HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Implementasi Prinsip Kebaruan (Novelty) dalam Pembuatan Disertasi Tesis/Skripsi

Dalam sebuah karya tulis ilmiah, novelty merupakah unsur utama yang harus dipertimbangkan oleh mahasiswa atau peneliti dalam menulis skripsi/tesis atau laporan penelitian. Novelty adalah unsur kebaruan atau temuan dari sebuah penelitian. Penelitian dikatakan baik jika menemukan unsur temuan baru sehingga memiliki kontribusi baik bagi keilmuan maupun bagi kehidupan.

Implementasi Prinsip Kebaruan (Novelty)

Implementasi Prinsip Kebaruan (Novelty)

Jika kita bongkar skripsi, tesis atau disertasi di perpustakaan kampus, sebagian besar isi karya ilmiah tersebut merupakan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya. Apakah sebuah penelitian yang isinya mirip dengan variabel penelitian tidak dapat dikatakan memiliki novelty? Jawabanya adalah tidak juga. Sebuah karya tulis ilmiah skripsi / tesis masih bisa dikatakan memiliki novelty walaupun melibatkan penelitian yang sama persis dengan penelitian sebelumnya. Misalnya peneliti melakukan penelitian mengenai pengaruh perberlakuan tarif atau kuota terhadap pengurangan impor di suatu negara. Peneltiai di negara yang berbeda dapat melakukan penelitian dengan variabel yang sama persis. Hal tersebut tidak dapat dikatakan melakukan plagiarisme sepanjang peneliti melakukan pengutipan dengan kaidah yang benar. Sebuah penelitian mungkin melibatkan variabel yang sama persis degan penelitian lain. Namun, ketika lokasi penelitiannya berbeda maka mungkin akan menghasilkan novelty.

Jika kita ingin menulis karya tulis ilmiah skripsi / tesis yang dapat menghasilkan novelty, mulailah dengan mengkaji fenomena yang terjadi di sekitar anda yang anda fahami. Mulailah browsing di internet apakah sudah ada penelitian sejenis yang membahas topik yang sama. Jika sudah ada penelitian yang sama persis membahasnya, mulai temukan apakah kondisi pada penelitian tersebut sama dengan kondisi pada fenomena yang anda amati. Jika kondisi tersebut tidak sama maka kemungkinan penelitian kita mengandung unsur novelty.

 

Kreativitas Sebagai Dasar dari Prinsip Novelty

Kreativitas atau creativity adalah sebuah istilah yang dicetuskan oleh Alfred North Whitehead untuk menunjukan suatu daya di alam semesta yang memungkinkan hadirnya entitas aktual yang baru berdasarkan entitas aktual-entitas aktual yang lain. Kreativitas adalah prinsip kebaruan, novelty. Dalam proses menjadi, kreativitas mutlak ada. jika tidak ada kreativitas, maka tidak ada proses. Kreativitas bukanlah entitas aktual.

Kreativitas adalah daya yang niscaya ada dalam proses karena adanya etintas aktual yang baru. Oleh karena itu kreativitas dalam filsafat proses tidak memiliki karakter yang terlepas dari entitas aktual yang memberikan wujud pada daya ciptanya. Memahami kreativitas tidak terlepas dari pemahaman atas perwujudan entitas aktual. daya kebaruan inilah yang memperlihatkan adanya beragam entitas aktual yang ada di alam semesta.

Di alam semesta, entias aktual melakukan dua macam proses yang terjadi dalam kompleksitas yang tinggi.  Proses subjektifikasi dan proses objektifikasi.  Pada proses subjektivikasi entitas aktual berbaur dan saling berbenturan dalam [prehensi] untuk melahirkan entitas aktual yang baru. Pada proses ini, Kreativitas menjadi daya pembaru. Kemungkinan-kemungkinan karakter entitas aktual yang baru ditentukan melalui prehensi. Walaupun kemunkinan-kemungkinan karakter entitas aktual yang muncul ini ada karena adanya prehensi, keunikan dan kehadiran yang lain dari kemunkinan-kemungkinan karakter entitas aktual yang muncul adalah upaya dari kreativitas, daya kebaruan.

