BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan informasi menjadikan masyarakat senantiasa ingin mengetahui perkembangan informasi yang terjadi di dunia ini. Salah satu sarana untuk mencari perkembangan informasi adalah “ Perpustakaan “. Perpustakaan sebagai lembaga yang menyediakan, melestarikan, melayani, dan menyebarluaskan informasi perlu dipersiapkan dan dikelola secara professional. Dengan demikian perpustakaan dapat menunjukkan keberadannya dan perannya dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan persaingan. Perpustakaan merupakan sebuah ruangan, bagian, atau subbagian dari sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku, biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu serta digunakan untuk anggota perpustakaan(Sulistyo-Basuki, 1993 : 1). Adapun definisi dari perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku maupun bukan berupa buku (Non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. (Ibrahim Bafadal, 2008 : 3). Kita menyadari bahwa betapa besar peran perpustakaan dari zaman ke zaman dengan tujuan lain untuk melestarikan budaya dan memajukan ilmu pengetahuan.
Dengan membaca kita dapat mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengetahui kejadian–kejadian di tempat lain, baik masa sekarang maupun masa lampau. Jadi perpustakaan dapat dikatakan sebagai pusat pengetahuan dan inti setiap program pendidikan dan pengajaran. Untuk dapat mewujudkan tujuan diatas perpustakaan memerlukan ruang atau gedung. Gedung perlu dibuat untuk dapat memberikan kenyamanan pada pemustaka dalam memanfaatkan sebuah gedung perpustakaan dan juga memberi kenyamanan pada petugas dalm memberikan pelayanan. Berdasarkan latar belakang masalah ini penulis berusaha mengajukan rumusan masalah yaitu Apakah Gedung dan Tata ruang di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten sudah sesuai dengan teori yang dipelajari penulis? Perencanaan gedung yang baik akan menghasilkan tempat kerja yang efisien, nyaman, dan menyenangkan bagi petugas maupun bagi pemustaka. Untuk menghasilkan gedung yang demikian itu memerlukan pemahaman tentang fungsi perpustakaan, kebutuhan pemakai, dan objek perpustakaan. Kekeliruan yang dibuat pada tahap perencanaan akan dapat menghasilkan kerugian besar. Contoh perpustakaan yang dirancang menggunakan sistem tertutup tidak akan cocok menggunakan sistem terbuka. (Sulistyo-Basuki, 1993 : 303). Maksudnya sistem tertutup adalah sistem pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi dipisah dengan meja baca pemustaka, dimana pemustaka itu tidak boleh masuk keruang koleksi. Sedangkan sistem terbuka adalah cara penataan ruang yang menempatkan koleksi dicampur dengan meja kursi baca. Sistem perencanaan pembangunan ruang perpustakaan perlu memperhatikan alokasi luas lantai, pembagian ruangan menurut fungsi, tata ruang, struktur ruangan, utilitas, pengamanan ruangan, dan rambu-rambu. Di samping itu perlu dipikirkan pengembangan perpustakaan ke depan minimal untuk jangka waktu sepuluh tahun mendatang. Menurut Frazer G Poole di dalam Sri Maryati Ratnaningsih (2001 : 4) juga menyatakan bahwa gedung perpustakaan yang modern menurut kelenturan yang tinggi agar dapat mengikuti perubahan sesuai kebutuhan dengan hanya mengubah sedikit saja struktur gedung induk dan dapat menekan biaya yang lebih kecil.
Leave a Reply