HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Contoh Tesis Upaya Pencegahan Stunting Tahun 2020

CONTOH TESIS NO.1 GERAKAN PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG

Abstrak

Stunting merujuk pada kondisi tinggi anak yang lebih pendek dari tinggi badan seumurannya, yang disebabkan kekurangan asupan gizi dalam waktu lama pada masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Ketika dewasa, anak rentan terhadap serangan penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, diabetes, ataupun gagal ginjal; menghambat bonus demografis Indonesia dimana rasio penduduk usia tidak bekerja terhadap penduduk usia kerja menurun; ancaman pengurangan tingkat intelejensi sebesar 5-11 poin. Selain faktor gizi, stunting  disebabkan  karena  kurangnya  pengetahuan  masyarakat  terutama,  ibu  hamil,  ibu  balita  dan  kader  posyandu  tentang  stunting. Tujuan pemberdayaan masyarakat ini adalah mencegah kejadian stunting melalui  pelatihan kader posyandu dan keterlibatan masyarakat pada event Hari Kesehatan Nasional ke 54. Metode kegiatan adalah cross sectional dan partisipasi masyarakat.  Populasi adalah kader posyandu, Kepala Puskesmas Jatinangor dan jajarannya, Camat Jatinangor dan jajarannya. Sampel adalah kader posyandu sebanyak 50 orang di  wilayah kerja Puskesmas Jatinangor  Kabupaten Sumedang, dilaksanakan pada bulan November 2018. Hasil penelitian melalui pelatihan kader posyandu, didapatkan pengetahuan terbanyak cukup (40%). Hasil event HKN ke 54 tersosialisasi pencegahan stunting melalui berbagai media komunikasi, dan ditandatanganinya komitmen pencegahan stunting di wilayah kecamatan Jatinangor. Simpulan pada penelitian ini bahwa gerakan pencegahan stunting melalui pelatihan meningkatkan pengetahuan kader posyandu dan melalui event HKN meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

BAB I

Data stunting di wilayah kerja Puskesmas Jatinangor sebesar  19,23%.  Menurut  Bidan  di  Desa  Kecamatan  Jatinangor  Kabupaten  Sumedang,  yang  dilakukan  pada  balita stunting  yaitu  memberikan  konseling  pada  ibu  balita  tentang  pemberian  makanan,  rangsangan  motorik,  dan bekerjasama dengan petugas Gizi Puskesmas. Kader posyandu  belum  pernah  memberikan  penyuluhan  pen-cegahan stunting di posyandu karena tidak tahu mengenai stunting,   padahal   kader   posyandu   mempunyai   peran   penting  dalam  memberikan  informasi  kepada  masya-rkat, khususnya tentang kesehatan pada ibu balita. Kader posyandu  juga  melakukan  kerjasama  dengan  petugas  kesehatan  dan  lintas  sektor  dalam  upaya  meningkatkan  kegiatan posyandu,  meningkatkan kunjungan masyarakat. Upaya   yang   dapat   dilakukan   oleh   kader   posyandu   berkaitan  dengan  intervensi  pencegahan  stunting  adalah  memantau  pertumbuhan  balita  di  posyandu,  karena  itu  merupakan upaya yang strategis untuk mendeteksi secara dini   terjadinya   gangguan   pertumbuhan.

Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan analisis bivariate dan univariat

 

CONTOH TESIS NO.2 UPAYA PENCEGAHAN DANPENANGGULANGAN BATITA STUNTING: SYSTEMATIC REVIEW

Abstrak

Stuntingpada balita merupakan manifestasi dari kekurangan zat gizi kronis, baik saat pre-maupun post-natal. Reviewbertujuan mendapatkan cara pencegahan terjadinya stuntingpada anak di bawah tiga tahun (batita) dan memperoleh data efikasi makro atau zat gizi mikro untuk mencegah terjadinya stuntingpada bayi  dan  anak  batita.  Artikel  dikumpulkan  dengan  melakukan  penelusuran  secara  komputer  melalui MEDLINE,  PUBMED,  Google  Search  atau  bibliografi  dari  artikel  yang  ditelusur.  Hanya  artikel  dengan desain Randomized Control Trial(RCT) dan yang mempunyai teks penuh (full text) yang akan dimasukkan dalam review ini. Diperoleh16artikel dengan subjek bayi atau anak batitauntuk diikutkan dalam analisis ini. Dari 16 artikel yang telah diekstraksi, ada 6 artikel dengan jenis intervensi kombinasi zat gizi (2-3 zat gizi),  5  artikel  jenis  intervensi  multi-zat-gizi-mikro,  3  artikel  intervensi  dengan  kombinasi  zat  gizi  dan makanan  serta  2  artikel  intervensi  dengan  zat  gizi  tunggal.  Hasil  telaah  terhadap  8  artikel  intervensi menggunakan  zat  gizi  tunggal  (Vitamin  A,  Fe,  Zn  atau  DHA)  dan  kombinasi  zat  gizi  menunjukkan  hasil yang  berbeda,  terdapat  3  artikel  yang  menunjukkan pemberian  zat  gizi  tunggal  memberikan  peningkatan panjang    badan    yang    signifikan.    Pada    pemberian    multi-zat-gizi-mikro,    terdapat    2    artikel    yang memperlihatkan   hasil   positif   terhadap   perubahan   panjang   badan.   Penambahan   makanan   sumber karbohidrat pada makanan padat, bubur nasi, maizekombinasi dengan pemberian ASI atau mineral seng atau  multivitamin  ternyata  tidak  mempunyai  pengaruh  terhadap  pertumbuhan  linier  pada  bayi  setelah  6 bulan  intervensi.  Disimpulkan  bahwa  intervensi  pada  bayi  untuk  penanggulangan  masalah stuntingdengan  memberikan  zat  gizi  tunggal,  kombinasi  2-3  zat  gizi  (multi-zat-gizi-mikro)  telah  banyak  dilakukan dan dampaknyatidak konklusif bisa mencegah anak batita menjadi stunting.

