HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Tesis Menggunakan Laboratorium Real dan Virtual dari Kemampuan Matematik

Latar Belakang Masalah Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Menggunakan Laboratorium

Keberhasilan dalam pembelajaran kimia, selain dipengaruhi metode dan media pembelajaran, juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang mempunyai pengaruh dalam proses belajar mengajar. Faktor internal siswa antara lain adalah kreativitas, kemampuan matematik, sikap ilmiah, gaya belajar, motivasi belajar, dan lain-lain. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk melihat dari kemampuan matematik siswa, karena kemampuan matematik sangat diperlukan dalam mempelajari kimia terutama pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang kebanyakan bersifat hitungan. Namun, sejauh ini guru sangat jarang memperhatikan aspek-aspek tersebut. Guru hanya fokus pada penyampaian materi tanpa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menguasai materi kimia.

Selain kemampuan matematik, tingkatan daya serap siswa dalam menerima pembelajaran sudah pasti berbeda-beda, ada siswa yang menerima pelajaran dengan cepat, sedang dan ada yang lambat. Sebagian siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah ketika guru menulis dipapan tulis dengan demikian siswa dapat membaca dan memahaminya, tetapi ada siswa yang lebih suka guru mereka dengan lisan, karena mereka dapat mendengarkan untuk bisa memahaminya, tetapi ada pula siswa yang cenderung melakukan gerakan pada saat guru memberikan pelajaran. Dengan kata lain, setiap siswa memiliki gaya belajar tertentu dalam menerima dan menyerap informasi pelajaran hingga menghasilkan suatu bentuk pengetahuan. Gaya belajar tersebut berupa gaya belajar visual, gaya belajar audio dan gaya belajar taktual atau kinestetik, dan selama ini guru kurang memperhatikan gaya belajar siswa yang berbeda-beda.

 

Perumusan Masalah

  1. Adakah pengaruh penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) menggunakan lab real dan lab virtual terhadap prestasi belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?
  2. Adakah pengaruh kemampuan matematik tinggi dan rendah siswa terhadap prestasi belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?
  3. Adakah pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?

 

Landasan Teori

  1. Pembelajaran Kimia

Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science. Menurut Sastrawijaya (1988:33),”Pembelajaran kimia harus memberikan wawasan mengenai cara berpikir ilmiah dan memberikan pengalaman kerja kimia nyata dan merangsang siswa berpikir ilmiah melalui kerja praktek di laboratorium”.

  1. Laboratorium Real

pengertian laboratoriumreal adalah laboratorium khusus atau ruangan khusus yang dilengkapi dengan alat-alat dan bahan-bahan nyata untuk melakukan percobaan, dalam laboratorium real ini siswa benar-benar dihadapkan dengan benda-benda yang nyata.

  1. Laboratorium Virtual

Laboratorium virtual berbeda dengan laboratorium real, pada laboratorium virtual alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum adalah seperangkat komputer lengkap dengan software yang dirancang khusus untuk kegiatan eksperimen.

 

Metode Penelitian

Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Boja Tahun Pelajaran 2010/2011. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah 2 kelas, kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 yang diberi pembelajaran dengan media laboratorium virtual dan real.

Data dikumpulkan dengan metode tes untuk prestasi belajar kognitif dan kemampuan matematik siswa, sedangkan angket untuk prestasi belajar afektif dan gaya belajar siswa.

Pengujian hipotesis menggunakan Anova tiga jalan sel tak sama dengan desain faktorial 2x2x2.

 

Kesimpulan

  1. Penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) dengan laboratorium real dan virtual dapat membantu dan memberikan semangat dalam diri siswa dalam memecahkan persoalan pembelajaran kimia tentang materi kelarutan dan hasil kali kelarutan secara berkelompok. Hal ini dapat dilihat dengan adanya pengaruh penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) yang menggunakan media loaboratorium real dan virtual terhadap prestasi kognitif. Berdasarkan rata-rata data prestasi kognitif diketahui bahwa siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan media laboratorium virtual memperoleh prestasi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi perlakuan menggunakan media laboatorium real, hal itu disebabkan karena siswa lebih aktif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan dapat dilakukan berulang-ulang tanpa menghabiskan waktu untuk mempersiapkan pengulangan sehingga mereka dapat mengulangi praktikum sampai merasa paham.
  2. Kemampuan matematik merupakan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui kemampuan matematik siswa digunakan tes kemampuan matematik. Pada uji hipotesis menunjukkan ada pengaruh kemampuan matematik tinggi dan kemampuan matematik rendah terhadap prestasi kognitif. Namun tidak terdapat pengaruh kemampuan matematik tinggi dan kemampuan matematik rendah terhadap prestasi afektif. Berdasarkan rata-rata data prestasi kognitif diketahui bahwa siswa yang memiliki kemampuan matematik tinggi memperoleh prestasi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan matematik rendah, karena siswa yang mempunyai kemampuan matematik tinggi dapat lebih cepat dan tepat dalam menyelesaikan persoalan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang bersifat hitungan.
  3. Siswa memiliki kecenderungan dalam menerima dan mengolah informasi selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing. Kerja laboratorium dapat memberikan rangsangan kepada para siswa yang memiliki gaya belajar visual maupun kinestetik. Oleh karena itu, terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi kognitif dan afektif. Berdasarkan rata-rata data prestasi kognitif dan afektif diketahui bahwa siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih baik prestasinya dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual. Hal itu disebabkan karena siswa yang mempunyai gaya belajar kinestestetik cenderung lebih aktif pada proses pembelajaran.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?