HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Jasa Pembuatan Tesis Sulawesi Selatan 2016/2017

 

1. Analisis Kandungan Kimia Batuan Vulkanik dari Sangkaropi Sulawesi Selatan Serta Pemanfaatannya dalam Klasifikasi Batuan dan Tatanan Tektonik

 

Abstrak

 

Penelitian lapangan pada batuan vulkanik di Sangkaropi Sulawesi Selatan memperlihatkan perbedaan karakteristik fisik yang meliputi warna, tekstur dan struktur batuan, yang menyebabkan perbedaan kandungan unsur kimia dalam batuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan kimia dalam batuan vulkanik dengan menggunakan instrumen dalam bidang analitik yaitu ICP/MS (Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry) dan INAA (Instrumental Neutron Activation Analysis) dan pemanfaatannya dalam klasifikasi batuan dan penentuan tatanan tektonik pembentuan batuan.

Kandungan unsur kimia pada 8 (delapan) sampel batuan vulkanik diperoleh dengan menggunakan instrumen ICP/MS adalah unsur utama batuan seperti SiO2 (65,2% – 72,33%), Al2O3 (12,9% – 16,44%), Fe2O3 (2,68%-4,5%), MnO (0,06%-0,1%), CaO (0,09%-0,25%), Na2O (0,15%-4,49%), K2O (0,93%-3,37%), TiO2 (0,273%-0,473%), P2O5 (0,01%-0,11%) dan unsur runut dalam satuan ppm seperti Cd (0,5 – 2,9), Cu (4 – 23), Mo (2 – 5), Ni (3 – 9 ), Pb (5 – 55), S (0,003% – 0,315%), Sr (13 – 195), V (17 – 71), Y (15 – 36), Zn (35 – 99) dan Zr (140 -183).

Kandungan unsur runut dalam satuan ppm juga diperoleh dengan menggunakan instrumen NAA yaitu Au (5 ppb), As (6 – 24), Ba (99 – 657), Br (1 – 2 ), Co (3 – 8 ), Cr (1 – 50), Cs (0,5 – 4,6), Hf (3,6 – 4,7), Rb (20 – 70), Sb (0,3 – 0,7), Sc (6 – 10,6), Th (5,3 – 8,9), U (1,7 – 3,3), La (15,1 – 21,4), Ce (31 – 40), Nd (10 – 22), Sm (2,2 – 5,2), Eu (0,7 – 1,3), Yb (3,4 – 3,7) dan Lu (0,53 – 0,65).

 

2. Potensi Sumber Daya Air dan Desain Pengelolaan Air Kampung Maros, Kabupaten Maros dan Kampung Bajeng, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan

 

Abstrak

 

Kebun percobaan (KP) Maros dan KP Bajeng merupakan bagian aset Balitbangtan, yakni berupa sebidang lahan dengan wilayah agroekosistem lahan kering yang dikelola Balai Penelitian Tanaman Sereali, Maros, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan). Fungsi utama kebun percobaan adalah mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian, pengkajian dan pengembangan inovasi teknologi pertanian berkaitan dengan produksi benih sumber. Pengelolaan dan pemanfaatan kebun percobaan belum optimal terutama terkait dengan pengelolaan sumber daya air.

Guna optimasi pengelolaan sumber daya air, maka dilakukan identifikasi potensi ketersediaan sumber daya air, analisis dan desain, eksploitasi, dan implementasi teknologi pengelolaan berdasarkan agro ekosistem untuk meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi serta manfaat kebun percobaan baik dari segi penelitian dan pengkajian, sumber daya genetik dan sarana desiminasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi ketersediaan sumber daya air di Kebun Percobaan (KP) Maros dan KP Bajeng terdiri atas: air permukaan berupa: air hujan, mata air, simpanan cekungan tanah/embung; dan air tanah berupa: sumur gali kedalaman < 5-15 m. Irigasi curah menggunakan sistem furrow, streamline, big gun sringkler dan sistem penggenangan adalah alternatif teknik yang dapat diterapkan guna optimasi pemanfaatan sumber daya air dan peningkatan produktivitas lahan di Kebun Percobaan dengan efisiensi pemakaian air > 85 % agar produktivitas lahan dapat ditingkatkan.

