HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Contoh Tesis Penanganan Permukiman Kumuh Tahun 2020

CONTOH TESIS NO.1 Perencanaan penanganan kawasan permukiman kumuh studi penentuan kawasan prioritas untuk peningkatan kualitas infrastruktur pada kawasan pemukiman kumuh di Kota Malang

Abstrak

Kawasan permukiman kumuh perkotaan timbul sebagai salah satu dampak kurang berhasilnya pembangunan permukiman di perkotaan dan keterbatasan lahan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik kawasan permukiman kumuh, menentukan kawasan prioritas untuk peningkatan kualitas infrastruktur pada kawasan permukiman kumuh, dan memberikan rekomendasi strategi peningkatan kualitas infrastruktur pada kawasan permukiman kumuh di Kota Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian terhadap kawasan-kawasan yang menjadi lokasi penelitian ini, terdapat sebelas klasifikasi kawasan permukiman kumuh dan lima kawasan prioritas untuk peningkatan kualitas infrastruktur kawasan permukiman kumuh. Dari hasil analisis SWOT direkomendasikan strategi peningkatan kualitas infrastruktur pada kawasan permukiman kumuh, yaitu: penyusunan rencana peningkatan kualitas infrastruktur pada kawasan permukiman kumuh secara komprehensif; meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan; melibatkan masyarakat dalam proses penyusunan rencana; meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan instansi terkait dalam pemanfaatan ruang wilayah kota serta pada kawasan sempadan dan bantaran; meningkatkan sosialisasi sebagai upaya peningkatan pemahaman dan kesadaran bagi masyarakat; dan mengupayakan peluang kerjasama dengan serta sektor swasta dalam peningkatan kualitas infrastruktur permukiman kumuh.

BAB I

Akar masalah permukiman kumuh lebih bersifat kompleks, yaitu karena (Conyers & Hills, 1990): pembiaran (neglegiance) berkembangnya ruang-ruang marjinal perkotaan; lemahnya pengelolaan kota; belum adanya pengenalan terhadap kebutuhan (housing need assessment) dan persediaan rumah (housing stock evaluation) secara utuh dan partisipatif; dan belum adanya pengembangan sistem penyediaan perumahan secara utuh (housing delivery system).

Teknik Analisis

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut: (1) Metode angket atau kuesioner; (2) Metode observasi; dan (3) Metode dokumentasi. Responden dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling. Responden dalam penelitian ini adalah pengurus Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan pada lokasi kawasan permukiman kumuh. Selain responden juga menggunakan informan dalam pengumpulan informasi dengan metode wawancara dengan unsur dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Malang terkait dengan perencanaan peningkatan kualitas infrastruktur pada kawasan permukiman kumuh. Informasi ini nantinya akan digunakan dalam penyusunan strategi peningkatan kualitas infrastruktur pada kawasan permukiman kumuh dengan metode analisis SWOT.

CONTOH TESIS NO.2 Strategi Penanganan Permukiman Kumuh (Studi Kasus : Kawasan Kaligawe, Semarang)

Abstrak

Hasil penelitian Universitas Islam Sultan Agung Semarang (Unissula) menunjukkan 42 titik lokasi permukiman kumuh berada di Kecamatan Semarang Utara, diantaranya. Titik-titik permukiman kumuh, antara lain berada di daerah Krakasan, Makam Kobong, Stasiun Tawang, Bandarharjo, Kebonharjo, Kampung Melayu, Tanjung Mas, Dadapsari, Purwosari, Plombokan, dan Panggung. Berdasarkan hasil studi yang sama, sejumlah kawasan di Kecamatan Tugu juga dihuni oleh kaum suburban, diantaranya permukiman kumuh di Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, Mangunharjo, Randugarut, Karanganyar, Tugurejo, dan Jrakah. Daerah Semarang bagian utara menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendatang. Kawasan dekat pantai seperti Bandarharjo dan Mangunharjo menjadi pusat perdagangan dan industri yang menarik orang untuk datang dan bekerja.