BAB I

Stunting juga    merefleksikan    gangguan pertumbuhan  sebagai  dampak  dari  rendahnya status gizi dan kesehatan pada periode pre-dan post-natal.   UNICEF frameworkmenjelaskan tentang  faktor  penyebab  terjadinya  malnutrisi. Dua  penyebab  langsung stunting adalah  faktor penyakit  dan  asupan  zat  gizi.  Kedua  faktor  ini berhubungan  dengan  faktor  pola  asuh,  akses terhadap   makanan,   akses   terhadap   layanan kesehatan   dan   sanitasi   lingkungan. Namun,penyebab dasar dari semua ini adalah terdapat pada  level  individu  dan  rumah  tangga  tersebut, seperti tinggkat pendidikan, pendapatanrumah-tangga.     Banyak     penelitian cross-sectional menemukan hubungan yang erat antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak.

Teknik Analisis

Data  dianalisis  dengan  luaran  utama  dari masing-masing artikel berupa perubahan dalam panjang  badan  bayi  atau  tinggi  badan  anak dalam     sentimeter     (cm) atau     perubahan berdasarkan  indikator tinggi  menurut  umur  Z-score (HAZ). Analisis data akan dikelompokkan menurut  subjek  atau  bayi  serta  jenis  intervensi yang diberikan. Analisis akan dilakukan dengan melihat    perubahan    yang    paling    signifikanterhadap  perubahan  panjang  badan  bayi  atau tinggi badan anak setelah diberikan intervensi.

CONTOH TESIS NO.3 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN STUNTING (GANGGUAN PERTUMBUHAN PADA ANAK) DIDESA PANCASILA KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN

Abstrak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan stunting (ganguan pertumbuhan pada anak) Didesa Pancasila Kecamatan Natar Lampung Selatan melalui beberapa tahapan yaitu Tahap penyadaran, yaitu dengan sosialisasi, Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran didalam pembangunan, dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan yang terakhir Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan sehingga terbentuk inisiatif dan kemampuan inivatif untuk mengantarkan pola kemandirian, masyarakat yang sudah mandiri tidak dapat dibiarkan begitu saja. Masyarakat tetap memerlukan perlindungan, yaitu dipantau dengan posyandu. Pembinaan terhadap masyarakat dalam penanggulangan stunting dikatakan berhasil, karena dengan adanya program tersebut penderita stunting di desa pancasila dari 30 orang di tahun 2017 sekarang menjadi 12 orang, dan masyarakat sudah mengerti tentang gaya hidup sehat.

BAB I

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterblakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.

Teknik Analisis

Pengumpuan data yang dilakukan peneliti dengan cara wawancara, dokumentasi dan observasi terhadap kepala desa, seperangkat desa, masyarakat desa pancasila dan puskesmas setempat.

CONTOH TESIS NO.4 PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM UPAYA MENCEGAH TERJADINYA STUNTING PADA BALITA DI DESA KARANGTURI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN MELALUI TIM KADER POSYANDU

Abstrak

Melalui Tim Kader Posyandu dan Sekolah Gizi menghasilkan peningkatan kesadaran masyarakat dalam memahami pola hidup sehat. Hal ini ditandai dengan keaktifan tim Kader Posyandu. Hasilnya menunjukan bahwa adanya peningkatan pengetahuan dan beberapa dari mereka mengimplementasikan pengetahuan yang didapatkan melalui sekolah gizi.

BAB I

Pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat ke depan. Masyarakat yang produktif harus di dukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Dari data yang menunjukkan adanya jumlah masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi. Adapun penyakit yang di derita antara lain infeksi pernafasan akut bagian atas, malaria, pemyakit system otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat.Ini tentu mengurai daya produktifitas masyarakat Desa Karangturi secara umum.

Teknik Analisis

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan lapangan maka peneliti dengan dinas kesehatan akan melakukan sebuah analisis bersama. Analisis ini digunakan untuk mengetahi masalah yang dihadapi yakni gizi stunting yang terjadi di Desa Karangturi. Adapun yang akan dilakukan adalah:

  1. Most Significant Change adalah membantu menangkap kisah-kisah nyata tentang perubahan-perubahan yang dialami oleh kelompok TTD yang terlibat dalam program, dari perspektif orang yang bersangkutan. Partisipasi anggota kelompok dan keragaman kegiatan kelompok TTD menjadi salah satu proses perubahan berdasarkan Most Significant Change.
  2. Analisis pohon masalah dan pohon harapan. Teknik ini untuk menganalisis dari akar permasalahan yang akan dipecahkan bersama masyarakat dan sekaligus program apa yang akan di lalui, pohon harapan adalah impian ke depan dari hasil kebalikan dari pohon masalah.