 

3. Potensi Sagu dalam Upaya Diversifikasi Pangan

 

Abstrak

Peningkatan jumlah penduduk disertai adanya perubahan iklim yang semakin ekstrim mengakibatkan penurunan ketersediaan sumber pangan pokok. Hal ini menuntut kita untuk berupaya lebih serius dalam mengupayakan sumber pangan lain di luar beras melalui penganekaragaman sumber bahan pangan. Meskipun sasarannya adalah menurunkan permintaan terhadap bahan pangan utama sumber karbohidrat, yakni beras, tetapi penganekaragaman pangan juga dimaksudkan untuk meningkatkan konsumsi bahan pangan lain di luar beras sebagai sumber karbohidrat. Selain untuk menurunkan konsumsi beras, sumber pangan yang beraneka juga lebih baik bagi kesehatan, pertumbuhan dan dapat meningkatkan kecerdasan.

 

Salah satu sumber bahan pangan lokal dan menjadi sumber karbohidrat bagi sebagian masyarakat Indonesia adalah sagu. Sagu merupakan sumber pangan karbohidrat bagi masyarakat Indonesia di provinsi-provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Riau, dan Nanggroe Aceh Darussalam. Bagi generasi muda, sagu kurang populer dibandingkan beras yang dinilai lebih mudah didapat dan lebih praktis dalam pengolahan sebagai makanan pokok. Meskipun demikian, sebagai sumber karbohidrat potensi sagu sangat besar. Peluang pengembangan sagu sebagai substitusi bahan dasar produk pangan, seperti mie, roti, biskuit, kue, makanan kudapan/ringan sangat terbuka dan menjanjikan.

 

4. Implementasi Pendekatan Struktur dalam Tutorial Tatap Muka Statistika Dasar untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mahasiswa S1 PGSD di Sulawesi Selatan

 

Abstrak

Pendekatan struktural adaiah suatu pendekatan yang menekankan pada penggunaan struktur tertentu untuk mempengaruhi pola interaksi mahasiswa agar perolehan isi akademik meningkat. Struktur tersebut akan membuat mahasiswa terlibat secara aktif selama tutorial, dan mereka bekerja sama dalam kelompok kecil untuk membahas/menjawab pertanyaan/permasalahan yang diberikan tutor, serta dapat memicu dan memacu kemandirian bel ajar mahasiswa.

 

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

  • bagaimana kemandirian belajar mahasiswa S I PGSD di Sulawesi Selatan dalam kegiatan tutorial tatap muka statistika dasar jika diajar dengan menggunakan pendekatan struktural?
  • bagaimana kemampuan tutor dalam mengelola kegiatan tutorial tatap muka dengan menggunakan pendekatan struktural?
  • bagaimana tingkat pencapaian hasil belajar mahasiswa dalam statistika dasar setelah diberikan tutorial tatap muka yang berorientasi pendekatan struktural?
  • bagaimana respon mahasiswa terhadap tutorial tatap muka sebelum dan sesudah kegiatan tutorial dengan menggunakan pendekatan struktural?

 

Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa Sl PGSD semester II di UPBJJ UT Makassar sebanyak 260 orang. Sedangkan sam pel penelitian dipilih 3 pokjar dari 10 pokjar yang ada dengan cara acak (random). Variabel penelitian ini yaitu tingkat kemandirian belajar mahasiswa, kemampuan tutor dalam mengelola tutorial dengan pendekatan struktural, hasil belajar mahasiswa, dan respon mahasiswa terhadap tutorial dengan pendekatan struktural.

 

Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian, yang meliputi:

  • lembar pengamatan kemandirian belajar mahasiswa,
  • lembar pengamatan kemampuan tutor mengelola tutorial,
  • lembar tes hasil belajar mahasiswa, dan
  • angket respon mahasiswa terhadap kegiatan tutorial Data hasil penelitian dianalisis dengan statistik deskritif, Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tentang kemandirian belajar mahasiswa, kemampuan tutor, hasil belajar mahasiswa, dan respon mahasiswa terhadap tutorial statistika dasar dengan pendekatan struktural.

Hasil analisis data, diperoleh beberapa temuan antara lain:

  • tutorial dengan menggunakan pendekatan struktural dapat meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa,
  • tutor mampu dan terampil dalam mengelola tutorial dengan menggunakan pendekatan structural,
  • proporsi jawaban mahasiswa adalah baik, dan semua TPK (15 TPK) yang dirumuskan tuntas,
  • rata-rata mahasiswa berminat mengikuti tutorial jika diajar dengan pendekatan struktural dari pada diajar bukan pendekatan struktural, dan persentase respon mahasiswa terhadap kegiatan tutorial lebih baik dari pada tutorial yang diajar bukan pendekatan struktural.

