Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA dengan Metode Berbasis Masalah
Diagram vee merupakan salah satu media yang mengajak siswa untuk berpikir aktif dalam aktivitas kerja laboratorium dengan teori yang terkait. Diagram vee dapat membantu siswa menghayati arti percobaan di laboratorium dan menyajikan hubungan antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan pengetahuan baru yang akan siswa dapatkan. Diagram vee dapat mempermudah siswa untuk mempelajari pengetahuan yang diberikan secara langsung sehingga laboratorium dapat menjadi kerangka pemahaman yang susunannya jelas. Polancos (2012: 135) menyatakan bahwa diagram vee membantu siswa mengembangkan konsep dan strategi pembelajarannya. Diagram vee tidak hanya menstimulus siswa untuk menggunakan konsep yang telah dimiliki siswa tetapi juga membangun hubungan antar konsep.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu adanya penelitian untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah dengan media diagram vee dan komik pada materi asam, basa dan garam dengan memperhatikan kemampuan memori dan analisis siswa. Harapannya dengan menerapkan metode dan media ini akan dapat berpengaruh secara positif terhadap optimalnya pencapaian prestasi belajar siswa.
Perumusan Masalah
- Adakah perbedaan prestasi belajar siswa yang dikenai pembelajaran berbasis masalah (PBL) menggunakan diagram vee dan komik?
- Adakah perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dan memori rendah?
- Adakah perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan analisis tinggi dan analisis rendah?
Kajian Teori
-
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu metode untuk menampilkan situasi dunia nyata yang signifikan, terkontekstual, dan memberikan sumber, bimbingan, dan petunjuk saat siswa mengembangkan isi pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah.
-
Diagram Vee
Novak dan Gowin (1985: 111-112) mendefinisikan diagram vee sebagai diagram berbentuk V yang memiliki sisi konseptual (thinking) dan sisi metodologis (doing) dimana kedua sisi tersebut secara aktif saling berinteraksi selama penggunaan pertanyaan fokus untuk membentuk hubungan antara pengetahuan yang sudah dimiliki dan yang akan dipelajari siswa.
-
Komik
Komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana siswa membacanya tanpa harus dibujuk.
-
Kemampuan Memori
kemampuan memori adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menyimpan dan memanfaatkan informasi didalam pikiran pada waktu singkat.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 – Maret 2012.
Sampel diperoleh dengan teknik Cluster Random Sampling yang terdiri dari dua kelas, VII A dan VII B. Penerapan pembelajaran berbasis masalah menggunakan komik di kelas VII A sedangkan diagram vee di kelas VII B.
Data prestasi belajar kognitif, kemampuan memori dan kemampuan analisis dikumpulkan dengan tes sedangkan prestasi afektif menggunakan angket.
Hipotesis diuji menggunakan Anava.
Kesimpulan
- Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif siswa yang dikenai pembelajaran berbasis masalah menggunakan diagram vee dan komik. Siswa yang menggunakan komik memiliki nilai rataan lebih besar daripada diagram vee. Nilai rataan prestasi kognitif komik sebesar 64,80 sedangkan siswa yang menggunakan diagram vee sebesar 57,50. Untuk prestasi belajar afektif, tidak terdapat perbedaan prestasi belajar afektif siswa yang dikenai pembelajaran berbasis masalah menggunakan diagram vee dan komik. Siswa yang menggunakan komik memiliki skor rataan sebesar 114,56 sedangkan diagram vee yang hanya memiliki skor rataan 117,56.
- Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan prestasi kognitif siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi memiliki nilai rataan sebesar 64,13 sedangkan siswa yang memiliki kemampuan rendah memiliki rataan sebesar 57,93. Untuk prestasi belajar afektif, tidak terdapat perbedaan prestasi belajar afektif siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi mendapatkan skor rataan sebesar 118,03 sedangkan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah mendapatkan skor rataan 114,22.
- Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan prestasi kognitif siswa yang memiliki kemampuan analisis tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan analisis tinggi memiliki nilai rataan sebesar 63,53 sedangkan siswa yang memiliki kemampuan analisis rendah memiliki nilai rataan sebesar 58,00. Untuk prestasi belajar afektif, tidak terdapat perbedaan prestasi belajar afektif siswa yang memiliki kemampuan analisis tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan analisis tinggi mendapatkan skor rataan sebesar 116,64 sedangkan siswa yang memiliki kemampuan analisis rendah mendapatkan skor rataan 115,50.
Leave a Reply