CONTOH TESIS NO.1 PEMENUHAN AKSESIBILITAS BAGI PENYANDANG DISABILITAS
Abstrak
Aksesibilitas adalah wacana yang sangat penting bagi para penyandang disabilitas karena mendorong partisipasi dan kemandirian mereka yang setara dalam masyarakat. Aksesibilitas dalam tulisan ini dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu fisik dan nonfisik. Aksesibilitas fisik mengacu pada aksesibilitas dalam hubungan dengan bangunan dan lingkungan sedangkan akses nonfisik mengacu pada komunikasi, informasi dan teknologi. Tulisan ini juga mengungkap testimoni dari berbagai aktivis organisasi penyandang disabilitas (organisasi penyandang disabilitas). Data yang disajikan di sini dikumpulkan pada tahun 2012 melalui studi kualitatif di DIY (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Makalah ini menyimpulkan bahwa meskipun Indonesia telah memberlakukan peraturan tentang aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, namun implementasinya tidak efektif dan masih terjadi diskriminasi terhadap penduduk
BAB I
Konvensi internasional mengenai hak-hak penyandang disabilitas (Convention on the Rights of Persons with Disabilities) yangtelah diratifikasi oleh Indonesia dalam UU No. 19 Tahun 2011 mengatur berbagai hak yang harus dipenuhi negara pihak. Hak-hak tersebut meliputi hak untuk hidup, perlindungan dalam situasi yang penuh resiko dan darurat, pengakuan yang setara di depan hukum, hak untuk bebas dan aman, bebas dari rasa sakit dan perlakuan yang kejam, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan pelecehan, penghormatan terhadap privasi, bebas untuk hidup mandiri, hak untuk mengakses mobilitas personal, akses informasi, penghormatan untuk memiliki rumah dan keluarga, berpartisipasi dalam kehidupan publik dan politik, kebebasan berekpresi, serta hak-hak ekonomi, sosial dan budaya lainnya seperti hak atas pendidikan, kesehatan, rehabilitasi dan habilitasi dan hak atas pekerjaan.
Teknik Analisis
Teknik Analisis dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.
CONTOH TESIS NO.2 PELAYANAN AKSESIBILITAS JALAN UMUM (JALUR PEDESTRIAN) BAGI PENYANDANG DISABILITAS (STUDI KASUS DI KOTA SERANG)
Abstrak
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa pelayanan aksesi jalan umum (jalur pedestrian) bagi difabel studi kasus di Kota Serang belum baik. Artinya, aksesibilitas jalur pedestrian tidak ramah terhadap difabel sehingga menyulitkan kaum difabel untuk dapat melakukan mobilitas dengan baik dan mandiri serta kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
BAB I
Pelayanan publik merupakan bentuk pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan dalam hal ini adalah pemerintah Kota Serang Provinsi Banten. Pemerintah harus dapat mendistribusikan pelayanan tersebut secara adildalam upaya pemenuhan kebutuhan kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Salah satu jenis pelayanan publik yang berhak masyarakat peroleh adalah pelayanan aksesibilitas. Penyediaan aksesibilitas salah satunya akses dalam bentuk fisik yaitu aksesibilitas jalan umum dengan cara menyediakan jalur pedestrian (trotoar) bagi penyandang disabilitas.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan melakukan analisis bagaimana pelayanan aksesibilitas jalan umum (jalur pendestrian) bagi penyandang disabilitas.
Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. dengan menggunakan teknis survei literatur akademis di bidang keilmuan pelayanan publik untuk memperoleh konsep-konsep yang relevan dengan kajian pelayanan aksesibilitas jalan umum (jalur pedestrian) bagi penyandang disabilitas. Teknik pengumpulan data ini melalui penelusuran berbagai sumber dan literatur, baik berasal dari dokumen pemerintah serta pemberitaan media massa elektronik, jurnal dan berbagai buku yang terkait dengan penelitian ini. selain itu peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi yang ada di lapangan dalam bentuk foto-foto serta dilakukannya pengamatan di lapangan untuk memperkuat data yang ada.