Proses terbentuknya permukiman kumuh, terjadi karena para pekerja memilih tinggal di dekat tempat kerja. Perkembangan Kota Semarang bermula dari sekitar pelabuhan yang diikuti pertumbuhan industri di sekitar Genuk dan Kaligawe. Sementara perdagangan dan jasa berada di sekitar Johar. Perkembangan yang begitu pesat di pusat perdagangan, industri, dan jasa mengakibatkan kebutuhan akan lahan semakin meningkat. Sementara pada bagian lain, para pendatang seringkali tidak memiliki keterampilan dan bekal yang cukup dari kampung halaman. Mereka kemudian mencari tempat tinggal seadanya di dekat pabrik atau pantai. Sedikit demi sedikit permukiman kumuh pun terbentuk. Adapun kebutuhan rumah tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang kian meningkat pertumbuhannya.

BAB I

Tingginya jumlah penduduk di pusat kota mengharuskan terpenuhinya kebutuhan akan permukiman yang layak huni, khususnya untuk menampung kaum urbanis yang pekerjaannya terkonsentrasi pada sektor perdagangan dan jasa di kawasan komersial yang ada di pusat kota. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap di pusat kota ini menimbulkan daya tarik bagi masyarakat untuk bermukim di kawasan tersebut. Mereka membutuhkan tempat hunian lebih banyak berada di sekitar kawasan komersial kota, hal ini dimungkinkan juga karena mereka mendekati pusat perdagangan untuk membuka usaha dengan memanfaatkan keramaian dan padatnya pengunjung yang berdatangan ke pusat-pusat perbelanjaan di kota. Selain itu alasan lain bagi masyarakat tertarik untuk bertempat tinggal di sekitar kawasan pusat kota karena lebih memudahkan jangkauan tempat kerja bagi mereka yang bekerja di pusat kota, serta memenuhi kebutuhan tempat tinggal masyarakat yang banyak bekerja di kawasan Central Bussiness District (CBD) kota. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap di pusat kota juga menjadi daya tarik masyarakat untuk tinggal di kawasan tersebut. Dengan tingkat pendapatan dan perekonomian masyarakat yang kurang begitu tinggi, tanpa disadari kebutuhan akan permukiman yang layak huni sulit terakomodir. Hal tersebut terjadi pada kota- kota besar di Indonesia seperti halnya di Semarang.

Teknik Analisis

Salah satu model analisis SWOT yang merupakan rangkuman dari beberapa model adalah yang diperkenalkan oleh Kearns (1992).

CONTOH TESIS NO.3 TIPOLOGI DAN POLA PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA BONTANG

Abstrak

Penilaian lingkungan permukiman kumuh dilakukan dengan menerapkan sistem pembobotan untuk masing-masing kriteria di atas. Penentuan bobot kriteria bersifat relatif dan bergantung pada preferensi individu dan kelompok dalam melihat pengaruh masing-masing kriteria. Perbaikan atau pola perawatan yang tepat untuk diterapkan di Kota Bontang harus sesuai dengan karakteristik situs. Lokasi dengan kategori kumuh skala tinggi (HS) memerlukan pola kuratif sedangkan yang kategori sedang (MS) harus melakukan reduktif, dan kawasan kumuh dengan kategori skala rendah (LS) akan memerlukan penanganan preventif.

BAB I

Berawal sebagai kawasan pemukiman nelayan di Desa Bontang Kuala, Kota Bontang berkembang sangat pesat. Namun demikian, meskipun pertumbuhan ini taraf hidup masyarakat telah menurun baik dari segi kualitas lingkungan, pendapatan serta tempat tinggal dengan munculnya daerah-daerah kumuh. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi aspek fisik, sosial, budaya dan ekonomi kehidupan. Pengelolaan kawasan kumuh di Kota Bontang menjadi strategis karena kawasan kumuh terintegrasi dengan seluruh kota termasuk kawasan pusat kota dan pusat pertumbuhan perkotaan, serta dengan kawasan lain di sekitarnya, seperti industri, komersial, pergudangan, dan perkantoran. daerah. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi terhadap karakteristik kawasan kumuh tersebut.

Teknik Analisis

Metode identifikasi tidak membeda-bedakan sebaran kawasan kumuh. Kriteria yang digunakan meliputi vitalitas non ekonomi, vitalitas ekonomi daerah, status kepemilikan tanah, kondisi infrastruktur dan fasilitas, komitmen pemerintah daerah, dan prioritas penanganan.