Pada proses objektivikasi entitas aktual bergerak melalui konkresi untuk menjadi datum atau informasi bagi potensi-potensi terbentuknya entitas aktual-entitas aktual lainnya. Kemunculan datum dari satu entitas aktual mungkin terjadi jika ada kreativitas.  Jika tidak ada Kreativitas, tidak ada datum, tidak ada entitas aktual yang lain. Semuanya berada pada hal-hal yang sama. Hal ini tidak mungkin karena bertentangan dengan beragamnya realitas. Kreativitas mengungkapkan realitas keberagaman yang ada di alam semesta ini. Melalui proses subjektivikasi dan objektivikasi kreativitas mutlak diperlukan karena setiap entitas aktual selalu berada dalam proses menajadi. Ketika entitas aktual berada dalam proses menjadi, ia akan berada pada “hakikatnya” yang baru. “Hakikat” yang baru inilah yang merupakan partisipasi kreativitas.

Dalam pembahasan suatu masalah, sebelum kita sampai pada pembahasan yang lebih detail tentang masalah tersebut, terlebih dahulu kita perlu mengemukakan batasan tentang masalah yang kita bahas tersebut agar kita mempunyai persepsi yang sama tentang pengertian masalah yang akan dibahas tersebut.

Konsep tentang kreativitas termasuk konsep yang luas dan kompleks sehingga sulit merumuskan secara tepat apa yang dimaksud dengan kreativitas tersebut, berikut dikemukakan definisi kreativitas dari para ahli atau peneliti yang pernah membahas masalah tersebut.

PENDAPAT PARA PAKAR LUAR NEGERI

Freedam (1982) mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan untuk memahami dunia, menginterprestasi pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli. Sedangkan Woolfook (1984) memberikan batasan bahwa kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil) yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah. Guilford (1976) mengemukakan kreatifitas adalah cara-cara berpikir yang divergen, berpikir yang produktif, berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir lateral.

Berbeda pula dari pendapat Rhodes yang dikutip oleh Munandar (1987) yang mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan dalam 4 P yaitu person, process, press, dan product. Menurut Rhodes, kreativitas harus ditinjau dari segi pribadi (person) yang kreatif, proses yang kreatif, pendorong kreatif dan hasil kreatifitas.

Kreativitas atau creativity adalah sebuah istilah yang dicetuskan oleh Alfred North Whitehead untuk menunjukan suatu daya di alam semesta yang memungkinkan hadirnya entitas aktual yang baru berdasarkan entitas aktual-entitas aktual yang lain. Kreativitas adalah prinsip kebaruan, novelty. Dalam proses menjadi, kreativitas mutlak ada. jika tidak ada kreativitas, maka tidak ada proses. Kreativitas bukanlah entitas aktual. Kreativitas adalah daya yang niscaya ada dalam proses karena adanya etintas aktual yang baru Oleh karena itu kreativitas dalam filsafat proses tidak memiliki karakter yang terlepas dari entitas aktual yang memberikan wujud pada daya ciptanya. memahami kreativitas tidak terlepas dari pemahaman atas perwujudan entitas aktual.  Daya kebaruan inilah yang memperlihatkan adanya beragam entitas aktual yang ada di alam semesta.

Definisi Konsepsional

Suatu yang menggambarkan adanya hubungan antara konsep yang khusus dengan konsep yang akan diteliti. Konsepsional juga digunakan untuk mendefinisikan pengertian didalam penelitian, agar tidak mengalami pembiasan dalam pengumpulan data hingga pada tahap analisis penelitian.

Definisi Operasional

Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci (suatu gagasan)”

PSIKOANALISIS

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmun Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.

Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:

  • suatu metode penelitian dari pikiran
  • suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia
  • suatu metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.

Ernest Kris

Ernest kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasaan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.

Carl Jung

Carl Jung (1875-1961) juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, akan timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Prose inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.

