HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Jasa Pembuatan Tesis Pembelajaran IPS

1.Implementasi KTSP dalam Pembelajaran IPS/Sejarah pada Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sragen Tahun Pelajaran 2008/2009

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui secara rinci dan mendalam mengenai :

  • Pemahaman guru terhadap KTSP IPS/Sejarah pada Sekolah Dasar;
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun guru Sekolah Dasar;
  • Pemilihan materi/topik Pembelajaran IPS/Sejarah pada Sekolah Dasar;
  • Pelaksanaan Pembelajaran IPS/Sejarah pada Sekolah Dasar; dan
  • Hambatan Pembelajaran IPS/Sejarah pada Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2008/2009 di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sragen.

 

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif bentuk studi kasus tunggal dengan sifat terpancang (terarah pada batasan/fokus). Sumber data yang digunakan adalah : Informan, yang terdiri dari Kabid Pendidikan Dasar Kabupaten Sragen, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan, Pengawas TK/SD, Kepala Sekolah Dasar, Guru Sekolah Dasar dan Peserta Didik Sekolah Dasar Kecamatan Sragen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (in Depth Interviewing), observasi, analisis dokumen dan arsip. Guna memperoleh kesahihan (validitas) data dilakukan dengan trianggulasi data (sumber). Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif, yaitu interaksi antar tiga komponen analisis data terdiri dari reduksi data, sajian data, penarikan simpulan dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses berlanjut, berulang dan terus menerus membentuk siklus hingga memperoleh data yang tepat.

 

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa :

  • Pemahaman guru terhadap KTSP secara prosedural cukup baik, dibuktikan dengan pemahamannya tentang konsep KTSP, komponen KTSP, Standar Isi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, silabus, RPP dan indikator;
  • RPP Sejarah terpadu dalam IPS dan disusun sendiri oleh guru, setiap satu RPP untuk satu atau beberapa indikator, RPP sudah mengacu pada SK dan KD dan telah sesuai dengan KTSP terdiri dari komponen Mata pelajaran, Kelas/Semester, Alokasi waktu/Pertemuan, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Standar, Metode pembelajaran, Langkah-langkah kegiatan (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir), Sumber belajar, dan Penilaian, serta digunakan sebagai arah dalam pembelajaran;
  • Materi yang dipilih memiliki kedalaman dan keluasan yang dijabarkan dari SK/KD dan dikembangkan dengan memberi contoh yang ada di sekitar peserta didik;
  • Pelaksanaan Pembelajaran IPS/Sejarah telah sesuai dengan RPP, sumber belajar,media, strategi pembelajaran sudah variatif, menggunakan penilaian proses dan hasil dengan teknik unjuk kerja, penugasan, portofolio, dan tes tertulis,
  • ada hambatan dari SDM guru terkait dengan
    • materi Sejarah dalam dan kurang dikembangkan secara luas sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah,
    • penilaian hanya mencakup kognitif aspek kognitif,
    • tidak semua guru profesional,
    • alokasi waktu kurang,
    • peserta didik mendapat pengertian yang salah (dari rumah); dan sarana kurang memadai.

 

 

2. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran IPS (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Miri)

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk:

  • mendeskripsikan pengetahuan guru IPS dan siswa terhadap Kurikulum 2013;
  • menganalisis perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPS berdasarkan Kurikulum 2013 oleh guru;
  • mendeskripsikan evaluasi pembelajaran IPS berdasarkan Kurikulum 2013 oleh guru; dan
  • menganalisis hambatan dalam implementasi pembelajaran IPS berdasarkan Kurikulum 2013.

 

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Miri. penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah informan atau nara sumber (guru IPS dan peserta didik), tempat dan peristiwa (aktifitas pembelajaran IPS dalam kelas), dokumen dan arsip (RPP, buku daftar nilai dll). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam ( In-depth Interviewing), observasi langsung dan mengkaji dokumen (content analysis) dengan menggunakan teknik purposive sampling. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber ,triangulasi peneliti, triangulasi metode dan triangulasi teori. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan atau verifikasi.