CONTOH TESIS NO.4 STRATEGI DAN TANTANGAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH DI KOTA AMBON

Abstrak

Hasil temuan pemukiman di Kota Ambon tercatat memiliki luas wilayah kumuh 102,64 hektar. Kota Ambon sendiri 15 titik wilayah kumuh tersebut terdapat di wilayah Ahusen dengan klasifikasi kumuh sedang, kelurahan Amantelu dengan klasifikasi kumuh sedang, Batu Meja dengan klasifikasi kumuh sedang, Batu Merah dengan kalsifikasi kumuh berat. Kelurahan Benteng dengan klasifikasi kumuh sedang, Honipopu dengan klasifikasi kumuh sedang, Karang Panjang dengan klasifikasi kumuh sedang, Kudamati dengan klasifikasi kumuh sedang, Pandan Kasturi dengan klasifikasi kumuh sedang, kelurahan Rijali dengan klasifikasi kumuh berat. Kelurahan Silale dengan klasifikasi kumuh sedang, Urimesing dengan klasifikasi kumuh sedang, Uritetu dengan klasifikasi kumuh sedang, Waihaong dengan tingkat kumuh sedang, dan Wainitu dengan tingkat kumuh sedang.

Penanganan kawasan kumuh di Ambon yakni pembangunan sarana prasarana lingkungan pemukiman, seperti pembangunan dan perbaikan drainase lingkungan, penyediaan air bersih, pengelolaan persampahan. Selain itu pembangunan berbagai sarana prasarana pengelolaan air limbah seperti septi tank komunal, Mandi Cuci Kakus (MCK) serta instalasi pengolahan limbah terpadu (IPLT). “Selain pembangunan infrastruktur, juga dilakukan penguatan kapasitas masyarakat dari segi ekonomi, sosial budaya maupun pelatihan keterampilan kerja dan sosialisasi guna peningkatan kapasitas,”

BAB I

Permukiman kumuh merupakan permasalahan klasik yang sejak lama telah berkembang di kota-kota besar. Walaupun demikian, permasalahan permukiman kumuh tetap menjadi masalah dan hambatan utama bagi pengembangan kota tak terkecuali di kota Ambon. Laju perkembangan kota yang semakin pesat membuat pemanfaatan lahan yang semakin kompetitif, sedangkan di sisi lain, perkembangan kota menjadi daya tarik urbanisasi yang pada akhirnya menyebabkan tingginya tingkat permintaan akan tempat tinggal di dalam kota. Selain itu pesatnya perkembangan penduduk perkotaan tersebut yang umumnya berasal dari urbanisasi tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota sehingga telah berakibat pada semakin meluasnya lingkungan permukiman kumuh. Penelitian ini ingin menjawab bagaimana bentuk dan kondisi kawasan kumuh di Kota Ambon serta Bagaimana Pola Penanganan Kawasan Kumuh tersebut.

Teknik Analisis

Tipe penelitan yang dipakai adalah penelitian kualitatif. Metode kualitatif untuk memperoleh analisis komprehensif atas masalah penelitian. Dalam metode ini, peneliti mengumpulkan dua jenis data pada satu waktu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi secara keseluruhan.

CONTOH TESIS NO.5 PERAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI PODOSUGIH, KOTA PEKALONGAN

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penting, yaitu “apa peran kelompok BKM Kelurahan Podosugih dalam kaitannya dengan penanganan masalah permukiman kumuh Kota Pekalongan?” Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu dengan menentukan fokus penelitian/proposisi penelitian kemudian menyusun perangkat penelitian berupa form wawancara kepada narasumber. Penelitian ini menghasilkan suatu pemahaman yang baik terhadap peran BKM dalam menangani masalah slum dan rekomendasi bagi peningkatan kinerja serta inspirasi bagi daerah lain untuk kesuksesan dalam penanganan masalah yang sama.

Di antara temuan penting mengenai peran kelompok BKM dalam penanganan permukiman kumuh di Kelurahan Podosugih adalah dalam mendorong perubahan sikap dari masyarakat yang menjadi peduli terhadap lingkungan. Kepedulian tumbuh karena ada pelibatan masyarakat dari penyusunan program hingga pelaksanaan sehingga mereka merasa memiliki dan wajib memelihara hasil pembangunan untuk generasi yang akan. Temuan lain dari penelitian yaitu, untuk mengatasi masalah lingkungan permukiman kumuh yang ada, BKM tidak melakukan peningkatan kemampuan dalam bidang teknis pengelolaan lingkungan seperti pembuatan peta atau pelatihan software lainnya, melainkan pelatihan peningkatan ekonomi dan kohesi sosial masyarakat. Keberhasilan kinerja BKM ini hendaknya menjadi contoh yang dapat ditiru oleh daerah lain.