TEORI HUMANISTIK

Teori Humanistik melihat kreatifitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Tokoh-tokoh aliran humanistik percaya bahwa kreatifitas dapat berkembang selama hidup.

Adapun tokoh-tokohnya adalah:

Teori Maslow

Menurut Abraham Maslow (1908-1970) pendukung utama darim teori humanistik, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi dalam urutan hierarki seperti kebutuhan primitif muncul pada saat lahir dan kebutuhan tinggi berkembang sebagai proses pematangan individu. Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari yang terendah hingga yang tertinggi.

Kebutuhan tersebut adalah:

  • Kebutuhan fisik/biologis
  • Kebutuhan akan rasa aman
  • Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
  • Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
  • Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
  • Kebutuhan estetik

Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila  bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)

Teori Rogers

Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:

  • Keterbukaan terhadap pengalaman
  • Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
  • Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.

 

PENDAPAT PARA PAKAR INDONESIA

Para pakar Bangsa Indonesia di antaranya juga mengemukakan batasan tentang kreatifitas, antara lain :

Cony Semiawan (1987) memberi batasan kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan suatu produk baru. S.C.Utami Munandar (dalam Alisyahbana, 1983) mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan untuk mengubah dan memperkaya dunianya dengan penemuan-penemuan di bidang ilmu teknologi, seni mapun penemuan-penemuan di bidang lainnya.

Sedangkan Selo Sumarjan (1983) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan yang efektif dalam menciptakan sesuatu yang baru, yang berbeda dalam bentuk, susunan, gaya, tanpa atau dengan mengubah fungsi pokok dari sesuatu yang dibuat itu. Daldjoeni (1977) memberi pengertian tentang kreativitas tidak hanya kemampuan untuk bersikap kritis pada diri sendiri, tetapi juga kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam hal ini hubungan antara dirinya dengan lingkungan, baik dalam hal materiil, sosial maupun psikis.

 

KRITERIA KREATIVITAS

Berdasarkan pendapat para ahli psikologi, (Danny and Davis, 1982) mengemukakan sejumlah aspek yang berbeda termasuk dalam kriteria kreativitas, yaitu :

  1. Sensitivity to problems, artinya kreativitas dilihat dari kepekaan terhadap masalah yang muncul.
  2. Originality, artinya pemecahan masalah dengan cara baru, bukan meniru pemecahan masalah yang lain.
  3. Ingenuity, artinya adanya kecerdikan dalam pemecahan masalah.
  4. Breadth, artinya ketepatan dalam pemecahan masalah.
  5. Recognity by peers, artinya ada pengakuan dari kelompok tentang penemuannya.

Salah satu hal yang penting dalam kreativitas adalah kemampuan berpikir yang menyebar (divergent thinking)sebagai lawan dari berpikir yang menyatu (convergent thinking). Dalam struktur intelek kedua hal itu memainkan peranan yang sangat penting. Dalam convergent thinking ada jawaban yang benar dan tepat, sedang pada divergent thinking dirincikan dengan menghasilkan berbagai bermacam-macam alternatif pemecahan yang luas, yang masing-masing merupakan kemungkinan yang masuk akal. Para pemikir yang menyebar tidak terikat harapan-harapan, tidak menghendaki jawaban yang benar, melainkan menghendaki cara berpikir yang spontan dan bebas, seperti dalam melamun

Berdasarkan atas berbagai pendapat tentang pengertian kreativitas tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi. Apakah hasil kreativitas itu menunjukkan hal yang baru? Beberapa ahli berpendapat bahwa kreativitas itu tidak harus seluruhnya baru, tetapi dapat pula sebagai gabungan yang sudah ada dipadukan sesuatu yang baru.

 

Implementasi Prinsip Kebaruan (Novelty)

Masalah NOVELTHY atau KEBARUAN dalam penelitian terutama dalam penulisan tesis dan disertasi. Saya hanya ingin berbagi informasi karena kebanyakan mahasiswa magister terutama doctor, kesulitan jika ditanyai tentang kebaruan dari penelitian yang akan diajukan/dilakukan.