 

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • pengetahuan guru dan siswa SMP Negeri 1 Miri tentang Kurikulum 2013 cukup baik tetapi belum diaplikasikan secara maksimal;
  • guru menyusun RPP belum sesuai dengan Permendikbud RI Nomor 103 tahun 2014, pendekatan saintifik dan pembelajaran berpusat pada siswa/student center telah dilaksanakan, model pembelajaran discovery learning, problem based learning dan project based learning belum dapat dilaksanakan;
  • evaluasi kompetensi pengetahuan telah dilaksanakan tetapi evaluasi kompetensi sikap dan kompetensi ketrampilan belum dilaksanakan secara maksimal;
  • kendala/hambatan dalam pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 terletak pada motivasi guru, pembelajaran saintifik dengan pendekatan berpusat pada siswa/student center dan penilaian kompetensi sikap serta penilaian kompetensi ketrampilan.

Kata Kunci : Kurikulum 2013, Pembelajaran IPS, Pendekatan Saintifik, SMP Negeri 1 Miri

 

3. Implementasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu di SMP Negeri 1 Giritontro Kabupaten Wonogiri Tahun 2010/2011 (Studi Kasus Pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Giritontro)

Abstrak

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

  • implementasi pembelajaran IPS Terpadu,
  • hambatan atau kendala dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran IPS Terpadu, dan 3) peranan pembelajaran terpadu dalam upaya meningkatkan keefektifan pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Giritontro.

 

Penelitian ini termasuk studi kasus (kualitatif) yang mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Giritontro Kabupaten Wonogiri Tahun 2010/2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan merupakan studi kasus. Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa, dan dokumen. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi/pengamatan, dan analisis dokumen. Uji keterpercayaan data melalui teknik triangulasi. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif.

 

Setelah dilakukan penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut;

  • Implementasi pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Giritontro menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tim Penyusun kurikulum adalah unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi Dinas Pendidikan Kabupaten. Dalam perencanaan pembelajaran IPS disusun dengan menggunakan model pembelajaran terpadu jenis jaring laba-laba (webbed) atau tematik. Perencanaan/rancangan pembelajaran IPS Terpadu dilaksanakan oleh semua guru IPS melalui forum MGMP. Urutan kegiatan antra lain: pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dapat dipadukan dalam satu tingkat kelas yang sama; penentuan topik/tema yang didasarkan pada hasil pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar; perumusan indikator; pengembangan silabus; dan desain pembelajaran/rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPS terpadu.
  • Secara umum pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu berlangsung efektif. Hal ini terlihat dari peran aktif siswa dalam pembelajaran, metode yang digunakan, teknik yang dipakai, pemilihan media/sarana yang tepat, serta hasil yang didapatkan dari pembelajaran IPS mengalami peningkatan.

Hambatan/kendala implementasi pembelajaran IPS Terpadu antara lain:

  • latar belakang pendidikan guru IPS,
  • siswa belum seluruhnya tertarik pada mata pelajaran IPS,
  • keterbatasan media/sarana pembelajaran, dan
  • bahan ajar yang belum mencerminkan adanya keterpaduan antar cabang IPS.

Upaya yang dilakukan guna mengatasi kendala :

  • memberikan pendidikan dan latihan bagi guru IPS,
  • koordinasi sesama guru IPS,
  • memotivasi siswa agar lebih aktif belajar,
  • pengadaan media/sarana pembelajaran.
    • Peranan pembelajaran terpadu: Keterpaduan materi dari berbagai cabang ilmu sosial yang dikemas menjadi sebuah pembelajaran lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik, menghasilkan keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Keefektifan pembelajaran sebanding dengan keberhasilan pembelajaran. Hal ini tercapai ketika perancangan, proses pembelajaran dan evaluasi berjalan dengan baik.

 

Berdasarkan temuan penelitian ini disarankan perlunya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam pembelajaran IPS Terpadu. Selain itu kepala sekolah diharapkan dapat membenahi kultur sekolah sebagai bagian dari pemahaman terhadap model pembelajaran terpadu bagi para guru IPS, peserta didik, bahan ajar, dan media/sarana pembelajaran yang menjadi hambatan pembelajaran sebagaimana diamanatkan dalam pola pembelajaran sesuai kurikulum sekolah.