 

5. Manfaat Perkuliahan UT Melalui Siaran RRI Bagi Para Mahasiswa Penyetaraan D-II Guru SD Pada Universitas Terbuka UPBJJ-UT Ujung Pandang Sulawesi Selatan Tahun Kuliah 1992/1993

Abstrak

Penelitian ini mempunyai tujuan yang relevan dengan permasalahan, yaitu: untuk mengetahui jumlah mahasiswa penyetaraan D-II Guru SD yang mengikuti siaran perkuliahan UT melalui RRI

  • untuk mengetahui frekuensi mendengarkan siaran perkuliahan UT melalui siaran RRI bagi para mahasiswa penyetaraan D-II Guru SD di Sulawesi Selatan
  • untuk mengetahui apakah metode penyampaian perkuliahan UT yang melalui siaran RRI telah sesuai atau belum
  • untuk mengetahui apakah siaran perkuliahan UT melalui RRI dapat menunjang perkuliahan pada mahasiswa program D-II Guru SD
  • untuk mendapatkan informasi, apakah program siaran perkuliahan UT melalui RRI cukup dimengerti oleh mahasiswa penyetaraan D-II Guru SD
  • untuk mendapatkan informasi apakah jam/waktu siaran perkuliahan UT melalui RRI telah sesuai atau belum
  • serta untuk mendapatkan informasi secara umum apakah siaran perkuliahan UT melalui RRI bermanfaat bagi mahasiswa penyetaraan D-II Guru SD dalam menunjang perkuliahannya.

 

6. Pengaruh Kemampuan Membaca terhadap Prestasi Belajar Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan

Abstrak

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menjawab, pertanyaan : Sejauh manakah pengaruh kemampuan membaca terhadap prestasi belajar murid sekolah dasar pada umumnya, khususnya murid sekolah dasar yang ada. di Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep pada sulawesi selatan tahun ajaran 1994/1995.

 

Untuk menjawab pertanyaan sebuah hipotesis, yaitu : Ada pengaruh kemampuan membaca terhadap prestasi belajar murid sekolah dasar di Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.

 

7. Studi tentang Kualitas Tutorial Tatap Muka Program Penyetaraan D-II Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bulukumba

Abstrak

Keberadaan program penyetaraab-DII Guru Sekolah Dasar di tengah upaya peningkatan mutu proses dan hasil pendidikan memang merupakan suatu hal yang positif dan menggembirakan, namun di lain hal keberhasilannya sangat ditentukan oleh proses dan hasil belajar mengajar yang berlangsung di dalamnya atau lebih dikenal sebagai tutorial tatap muka. oleh karena proses dan hasil tutorial tatp muka tersebut begitu penting dan berpengaruh terhadap mutu pendidikan, khususnya mutu guru sd dalam mengemban tugasnya, maka tepatlah dalam kaitannya dangan hal ini dilakukan studi (penelitian) tersendiri di kabupaten Bulukumba,Sulawesi Selatan, dengan judul: STUDI TENTANG KUALITAS TUTORIAL TATAP MUKA PROGRAM PENYETARAAN D-II GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULUKUMBA.

 

8. Persepsi Guru terhadap Pengembangan Kurikulum IPS SD di Kecamatan Donri-Donri Kab. Soppeng Sulawesi Selatan

Abstrak

Penelitian ini hendak melihat persepsi guru SD terhadap pengembangan kurikulum IPS Sekolah Dasar di Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng. Yang dimaksud dengan persepsi guru SD terhadap pengembangan kurikulum IPS SD dalam penelitian ini adalah pernyataan rohaniah terhadap stimulus yang datang kepada dirinya atau tidak setuju terhadap pengembangan kurikulum IPS SD. sedangkan pengembangan kurikulum IPS adalah kreativitas dalam memanfaatkan peluang-peluang bagi guru SD dalam menentukan strategi, penjabaran penyusunan kurikulum IPS menyangkut konten untuk tujuan pelajaran.

 

9. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Kec.Barru Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

Abstrak

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dan pengaruh tangkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar kelas V SD.

 

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Kecamatan Barru Kabupaten Barru Sulawesi Selatan, sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah 60 orang siswa SD yang dipilih 12 siswa secara random dari 5 SD sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling.

 

10. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Bantuan Media Komputer pada Dimensi Tiga di Kelas X SMA Negeri 1 Sinjai

Abstrak

 

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika yang biasanya rendah karena pelajaran matematika yang pada umumnya dianggap sulit dipelajari oleh siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan bantuan komputer. Model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) ini diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan bantuan media komputer dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam memahami pengetahuan yang sedang dipelajari serta untuk menciptakan suasana belajar matematika yang menyenangkan.