CONTOH TESIS NO.5 Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di Indonesia

Abstrak

Prevalensi stunting  di  Indonesia  memiliki  angka  cukup  stagnan  dari  tahun  2007  hingga  2013.  WHO  menetapkan batasan masalah gizi tidak lebih dari 20%, sehingga dengan demikian Indonesia termasuk dalam  negara  yang  memiliki  masalah  kesehatan  masyarakat.  Tujuan  kajian  ini  adalah  untuk  mengkaji  kebijakan  dan  kesenjangan  yang  dapat  dipecahkan  melalui  opsi  kebijakan  melalui  analisis  dokumen  legal dan literatur lainnya serta program yang telah dikembangkan. Kemudian dilakukan forum diskusi dengan  melibatkan  pakar  dalam  menyusun  hasil  sebagai  opsi  kebijakan.  Penurunan  angka  stuntinghanya  mencapai  4%  antara  tahun  1992  hingga  2013.  Perpres  no.  42/2013  telah  menetapkan  Gerakan  Nasional Seribu Hari Pertama Kehidupan dalam upaya meningkatkan status gizi balita yang diikuti oleh pengembangan program termasuk anggarannya. Stunting  memiliki risiko panjang yakni PTM pada usia dewasa, walaupun masih dapat dikoreksi pada usia dini. Upaya penurunan masalah gizi harus ditangani secara lintas sektoral di semua lini. Ibu dan calon pengantin harus dibekali dengan pengetahuan cukup tentang  gizi  dan  kehamilan,  ASI  Eksklusif  pada  ibu  bersalin  yang  sehat.  Selanjutnya  MPASI  harus  dipahami oleh para ibu dan tenaga kesehatan secara optimal.

BAB I

Stunting   merupakan   masalah   kesehatan   masyarakat  yang  harus  ditangani  secara  serius.  Hasil-hasil    Riskesdas    menunjukkan,    besaran    masalah Stunting yang relatif stagnant sekitar 37% sejak  tahun  2007  hingga  2013    Dari  33  provinsi  yang   ada   di   Indonesia,   lebih   dari   separuhnya   memiliki angka prevalensi diatas rata-rata nasional. Kesenjangan   prevalens   Stunting   antar   provinsi   yang  masih  lebar  antara  DIY  (22,5%)  dan  NTT  (58,4%)  menunjukkan  adanya  ketimpangan  dan  pembangunan yang tidak merata.

Teknik Analisis

Analisis  kajian  dilakukan  melalui  review literatur  terkait  masalah  gizi,  pertumbuhan  dan  outcomenya yakni tumbuh dibawah kurva standar anthropometri    WHO    (<-2    standar    deviasi).    Kecenderungan   pertumbuhan   stunting   (pendek)   dipelajari  dari  berbagai  literatur  dan  hasil-hasil  studi  sebelumnya  yang  terkompilasi  dari  berbagai  survey sejak tahun 1992 (Survey Vitamin A) hingga Riskesdas 2013.

CONTOH TESIS NO.6 TANTANGAN PENCEGAHAN STUNTING PADA ERA ADAPTASI BARU “NEW NORMAL” MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN PANDEGLANG

Abstrak

Stunting  merupakan  permasalahan  kesehatan  yang  menjadi  prioritas  untuk  menciptakan  sumber  daya  manusia  Indonesia  yang  berkualitas.  Kunci  kesuksesan  pencegahan  stunting  adalah  pemantauan  gizi  dan  pengukuran  berat  badan  bayi  dan  balita  yang  dilakukan  kader  masyarakat  di  posyandu.  Saat  pandemi  covid-19,  kegiatan  tersebut  tidak  bisa  dilakukan,  dampak  pandemi  ini  terhadap  indonesia  dapat  menyebabkan  generation  lost  di  masa  depan.  Pemberdayaan  masyarakat  menjadi  kunci  keberhasilan  program-program  pencegahan  stunting  di  masa  pandemi  covid-19  ini.  Penelitian  ini  merupakan  penelitian  deskriptif  murni,  yang  mengambil  lokasi  di  2  (dua)  desa  yang  merupakan  Lokus  stunting,  yaitu  Desa  bayumundu  dan  Desa  Tegalogog. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan maret dan Bulan Juli. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam  dan  studi  literatur.  Dapat  disimpulkan  bahwa  terdapat  5  faktor  yang  berpengaruh  terhadap  keberhasilan  program  pemberdayaan masyarakat yaitu (1) perencanaan dan sosialisasi (2) pendampingan dan pemberian motivasi kepada kelompok sasaran,  (3)  pelatihan  pemanfaatan  hasil  pekarangan  mendukung  diversifikasi  konsumsi  pangan,  (4)  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan  program  dan  dampaknya,  (5)  pentingnya  aspek  promosi  dan  pemasaran.  Jika  pemberdayaan  masyarakat  optimal  pada  program-program  ini  maka  pencegahan  stunting  di  era  new  normal  ini  akan  mendapatkan  hasil  yang  optimal.