Namun, suatu pembangunan yang melibatkan masyarakat dapat dikatakan berhasil sepenuhnya jika ada keberlanjutan finansial dari masyarakat sendiri tanpa bantuan pemerintah. Indikasi menunjukkan bahwa prospek keberlanjutan finansial dalam perbaikan kumuh di Podosugih masih belum baik.Karenanya, aspek keberlanjutan finansial merupakan salah satu rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.

BAB I

Permasalahan kemiskinan dan  lingkungan permukiman kumuh di kota menyangkut banyak aspek yang mengikutinya. Konsep yang sesuai untuk mengatasi masalah seperti di atas yaitu menggunakan kosep pemberdayaan masyarakat  misalnya dengan dibentuk Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Kegagalan program pemerintah yang ada saat ini sering disebabkan tidak diberdayakannya masyarakat dalam pelaksanaan program. Pelibatan masyarakat dari perencanaan sampai pembangunan mampu menumbuhkan rasa memiliki terhadap lingkungan. Namun, kajian mengenai peran lembaga lokal yang bersifat swadaya seperti BKM masih jarang dilakukan. Penelitian yang ada cenderung melihat dari segi pemerintahnya.

Teknik Analisis

Metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang dibawa oleh peneliti dalam penelitiannya.

CONTOH TESIS NO.6 PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS LINGKUNGAN

Abstrak

Hasil Penelitian dapat diketahui bahwa konsep penataan permukiman kumuh yang cocok untuk dikembangan dalam penataan lingkungan yaitu Model Land Sharing, yaitu penataan ulang di atas lahan dengan tingkat kepemilikan masyarakat cukup tinggi.

BAB I

Kota Tasikmalaya memiliki kawasan permukiman kumuh yang berlokasi di Kelurahan Bantarsari Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Karakteristik wilayah pemukiman tersebut memiliki kepadatan penduduk tinggi, jarak antara rumah berhimpitan, Luas rumah yang sangat sempit (rata-rata hanya 3-4 bata), sebagian besar rumah tidak ada sekat antara kamar tidur dengan ruang tamum ruang keluarga, dan dapur, serta tidak memiliki MCK pribadi. Penyelesaian permasalahan pemukiman kumuh melalui konsep lingkungan permukiman yang berwawasan lingkungan, penyelesaian permasalahan kegiatan penambangan bahan galian C melalui upaya reklamasi lahan, dan penyelesaian permasalahan kepadatan penduduk yang tinggi melalui upaya keseimbangan penduduk dan daya dukung lingkungan setempat.

Teknik Analisis

Terbentuknya kawasan permukiman kumuh menjadi salah satu kendala dalam Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif survey. Analisis kawasan dan Wilayah Perencanaan dilakukan secara sistematis dilakukan dengan meninjau aspek; 1) Perkembangan Sosial-Kependudukan, 2) Prospek Pertumbuhan Ekonomi, 3) Daya Dukung Fisik dan Lingkungan, selain itu analisis dilakukan dengan analsisi SWOT.pengembangan sarana dan prasarana di wilayah Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.

CONTOH TESIS NO.7 STRATEGI PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI NAGARI PAINAN SELATAN KECAMATAN IV JURAI

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk tipologi serta strategi penanganan yang di lakukan pada kawasan permukiman kumuh. Penelitian ini menggunakan pedoman berdasarkan hasil reduksi pada Permen PUPERA Nomor 02 / PRT / M / 2016 2016 dan Dirjen PU 2006 meliputi kriteria bangunan gedung, jalan lingkungan, penyedian air minum, drainase lingkungan, pengolahan air limbah, persampahan, perekonomian masyarakata serta status tanah. Hasil penilaian menunjukan bahwa di Kawasan Studi memiliki kategori tipologi kekumuhan sedang. Berdasarkan kategori tingkat kekumuhan tersebut, penaganan yang akan dilakukan akan di buat menjadi dua proses penanganan yang akan dilakukan pada kawasan studi yaitu bentuk penanganan permukiman kembali di kawasan permukiman kumuh dengan status tanah illegal dengan skema pembangunan Rumah Susun Sewa oleh pemerintah dengan syarat sipemilik bangunan yang terdampak bersedia menjual bangunanya dengan harga murah dan sipemilik bangunan diberi keuntungan dengan mendapatkan beberapa unit rumah dari pembangunan rusunawa dengan harga murah dan bentuk penanganan peremajaan di kawasan permukiman kumuh dengan status tanah legal melalui Program Perbaikan Kampung.

