Judul Tesis : Pembelajaran Fisika Melalui Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Media Kit Listrik Paket dan Swakarya Ditinjau dari Kreativitas dan Kecerdasan Kinestetik Siswa
A. Latar Belakang Masalah
Karakteristik anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik diantaranya lebih cepat menerima informasi jika mereka terlibat dalam kegiatan, kegiatan yang menarik perhatian atau menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan diri, mereka senang dengan gerakan fisik dan tidak bisa diam dalam waktu lama dan suka membangun sesuatu. Untuk orang-orang yang memiliki kecerdasan kinestetik, maka pendekatan yang bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan atau melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja di laboratorium atau bermain sambil belajar.
Hal ini juga belum mendapat perhatian guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga guru belum memanfaatkan laboratorium secara optimum dalam proses pembelajaran, semestinya pembelajaran dalam laboratorium ini akan memberikan pengalaman belajar bagi siswa, melalui pembelajaran dengan mengoptimumkan laboratorium ini maka siswa akan lebih bebas dalam penyelidikan hingga menemukan konsep secara mandiri, hal ini akan membantu siswa dalam memahami, menyelidiki hingga menemukan konsep.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka akan dicari solusi dengan menerapkan metode inkuiri terbimbing melalui media kit listrik paket dan swakarya dengan memperhatikan kreativitas dan kecerdasan kinestetik untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Perumusan Masalah
- Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing melalui media kit listrik paket dengan media kit listrik swakarya siswa?
- Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mempunyai Kecerdasan kinestetik tinggi dengan kecerdasan kinestetik rendah?
- Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dengan kreativitas rendah?
C. Kajian Teori
Metode Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran yang menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Proses mental yang dilakukan misalnya: mengamati, menggolongkan, mengukur, menduga, dan mengambil kesimpulan. Pembelajaran ini berusaha mengejar beberapa tujuan pendidikan seperti motivation (usaha mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif dan kreatif dalam studinya), pragmatis (usaha mendorong siswa untuk mengembangkan sendiri cara metodenya dalam menuntut ilmu) dan curiosity (usaha-usaha menyalurkan rasa keingintahuan terhadap sesuatu yang baru). (cit. Srining, 2010)
Media Kit Listrik Paket
Berdasarkan panduan percobaan listrik (Dept P dan K, 1994), kit Listrik adalah seperangkat alat percobaan yang dipakai pada pembelajaran fisika materi listrik. Kit listrik paket terdiri dari peralatan yang telah tertata pada dudukan (tray) yang tertulis sesuai dengan urutan yang tercetak di bagian dalam penutup kotak. Masing-masing komponen ditempatkan pada denah dengan diberi nama dan gambar teknis supaya mudah dan cepat mengetahui tata letak komponen bila memerlukan maupun menata kembali.
Media Kit Listrik Swakarya
Kit listrik swakarya merupakan rangkaian listrik hasil karya sendiri oleh siswa. Dalam membuat rangkaian listrik swakarya maka siswa akan belajar langsung melihat bentuk rangkaian listrik karena rangkaian tampak dari luar. Kit listrik swakarya merupakan eksplorasi terhadap konsep secara langsung, siswa dapat menerapkan rangkaian listrik yang dipergunakan di rumah dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media dilakukan di laboratorium IPA.
Kreativitas Belajar Siswa
Maslow membedakan antara “kretivitas aktualisasi diri” dan “kreativitas talenta khusus”. orang-orang dengan kreativitas talenta khusus memiliki bakat atau talenta kreatif yang luar biasa dalam bidang seni, sastra, musik, teater, sains, bisnis, atau bidang lainnya. Kreativitas adalah suatu gaya hidup, suatu cara dalam mempersepsikan dunia. Hidup kreatif berarti mengembangkan talenta yang dimiliki, belajar menggunakan kemampuan diri sendiri secara optimal; menjajaki gagasan baru, tempat-tempat baru, aktivitas-aktivitas baru, mengembangkan kepekaan terhadap masalah lingkungan, masalah orang lain, masalah kemanusiaan.
D. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari November 2012 dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IX SMPN 5 Klaten, Jawa Tengah.
Penentuan sampel menggunakan teknik cluster random sampling, yang terdiri dari kelas IX A dan kelas IX C. Kelas IX A dikenai pembelajaran dengan menggunakan kit listrik paket dan kelas IX C menggunakan kit listrik swakarya. Instrumen tes digunakan untuk mengukur data hasil belajar kognitif.
Observasi terhadap unjuk kerja dan angket digunakan untuk mengukur kreativitas dan kecerdasan kinestetik.
Analisis data yang digunakan adalah anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 dan dilanjutkan dengan uji analisis scheffe of means.
E. Kesimpulan
1. Pembelajaran melalui inkuiri terbimbing dengan menggunakan media kit listrik paket dan swakarya terbukti membantu mengembangkan pengetahuan dan memberikan pengalaman belajar pada siswa sehingga materi belajar lebih lama tertanam pada diri siswa. Pembelajaran dengan menggunakan media kit swakarya lebih menarik bagi siswa untuk belajar secara aktif, serta memberi pengalaman belajar sehingga hasil belajar menjadi meningkat.
2. Kreativitas belajar siswa dan kecerdasan kinestetik siswa merupakan faktor intern yang terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan kecerdasan kinestetik tinggi mempunyai hasil belajar yang yang lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai kreativitas rendah dan kecerdasan kinestetik rendah. Rerata hasil belajar siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan kecerdasan kinestetik tinggi pada materi listrik dinamis yaitu 84,54 sedangkan rerata hasil belajar siswa yang mempunyai kreativitas rendah dan kecerdasan kinestetik rendah 69,10.
3. Adanya interaksi antara kreativitas dan kecerdasan kinestetik menunjukkan bahwa pengembangan potensi intern siswa merupakan faktor yang dapat mempengaruhi adanya peningkatan hasil belajar. Pembelajaran yang menarik dan melibatkan siswa secara aktif, serta didukung dengan pengembangan kreativitas dan kecerdasan kinestetik siswa terbukti mampu melampaui nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini karena siswa yang kreativitas tinggi dan mempunyai kecerdasan kinestetik tinggi mempunyai kemampuan memecahkan masalah yang lebih tinggi dari pada siswa yang kreativitas dan kecerdasan kinestetiknya rendah.
Leave a Reply