 

4. Implementasi Pembelajaran IPS Terpadu Mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Kelas VIII SMP Negeri 3 Kudus

 

Abstrak

Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui :

  • perencanaan,
  • pelaksanaan,
  • faktor pendukung, faktor penghambat dan upaya mengatasinya, serta
  • efektifitas hasil pembelajaran guru IPS Terpadu mengacu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Kelas VIII di SMP Negeri 3 Kudus.

 

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Kudus selama 5 bulan, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskripftif. Data dan sumber data diperoleh dari informan, tempat atau kegiatan penelitian, dan dokumen pendukung. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling dan metode snowball sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan analisis dokumen. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data menggunakan trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Teknik analisis data dengan model analisis interaksi (interactive analysis models). Langkah analisis yang ditempuh yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verification.

 

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa

  • perencanaan pembelajaran IPS Terpadu disusun dengan menggunakan model pembelajaran terpadu jenis jaring laba-laba (weebed) atau tematik.
  • pelaksanan pembelajaran IPS Terpadu meliputi; persiapan pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar.
  • faktor pendukung, meliputi; sarana prasarana, sosialisasi konsep dasar KTSP, adanya sistem penilaian kinerja guru. Faktor penghambat, meliputi; lemahnya kemampuan guru dalam penilaian mandiri, terbatasnya waktu dan tenaga, terjadinya integrasi pada mata pelajaran IPS, kurangnya kesiapan peserta didik untuk belajar mandiri. Upaya mengatasi hambatan dengan diberikan pelatihan terhadap guru IPS di luar bidang keahliannya, dengan koordinasi melalui kegiatan MGMP. Untuk menumbuhkankembangkan minat peserta didik dalam pembelajaran IPS, guru menghadirkan trik-trik yang dapat membangkitkan ketertarikan peserta didik pada pembelajaran IPS.
  • Keefektifan pembelajaran sebanding dengan keberhasilan pembelajaran. Hal ini tercapai ketika perancangan, proses pembelajaran dan evaluasi berjalan dengan baik sehingga menghasilkan prestasi belajar yang baik.

 

5. Muatan Materi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS Sejarah (Studi Kasus di SMP Negeri Singkawang Utara Kota Singkawang)

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang :

  • Muatan materi pendidikan karakter dalam materi pembelajaran IPS sejarah di SMP Negeri Singkawang Utara Kota Singkawang;
  • Kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPS sejarah di SMP Negeri Singkawang Utara Kota Singkawang yang memuat pendidikan karakter;
  • Penilaian yang dilakukan guru sejarah dalam pembelajaran IPS sejarah di SMP Negeri Singkawang Utara Kota Singkawang yang memuat pendidikan karakter.

 

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri Singkawang Utara, yaitu di SMP N 8 dan SMP N 12 Singkawang, dengan menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data terdiri atas informan (guru-guru IPS sejarah dan peserta didik), dokumen (silabus dan RPP) serta tempat dan peristiwa (kelas dan kegiatan pembelajaran). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Analisis data menggunakan analisis interaktif dengan tiga tahapan analisis, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi.

 

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa :

  • Muatan materi pendidikan karakter seperti nasionalisme, rela berkorban, pantang menyerah, demokrasi, dan cinta tanah air tersirat dalam materi pembelajaran IPS sejarah yang diuraikan pada uraian pokok materi ;
  • Kegiatan pembelajaran IPS sejarah yang memuat pendidikan karakter dilakukan dengan menyisipkan nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran misalnya pada saat diskusi guru menanamkan sikap kerja sama dan tanggungjawab;
  • Penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran IPS sejarah yang memuat pendidikan karakter baru mengarah pada kognitif.

Kata Kunci : Materi pendidikan karakter, pembelajaran IPS sejarah, SMP

 

6. Pelaksanaan Pembelajaran IPS pada Anak-anak Homeschooling Tingkat SMP (Studi Kasus di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Solo)

 

Abstrak

 

Homeschooling merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal yang keberadaannya telah mendapatkan legalitas secara hukum. Melalui metode pembelajarannya yang khas Homeschooling mampu menjadi alternatif pendidikan bagi orang tua dan anak yang enggan mengikuti pendidikan pada jalur formal.

