individu. Informan mengungkapkan ada beberapa mekanisme pengendalian yang mampu memengaruhi perilaku mereka bahkan memotivasi mereka dalam bekerja.
Contoh Tesis 7 : Analisis Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Pusat Pendapatan Pt Sarinah Departemen Store Cabang Malang
Penelitian pada tahun 2010 menyatakan bahwa Penelitian ini merupakan studi kasus pada PT Sarinah Departemen Store cabang Malang, dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Manajemen pada Pusat Pendapatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem pengendalian manajemen terhadap pusat pendapatan. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian manajemen pada penjualan telah dijalankan secara efisien dan efektif, dan mencoba memberikan alternatif. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan sitem pengendalian menajemen adalah dengan melakukan analisis terhadap proses sistem pengendalian manajemen yaitu pemrograman, penganggaran, penegendalian operasi dan pelaporan analisa. Sedangkan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian manajemen pada penjualan telah dijalankan secara efektif menggunakan analisis selisih harga jual, selisih kuantitas penjualan dan selisih komposisi. Dari tolok ukur yang digunakan terdapat selisih yang sangat besar antara anggaran penjualan dengan realisasi penjualan, sehingga sistem pengendalian manajemen belum efektif.
Hal ini disebabkan karena harga, kuantitas serta komposisi penjualan yang dianggarkan lebih besar daripada realisasinya, PT Sarinah tidak melakukan kegiatan promosi seperti halnya para pesaingnya serta hambatan yang selama ini menjadi kendala yaitu sedikitnya lahan parkir yang dimiliki PT Sarinah cabang Malang. Alternatif yang coba diberikan adalah dengan melakukan kegiatan promosi untuk meningkatkan volume penjualan, serta menambah area parkir. Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat mengimplikasikan bahwa sebaiknya PT Sarinah cabang Malang lebih meningkatkan pelaksanaan pengendalian manajemen. Selain itu juga melakukan kegiatan promosi atau pengiklanan, serta PT Sarinah harus mencari informasi mengenai pangsa pasar penjualan para pesaing.
Contoh Tesis 8 : Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Kinerja Keuangan Peusahaan Pada Hotel Berbintang di Kota Medan
Penelitian pada tahun 2016 yang menyatakan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengendalian manajemen sistem (struktur kontrol manajemen dan proses kontrol manajemen) ke kinerja perusahaan di hotel berbintang di Kota Medan baik secara bersamaan maupun sebagian. Penelitian ini dilakukan di perusahaan hotel berbintang di Kota Medan menggunakan metode sensus. Pengumpulan data dilakukan melalui studi lapangan dengan busing daftar pertanyaan. Ini juga menggunakan riset perpustakaan untuk mendukung penelitian ini. Data analisis dan uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Struktur dan pengendalian proses manajemen berpengaruh positif secara simultan terhadap kinerja hotel berbintang di Indonesia Kota Medan. Ini ditunjukkan oleh nilai koefisien atau determinasi (R2 ) = 0,713. Itu berarti kinerja hotel berbintang dipengaruhi oleh struktur dan pengendalian proses manajemen sama dengan 71,3%. Ini menunjukkan bahwa semakin baik struktur dan prosesnya kontrol manajemen, semakin baik kinerja hotel berbintang.
2) Manajemen struktur kontrol memiliki pengaruh positif secara parsial terhadap kinerja hotel berbintang di Indonesia Kota Medan berpose melalui nilai koefisien regresi sebesar 0,164. Itu artinya Semakin tinggi kualitas struktur pengendalian manajemen di hotel berbintang semakin tinggi kinerja perusahaan.
3) Proses pengendalian manajemen secara parsial positif berpengaruh terhadap kinerja hotel berbintang di Kota Medan yang ditunjukkan melalui regresi nilai koefisien sebesar 0,313. Artinya semakin tinggi kualitas pengendalian manajemen Proses di hotel berbintang semakin meningkatkan kinerja perusahaan.
Contoh Tesis 9 : Analisis Hubungan Komponen Sistem Pengendalian Manajemen (Quality Goal, Quality Feedback, Quality Incentive, Dan Manajemen Customer Service) Terhadap Kinerja Kualitas Dan Konsekuensi Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem SPM (quality goal, quality feedback, quality incentive, dan manajemen customer service) terhadap kinerja kualitas dan untuk mengetahui kepuasan pelanggan dapat memediasi pengaruh kinerja kualitas terhadap kinerja keuangan. Dengan menggunakan analisis regresi dan path analysis diperoleh hasil bahwa :
(1)Quality Goal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja kualitas.
(2) Quality Feedback berpengaruh positif terhadap kinerja kualitas.
(3) Quality Incentive berpengaruh positif terhadap kinerja kualitas.
(4) Manajemen Customer Service tidak berpengaruh terhadap kinerja kualitas.
(5) Kepuasan pelanggan tidak dapat memediasi pengaruh kinerja kualitas terhadap kinerja keuangan.
Contoh Tesis 10 : Sistem Pengendalian Manajemen Di Koperasi Karyawan Widya Mandala Surabaya
Pada penelitian tahun 2017 menyatakan bahwa Sistem pengendalian manajemen (SPM) dirancang untuk mempengaruhi cara karyawan berperilaku sehingga memungkinkan perusahaan mencapai tujuannya. SPM akan membantu mengarahkan karyawan agar dapat berperilaku dengan tepat, memastikan karyawan memahami apa yang diharapkan perusahaan sehingga dapat melakukan pekerjaan sesuai penugasannya. Karena pencapaian tujuan perusahaan bergantung pada perilaku karyawan, maka perilaku karyawan harus selalu dimonitor dan dikendalikan melalui pengendalian tindakan. Pengendalian tindakan menekankan pada ketaatan karyawan terhadap suatu aturan/prosedur standar yang berlaku. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif eksplanatif dengan metode studi kasus. Jenis dan sumber data berupa data kualitatif dan data primer. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis SPM di Koperasi Karyawan Widya Mandala Surabaya (KOPKAR WIMA) sehingga dapat memperbaiki kelemahan SPM pada KOPKAR WIMA.
Metode pengumpulan data menggunakan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi; serta teknik analisis data menggunakan metode triangulasi. Melalui pemahaman tersebut, diharapkan dapat membantu KOPKAR WIMA menghadapi permasalahan dengan memberikan solusi berupa cara pencegahan, peningkatan pengendalian khususnya pengendalian tindakan, dan peningkatan pengawasan, hingga cara penyelesaian dari permasalahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SPM khususnya jenis pengendalian tindakan belum diterapkan dengan baik. Hal ini dikarenakan pembatasan perilaku, penilaian pratindakan, dan akuntabilitas tindakan belum diterapkan secara efektif. Sedangkan redundansi belum pernah dilakukan dan dinilai tidak terlalu mendesak untuk diterapkan dalam KOPKAR WIMA. SPM KOPKAR WIMA sepenuhnya belum berjalan dengan baik sehingga mempengaruhi pencapaian kinerja koperasi, baik kinerja manajerial maupun kinerja keuangan.
Leave a Reply