BAB I

Pembangunan permukiman yang kurang terpadu, terarah, terencana dan kurang memperhatikan kelengkapan prasarana dan sarana dasar seperti sanitasi air bersih, system pengelohan sampah serta saluran pembuangan air hujan, akan cenderung mengalami degeradasi kualitas lingkungan sebagai kawasan kumuh. Nagari Painan Selatan pada umumnya berkerja sebagai nelayan dengan perekonomian penduduk yang rendah dengan kondisi rumah yang sangar buruk dilihat dari kondisi fisik bangunan serta kondisi prasarananya.

Teknik Analisis

Metode yang digunakan deskriptif dan menggabungkan sistem pembobotan untuk menilai kriteria permukiman kumuh.

CONTOH TESIS NO.8 PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH RAWAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN LINGKAS UJUNG KOTA TARAKAN

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik permukiman kumuh di Kelurahan Lingkas Ujung Kota Tarakan beserta kerawanan kebarakan permukiman dan rencana penanganannya. Hasil yang didapatkan yaitu 1) Permukiman di Kelurahan Lingkas Ujung berupa perkampungan di atas air dengan mayoritas struktur bangunan non permanen dan kumuh. 2) Wilayah dengan kategori kumuh memiliki kecenderungan rawan kebakaran, hal ini dipengaruhi oleh faktor kepadatan bangunan dan struktur bangunan. Rukun Tetangga (RT) dengan kategori paling kumuh berada di RT 6 dan 11, sedangkan RT lainnya termasuk kategori kumuh sedang. RT yang tidak tergolong kumuh adalah RT 1. Tingkat kerawanan kebakaran di Kelurahan Lingkas Ujung dipengaruhi oleh kepadatan bangunan, aksesibilitas, struktur bangunan dan sumber air. RT yang termasuk sangat rawan kebakaran adalah RT 2, 3, 8, 14, 16, dan 18. 3) Penataan kawasan permukiman kumuh dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu jangka pendek untuk permasalahan kebakaran, persampahan dan sanitasi, sedangkan rencana jangka panjang dengan peremajaan kawasan

BAB I

Laju perkembangan ekonomi perkotaan yang semakin pesat membuat intensitas kegiatan perkotaan meningkatkan dan pemanfaatan lahan yang semakin kompetitif. Kondisi tersebut terjadi pula pada kawasan pesisir pantai di Kota Tarakan yang berakibat pada tumbuhnya permukiman kumuh kota.

Teknik Analisis

Metode pendekatan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif-evaluatif, dengan metode pemobobotan tingkat kekumuhan dan kebakaran.

CONTOH TESIS NO.9 PENILAIAN PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI BANTARAN SUNGAI CIKAPUNDUNG KELURAHAN TAMANSARI

Abstrak

Hal ini tentu menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaan penanganan, sementara dilihat kondisi eksisting masih banyaknya permukiman kumuh yang belum teratasi dilihat pada kondisi fisik lingkungan, kondisi sosial-ekonomi dan kebudayaan. Maka perlu adanya penelitian mengenai Penilaian penanganan pada kawasan permukiman kumuh di perkotaan. Permasalahan permukiman kumuh di kota Bandung terutama kawasan yang telah ditetapkan sebagai penanganan dari Program pemerintah yaitu kelurahan Tamansari. Pada kawasan permukiman kumuh Tamansari memiliki karakteristik permukiman kumuh bantaran sungai, karena banyaknya permukiman yang dibangun mengikuti pola aliran sungai Cikapundung, seharusnya pada area bantaran sungai paling sedikit 5 meter dengan memiliki tanggul tidak diperbolehkan membangun permukiman, hal ini berdasarkan ketetapan peraturan menteri nomor 28 tahun 2015 . Permukiman lainnya memiliki kesesuaian sebagai kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan tinggi lebih dari 126 unit/ha merupakan permukiman dengan tidak memiliki kondisi layak huni seperti tidak memiliki keteraturan bangunan, kondisi jalan lingkungan buruk, tidak adanya pengelolaan air limbah, dan lain-lain. Permasalahan tersebut seharusnya menjadi salah satu prioritas dalam perencanaan wilayah dan kota, karena perlu adanya penelitian mengenai evaluasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh. selain itu perlu diketahui arahan kebijakan, kondisi eksisting permukiman kumuh, dan kemudian dilakukan perbandingan menghasilkan Gap dari kondisi eksisting dengan arahan seharusnya. Sehingga berdasarkan penilaian terhadap penanganan permukiman kumuh di bantaran sungai yaitu penanganan bersifat urban renewal termasuk diantaranya diperlukan beberapa arahan penanganan lebih lanjut seperti dengan tingkat kekumuhan tinggi perlu dilakukan peremajaan, dengan tingkat kekumuhan sedang perlu dilakukan pemugaran, dan tingkat kekumuhan ringan maka perlu dilakukan perbaikan dan pemeliharaan, termasuk untuk penanganan di kawasan bantaran sungai diperlukan permukiman kembali.