 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPS di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Solo, mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Solo, mengetahui penilaian pembelajaran IPS di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Solo, dan mengetahui kendala pembelajaran IPS di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Solo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Validasi data dilakukan dengan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

 

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa :

  • Tutor melaksanaan perencanaan pembelajaran dengan membuat silabus dan RPP.
  • Pembelajaran IPS dilaksanakan secara komunitas dan distance learning, langkah-langkah pembelajaran dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup, namun tutor belum melaksanakan masing-masing tahapan secara lengkap, metode yang digunakan bervariasi namun tutor masih mendominasi jalannya pembelajaran.
  • Dalam proses penilaian tutor menggunakan penilaian formatif, penilaian sumatif dan portofolio;
  • Kendala yang ditemukan selama proses pembelajaran yaitu tutor mengalami kesulitan pada saat mengajar materi yang bukan merupakan bidang ilmunya, tutor kesulitan menemukan metode yang tepat untuk dapat menarik minat dan motivasi siswa, kurangnya efektivitas waktu dalam pembelajaran.

 

7. Pelaksanaan Pembelajaran IPS – Sejarah di SMK Negeri 2 Pacitan

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk :

  • mengkaji perencanaan sintak pembelajaran IPSSejarah di SMK Negeri 2 Pacitan.
  • menganalisis pelaksanaan pembelajaran IPSSejarah.
  • menganalisis evaluasi pembelajaran IPS-Sejarah dan
  • menganalisis kendala pelaksanaan pembelajaran IPS-Sejarah di SMK Negeri 2 Pacitan.

 

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Pacitan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dalam penelitian kualitatif metode pengumpulan data yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.

 

Hasil penelitian menunjukkan:

  • Sintak pembelajaran IPS-Sejarah di SMK Negeri 2 Pacitan disertai dengan pemahaman guru IPS-Sejarah di SMK Negeri 2 Pacitan mengenai KTSP sebagian besar masih terbatas hanya mengetahui secara garis besarnya. Guru hanya mampu memahami konsep dasar KTSP secara singkat seperti pengertian KTSP, SKL, SI, RPP serta perbedaan yang mendasar antara KTSP dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya.
  • Rencana pembelajaran IPS-Sejarah didukung oleh guru sejarah telah menyusun program-program sesuai dengan acuan dalam KTSP, program tersebut seperti program tahunan, program semester, program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial, serta program pengembangan diri.
  • Evaluasi hasil belajar dilakukan guru melalui Penilaian Berbasis Kelas (PBK) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam aspek penguasaan konsep dan penerapan konsep. Faktor pendukung dalam implementasi KTSP pada pembelajaran IPS-Sejarah di SMK Negeri 2 Pacitan antara lain sarana prasarana pembelajaran secara kuantitas maupun kualitas sudah cukup memadai, adanya program-program dalam rangka implementasi KTSP.
  • Faktor kendala dalam implementasi KTSP pada pembelajaran IPS-Sejarah di SMK Negeri 2 Pacitan antara lain lemahnya kemampuan guru dalam melakukan penilaian secara mandiri, terbatasnya waktu, biaya dan tenaga dalam penggunaan metode-metode pembelajaran.

 

8. Pembelajaran IPS di SD Inklusi (Studi Kasus di SD Negeri 04 Bejen, Karanganyar)

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

  • perencanaan pembelajaran IPS di SD Negeri 04 Bejen,
  • pelaksanaan pembelajaran IPS di SDNegeri 04 Bejen,
  • evaluasi pembelajaran IPS di SDNegeri 04 Bejen,
  • hambatan pembelajaran IPS di SD Negeri 04 Bejen. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 04 Bejen, Karanganyar.

 

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah informan, dokumen, dokumentasi, tempat dan peristiwa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan arsip dokumen dengan menggunakan teknik purposive sampling. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi sumber, trianggulasi metode, trianggulasi teori, dan trianggulasipeneliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan atau verifikasi.