BAB I

Adapun  salah  satu indikator yang terkait dengan penciptaan SDM yang  berkualitas  adalah  terpenuhinya  sasaran  dan target dibidang kesehatan, dimana salah satu indikatornya adalah menurunnya angka prevalensi stunting   di   Indonesia.   Permasalahan   stunting   di   Indonesia   mendapat   perhatian   khusus   dari   Presiden,  dengan  dibentuknya  Strategi  Nasional Percepatan   Penurunan   Stunting   di   Indonesia.   Strategi ini dijalankan dengan melibatkan berbagai aktor,  mulai  dari  pemerintah,  swasta,  akademisi,  masyarakat,  filantropi  dan  media  massa,  serta  berada    dibawah    koordinasi    Wakil    Presiden.    Pembentukan    strategi    ini    dilakukan    karena    penting untuk bekerjasama lintas sektor, sejatinya stunting dilihat bukan hanya persoalan kesehatan semata.  Adapun  target  yang  ditetapkan  presiden  pada tahun 2024, angka prevalensi stunting dapat diturunkan sampai dengan 14%, dimana target ini lebih  tinggi  dari  yang  ditargetkan  oleh  Bappenas  yaitu 19%.

Teknik Analisis

Penelitian  ini  merupakan  penelitian  deskriptif  murni,  yang  mengambil  lokasi  di  2  (dua)  desa yang merupakan Lokus stunting, yaitu Desa bayumundu dan Desa Tegalogog. Waktu     pengambilan data dilakukan pada  bulan  maret dan Bulan  Juli. Pengambilan data dilakukan   dengan wawancara mendalam dan studi literatur. Pengolahan data dilakukan  dengan  melakukan  triangulasi hasil wawancara dengan  kebijakan,  peraturan  perundang-undangan,  serta  pedoman  yang berlaku.

CONTOH TESIS NO.7 Evaluasi Pelaksanaan Program Pencegahan Stunting Ditinjau Dari Intervensi Gizi Spesifik Gerakan 1000 HPK Di Puskesmas Pegang Baru Kabupaten Pasaman

Abstrak

Hasil penelitian menunjukkan pada tahap input, tidak ada dana khusus untuk intervensi gizi spesifik; masih kurangnya tenaga gizi; belum ada pedoman dan SPO tentang penanganan growth faltering. Tahap proses, perencanaan belum dilaksanakan secara buttom up, belum semua program intervensi gizi spesifik mempunyai pencatatan dan pelaporan. Tahap output, balita yang mendapat kapsul vitamin A dan bumil KEK yang mendapat PMT sudah memenuhi target capaian dan masih ada program intervensi gizi spesifik yang dilaksanakan tapi tidak bisa dievaluasi.

BAB I

Intervensi gizi spesifik merupakan kegiatan yang ditujukan langsung pada kelompok sasaran tertentu yaitu balita, ibu hamil, remaja putri dan lainnya (Rosha, Sari, et al, 2016). The Lancet seri Ibu dan Anak menyatakan bahwa intervensi gizi spesifik telah terbukti dapat mengurangi stunting sebesar sepertiga dari prevalensi di dunia yaitu intervensi melalui suplementasi dan fortifikasi, mendukung pemberian ASI eksklusif, penyuluhan tentang pola makan anak, pengobatan untuk kekurangan gizi akut dan pengobatan infeksi (The Lancet, 2013).

Teknik Analisis

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Pegang Baru bulan September 2018-Juni 2019 menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan pemilihan informan secara purposive sampling. Komponen yang diteliti adalah input (pembiayaan, SDM, obat-obatan, pedoman dan SOP), process (perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan) dan output (pencapaian indikator gizi spesifik). Pengumpulan data melalui wawancara terstruktur (indepth interview), observasi dan Focuss Group Discussion (FGD).

CONTOH TESIS NO.8  Intervensi Gizi dalam Penanganan dan Pencegahan Stuntingdi Asia: Tinjauan Sistematis

Abstrak

Hasil: Hasil review menunjukkan bahwa di Asia terdapat 8 program gizi khusus dan 9 program gizi sensitif. Kesimpulan: Intervensi untuk program nutrisi yang sensitif dan spesifik telah terbukti dapat mengurangi kejadian stunting dan mengatasi efek jangka panjang stunting di berbagai negara di Asia, tetapi program dan implementasinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan kondisi negara.

BAB I

Stunting memiliki konsekuensi yang mengerikan   bagi   kesehatan   anak-anak.Pada  jangka  pendek  dapat  menurunkan kemampuan kognitif, motorik, dan verbal, peningkatan  morbiditas  bahkan  mortalitas akibat     infeksi,meningkatnyarisiko kematian perinatal dan neonatal, meningkatkan  risiko  penyakit  kronis  pada masa   dewasa,   dan   perkembangan   anak yang  buruk (Stewart et  al.,  2013;  Wali, Agho  and  Renzaho,  2019).Langkah  yang strategis  dalam  penanggulangan  stunting perlu   dilakukan,   salah   satu   yang   telah dilakukan    oleh    pemerintah    Indonesia terkait   menurunkan   faktor   risiko   diatas adalah   intervensi gizi   berupa   langkah ntervensi  gizi  sensitif  dan  intervensi  gizi spesifik (Joint Child Malnutrition Eltimates, 2018).