CONTOH TESIS NO.3 Implementasi Program Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas di Pusat Rehabilitasi Yakkum
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji tahapan-tahapan pada tiap proses program pelayanan yang diberikan bagi penyandang disabilitas di Pusat Rehabilitasi Yakkum yaitu, diterapkan enam tahapan pelayanan diantaranya tahap penerimaan dengan melihat keterbatasan penyandang disabilitas, tahap assesment dengan cara pendekatan secara langsung, tahapan pembinaan dan bimbingan sosial sesuai keinginan penyandang disabilitas, tahap resosialisasi dan penyaluran secara langsung, tahapan pembinaan lanjut dengan cara pendampingan usaha dan tahapan terminasi dengan melihat kemandiriannya.Konsep teori yang digunakan implementasi dan program pelayanan disabilitas, penyandang disabilitas dan program pelayanan oleh Pusat Rehabilitasi Yakkum dengan menggunakan 10 informan untuk mengumpulkan informasi data yang dibutuhkan. Untuk menguji validitas dari data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian temuan dilapangan bahwa program pelayanan yang diberikan bagi penyandang disabilitas sudah sesuai dengan standar pelayanan di Pusat Rehabilitasi Yakkum dan terbukti menghasilkan penyandang disabilitas yang mandiri dan mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Tesis ini menyimpulkan bahwa dalam pemberian program pelayanan yang terpenting merupakan pendekatan secara langsung untuk mengetahui apa yang mereka butuhkan dengan begitu memudahkan dalam proses implementasi program pelayanan yang akan diberikan.
BAB I
Keterbatasan yang dimiliki penyandang disabilitas menjadikan hambatan dalam memperoleh pekerjaan maupun pendidikan mereka sering diabaikan dan dalam keluargapun tidak diakui. Untuk itu dalam mengembalikan fungsi sosial mereka agar bisa mandiri secara fisik maupun mandiri dalam memenuhi kebutuhannya sendiri serta tidak lagi membebankan keluarga dan bisa berinteraksi di lingkungannya maka, memerlukan program pelayanan yang diberikan secara khusus yang diperoleh dari Pusat Rehabilitasi Yakkum diantaranya program pelayanan fisik, program pelayanan pemberdayaan sosial dan program pelayanan pemberdayaan ekonomi tujuannya untuk kemandirian penyandang disabilitas yang sesuai dengan keterbatasannya dan menyesuaikan dengan apa yang mereka butuhkan.
Teknik Analisis
Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dan yang dilakukan dalam pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Abstrak
Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Analisis pembahasan secara kualitatif, serta penarikan kesimpulan secara deduktif. Berdasarkan pembahasan diketahui bahwa putusan Majelis Hakim telah memberikan perlindungan hukum secara penuh kepada Ridwan Sumantri, baik dalam mendapatkan pelayanan yang layak, kepastian dalam mendapatkan fasilitas di bandar udara dan mendapatkan pembinaan, pengendalian dan pengawasan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Formulir Pembebasan Tanggung Jawab Pengangkut tidak dapat dibenarkan secara hukum karena isi formulir tersebut berbeda dengan kondisi penumpang, adanya unsur pemaksaan disertai ancaman, pengajuan yang tidak sesuai waktu, dan bentuk kebijakan maskapai penerbangan Lion Air yang tidak diterapkan oleh maskapai penerbangan lain serta bertentangan dengan prinsip tanggung Jawab pengangkut yaitu pembatasan dan bukan pembebasan
BAB I
Dalam melakukan kegiatannya, maskapai penerbangan sebagai pengangkut wajib memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi seluruh penumpang. Pada kenyataannya, masih terjadi kasus-kasus perlakuan diskriminatif terhadap penumpang penyandang disabilitas berupa tidak disediakannya fasilitas khusus maupun pemaksaan dalam menandatangani formulir tertentu oleh pihak masakapai penerbangan. Pokok permasalahan dalam tesis ini adalah apakah putusan majelis hakim yang mengadili perkara Ridwan Sumantri sebagai penggugat dengan PT Lion Air sebagai tergugat dan turut tergugat lainnya telah memberikan perlindungan hukum terhadap penumpang penyandang cacat (difabel) dan apakah pengajuan formulir yang diberikan oleh pramugari Maskapai Penerbangan Lion Air dapat dibenarkan secara hukum.
Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat deskrpitif.
CONTOH TESIS NO.5 PEMENUHAN HAK AKSESIBILITAS PENYANDANG DISABILITAS DALAM PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PENDIDIKAN
Abstrak
Hasil penelitian dari pembahasan adalah a) Dari peraturan perundang-undangan di Indonesia terdapat seratus empat belas peraturan perundang-undangan terkait disabilitas. Penulis menemukan setidaknya sepuluh peraturan perundang-undangan yang terkait dengan hak pendidikan bagi penyandang disabilitas. Dari sepuluh peraturan perundang-undangan tersebut sudah menjamin dalam pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas dalam bidang pendidikan, namun dalam pelaksanaannya belum maksimal karena belum adanya pemahaman yang lebih serta perencanaan yang matang dari pemerintah dalam melihat isu disabilitas di Indonesia b) Standar Nasional Pendidikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 berikut Standar Pelayanan Minimal di bidang pendidikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010, dari lima standar nasional yang ada dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dan dua puluh tujuh indikator dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 keduanya masih mengatur dan membahas hal hal yang bersifat umum, belum secara khusus menjamin tentang standar-standar kebutuhan bagi penyandang disabilitas sebagaimana yang tertuang pada Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas yang juga sudah di amanatkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
BAB I
Sebagai bagian warga negara Indonesia, maka penyandang disabilitas secara konstitusional mempunyai hak dan kedudukan yang sama di depan hukum dan pemerintahan. Negara seharusnya terlibat langsung dalam usaha-usaha kesejahteraan rakyat, seperti secara langsung menyediakan berbagai bentuk pelayanan dasar, seperti pelayanan pendidikan. Namun faktanya bahwa begitu banyak hambatan, pembatasan, kesulitan, pengurangan bahkan penghilangan hak bagi penyandang disabilitas dalam memenuhi hak-haknya. Kesulitan dalam hal akses pendidikan menjadi masalah utama yang menentukan kesejahteraan bagi penyandang disabilitas kedepannya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah a) Menentukan pengaturan hak pendidikan bagi penyandang disabilitas dalam peraturan perundang-undangan b) Menganalisa standar nasional pendidikan berikut standar pelayanan minimal bidang pendidikan apaka sudah mempertimbangkan penyandang disabilitas sesuai dengan standar-standar hak asasi manusia penyandang disabilitas.
Teknik Analisis
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara normatif. Metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan.
CONTOH TESIS NO.6 Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Terhadap Layanan Transportasi Publik
Abstrak
Hasil: Secara arsitektural, aksesibilitas sarana prasarana transportasi publik sudah tersedia untuk penyandang disabilitas di Kota Surakarta akan tetapi belum semuanya sesuai dengan standar aksesibilitas yang ditetapkan. Hambatan provider berupa fokus dan komitmen pemerintah, penerapan kebijakan, dukungan dari pihak/lembaga terkait, adanya anggapan transportasi bukan merupakan masalah prioritas, dan keterbatasan alokasi dana. Solusi alternatif yang telah dilakukan provider meliputi konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait, penerapan standar operasional prosedur rapid transit system dan membangun shelter portable di tempat dengan lahan terbatas.