 

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dan dilakukan untuk menjawab hipotesis utama yaitu: terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran model kooperatif tipe STAD dengan bantuan komputer pada materi dimensi tiga. Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan kepada siswa dan khusus dibahas pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatiftipe STAD. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sinjai Kabupaten Sinjai Propinsi Sulawesi Selatan tabun pelajaran 2012/2013. Sampel penelitian dipilih secara cluster random sampling. Terdiri dari satu kelas yang beranggotakan 36 orang siswa. Analisis hipotesis dilakukan dengan Uji-t Hasil analisis menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi dimensi tiga, ini bisa dilihat dari nilai t hitung = 91,214 dengan p value < α (α = 0,05).

 

Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan bahwa memahami pelajaran matematika yang umumnya dianggap sulit bagi siswa dapat dipahami dengan lebih mudah dan menyenangkan serta menarik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan bantuan komputer. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan bantuan komputer secara signifikan meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

 

11. Tingkat Keberhasilan Pembinaan Program Manajemen Mutu Terpadu pada Unit Pengolahan Ikan

Abstrak

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi atau mengukur tingkat keberhasilan pembinaan serta perbedaan kondisi bangunan/fasilitas, penerapan program persyaratan dasar (Good Manufacturing Practices-GMP) dan implementasi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) antara sebelum dan sesudah mengikuti pembinaan Program Manajemen Mutu Terpadu (PMMT) di unit pengolahan ikan (UPI). Penelitian ini menggunakan desain komparatif yaitu membandingkan kondisi UPI antara sebelum dengan sesudah mengikuti program pembinaan melalui Uji-t berpasangan (paired t-test).

 

Subyek penelitian adalah 14 UPI yang sebelum memiliki sertifikat penerapan PMMT/HACCP dan tersebar di 6 provinsi yaitu : Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi utara dan Sulawesi Selatan.

 

Hasil Pengujian statistik menunjukkan :

  • terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi bangunan/fasilitas sebelum mengikuti pembinaan dengan kondisi bangunan setelah UPI mengikuti pembinaan (t = -5,064),
  • terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan program persyaratan dasar sebelum dengan penerapan program persyaratan dasar di UPI setelah mengikuti pembinaan (t=-13,585), dan
  • terdapat perbedaan yang signifikan antara implementasi HACCP sebelum dengan implementasi HACCP setelah UPI mengikuti pembinaan (t=-3,638).

 

Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan bahwa pembinaan manajemen mutu terpadu di UPI telah berhasil memperbaiki kondisi bangunan/fasilitas, meningkatkan penerapan program persyaratan dasar (GMP) dan implementasi HACCP secara signifikan.

 

12. Tingkat Keberhasilan Pembinaan Program Manajemen Mutu Terpadu pada Unit Pengolahan Ikan

Abstrak

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi atau mengukur tingkat keberhasilan pembinaan serta perbedaan kondisi bangunan/fasilitas, penerapan program persyaratan dasar dan implementasi antara sebelum dan sesudah mengikuti pembinaan program manajemen mutu terpadu du unit pengolahan ikan. Penelitian ini menggunakan desain komperatif yaitu membandingkan kondisi UPI antara sebelum dan sesudah mengikuti program pembinaan melalui Uji-t berpasangan.

 

Subyek penelitian adalah 14 UPI yang belum memiliki sertifikat penerapan PMMTH/HACCP dan tersebar di 6 provinsi yaitu : Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.

 

Hasil pengujian statsitik menunjukan : terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi bangunan/fasilitas sebelum mengikuti pembinaan dengan kondisi bangunan setelah UPI mengikuti pembinaan, terdapat perbedaan yang signifikan.

 

Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan bahwa pembinaan manajemen mutu terpadu terpadu di UPI telah telah berhasil memperbaiki kondisi bangunan/fasilitas, meningkatkan penerapan program persyaratan dasar dan implementasi HACCP secara signifikan.

 

13. Menata dan Menguatkan Institusi Pelayanan Publik Bersendikan Kearifan Lokal

Abstrak

 

Fungsi pelayanan publik, secara mendasar, harus diemban oleh setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen, maupun badan hukum lain yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik. Demi memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat dapat menerima manfaatnya, maka upaya pembenahan pun terus dilakukan hingga membuahkan perbaikan. Hasil Survei Integritas Sektor Publik Indonesia Tahun 2013, yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mencatat peningkatan rata-rata nilai integritas instansi pusat menjadi 7,37 (dibanding tahun 2012 pada level 6,37). Terlepas dari kemajuan yang telah dicapai, semua pihak tak boleh lekas berpuas diri. Penataan dan penguatan pelayanan publik perlu terus digulirkan demi terwujudnya kelayakan sistem penyelenggaraan, sesuai asas-asas umum pemerintahan yang baik, menuju kemajuan Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya, sungguh tepat bila berpaling pada kearifan lokal Indonesia untuk mewujudkan praktek terbaik (best practices) pelayanan publik.