Metode Penelitian

Pencariannya dilakukan dari September hingga Oktober 2019, melalui berbagai database antara lain PubMed, EMBASE, dan CINAHL. Kriteria inklusi artikel: uji coba terkontrol secara acak, retrospektif, studi observasional, studi kasus, review, review sistematc, dan meta-analisis.

CONTOH TESIS NO.9 Peningkatan Kemampuan Mengatasi Masalah Stunting dan Kesehatan melalui Pemberdayaan Masyarakat Desa Sukogidri, Jember

Abstrak

Indonesia memiliki prevalensi stunting yang tinggi, dan Jember merupakan salah satu dari enam kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang berkontribusi terhadap prevalensi stunting. Untuk mengatasi masalah stunting diperlukan strategi holistik yang meliputi aspek kesehatan, pendidikan dan ekonomi, oleh karena itu pemberdayaan masyarakat merupakan pendekatan yang penting. Tujuan dari program pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah stunting dan kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam program pengabdian masyarakat ini, antara lain pemeriksaan status kesehatan anak, ibu hamil, dan masyarakat berisiko tinggi, penyuluhan dan penyuluhan tentang stunting dan pengaruhnya terhadap derajat kesehatan serta pengaruhnya bagi generasi penerus, penyuluhan tentang stunting. upaya pencegahan stunting, pemberian pelatihan menyiapkan makanan sehat dan pelatihan khusus bagi kader yang bertanggung jawab dalam program penanggulangan stunting. Dampak dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang stunting, serta ada beberapa kader terlatih tentang stunting dan pencegahannya.

BAB I

Balita   stunting   merupakan   masalah   gizi   kronik   yang   kompleks,   kondisi   ini disebabkanoleh banyak faktor antara lain kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan  pada  bayi,  dan  kurangnya  asupan  gizi  pada  bayi. Selain  permasalahan kesehatan  yang  dialami  saat  itu,  balita  stunting  di  masa  yang  akandatang  juga  akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal(PusatData dan Informasi. Kementerian Kesehatan RI, 2018). Oleh karena itu, stunting merupakan  permasalahan besar  karena  berpengaruh pada  perkembangan  generasi penerus bangsa.

Teknik Analisis           

Kegiatan   pengabdian   kepada   masyarakat   ini   dilakukan   di   Desa   Sukogidri Kecamatan   Ledokombo   Kabupaten   Jember.   Desa   ini   terletak   35   km   dari   pusat Kabupaten  Jember.  Desa  Sukogidri  merupakan  salah  satu  desa  penyumbang  angka stunting  di  Kabupaten  Jember (Desa  Sukogidri,  2017). Kegiatan  pengabdian  kepada masyarakat  ini  dilakukan  secara  bertahap  dan  menggunakan  beberapa  metodepada bulan  Mei-Agustus  2019. Setiap  kegiatan  dilakukan  dengan  sasaran  tertentu  disertai dengan  penentuan  indikator  keberhasilan  dan  upaya  tindak  lanjut  yang  dilakukan setiap  tahapannya. Tahapan kegiatan pengabdian yang dilakukan dijabarkan  berikut ini.

CONTOH TESIS NO.10 KAJIAN STUNTING DI KOTA SEMARANG

Abstrak

Stunting adalah suatu kondisi dimana seorang anak mengalami gangguan tumbuh kembang akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya stunting. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik kuantitatif dengan desain case control. Metode pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan stunting pada sarjana di Kota Semarang tahun 2018 adalah tingkat pendidikan ibu (OR = 2,97), pekerjaan ibu (OR = 6,58), jumlah anak (OR = 4,15), urutan anak. (OR = 4,15), panjang badan saat lahir (OR = 5,77), pengasuh anak (OR = 9,99), status ASI eksklusif (OR = 3,47), kategori pendapatan (OR = 7,37), kondisi rumah (OR = 3,78), dan asupan gizi (OR = 8,79). Kebijakan penanganan stunting yang telah dilakukan di Kota Semarang terkait anggaran telah dialokasikan ke provinsi dan kabupaten / kota, Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 85 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Kabupaten. Provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2019. Saran yang dapat diberikan kepada dinas agama agar lebih meningkatkan kerjasama dengan puskesmas terkait kematangan perkawinan, pengetahuan tentang gizi termasuk pentingnya gizi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK); Pemerintah Kota Semarang harus dapat memasukkan rencana aksi penanganan stunting, termasuk perbaikan lingkungan permukiman dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam RPJMD.