BAB I
Latar Belakang: Menurut data Kementrian Sosial Republik Indonesia (2009), total penduduk penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 1.541.942 orang. Mereka menghadapi kendala dalam mengakses layanan publik khususnya transportasi untuk menunjang aktivitas kehidupan mereka sehari-hari. Salah satu penyebabnya adalah hambatan arsitektural sarana transportasi. Berdasarkan UU No 4 Tahun 1997 dan UU No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, pemerintah telah menjanjikan kemudahan dalam aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Namun, ketersediaan sarana dan prasarana ramah difabel masih jauh dari harapan sehingga mereka kehilangan hak untuk mendapatkan pelayanan yang setara dengan warga negara lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aksesibilitas user, hambatan dan solusi alternatif provider.
Teknik Analisis
Subjek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif eksploratif. Data yang terkumpul didapatkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi kepada user (penyandang disabilitas fisik serta mental) dan provider (Kasi Angkutan Orang, Dinas Perhuhungan Komunikasi Informasi dan Transportasi Kota Surakarta). Teknik analisis data menggunakan metode triangulasi sumber data, teori, dan metodologi.
CONTOH TESIS NO.7 Minat dan MotivasiPeserta DidikPenyandang Disabilitas Ketunarunguanterhadap Mata Pelajaran Pendidikan JasmaniKesehatandan Olahraga
Abstrak
Penelitian minat dan motivasi peserta didik tunarungu terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga kesehtan bertujuan untuk memecahkan masalah dan untuk mendapatkan jawaban seberapa besar minat siswa terhadap olahraga dan kesehatan Pendidikan jasmani adalah persentase dari setiap variabel. Serta menjadi jawaban untuk masalah diskriminasi bagi para penyandang cacat di dunia olahraga dan kesehatan.Variabel penelitian ini adalahMinat, motivasi, dan pendidikan jasmani,dengan menggunakanpopulasi dan sampel adalah peseta didik tunarungu di Tingkat SLB Pembina Provinsi Sulawesi Selatan, dengan metode sampel total atau sampel populasi, yang mengambil total populasi, yaitu 12 siswa tunarungu.Berdasarkan analisis data, minat dan motivasi siswa tuna rungu di SLB Tinkat Pembina, Provinsi Sulawesi Selatan dikategorikan cukup baik, yaitu persentase minat dan motivasi yang dicapai kuesioner (58,1%), yang dipengaruhi oleh sumber daya guru yang baik dan fasilitas yang memadai.
BAB I
Peserta didik“berkebutuhan khusus” tunarungu, pada hakikatnya merupakan sasaran daripada cita-cita murnipendidikan jasmani, yaitu sehatjasmani dan rohani. wujuddari diberlakukannyaperaturan perundang-undanganyang memberikanperlindungan hak disabilitas atau hak peserta didik“luar biasa” ini dapat kita temui di institusi pendidikanluar biasa atau yang disebut SLB. .SLB merupakan bentuk dari perwujudan pemenuhan hak peserta didik‘berkebutuhan husus’akanpendidikan. Dimanadalam hal ini sekolah Luar Biasa memang diperuntukkanbagi anak penderita kekurangan fisik maupun mentalatau disabilitas, sehingga indikasi adanya diskrimnasidengan siswa atau peserta didik yangmemiliki kondisi jasmani dan emosional yang normal. Di SLB Pembina Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan misalnya, kita dapat menyaksikan peserta didik yang memiliki keterbatasanatau ketidak normalan pada jasmani atapun emosionalnya dapat smengikuti proses pendidikan seperti halnyadi sekolah umumforml lainnyatanpa adanya diskrimainasi. Atas dasar pertimbangan tersebutt penulis memiliki maksud untuk mencari tahu secara jelas seberapa besar minat dan motivasi peserta didik disabilitas dalam hal ini peserta didik tunarunguterhadap mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Teknik Analisis
Pada penelitian ini digunakan dengan metode deskriptif dengan mengaplikasikan metoda survey dan mengumpulkan informasi ataupun data dengan menggunakan angket. Survey bermaksud untuk mengumpulkan informasi tentang sesuatu yang jumlahnya massivedengan cara angketatau angket, pada sejumlah kecil dari populasi. Deskriptif yang dimaksud adalah untuk memberikan gambaran mengenaiminat dan motivasi siswa tunarungu pada mata pelajaran pendidikan jasmasi kesehatan dan olahragadi SLB Pembina Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.Sebab variabel dari penelitian ini terdiri atasvariabel ganda atau ada dua variabel yaitu minat dan motivasi siswa tunarungu terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Maka faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi dimensi ketertarikan, dimensi perhatian, dimensi motiv, dan dimensi hasrat atau kebutuhan.