Ada beberapa tipe kebaruan:

1. Kebaruan tipe-1 (invention)

Dari nama tipenya saja sudah ketauan, kalau tulisan ilmiah/penelitian kita harus bersifat menemukan sesuatu dalam artian merubah prinsip dasar yang sudah ada sebelumnya (praktek atau kebiasaan yang menjadi dasar).

2. Kebaruan tipe-2 (improvement)

Tipe ke-2 ini juga hamper sama dengan dengan tipe-1, hanya saja sifatnya dapat berupa peningkatan dari prinsip yang sebelumnya atau pun bersifat perbaikan dari teori/praktek yang sudah ada sebelumnya.

3. Kebaruan tipe-3 (refutation)

Untuk tipe yang ketiga ini, seseorang tersebut harus memiliki wawasan yang komprehensif sebagai landasan untuk menghasilkan sebuah prinsip dasar baru.

Lalu, bagaimana menghasilkan kebaruan?

  1. Untuk menghasilkan kabaruan tersebut dapat dikaji dari aspek proses, manajemen, metode, prosedur dan lain-lain yang terbuka untuk dicari dan diciptakan.
  2. Tipe kebaruaanya bebas dipilih salah satu ataupun jika ingin mencakup lebih dari satu kebaruan juga tidak masalah.
  3. Bisa juga mengkaji dari penelitian terdahulu, sehingga sifatnya penelitian akan berkontribusi pada suatu bidang tertentu milik peneliti terdahulu tersebut.

Beberapa kriteria yag mungkin dapat digunakan untuk menilai suatu kebaruan sebuah penelitian adalah:

  1. Menyajikan sejumlah informasi baru dimana peneliti merupakan orang pertama yang  melakukannya.
  2. Memperluas, mengkualifikasi atau mengelaborasi sejumlah kegiatan yang sudah ada sebelumnya.
  3. Melakukan sebagian karya asli yang dirancang orang lain.
  4. Mengembangkan prouk baru untuk meningkatkan seuatu.
  5. Menafsir ulang suatu teori mungkin pada konteks yang berbeda.
  6. Menunjukkan orisinalitas dengan menguji ide seseorang.
  7. Melakukan pekerjaan empiris yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
  8. Menggunakan pendekatan metodologis yang berbeda untuk memecahkan suatu masalah.
  9. Mensitesis informasi yang baru dengan cara yang berbeda.
  10. Memberikan inerpretasi baru menggunakan informasi yang ada sebelumnya.
  11. Mengulangi penelitia dalam konteks yang lain, misalnya Negara yang berbeda.
  12. Menerapkan ide-ide yang ada ke daerah yang baru.
  13. Mengambil teknik tertentu dan menerapkannya di daerah baru.
  14. Mengembangkan alat pertanian atau teknik baru.
  15. Mengambil pendekatan yang berbeda, misalnya perspektif lintas-disiplin.
  16. Mengembangkan portofolio kerja berdasarkan penelitian.
  17. Menambah pengetahuan dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
  18. Melakukan pada sebelumnyastudi yang topik dan area yang belum ada sebelumnya
  19. Menghasilkan suatu analisis yang kritis yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Sukardi. 2006. Masalah kebaruan dalam penelitian teknologi industri pertanian. Jurnal Teknologi Industri Pertanian vol.19 (2) hal. 115-121.

Sudarminta. 1991, Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead.Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 39.

Albert North Whitehead. Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi. 2009, Kreasi Wacana. Hlm. 34-35

Paulus Budi Kleden. 2002, Dialog Antragama Dalam Terang Filsafat Proses Alfred North Whitehead.Maumere: Ledalero. Hlm. 35-36.

Robert Audi. 1995, The Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge: The Press Syndicate of the University of Cambridge. Hlm. 851-853.

Emanuel Bria. 2008, Jika Ada Tuhan Mengapa Ada Kejahatan: Percikan Filsafat Whitehead. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 36-38.

John B. Cobb dan David Ray Griffin. 1976, Process Theology, An Introduction. Philadelphia: The Westminster Press. Hlm. 27-28.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?