BAB I

Berbagai  upaya  telah  dilakukan  untuk  pencegahan dan   penanggulangan   masalah   stunting   di   Kota Semarang, meliputi upaya intervensi pada 1000 Hari Pertama  Kehidupan  (1000  HPK),  yaitu  270  hari selama kehamilan dan 730 hari pertama setelah bayi dilahirkan,  yang  merupakan  periode  penting  dalam menentukan  kualitas  kehidupan  manusia.  Sasaran pada upaya intervensi 1000 HPK yaitu ibu hamil, ibu menyusui  dan  anak  usia  0-2  tahun.  Pada  ibu  hamil dilakukan    upaya    perbaikan    asupan    gizi    dan kesehatan,  untuk  mencegah  ibu  hamil  mengalami Kurang  Energi  Kronis  (KEK).  Pada  ibu  hamil  yang mengalami  KEK  perlu  diberikan  makanan  tambahan bagi ibu hamil, sebagai upaya perbaikan gizi ibu hamil untuk  menurunkan  resiko  Bayi  Berat  Lahir  Rendah (BBLR).  Pada  saat  persalinan  ditolong  oleh  tenaga kesehatan    dan    sesaat    setelah    bayi    dilahirkan dilakukan  Inisiasi  Menyusu  Dini  (IMD).  Bayi  hanya diberi  Air  Susu  Ibu  saja  (ASI  eksklusif)  sejak  lahir hingga  berusia  6  bulan.  Selanjutnya  usia  6  bulan sampai 2 tahun, diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI),   dan   ASI   tetap   diberikan   sampai   bayi berusia  2  tahun  atau  lebih.  Bayi  dan  anak  diberikan imunisasi  dasar  lengkap  dan  suplementasi  kapsul vitamin  A  setahun  2  kali,  yaitu  pada  bulan  Februari dan Agustus.

CONTOH TESIS NO.11 PENCEGAHAN STUNTING MELALUI FAKTOR RISIKO ANAK SELAMA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

Abstrak

Pendahuluan:  Tingginya  prevalensi  stunting  menjadi masalah  yang  bisa  mengancam kesehatan  anak.  Tujuan:  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  melihat  faktor  risiko  stunting  pada 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah peningkatan stunting di Puskesmas Seberang Padang tahun 2019. Metode: penelitian ini menggunakan adalah cross sectional study. Hasil: Uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penyakit infeksi (p-value = 0,025;6,3) dan pemantauan pertumbuhan (p-value = 0,048; 7,33) terhadap kejadian stunting. Namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ASI eksklusif, dan imunisasi lengkap dan suplementasi vit A terhadap kejadian stunting. Kesimpulan: Penelitian ini dapat disimpulkan  bahwa  penyakit  infeksi  dan  pemantauan  pertumbuhan  adalah  faktor  risiko terjadinya  stunting.  Oleh  karena  itu  diharapkan  untuk  perhatian  khusus  bagi  Puskesmas Seberang  Padang  dalam  pencegahan  stunting  melalui  peningkatan  pencegahan  penyakit menular,  serta  pemantauan  pertumbuhan.  Meskipun  ASI  eksklusif,  imunisasi  lengkap,  dan suplementasi vitamin A tidak berhubungan secara signifikan namun masih menjadi masalah di Puskesmas Seberang Padang tahun 2019.

BAB I

Apabila anak menderita malnutrisi selama 1000 HPK, maka akan  berdampak  permanen  dan  jangka  panjang.  Bahkan  anak dapat  menderita  gangguan  pertumbuhan  seperti stunting  yang bersifat irreversible.  Artinya  adalah  apabila  anak  sudah mengalami stunting  maka  tidak  akan  mempunyai  kesempatan untuk mengejar ketertinggalan pertumbuhan dan perkembangan di masa depan [2]. Pertumbuhan dan perkembangan otak terjadi pada  periode  ini.  Kekurangan  gizi  berdampak  buruk  terhadap perkembangan  otak  anak.  Pada  awal  kehidupan  menyebabkan perlambatan  dan  pengurangan  jumlah  dan  pengembangan  sel otak dan organ lainnya. Kekurangan gizi pada usia sekolah akan mengakibatkan  anak  menjadi  lemah  secara  kognitif  dan kecerdasan   fisik   maupun   mental.   Tidak   hanya   dapat berpengaruh pada penurunan kecerdasan pada anak tetapi juga dapat  mempengaruhi  peningkatan  risiko  terjadi  berbagai penyakit  tidak  menular  seperti  hipertensi,  penyakit  jantung koroner dan diabetes dan lain-lain pada usia dewasa.

CONTOH TESIS NO.12 STUDI FENOMENOLOGI UPAYA PENCEGAHAN GIZI KURANG PADA BALITA

Abstrak

Status  gizi  merupakan  salah  satu  indikator  keberhasilan  pembangunan  melalui  program-programnya.  Program  yang  telah  dilakukan  oleh  petugas  Puskesmas  GugukPanjang  masih terjadi kendala seperti masih kurangnya ketersedian Sumber Daya Manusia dari segi kuantitas, keterlambatan penurunan dana, sarana dan prasarana masih kurang lengkap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya pencegahan masalah gizikurang pada balita di Puskesmas Guguk   Panjang.Penelitian   ini   menggunakan   metode   kualitatif   dengan   pendekatan fenomenologi,  dimana  pada proses  pengolahan  data  dimulai  dari  reduksi  hasil  wawancara, kemudian  data  disajikan  dalam  narasi  tabel  atau  flowchart,  setelah  itu  diverifikasi  data  dg menggunakan triangulasi data dan sumber baru ditarik sebuah kesimpulan penelitian. Partisipan  sebanyak 8 orang terdiri dari Kepala Puskesmas, pemegang program gizi, bidan, kader dan ibu Balita..Hasil penelitianmemunculkanenam tema masih kurangnya SDM dari segi kuantitas, keterlambatan  penurunan  dana,  sarana  dan  prasarana  di  posyandu  masih  belum  memadai,pelaksanaan  Upaya  Pencegahan  Gizi  belum  optimal,  proses  monitoring  dan  evaluasi  sudah baik, Diharapkan kepada petugasuntuk  dapat  melakukan mapping  kegiatan  program  dengan sesuai perencanaan kegiatan dan mengoptimalkan peran kader kesehatan yang ada.