CONTOH TESIS NO.8 Kebijakan Perguruan Tinggi Negeri Yogyakarta Terhadap Penyandang Disabilitas
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang aksesibilitas pendidikan di perguruan tinggi di empat perguruan tinggi negeri di Yogyakarta; yaitu Institut Seni Indonesia (ISI), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga. Sampai saat, kelompok masyarakat yang menyandang disabilitas masih belum memperoleh persamaan dan kesempatan dalam mengakses pada pendidikan tinggi. Hanya sedikit mahasiswa penyandang disabilitas yang diterima pada Perguruan tinggi di Indonesia, karena keterbatasan fisik yang akan mengganggu proses belajar-mengajar di kelasnya. Hasil penelitianmenunjukkan baha pendidikan di UGM, UNY, dan ISI memiliki sistem “integrasi”, sedangkan di UIN telah memiliki sistem inklusi, yang “akomodatif ”, dan mampu memberi layanan mahasiswa penyandang disabilitas
BAB I
Beberapa perguruan tinggi menggunakan instrumen tertentu sebagai cara untuk menolak calon mahasiswa dari kalangan penyandang disabilitas, seperti melalui brosur Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB). Di dalam brosur tersebut tercantum aturan atau persyaratan “tidak cacat tubuh atau ketunaan lain” bagi calon mahasiswa baru. Juga brosur PMB yang mensyaratkan “calon mahasiswa dari kalangan penyandang disabilitas untuk memilih jurusan yang telah ditentukan oleh perguruan tinggi.” Dengan demikian, (calon) mahasiswa penyandang disabilitas tidak bebas memilih jurusan yang mereka inginkan sesuai bakat dan minatnya. Ini merupakan salah satu bentuk diskriminasi dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Meskipun kasus ini terkadang diakhiri dengan permintaan maaf dari perguruan tinggi, tetap saja masih menimbulkan pertanyaan: Jika tidak ada protes dan demonstrasi dari penyandang disabilitas, apakah peraturan dan kebijakan tersebut akan dianulir? Di sini terlihat jelas bahwa perubahan peraturan atau kebijakan bukan suatu political will dari pemangku kepentingan di perguruan tinggi, melainkan karena adanya desakan dari bawah (penyandang disabilitas).
Teknik Analisis
Teknik Analisis dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif
CONTOH TESIS NO.9 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (KTP-EL) KEPADA PENYANDANG DISABILITAS DI KECAMATAN MINGGIR KABUPATEN SLEMAN
Abstrak
Penyandang disabilitas merupakan warga Negara RI yang dalam UUD 1945 dijamin memiliki kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama dengan warga Negara lainnya termasuk memperoleh pelayanan KTP-el. Penelitian ini difokuskan pada penyandang disabilitas dikarenakan dalam pembuatan KTP-el, penyandang disabilitas termasuk kelompok masyarakat yang rentan tidak terpenuhi haknya. Penulisan tesis bertujuan: (1) Mendapatkan jawaban atas pertanyaan kualitas pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) kepada penyandang disabilitas di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. (2) Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) kepada penyandang disabilitas di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: (1) Kualitas pelayanan dapat dilihat dari: a. Prosedur pelayanan sudah sesuai dengan Undang-Undang dan SOP; b. Waktu penyelesaian pembuatan KTP-El belum sesuai dengan SOP; c. Pembuatan KTP-El tidak dikenakan biaya; d. Kualitas produk KTP-el lebih baik dibandingkan KTP yang lama; e. Sarana dan prasarana sudah memadai hanya saja perlu pengadaan transportasi khusus untuk jemput bola; f. Petugas pelayanan pembuatan KTP-el di Kecamatan Minggir telah memiliki kompetensi yang memadai. (2) Faktor pendukung pelyanan pembuatan KTP-El antara lain: a. Regulasi yang ada dasar hukumnya; b. Komitmen pelayanan antar SKPD; c. Kemampuan petugas yang baik dalam pelayanan; d. Adanya sarana perekaman; e. Adanya dukungan dana dari APBD; f. Adanya kepedulian dari perangkat desa untuk menginformasikan KTP-el. (3) Faktor penghambat pelayanan pembuatan KTP-EL antara lain: a. Tidak adanya informasi keberadaan disabilitas karena kurangnya kesadaran pihak keluarga untuk melaporkan anggota keluarganya yang difabel; b. Belum adanya transportasi khusus dan memadai sebagai fasilitas layanan jemput bola ke rumah penyandang disabilitas; c.Kurangnya fasilitas di kantor Kecamatan Minggir yang aksesibel bagi penyandang disabilitas; d. kurang aktifnya perangkat desa membantu penyandang disabilitas dalam pembuatan KTP-el.
