Judul Tesis : Pembelajaran Biologi Menggunakan Metode Proyek dengan Lab Real dan Audiovisual Ditinjau dari Keingintahuan Siswa dan Kemampuan Kerjasama
A. Latar Belakang Masalah
Terdapat nilai rata-rata yang berada dibawah kriteria ketuntasan minimal. Hal tersebut dapat disebabkan penggunaan metode atau model pembelajaran yang kurang tepat, dalam arti tidak memberdayakan potensi siswa. Hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal fakta, tetapi siswa tidak memahami secara mendalam subtansi dari materi tersebut.
Penyajian materi belum sepenuhnya memanfaatkan lab real atau media audiovisual, sehingga kurang menumbuhkan sikap ilmiah pada siswa. Fungi merupakan materi pada siswa kelas X semester 1. Diperlukan kemampuan untuk memahami konsep yang benar, kreatif dalam menstranfer pemahaman secara abstrak menjadi nyata dan mampu menganalisis struktur fungsi dari fungi tersebut. Media untuk memahami konsep fungi sebenarnya sudah tersedia di alam sekitar, tetapi guru belum memanfaatkan media tersebut dan hanya mengajak siswa untuk memahami materi secara abstrak.
B. Perumusan Masalah
- Apakah ada pengaruh metode proyek dengan lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar?
- Apakah ada pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar?
- Apakah ada pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar?
C. Kajian Teori
Metode Proyek
Proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri melalui tugas atau proyek yang autentik. Seperti yang dinyatakan Thomas, John W (2000) bahwa ”Project Based Learning (PBL) is a model that organizes learning around project. Project are complex task, based on challenging question or problems, that involve students in design, problem solving, decision making, or investigative activities”. (Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebuah model pembelajaran yang mengatur cara belajar tentang proyek. Proyek adalah tugas yang komplek yang didasarkan pada pertanyaan atau masalah yang menantang, yang mengikutsertakan siswa dalam menyusun, pemecahan masalah, membuat keputusan atau kegiatan penyelidikan).
Lab Real
Laboratorium menurut Wawan Setiawan (2006), adalah “suatu tempat atau bangunan yang berisi alat dan bahan yang digunakan untuk pembelajaran biologi”. Alam adalah sumber pengetahuan yang luas dan berlimpah. Belajar menggunakan media alam, menuntut siswa untuk memiliki kemampuan membangun jiwa keingintahuan, melakukan observasi, membuat hipotesa, serta kemampuan berfikir ilmiah.
Audiovisual
Fungsi laboratorium biologi antara Media menurut Nuryani, R (2005: 114-120), berarti ”perantara atau pengantar”. Association for Education and Comunication Tehnology (AET) mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi sedangkan National Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan bersama instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
Keingintahuan
Keingintahuan (curiosity) merupakan salah satu aspek yang bersifat kondisional bagi pengembangan peserta didik. Menurut Agus Sujanto (2004: 86), ”keingintahuan tidak terlepas dari kata keinginan yang didefinisikan sebagai dorongan nafsu kepada suatu benda tertentu atau yang konkrit. Keinginan yang dipraktekkan secara terus menerus dapat menjadi kebiasaan”.
Kerjasama
Sikap (attitude) menurut Neila Ramdhani (2008), berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body and way of feeling, thinking or behaving. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku”. Jadi, sikap adalah konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu atau pandangan positif, negatif/netral terhadap “objek sikap” seperti manusia, perilaku atau kejadian.
D. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 menggunakan metode eksperimen.
Populasi adalah semua siswa kelas X SMA Negeri I Polanharjo Klaten.
Sampel diambil secara cluster random sampling, sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas kelas X 4 sebagai kelas eksperimen I dan kelas X1 sebagai kelas eksperimen II.
Data dikumpulkan dengan metode tes dan angket.
Data dianalisis dengan Anava tiga jalan dan dilanjutkan dengan uji Scheffe.
E. Kesimpulan
1. Pembelajaran menggunakan metode proyek lab real membuat siswa berinteraksi langsung dengan lingkungan, mempergunakan pemikiran konkret dan abstrak serta semua panca indera untuk memperoleh informasi dengan mengadakan observasi terhadap lingkungan. Metode proyek audiovisual, melatih siswa mempergunakan pemikiran abstrak untuk mengumpulkan informasi dan membangun pengetahuan. Media lab real dan audiovisual, sama-sama mengoptimalkan potensi siswa, baik kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, ada pengaruh yang signifikan metode proyek lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari Pvalue: 0.004 (kognitif), P-value: 0.000 (afektif dan psikomotorik).
2. Aktifitas dan kegiatan observasi yang dilakukan siswa untuk pemenuhan keingintahuan mengoptimalkan kemampuan siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu, ada pengaruh yang signifikan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari P-value: 0.000 (kognitif dan psikomotorik), P-value: 0.032 (afektif).
3. Kemampuan kerjasama tinggi sebagai perwujudan tanggung jawab terhadap kelompok, meningkatkan kemampuan berpikir karena ada negosiasi kognitif antar anggota kelompok sehingga memberikan kontribusi terhadap peningkatan prestasi siswa. Oleh karena itu, ada pengaruh yang signifikan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari Pvalue: 0.011 (kognitif), P-value: 0.003 (afektif), P-value: 0.005 (psikomotorik).
Leave a Reply