BAB I

Persoalan  gizi  pada  bayi  dan  balita  masih  menjadi persoalan utama dalam tatanan kependudukan, salah satunya adalah masalah gizi kurang. Gizi merupakan salah satu pilar pembangunan sosial dan ekonomi. Sehingga penurunan gizi kurang   pada   bayi   dan   anak   sangatlah   penting   demi mendukung  untuk  terwujudnya Suistainable  Development Goals (SDGs)   yaitu   mengakhiri   kelaparan,   mencapai keamanan   pangan   dan   perbaikan   gizi,   dan   memajukan pertanian berkelanjutan.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan desain penelitian Kualitatif dengan  pendekatan  fenomenologi.  Peneliti menggunakan desain     penelitian     kualitatif     dengan     tujuan     untuk mendapatkan  gambaran  yang  menyeluruh  dan  lengkap tentang upaya pencegahan masalah gizi kurang pada balita. Penelitian terdiri   dari   8   orang   partisipan   yaitu   Kepala Puskesmas,  Bidan  Desa, Kader  dan  Ibu  Balita..  Proses pengolahan  data  dimulai  dari  reduksi  hasil  wawancara, kemudian data disajikan dalam narasi tabel atau flowchart, setelah    itu    diverifikasi    data    denganmenggunakan triangulasi data dan sumber baru ditarik sebuah kesimpulan penelitian. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi

CONTOH TESIS NO.13 SOSIALISASI PENCEGAHAN STUNTING UNTUK MENINGKATKANSUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

Abstrak

Stunting  menjadi  isu  yang  mendesak  untuk  diselesaikan  karena  berdampak  pada  kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. Sumber daya manusia adalah faktor utama penentu   kesuksesan   sebuah   negara.   Artiek   ini   bertujuan   melihat   hulu-hilir   sosialisasi pencegahan  stunting  di  Sumber  putih  Wajak.  Metode  penelitian  yang  digunakan  adalah pendekatan  kualitatif  dengan  analisa  deskriptif.  Sumber  data  berupa  analisis  dokumen kebijakan.   Hasil   penelitian   menunjukkan   bahwa,   di   hulu   (level   kebijakan)   telah   ada kebijakan kesehatan desa yang dilahirkan sebagai upaya pencegahan stunting, namun pada kenyataannya  angka  penurunan  stunting  masih  jauh  dari  yang  ditargetkan.  Didesa  masih terdapat banyak masyarakat yang belum memiliki penguasaan pengetahuan yang memadai terkait    stunting    itu    sendiri,    baik    dampaknya,    faktor    penyebabnya,    hingga    cara penanggulangannya.  Kebijakan  penanggulangan  stunting  terkesan  masih  berada  pada  isu stunting seolah masih terdengar asing. Oleh karena itu, masih sangat diperlukan sosialisasi secara massif terkait stunting, dampak yang ditimbulkan, urgensi penanggulangannya, dan upaya penanggulangan stunting pada tataran akar rumput, sebagai bentuk upaya preventif individual   tanpa   bergantung   pada   program   pemerintah   saja,   sebab   penanggulangan stunting  adalah  masalah  mendesak  yang  mesti  ditangani  oleh  semua  pihak  dengan  segera tanpa menunggu apapun.

BAB I

Pengalaman    dan    bukti    Internasional    menunjukkan    bahwa    stunting    dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan   hilangnya   11%   GDP   (Gross   Domestic   Products)   sertamengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%. Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya  kesenjangan/inequality,  sehingga  mengurangi  10%  dari  total  pendapatan seumur  hidup  dan  juga  menyebabkan  kemiskinan antar-generasi  (10  Kabupaten/Kota Prioritas  untuk  Itervensi  Anak  Kerdil  (Stunting),  2017).  Generasi  yang  tumbuh  optimal alias  tidak  stunting  memiliki  tingkat  kecerdasan  yang  lebih  baik,  akan  memberikan  daya saing yang baik dibidang pembangunan dan ekonomi(Indrastuty & Pujiyanto, 2019).

Metode Penelitian

Pengabdian ini bertempat   di   daerah   Sumber putih   Wajak   Kabupaten   Malang dilaksanakan dalam   kurun   waktu   satu   bulan   selama kegiatan KKN   PPM   Tematik berlangsung. Teknik pengumpulan   data   pada kegiatan ini   menggunakan   observasi, wawancara,   dan   dokumentasi.   Dalam   melaksanakan   kegiatan   ini   sangat   dibutuhkan partisipasi  dari  pihak  desa  selaku  tuan  rumah,  dan  masyarakat  sebagai  peserta  supaya program  dapat  berjalan  dan  berkelanjutan,  adalah  dengan  kegiatan  sosialisasi  mengenai proker.