BAB I
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, pemerintah Indonesia juga berupaya menerapkan electronic government (e-government). Hal ini didasari dengan adanya Instruksi Presiden RI No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional pengembangan e-government. Dalam instruksi Presiden RI tersebut disebutkan tentang hal-hal yang menjadi pertimbangan diimplementasikannya e-government diantaranya: 1) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat; 2) pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan (egovernment) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan; 3) menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien diperlukan adanya kebijakan dan strategi pengembangan e-government. Hal tersebut menunjukkan bahwa egovernment merupakan kegiatan yang dilakukan pemerintah dengan menggunakan Teknologi Informasi (TI) dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Teknik Analisis
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Obyek penelitian ini adalah kualitas pelayanan pembuatan KTP-El bagi penyandang disabilitas serta faktor pendukung dan penghambatnya. Subjek penelitian ini adalah kepala Dinas Dukcapil, petugas bidang pendaftaran penduduk Dinas Dukcapil, Camat, petugas pelayanan umum kecamatan, dan penyandang disabilitas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif menurut Miles dan Huberman.
CONTOH TESIS NO.10 Analisis Faktor Determinan Peningkatan Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas pada Pilkada Kota Yogyakarta 2017
Abstrak
Pada pilkada kota Yogyakarta 2017 terdapat peningkatan partisipasi pemilih penyandang disabilitas. Selain itu, penyandang disabilitas juga terlibat dalam setidaknya tiga kali diskusi politik yang merupakan peningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas juga terlibat dalam kegiatan pemantauan pilkada kota Yogyakarta 2017 di bawah bendera LSM. Hal-hal tersebut merupakan peningkatan partisipasi politik pemilih penyandang disabilitas. Peningkatan tersebut dapat diteliti dengan menganalisis faktor determinannya. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang menggunakan data utama dari KPU kota Yogyakarta, Panwaslu kota Yogyakarta, penyandang disabilitas, serta kelompok komunitas. Data pendukung juga didapat dari laporan hasil pelaksanaan dan pemantauan pilkada kota Yogyakarta 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat dari lima faktor pendukung peningkatan partisipasi politik penyandang disabilitas pilkada kota Yogyakarta 2017 berdasarkan teori Milbrath, seperti faktor pendidikan politik seperti masifnya sosialisasi oleh penyelenggara pilkada, faktor perangsang politik seperti pelibatan penyandang disabilitas dalam diskusi, faktor situasi atau lingkungan politik seperti pengaruh tokoh yang juga seorang penyandang disabilitas, dan faktor karakteristik pribadi seperti kemauan penyandang disabilitas untuk terlibat dalam pilkada kota Yogyakarta 2017. Sedangkan faktor karakteristik sosial seperti status ekononomi, ras, etnis, dan agama penyandang disabilitas tidak menjadi faktor pendukung. Dari hal tersebut juga dapat ditarik argumen bahwa karakteristik sosial tidak banyak berpengaruh pada persepsi dan perilaku penyandang disabilitas dalam berpartisipasi dalam pilkada kota Yogyakarta 2017.