 

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • dalam perencanaan pembelajaran guru membuat RPPsesuai silabusdan menyiapkan media.
  • dalam pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga tahapan kegiatan yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti yang terdiri dari tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, dan kegiatan akhir yang merupakan kegiatan penutup terdiri dari tahap refleksi dan penilaian.
  • evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak terlalu menunjukkan perubahan pengetahuan siswa yang semakin tinggi, melainkan perubahan sikap dan karakter dalam menerima perbedaan yang ada di sekitarnya, khususnya di sekolah, yang memiliki keberagaman peserta didik.
  • sarana dan kurang kreatifnya guru,serta kurangnya dukungan dari masyarakat terhadap keberadaan sekolah inklusi,menjadi hambatan dalam pembelajaran. Dalam mengatasi hambatan tersebut, pihak sekolah terus mengupayakan dana dari pemerintah baik untuk sarana dan prasarana sekolah dan beasiswa bagi peserta didik, dan memberikan pelatihan secara menyeluruh kepada guru kelas untuk menangani anak berkebutuhan khusus, serta memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar.

Kata kunci : Pembelajaran IPS, Pendidikan Inklusi, Sekolah Dasar

 

9. Penanaman Nilai–nilai Perjuangan Diponegoro dalam Pembelajaran IPS sebagai Pendidikan Karakter (Studi Kasus SMP Diponegoro Depok Tahun Ajaran 2014/2015)

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

  • Pemahaman guru terhadap nilai-nilai perjuangan Diponegoro di SMP Diponegoro,
  • Strategi Guru dalam penanaman nilai-nilai perjuangan Diponegoro di SMP Diponegoro
  • Proses penanaman nilai-nilai perjuangan Diponegoro dalam pembelajaran IPS dengan materi Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Penjajah,
  • Kendala-kendala yang dihadapi dalam penanaman nilai-nilai perjuangan Diponegoro sebagai pendidikan karakter di SMP Diponegoro,
  • Hasil penanaman nilai-nilai perjuangan Diponegoro sebagai pendidikan karakter di SMP Diponegoro.

 

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah informan, arsip dan dokumen, tempat dan peristiwa. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi langsung, pencatatan dokumen. Tehnik sampling menggunakan purposive sampling. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Tehnik analisis data yang digunakan adalah model interaktif meliputi reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

 

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • Pemahaman guru terhadap nilai-nilai perjuanganDiponegoro adalah berupa sikap religius, kejujuran, peduli dan semangat kebangsaan yang tinggi.
  • Strategi guru dalam penanaman nilai-nilai perjuanganDiponegoro adalah melalui budaya sekolah, keteladanan, dan pembelajaran IPS.
  • Proses penanaman nilai-nilai perjuangan Diponegoro adalah nilai religius yang dilakukan dengan berdoa bersama, nilai kejujuran yang dilakukan dengan kegiatan mencari informasi dan memaparkan hasil diskusi beserta sumber yang ada secara apa adanya bukan plagiat, dan nasehat agar tidak menyontek, nilai peduli dilakukan dengan anjuran untuk menjenguk teman yang sakit, kemauan bekerjasama dengan kelompok dan nilai semangat kebangsaan dilakukan kegiatan mendengarkan dan menceritakan kisah perjuangan para pahlawan, dan mengenai tokoh-tokoh melalui gambar.
  • kendala-kendala yang dihadapi guru dalam penanaman nilai-nilai perjuangan Diponegoro sebagai pendidikan karakter di SMP Diponegoro adalah kurangnya sumber belajar danpengaruh negatif arus Globalisasi.
  • Hasil penanaman nilai-nilai perjuangan Diponegoro adalah
    • Sikap religius, kejujuran, peduli, dan semangat kebangsaan semakin meningkat,
    • Prestasi akademik peserta didik semakin meningkat.

Kata Kunci: Nilai-nilai perjuangan Diponegoro, pembelajaran IPS, Pendidikan Karakter, SMP Dipenegoro

 

10. Penerapan Metode Bermain Peran dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS di SMPN 1 Godong Grobogan

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

  • perencanaan metode bermain peran dalam meningkatkan pembelajaran IPS;
  • pelaksanaan metode bermain peran dalam meningkatkan pembelajaran IPS; (3) evaluasi metode bermain peran dalam meningkatkan pembelajaran IPS;
  • faktor pendukung dan penghambat; dan
  • dampak penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan pembelajaran IPS di SMPN 1 Godong.