BAB I

Permukiman kumuh merupakan suatu permasalahan terutama di kawasan perkotaan. Permasalahan tersebut disebabkan oleh banyak faktor baik pada kondisi fisik lingkungan maupun kondisi non-fisik lingkungan. Banyaknya beberapa program pemerintah dalam mengatasi permasalahan permukiman kumuh baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang telah dilakukan sejak tahun 1970 terutama hal tersebut terjadi di kota Bandung. Penanganan yang telah dilakukan salah satunya yaitu penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh berbasis kawasan atau disingkat sebagai PLP2K-BK. Pada arahan penanganan program penanganan PLP2K-BK dilaksanakan pada tahun 2010, sementara bila diselaraskan dengan target departemen pekerjaan umum pada tahun 2020 Indonesia terbebas dari permasalahan permukiman kumuh.

Teknik Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.

CONTOH TESIS NO.10 Analisis Tingkat Kekumuhan dan Strategi Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh di Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai

Abstrak

Masalah kawasan permukiman kumuh juga dialami oleh Kabupaten Serdang Bedagai, khususnya di Kecamatan Tanjung Beringin sebagai kampung nelayan atau pesisir. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi fisik permukiman kumuh, menganalisis tingkat kekumuhan permukiman dan menganalisis strategi penanganan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kondisi fisik kawasan permukiman kumuh di Kecamatan Tanjung Beringin diperlukan adanya pola penanganan: permukiman kembali dan peremajaan, hasil analisis untuk tingkat kekumuhan permukiman di Kecamatan Tanjung Beringin adalah Kumuh Sedang (KS), dan hasil analisis untuk perencanaan penanganan adalah model Konsolidasi Lahan (Land Consolidation) dan program perbaikan kampung (KIP).

BAB I

Permasalahan kawasan permukiman kumuh sering kali menjadi salah satu isu utama yang cukup menjadi polemik, sehingga seperti tidak pernah terselesaikan oleh upaya penanganan yang dari waktu ke waktu yang sudah dilakukan. Secara khusus dampak kawasan permukiman kumuh juga akan menimbulkan paradigma buruk terhadap penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan dampak citra negatif akan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pemerintah dalam pengaturan pelayanan dan kesejahteraan kehidupan masyarakatnya.

Teknik Analisis

Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif analisis kualitatif dimana peneliti menggambarkan fenomena, yang ada dengan menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis untuk mempermudah pemahaman dan penarikan kesimpulan.

CONTOH TESIS NO.11 PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN TEKNOLOGI RISHA DI KAMPUNG DERET PETOGOGAN, JAKARTA SELATAN

Abstrak

Dari 26 lokasi yang terpilih, hanya Kampung Deret Petogogan yang menggunakan metode Peremajaan dan teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). Kampung Deret Petogogan sendiri tergolong sukses dan sempat mendapatkan Penghargaan Adiupaya Puritama tingkat Nasional tahun 2013. Maka dari itu perlu diketahui bagaimana penataan permukiman kumuh dengan Teknologi RISHA tersebut dilaksanakan sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam penanganan permukiman kumuh di lokasi serupa lainnya. Dengan pertimbangan sumber daya yang ada pada lokasi, maka penataan permukiman kumuh di Kampung Deret Petogogan dilaksanakan dengan manajemen pengelolaan dana bersama melalui teknologi RISHA yang sudah sesuai dengan standar SNI, mudah dimodifikasi secara arsitektur, serta hemat waktu dan biaya.

