HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Hubungan Lingkungan Kerja dan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Hubungan antara Lingkungan Kerja dan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Polisi Lalu Lintas di Polwiltabes Semarang

ABSTRAK

Penyakit menular yang sampai saat ini kejadiannya masih tinggi dan penangannya belum sepenuhnya berhasil adalah ISPA. Penyebaran penyakit ini sangat luas, komplikasinya membahayakan serta menyebabkan hilangnya hari kerja, bahkan berakibat kematian (khususnya pneumonia). Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Tempat kerja di jalan pada polisi lalu lintas merupakan lokasi rawan yang menjadi perantara masuknya virus atau bakteri penyebab ISPA. Polusi udara dan banyaknya debu bertebaran di jalan turut menunjang terjadinya ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lingkungan kerja dengan kejadian ISPA.

Penelitian dilakukan di Polwiltabes Semarang dengan sampel sebanyak 62 orang menggunakan kuesioner yang telah baku standar. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi Kuadrat dan didapatkan hasil X2 hitung (0,995) < X2 tabel (2,706 maka disimpulkan tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara lingkungan kerja dan ISPA walaupun didapatkan insiden yang tinggi. Berdasarkan besarnya nilai RO, disimpulkan bahwa polisi lalu-lintas memiliki risiko untuk mengalami ISPA 1,97 kali lebih besar daripada polisi bagian administrasi.

Kata kunci : Lingkungan kerja – ISPA – Polisi Lalu-lintas

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara berkembang juga menghadapi masalah polusi udara, paling sering disebabkan oleh asap kendaraan bermotor dan asap pabrik. Tingkat polusi udara di kota-kota besar di Indonesia makin meningkat sehingga masalah kesehatan terutama pernapasan juga bertambah. Bahkan pajanan polusi udara dalam jangka lama, dapat menimbulkan perubahan atau kerusakan histopatologi paru kesehatan (Munthe et al., 2003). Penyakit-penyakit berbasis lingkungan merupakan penyebab utama kematian. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995 mengungkapkan peringkat dan besarnya kontribusi penyakit-penyakit tersebut terhadap penyebab kematian (Singgih, 2000). Satu contoh penyakit menular yang sampai saat ini angka kejadiannya masih tinggi dan penanganannya belum sepenuhnya berhasil adalah ISPA (Jubaidillah et al., 2007).

Gas polutan berada dalam konsentrasi tinggi terutama terjadi di kota besar dimana lalu lintas macet (Widjaja, 1993). Tempat kerja di jalan pada polisi lalu lintas merupakan lokasi rawan yang menjadi perantara masuknya virus atau bakteri penyebab ISPA (Mahmud, 2006). Dalam hal ini kesehatan polisi lalu-lintas perlu dipikirkan (Widjaja, 1993). Sekitar 17.600 orang dari 22.000 (sebanyak 80%) anggota Polda Metro Jaya mengidap ISPA. Tingginya penderita ISPA tersebut dikarenakan sebagian besar diantara mereka bertugas di lapangan dalam waktu cukup lama serta terkait dengan tingginya pencemaran di Jakarta dimana 70% berasal dari kendaraan bermotor (Ditjen PPM & PL, 2004).

Pengetahuan dan pemahaman tentang infeksi ini menjadi penting karena penyebarannya sangat luas, komplikasinya membahayakan serta menyebabkan hilangnya hari kerja, bahkan berakibat kematian (khususnya pneumonia) (Tirtawidjaja, 2005). Bila penyakit ISPA dapat dideteksi lebih dini dan diobati secara tepat, maka angka kejadian penyakit ISPA dapat diturunkan secara drastis (Jubaidillah et al., 2007). Berdasar uraian diatas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara lingkungan kerja dan kejadian ISPA pada polisi lalu lintas di Polwiltabes Semarang.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?