 

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model analisis interaktif.

 

Hasil penelitian menunjukkan :

  • Sebelum pelaksanaan metode bermain peran guru IPS SMPN 1 Godong mempersiapkan RPP, media/perlengkapan yang akan digunakan, evaluasi dan strategi yang cocok, serta mempersiapkan scenario cerita. Naskah drama (scenario) dipersiapkan sendiri oleh guru IPS yang mengajar. Sarana dan prasarana (perlengkapan) yang disedikan sekolah untuk mendukung penerapan metode bermain peran meliputi sound (tipe, mikrofon), pakaian, dekorasi sederhana dan lain sebagainya.
  • Kegiatan awal dalam pelaksanaan metode bermain peran dilakukan dengan pemberian motivasi dan menyampaikan materi yang akan dibahas serta metode pembelajaran yang akan digunakan. Memasuki kegiatan inti guru mulai mengimplementasikan metode yang sudah disiapkan sebelumnya. Kegiatan akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan kegiatan mengambil kesimpulan dan pemberian tugas.
  • Kegiatan evaluasi dalam metode bermain peran dilakukan dengan menilai bagaimana siswa memerankan karakter dalam scenario serta meminta mereka menulis sebuah tulisan pendek yang sifatnya reflektif. Selain itu guru juga memberi tes dalam bentuk tertulis.
  • Faktor pendukung penerapan metode bermain peran terdiri dari faktor ketersediaannya dana oleh sekolah, serta fasilitas yang lengkap. Kompetensi guru yang baik dalam pengelolaan kelas dan daya serap peserta didik juga menjadi faktor pendukung dalam penerapan metode bermain peran. Faktor penghambat dalam penerapan metode bermain peran adalah masalah waktu dan sifat kurang percaya diri dan pemalu peserta didik dalam bermain peran.
  • Penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan pembelajaran IPS di SMPN 1 Godong memiliki dampak positif bagi siswa dan guru. Selain itu, juga terdapat dampak negatifnya, diantaranya jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan tidak akan melakukan dengan sungguh-sungguh, sebagian anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif, dan kadang simulasi sering keluar dari KD.

 

11. Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah PSM Bendo Barat

 

Abstrak

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan :

  • penerapan model Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran IPS,
  • penerapan model Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MI PSM Bendo Barat pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016,
  • penerapan model Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI PSM Bendo Barat pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode

 

Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI PSM Bendo Barat. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, tes, observasi, dan angket. Teknik pemeriksa keabsahan data menggunakan trianggulasi. Trianggulasi sumber didapatkan dari sumber yang berbeda untuk mendapatkan informasi yang diperlukan melalui wawancara, sedangkan trianggulasi metode dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis dan ditarik kesimpulan. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklusnya meliputi tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

  • penerapan model Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran IPS terbukti efektif dilaksanakan di dalam kelas,
  • penerapan model Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MI PSM Bendo Barat,
  • penerapan model Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI PSM Bendo Barat.

 

Peningkatan motivasi belajar siswa dapat diamati melalui perolehan hasil angket motivasi belajar usai pelaksanaan tindakan. Pada siklus I sebesar 47,4%, siklus II meningkat menjadi 68,4%, dan siklus III mencapai sebesar 84,2%. Sedangkan prestasi belajar siswa pada saat kondisi awal menunjukkan skor rata-rata 69,03 dengan ketuntasan klasikal 52,6%, setelah siklus I dilaksanakan terjadi peningkatan skor rata-rata sebesar 85,26 dengan ketuntasan klasikal 73,7%, setelah siklus II skor meningkat menjadi 87,89 dengan ketuntasan klasikal 78,9%, dan setelah siklus III skor rata-rata siswa kembali menunjukkan peningkatan menjadi 88,68 dengan ketuntasan klasikal 89,5%.

 

12. Pengelolaan Pembelajaran IPS di SD 1 Gulang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta kendala pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar 1 Gulang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus

 

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain etnografi. Narasumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa. Metode

pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model analisisinteraktif.