BAB I

Kampung yang berada di Kelurahan Petogogan, Jakarta Selatan atau lebih dikenal dengan Kampung Deret Petogogan merupakan salah satu lokasi terpilih penerima bantuan Program “Perbaikan Rumah di Permukiman Kumuh melalui Penataan Kampung” Provinsi DKI Jakarta.

Teknik Analisis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif.

CONTOH TESIS NO.12 PENANGANAN PERMUKIMAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA GERAKAN TANAH STUDI KASUS: PERMUKIMAN SEKITAR NGARAI SIANOK DI KELURAHAN BELAKANG BALOK, KOTA BUKITTINGGI

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan tindakan penanganan permukiman yang berada di kawasan rawan bencana gerakan tanah Ngarai Sianok di Kelurahan Belakang Balok. Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko bencana gerakan tanah di keluraha ini berbeda-beda menurut tipologi permukimannya. Secara garis besar, arahan tindakan penanganan tersebut meliputi: relokasi; penguatan tebing melalui rekayasa teknik dan vegetasi; pembuatan RTH; permukiman dipertahankan dengan rekomendasi khusus.

BAB I

Kota Bukittinggi berada dipinggir jalur patahan yang dikenal dengan nama Ngarai Sianok. Selain karena kondisi geologi, Kota Bukittinggi sangat rentan terhadap bencana akibat aktivitas rumah tangga penduduknya, terutama yang bermukim di pinggiran Ngarai Sianok di Kelurahan Belakang Balok. Pemerintah telah menetapkan Kawasan Sempadan Ngarai Sianok yang tidak diperbolehkan untuk dibangun, namun kawasan tersebut sudah sejak dahulu sudah dibangun dan dihuni. Keterbatasan kajian ilmiah terkait gerakan tanah Ngarai Sianok dan dampaknya terhadap permukiman di kelurahan tersebut serta kebutuhan mendesak akan arahan tindakan penanganan permukiman tersebut menjadi dasar peneliti mengangkat topic ini.

Teknik Analisis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif.

CONTOH TESIS NO.13 STRATEGI PENANGANAN KAWASAN KUMUH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG SEHAT (Contoh Kasus : Kota Pangkalpinang)

Abstrak

Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan harkat dan martabat serta mutu kehidupan yang sejahtera dalam masyarakat yang adil dan makmur. Perumahan dan permukiman juga merupakan bagian dari pembangunan nasional yang perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah, terencana, dan berkesinambungan.

Pembangunan perumahan dan permukiman yang kurang terpadu, terarah, terencana, dan kurang memperhatikan kelengkapan prasarana dan sarana dasar seperti air bersih, sanitasi (jamban), sistem pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air hujan, akan cenderung mengalami degradasi kualitas lingkungan atau yang kemudian diterminologikan sebagai “Kawasan Kumuh”.

BAB I

Pembangunan    perumahan    dan    permukiman     yang     kurang     terpadu,     terarah,       terencana,       dan       kurang       memperhatikan  kelengkapan  prasarana  dan   sarana   dasar   seperti   air   bersih,   sanitasi   (jamban),   sistem   pengelolaan   sampah,  dan  saluran  pembuangan  air  hujan,     akan     cenderung     mengalami     degradasi  kualitas  lingkungan  atau  yang  kemudian      diterminologikan      sebagai      “Kawasan Kumuh”.

Teknik Analisis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif.

CONTOH TESIS NO.14 PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA CILEGON

Abstrak

Penelitian ini terfokus pada kebijakan penanganan kawasan pemukiman kumuh di Kota Cilegon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang implementasi kebijakan penanganan kawasan pemukiman kumuh di Kota Cilegon. Hasil penelitian ditemukan bahwa sumberdaya yang tersedia dalam pengentasan permukiman kumuh di Kota Serang masih perlu ditingkatkan. Dari sumberdaya anggaran daerah untuk alokasi penataan permukiman kumuh dinilai masih minim, sehingga anggaran masih dominan mengharapkan dari dana pusat yaitu APBN.

BAB I

Permasalahan permukiman kumuh banyak dijumpai di kota-kota besar di Indonesia. Keterbatasan ruang dan tingginya akan kebutuhan ini menyebabkan tingginya harga lahan untuk rumah yang harus dibeli oleh masyarakat kota. Permasalahn kemisikinan menjadi salah satu penyebab masyarakat miskin kota hidup dengan tidak teratur yang  menimbulkan meluasnya kawasan kumuh di suatu kota.