CONTOH TESIS NO.14 APLIKASI STRATEGI INTERVENSI SIMULATION GAME DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK

Abstrak

Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat tergantung pada asupan nutrisinya. Jika tidak terpenuhi maka anak beresiko mengalami masalah gizi, salah satunya adalah stunting. Stunting merupakan kondisi dimana tubuh balita tumbuh pendek sebagai akibat kekurangan gizi kronis yang berdampak pada tidak optimalnya perkembangan otak. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi anak sesuai usia merupakan salah satu penyebab terjadinya stunting. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan pengetahuan keluarga adalah dengan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan. Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat, tim mengadakan pendidikan kesehatan dengan metode yang lebih interaktif, diantaranya adalah simulation game. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat diketahui terjadi peningkatan pengetahuan pada ibu mengenai stunting (pengertian, bahaya, cara pencegahan dan penanganan) serta pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak. Ibu juga mampu mengatur posisi dan pelekatan saat menyusui bayinya. Selain itu, tenaga kesehatan telah tersosialisasi mengenai metode simulation game sehingga diharapkan metode ini dapat diakomodir menjadi strategi dalam melakukan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.

BAB I

Kegiatan  pengabdian  kepada  masyarakat ini  juga  didasarkan  atas  permintaan  dari  Kepala Desa  Muara  Penimbung  yang  memiliki  kepedulian  yang  sangat  tinggi  terhadap  kesehatan masyarakatnya  (surat  permohonan  masyararakat  terlampir).  Pihak  desa  mengharapkan  agar  tim pengabdian  dapat  melakukan  intrevensi  terkait  permasalahan  yang  dihadapi.  Tim  pengabdian terdiri  dari  4  orang  dosen  berlatarbelakang  pendidikan  keperawatan.  Tim  pengabdian  juga memiliki  pengalaman  penelitian  terkait  pemenuhan  nutrisi  pada  anak.  Selain  itu  ketua  tim  juga merupakan  konselor menyusui  sehingga  diharapkan  dapat  memberikan  edukasi  lebih  dalam terkait ASI. Dimana diketahui bahwa ASI merupakan nutrisi awal yang sangat penting bagi anak diawal kehidupannya yang sangat bermanfaat untuk mencegah stunting.

Metode Penelitian

Metode  kegiatan  dilakukan  dengan  cara  pembinaan  sikap  dan  ketrampilan  kader  dan masyarakat  terkait  pemenuhan  kebutuhan  nutrisi  pada  anak  dalam  rangka  mencegah stunting.Dalam  kegiatan  ini  tim  pengabdian  melakukan  edukasi  kepada  kader  posyandu  danmasyarakat setempat   dengan   menggunakan   metode simulation   game.Pendidikan   kesehatan   dengan menggunakan simulationgame diharapkan  dapat  meningkatkan  antusiasme  masyarakat  dapat menerima pengetahuan baru,dalam hal ini terkait nutrisi dan stuntingpada anak.

CONTOH TESIS NO.15 PREVALENSI STUNTINGPADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDEMEN KARANGASEM

Abstrak

Stunting diidentifikasi  berdasarkan  indikator  TB/U  menurut  WHO  dengan  nilai z  score kurang dari -2. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, Kabupaten Karangasem memiliki angkastuntingtertinggi  dari  seluruh  kabupaten/kota  di  Bali  yaitu  sebesar  39,0%.  Sementara,  sampai saat  ini  Kecamatan  Sidemen  Kabupaten  Karangasem belum melakukan  evaluasi  tentang besarnya  masalah stuntingpada  balita.  Penelitian  ini  ditujukan  untuk  mengetahui prevalensi stunting pada  balita  di  wilayah  kerja  Puskesmas  Sidemen.Studi  deskriptif cross-sectional dilaksanakan  terhadap  100  balita  pada  8  posyandu  di  wilayah  kerja  Puskesmas  Sidemen  yang dipilih  dengan  metode consecutive  sampling.  Data stunting pada  balita  didapatkan  melalui pengukuran  tinggi  badan  dan  disesuaikan  dengan  kurva  TB/U  menurut  WHO,  sedangkan  data lainnya  dilakukan  melalui  wawancara.  Data  hasil  penelitian  ini  kemudian  dianalisis  secara deskriptif.Prevalensistuntingpada  balita  di  wilayah  kerja  Puskesmas  Sidemen  adalah  sebesar 35%. Balita dengan stuntingcendrung lebih banyak ditemukan pada balita dengan jenis kelamin perempuan (38,3%), tingkat pendidikan ibu rendah (35,1%), riwayat ASItidak ekslusif (44,9%), dan   memiliki   riwayat   BBLR   (66,7%). Prevalensi stuntingpada   balita   di   wilayah   kerja Puskesmas Sidemen cukup tinggi sehingga upaya pencegahan diperlukan melalui program gizi kesmas dan kesehatan ibu dan anak

Teknik Analisis

Penelitian   ini   adalah   penelitian   deskriptif cross-sectional untuk     mengetahui     prevalensi stuntingpada   balita   dan   distribusi   berdasarkan karakteristik   sampel   dan   beberapa   faktor   risiko yang    meliputi    usia,    jenis    kelamin,    tingkat pendidikan ibu, riwayatBeratBadan Lahir Rendah(BBLR),    dan  riwayat  pemberian Air  Susu  Ibu (ASI)eksklusif.

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?