 

Hasil penelitian menunjukkan :

  • Persiapanpembelajaran IPS kelas V di SD 1 Gulang Kecamatan mejobo Kabupaten Kudus meliputi persiapan prota, promes, silabus, RPP dan media pembelajaran berupa PPT, LCD, dan alat peraga. Persiapan dilakukan secara mandiri di awal semester, tujuannya untuk efektivitas pembelajaran IPS.
  • Pelaksanaan pembelajaran IPS kelas V di SD 1 Gulang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus diawali oleh guru dengan deskripsi materi pembelajaran IPS secara global melalui power point,alat peraga berupa peta, globe dan gambar sehingga siswa tertarik, antusias, tenang dan mudah memahami materi pembelajaran. Kelas kondusif dengana dan interaksi antara guru denga nsiswa yang diakhiri dengan menyimpulkan materi dan pemberian motivasi serta tugas rumah.
  • Evaluasi pembelajaran IPS kelas V di SD 1 Gulang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dilaksanakan pada akhir pembelajaran, setiap SK 1 kali evaluasi, evaluasi dalam bentuk tertulis dan praktik, dengan kriteria keberhasilan berupa nilai yang diperoleh siswa minimal sesuai KKM yaitu 75.
  • Kendala belajar Ilmu Sosial pada tahap perencanaan persiapan dalam bentuk alat-alat pembelajaran yang akan disiapkan pada awal semester. Kendala di pelaksanaan pembelajaran adalah kurangnya siswa dalam penguasaan materi. Kendala pembelajaran dalam bentuk evaluasikesiapan kurang tahap evaluasi yang diberikan oleh siswa secara spontan.

Kata Kunci: Pembelajaran, Ilmu Pengetahuan Sosial.

 

13. Pengembangan Media Buku Ilustrasi Pop-Up Sejarah dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

 

Abstrak

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk :

  • mengetahui pembelajaran IPS yang berlaku di SD N Batursari,
  • mengetahui prosedur pengembangan media buku ilustrasi buku pop-up sejarah,
  • mengetahui kualitas produk buku pop-up.
  • mengetahui efektivitas produk buku ilustrasi pop-up dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

 

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dari konsep Borg dan Gall. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pendahuluan, desain pengembangan produk, uji kelayakan atau kualitas produk, dan uji efektivitas produk. Teknik analisis data untuk uji kelayakan menggunakan konversi nilai skala 5, sedangkan untuk uji efektifitas menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas IV SD N Batursari kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS, karena materi IPS terlalu banyak dan minimnya penggunaan media pembelajaran oleh guru. Pengembangan media pembelajaran buku ilustrasi pop-up sejarah menjadi alternatif mengatasi masalah tersebut.

 

Langkah-langkah pengembangan media adalah

  • Pemilihan materi/pemilihan objek.
  • Pengumpulan bahan.
  • Pengolahan dan penulisan naskah.
  • Pembuatan Storyboard.
  • Pemberian Teks.
  • Penempelan dan Finishing.

 

Media hasil pengembangan kemudian diuji kelayakannya untuk mengetahui kualitas produk. Hasil uji kelayakan ahli materi memberikan nilai 3.92(baik), ahli media memberikan nilai 4,6 (sangat baik), penilaian preliminary field test adalah 4,9 (sangat baik), penilaian main field test adalah 4,75 (sangat baik), dan penilaian operasional field test adalah 4,6 (sangat baik). Media ini dinyatakan layak digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil uji efektivitas nya menunjukkan bahwa penggunaan media buku ilustrasi pop-up sejarah memiliki hasil yang lebih tinggi dari penggunaan media cerita bergambar.

Kata Kunci : Pengembangan, Media Pop-Up, Pembelajaran IPS

 

14. Pengembangan Media Pembelajaran IPS Berbasis Visualisasi Tradisi Nyangku untuk Meningkatakan Ketahanan Budaya Lokal Siswa di Sekolah Dasar Gugus 04 Ciamis Jawa Barat

Penelitian ini bertujuan untuk :

  • mengetahui media pembelajaran yang di gunakan dalam pembelajaran IPS di SD Gugus 04 Ciamis selama ini,
  • untuk mengetahui proses pengembangan media pembelajaran berbasis visualisai tradisi Nyangku
  • untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran berbasis visualisai tradisi Nyangku untuk meningkatkan ketahanan budaya lokal siswa Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan.