Teknik Analisis

Metode Penelitian menggunakan metode kualitatif, metode pengambilan data melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Informan penelitian dinas terkait, masyarakat kawasan pemukiman kumuh dan pelaksana kegiatan.

CONTOH TESIS NO.15 ANALISIS PERENCANAAN POLA PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI KAWASAN SINDULANG SATU, KECAMATAN TUMINTING, KOTA MANADO

Abstrak

Penelitian dilakukan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Januari 2017 sampai dengan Februari 2017. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode penelitian lapangan (Field Research Methods) serta dengan metode penelitian kepustakaan (Library Research Methode). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan dan diolah sendiri berupa data yang ada yang terdapat pada objek penelitian yaitu identifikasi pemanfaatan ruang, status kepemilikan tanah dan bangunan, keadaan prasarana dan sarana permukiman yang ada. Selain itu, digunakan juga data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain atau data yang diolah atau dipublikasikan oleh berbagai instansi pemerintah (Kotaku. 2016). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data observasi lokasi penelitian, meliputi identifikasi kondisi kekumuhan / fisik, identifikasi pertimbangan lain dan identifikasi legalitas tanah, sebagai berikut: (1) Kondisi tanah. bangunan, (2) Kondisi jalan, dengan kriteria cakupan lingkungan dan kualitas lingkungan permukaan jalan, (3) kondisi air bersih, (4) kondisi lingkungan drainase, (5) Kondisi air limbah pengelolaan, (6) Kondisi pengelolaan sampah, (7) Kondisi proteksi kebakaran, (8) Pertimbangan lain, (9) Legalitas lahan. Kemudian pola penanganan dalam peningkatan kualitas kawasan kumuh dilakukan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 97 (Anonim, 2011), melalui (1) Pemugaran; (2) Peremajaan; atau (3) Pemukiman Kembali. Praktik penanganan yang diikuti oleh manajemen untuk menjaga kualitas perumahan dan permukiman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kawasan Kelurahan Sindulang Satu merupakan salah satu kawasan permukiman kumuh di Kota Manado dengan tipologi / karakteristik permukiman di perbukitan, dataran dan tepi perairan (DAS Tondano dan tepi laut) berdasarkan Identifikasi kondisi kekumuhan, pertimbangan lain dan legalitas lahan yang tergolong kumuh berat yang keberadaannya mempengaruhi tingkat kekeruhan kota Manado secara umum, oleh karena itu kawasan ini dapat diprioritaskan untuk dijadikan salah satu kawasan prioritas di penanganan permukiman kumuh. Pola perawatan yang dapat dilakukan yaitu peremajaan kota dengan alternatif pembagian lahan untuk memaksimalkan kelayakan lokasi untuk pemenuhan fasilitas lingkungan dan fasilitas umum di atas tanah yang legal, dan pemantapan tanah yang merupakan a pola pembangunan yang dilandasi kearifan pengaturan kepemilikan tanah untuk meningkatkan kualitas hidup dan pemeliharaan sumber daya alam serta memaksimalkan letak kawasan yang strategis.

BAB I

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi tingkat kekumuhan kawasan permukiman di Kelurahan Sindulang Satu berdasarkan identifikasi kondisi kumuh (fisik), pertimbangan lain dan legalitas lahan di lokasi, (2) menganalisis pola penanganan permukiman kumuh. dan memilih pola yang sesuai untuk diterapkan pada wilayah tersebut. Daerah kumuh di Kota Manado dipilih Sulawesi Utara sebagai daerah studi. Batasan wilayah studi ditentukan pada wilayah Sindulang yang terletak strategis. Salah satu kawasan yang mempengaruhi sektor pariwisata serta tipologi pemukiman yang merupakan perpaduan antara perbukitan dan permukiman tepi laut (DAS Tondano) dan pantai (Boulevard Tahap II).

Teknik Analisis

Analisis yang dilakukan terhadap objek analisis dan interpretasi berupa deskripsi data kondisi fisik, pertimbangan lain dan legalitas tanah yang diperoleh di lapangan / lokasi penelitian dan studi pustaka, kemudian dikaitkan dengan pola perlakuan yang sesuai untuk dijadikan. diterapkan pada suatu area penelitian. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Formula Tarif lokasi berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02 / PRT / M / 2016 tentang Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman Kumuh Kumuh (Anon. 2016).

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?