Judul Skripsi : Analisis Faktor- Faktor yang Dipertimbangkan dalam Penetapan Upah Minimum Propinsi di Jawa Tengah ( 1990 – 2004 )
A. Latar Belakang Skripsi
Saat ini pemerintah dihadapkan pada kenyataan bahwa upah yang diterima pekerja dirasa kurang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Untuk itu tindakan yang diambil pemerintah adalah dengan menaikkan tingkat upah, karena apabila hal itu tidak dilakukan maka kondisi pekerja semakin tertekan dan dapat menyebabkan kerawanan sosial. Dalam hal ini pemerintah menganggap bahwa kenaikan upah akan meningkatkan produktivitas pekerja dan sebagai alat perangsang untuk meningkatkan prestasi kerja. Selain itu kenaikan upah dapat memperkecil peluang timbulnya gejolak-gejolak sosial antara pengusaha dan pekerja. Naiknya tingkat upah selain berdampak positif juga menimbulkan dampak negatif yaitu berkurangnya investasi sehingga akan mengarah ke masalah lapangan pekerjaan dan juga daya saing dengan negara lain. Hal itu dapat dimaklumi karena selama ini Indonesia termasuk negara dengan upah yang rendah (Yunastiti Purwaningsih, 2002).
Pada kenyataanya saat ini para pekerja menuntut diberlakukannya upah minimum yang sama besar dengan kebutuhan hidup layak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan dan peraturan lainnya. Para pekerja juga meminta direvisinya keputusan Gubernur Jateng N0 561/64/2005 tentang UMK tahun 2006 di 35 kabupaten/kota. Karena itu, meski pemerintah telah berupaya dan terus memperbaharui peraturan tentang upah minimum, namun masih muncul ketidakpuasan baik dari pihak pekerja maupun pengusaha. Perbedaan inilah yang sering menimbulkan pertentangan yang berkepanjangan bahkan semakin meruncing ketika penetapan upah minimum sangat beragam bagi pekerja antardaerah tingkat II di wilayah yang sama (Kompas, 2 Maret 2006).
B. Rumusan Masalah
- Bagaimanakah pengaruh Kebutuhan Hidup Minimum terhadap Upah Minimum Propinsi di Jateng tahun 1990 – 2004 ?
- Bagaimanakah pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja terhadap Upah Minimum Propinsi di Jateng tahun 1990 – 2004 ?
- Bagaimanakah pengaruh Kontribusi Sektor Industri ke PDRB terhadap Upah Minimum Propinsi di Jateng tahun 1990 – 2004 ?
C. Landasan Teori
Teori Penentuan Upah
Pada dasarnya pembayaran kepada pekerja dibedakan menjadi dua, yaitu upah dan gaji. Upah diartikan sebagai pembayaran kepada pekerja tidak tetap dan dibayarkan pada setiap waktu yang ditentukan, misalnya harian, migguan, ataupun bulanan. Definisi tentang upah ini sendiri adalah pembayaran yang diperoleh pekerja sebagai bentuk balas jasa yang diberikan pada pengusaha. Sedang unsur–unsur lain yang berkaitan dengan upah adalah perbedaan antara upah uang dengan upah riil, peranan produktivitas dalam penentuan upah riil, penentuan upah di berbagai bentuk pasar tenaga kerja dan faktor–faktor yang menyebabkan perbedaan tingkat upah.
Penentuan Upah dalam Pasar Monopsoni
Monopsoni berarti hanya terdapat satu pembeli di pasar sedangkan penjual jumlahnya banyak. Pasar tenaga kerja yang bersifat monopsoni, berarti di dalam pasar hanya terdapat satu firma yang akan menggunakan tenaga kerja yang ditawarkan. Pasar tenaga kerja seperti ini terwujud apabila di sesuatu tempat/daerah tertentu terdapat sesuatu firma yang sangat besar, dan ia merupakan satu-satunya perusahaan modern di tempat tersebut (Sadono Sukirno, 1994: 356).
Kebijakan Upah Minimum
Di Indonesia ketetapan upah minimum dikeluarkan oleh pemerintah (Menaker) tentang keharusan perusahaan untuk membayar upah sekurang–kurangnya sama dengan ketetapan upah minimum kepada pekerja yang paling rendah tingkatnya. Dalam banyak kasus kenaikan upah seringkali menimbulkan masalah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pandangan antara para pengusaha dan pekerja. Pengusaha masih beranggapan kuat bahwa kenaikan upah akan merugikan pengusaha karena masih rendahnya produktivitas pekerja sehingga kenaikan upah tersebut hanya akan menambah biaya dan merugikan perusahaan.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskripsi analitis.
Sumber data Upah Minimun Propinsi (UMP) diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Propinsi Jawa Tengah.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder secara times series.
Teknik pengumpulannya dengan mencatat dari instansiinstansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain dapat diketahui (dihitung) dengan mencari koefisien regresi.
E. Kesimpulan
- Variabel kebutuhan hidup minimum (KHM) berpengaruh secara nyata dan signifikan terhadap variabel dependen upah minimum propinsi (UMP) selama periode tahun 1990-2004. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas t statisik regresi variabel kebutuhan hidup minimum sebesar sebesar 0,000, yang signifikan pada derajat kepercayaan 99% (Q = 1%). Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.
- Variabel produktivitas tenaga kerja (PTK) berpengaruh secara nyata dan signifikan terhadap variabel dependen upah minimum propinsi (UMP) selama periode tahun 1990-2004. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas t statisik regresi variabel produktivitas tenaga kerja sebesar 0,011 yang signifikan pada derajat kepercayaan 95% (Q = 5 %). Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.
- Variabel kontribusi industri ke PDRB (K) berpengaruh secara nyata dan signifikan terhadap variabel dependen upah minimum propinsi (UMP) selama periode tahun 1990-2004. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas t statisik regresi variabel kontribusi industri ke PDRB sebesar 0,031 yang signifikan pada derajat kepercayaan 95% (Q = 5 %). Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Contoh Skripsi Ekonomi
- Analisis Faktor- Faktor yang Dipertimbangkan dalam Penetapan Upah Minimum Propinsi di Jawa Tengah ( 1990 – 2004 )
- Peranan Freight Forwarder dalam Proses Pengiriman Barang
- Analisis Komparasi Kebijakan Manajerial Antar Generasi Perusahaan
- Analisis Hubungan Antara Pendapatan Per-Kapita, Jumlah Anggota Rumah Tangga
- Analisis Pengaruh Pma, Pmdn dan Laju Inflasi terhadap Tingkat
Leave a Reply