 

Penelitian ini terdiri dari 3 tahap diantaranya adalah :

  • tahap studi pendahuluan,
  • tahap pengembangan media, dan
  • tahap efektivitas media, tahap ini merupakan tahap terakhir untuk menguji keefektifan media yaitu dengan menggunakan tes yang terdiri dari Pre-Test dan Post-Test.

 

Penelitian dan pengembangan (Research & Development) ini mengacu pada metode penelitian dan pengembangan dari Borg and Gorl serta Sugiyono. Model hepotetik yang digunakan mengadopsi model ADDIE dari Molenda. Tahapan dalam penelitian ini meliputi studi pendahuluan, pengembangan media pembelajaran, dan uji efektivitas media pembelajaran. Analisis data kelayakan media menggunakan skala Likert dengan rentang 5 dan uji efektivitas media pembelajaran menggunakan uji T. Berdasarkan hasil uji T pree-tes dan post-tes tes prestasi kelas eksperimen diperoleh nilai  6,63 dengan signifikasnsi 0,000 > 0,05, artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap media yang dikembangkan.  Uji T untuk tes kemampuan ketahanan buadaya lokal siswa diperoleh nilai 6,69 dengan taraf signifikansi  0,000 > 0,05 yang berarti rerata sebelum dan sesudah perlakuan kelas eksperimen tidak sama.

 

Dengan demikian media pembelajaran IPS berbasis visualisasi tradisi nyangku yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan prestasi dan ketahanan budaya siswa

 

15. Pengembangan Multimedia Pembelajaran IPS untuk Siswa SMP Kelas VII

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk :

  • Mengembangkan multimedia Pembelajaran IPS yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah belajar siswa terutama terbatasnya sumber belajar siswa, dan
  • Menguji kelayakan produk multimedia pembelajaran yang dikembangkan untuk pembelajaran IPS untuk siswa SMP kelas VII.

 

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang melibatkan 56 responden, terdiri dari 4 siswa uji coba satu-satu, 12 siswa untuk uji coba kelompok kecil dan 40 siswa untuk uji coba lapangan. Sebelum diujicobakan produk divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Aspek penilaian meliputi aspek materi, aspek pembelajaran dan aspek media. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

 

Hasil penelitian menunjukkan :

  • Pengembangan multimedia pembelajaran IPS telah dilaksanakan melalui prosedur pengembangan media, yang meliputi pendahuluan, analisis pembelajaran, produksi/pengembangan media, dan revisi, sedangkan evaluasi terhadap multimedia pembelajaran IPS untuk siswa SMP kelas VII telah dikembangkan sesuai dengan prosedur evaluasi pengembangan media.
  • Hasil validasi oleh ahli materi menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran IPS pada skala likert (1,2,3,4 dan 5) memiliki kualitas pembelajaran yang baik (dengan nilai 3,6), dan kualitas materi yang sangat baik (dengan nilai 4,8),
  • Hasil evaluasi oleh ahli media menunjukkan bahwa kualitas interface yang sangat baik (dengan nilai 4,9), kualitas navigasi yang sangat baik (dengan nilai 5) dan kualitas daya tahan yang sangat baik (dengan nilai 5). Rata-rata uji coba lapangan menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran IPS pada skala likert (1,2,3,4,5) memiliki kualitas pembelajaran yang baik (dengan nilai 3,9), memiliki kualitas materi yang baik (dengan nilai 4,1) dan memiliki kualitas media yang baik (dengan nilai 4,2). 4) Nilai rata-rata siswa pada saat pre-tes adalah 34, sedangkan nilai rata-rata pada saat post-test adalah 72. Ini menunjukkan ada kenaikan sebesar 38 %. Hasil uji t diperoleh nilai t hitung = 15,826 > t tabel = 1,864 ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai yang diperoleh sebelum dan sesudah menggunakan CD pembelajaran.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran IPS yang dikembangkan peneliti layak digunakan sebagai media pembelajaran maupun sumber belajar.

Kata kunci : Multimedia dan Pembelajaran IPS

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?