 

Dalam masyarakat multikultural Indonesia, sesungguhnya tidaklah sulit menemu kenali berbagai kearifan lokal yang hidup dan menghidupi masyarakat. Kearifan lokal dapat ditemui dalam tarian, nyanyian, pepatah, petuah, atau semboyan kuno yang melekat pada keseharian. Kearifan lokal acap pula dikenal sebagai pengetahuan setempat (indigenous or local knowledge) atau kecerdasan setempat (local genius) yang menjadi dasar identitas kebudayaan. Untuk mengawali penataan dan penguatan pelayanan publik, misalnya, dapat mempedomani kearifan lokal Jawa Tengah (‘tanggap, tatag,  tanggon’ yang bermakna peka, tahan uji, dapat diandalkan) atau Bali (‘awan aradin becik arata’ yang artinya setiap manusia haruslah jujur, adil, dan bijaksana dalam kehidupannya). Tentunya, masih banyak lagi kearifan lokal inti etos kerja (core local wisdom of work ethics) maupun inti kebaikan (core local wisdom of kindness) yang dapat direvitalisasi.

Kata kunci : pelayanan publik, penataan, penguatan, kearifan local

 

14. Kerjasama Penanggulangan Hiv/Aids, Memungkinkan?

 

Abstrak

 

HIV/Aids menjadi masalah global yang sampai saat ini belum ditemukan obat penyembuhannya. HIV/Aids tidak hanya menjadi ancaman yang menyerang secara fisik pada penderitanya tetapi juga menjadi beban di dalam dirinya karena stigma terhadap penderita dari masyarakat pada umumnya. Penanggulangan HIV/Aids bukan menjadi tanggung jawab atau peranan satu instansi saja, misalnya tugas departemen kesehatan.

Tulisan ini bertujuan menjawab kerjasama yang seharusnya terjadi bagi para partisipan yang peduli terhadap HIV/Aids. Kerangka konseptual yang digunakan dalam tulisan ini adalah Collaborative Governance.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang dilakukan oleh penulis di Kota Bandung sebagai pemilihan kota yang terus berkembang dan contoh kerjasama penanggulangan HIV dengan melakukan wawancara secara mendalam terhadap narasumber, studi dan analisis dokumen serta observasi. Penulisan jurnal ini dengan harapan menjadi indikasi bahwa masalah-masalah publik saat ini yang tentu saja tidak hanya di bidang kesehatan, dapat diselesaikan dengan kerjasama semua pihak.

 

Kata Kunci: kerjasama, penanggulangan HIV, isu kesehatan

 

15. REFORMASI INFORMASI SEBAGAI STRATEGI MEMBANGUN KNOWLEDGE CIVIL SOCIETY

Abstrak

 

Sejak runtuhnya orde baru tahun 1988 kebebasan dunia penyiaran terus berkembang. Semula jalur komunikasi radio dan televisi diharuskan mengikuti visi pemerintah. Seiring berkembangnya perubahan di masyarakat,media televisi dan radio juga mengalami perubahan. Keluarnya UU penyiaran No.32/2002 memberikan kebebasan pada masyarakat untuk menformat siaran sesuai visi dan misi media tersebut, namun tetap ada ranah-ranah yang harus diperhatikan yang ditujukan bagi kemaslahatan masyarakat dan keutuhan NKRI. Keluarnya regulasi pemerintah mengenai penyiaran juga mendorong berkembanganya radio komunitas.

 

Berkembangnya teknologi juga melahirkan media baru atau internet yang saat ini menguasai jalur transportasi komunikasi. Berkembangnya teknologi juga melahirkan media baru atau internet yang saat ini menguasai jalur transportasi komunikasi. Penelitian Reformasi Informasi Sebagai Strategi Membangun Knowledge Civil Society merupakan penelitian deskriptif, menggambarkan kondisi masyarakat saat ini yang menjadikan teknologi informasi sebagai media untuk mengakses informasi dan menyebarkan informasi. Semakin berkembangnya media dengan produksi siarannya yang beragam mencakup berbagai sektor kehidupan pendidikan, kesehatan perekonomian, budaya mendorong informasi adalah hak bagi setiap orang untuk mendapatkannya. Dengan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat maka secara bertahap akan membentuk masyarakat yang berpengetahuan.

Kata kunci: teknologi informasi dan komunikasi, reformasi informasi, masyarakat berpengrtahuan.

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?