BAB I
Adanya peningkatan partisipasi politik tersebut diteliti dengan menganalisis faktor-faktor determinannya berdasarkan teori pendukung partisipasi politik dari Milbrath. Dari kelima factor pendukung partisipasi politik menurut Milbrath, satu demi satu faktor dibedah kontribusinya dalam meningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas pada pilkada kota Yogyakarta 2017. Dari pembahasan kelima faktor pendukung partisipasi politik akan diketahui faktor mana yang paling mendukung peningkatan partisipasi politik penyandang disabilitas dan faktor mana yang tidak memberi dukungan dalam peningkatan politik pemilih penyandang disabilitas. Dengan demikian, diharapkan tulisan ini mampu memberi kontribusi positif yang bermanfaat bagi dunia akademis sebagai salah satu bahan kajian kepemiluan. Selain itu, tulisan ini juga memberi kontribusi positif bagi penyelenggara pemilihan umum selain sebagai bahan evaluasi pilkada kota Yogyakarta 2017, juga sebagai bahan penyusunan agenda kebijakan dan bahan formulasi kebijakan. Nantinya dari tulisan ini, Komisi Pemilihan Umum dapat membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mempertahankan atau bahkan memperkuat faktor-faktor yang menjadi pendukung peningkatan partisipasi politik termasuk pemilih, khususnya pemilih penyandang disabilitas.
Teknik Analisis
Dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.
CONTOH TESIS NO.11 KONSEP PERLINDUNGAN HAK KONSTITUSIONAL PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA
Abstrak
Berbicara tentang hak konstitusional, berarti membicarakan tentang hak dasar manusia yang dimuat dalam konstitusi. Hak-hak yang diatur dalam konstitusi merupakan batas yang tidak bisa dilanggar oleh penyelenggara Negara dalam menjalankan kekuasaan Negara, baik sebagai hak warga Negara atau hak asasi. Dalam UUD 1945 hak-hak yang secara tegas disebut sebagai hak asasi manusia yaitu sebagaimana termuat dalam Bab XA UUD 1945. Salah satu hak konstitusional yang diatur dalam UUD NRI 1945 adalah hak konsitutisional penyandang disabilitas. Hak konstitusional penyandang disabilitas ini perlu untuk diatur baik dalam konstitusi maupun di dalam undang-undang yang bertujuan bukan hanya untuk menjamin pemenuhan hak dan kebutuhan para penyandang disabilitas, tetapi juga memberikan tanggung jawab pada pemerintah dan masyarakat untuk lebih berperan aktif dalam memberikan perlindungan terhadap harkat dan martabat para penyandang disabilitas.
BAB I
Perlindungan dan pemenuhan hakasasi manusia maupun hak warganegara menjadi inti dari konsepsinegara hukum. Oleh karena itu, segala norma hukum yang menjadidasar penyelenggaraan negara harus diorientasikan kepada perlindungandan pemenuhan HAM dan hak warganegara. Dalam praktik penyelengga-raan negara hukum, diperlukan ada-nya instrumen dan institusi hukum untuk menjaga dan menjamin per-lindungan dan pemenuhan hak warganegara. Instrumen dan institusi hukum inilah yang menjadi ciri dari negara hukum, yang berkembang baik dalamtradisi hukumcivil law dengan konsep rechtsstaat maupun dalam tradisi hukum common law dengan konsep the rule of law.
Teknik Analisis
Teknik Analisis dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif
CONTOH TESIS NO.12 PELAYANAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS BERBASIS PARTISIPASI DI YAYASAN LINGKAR SOSIAL MALANG
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas di Yayasan “Lingkar Sosial” Malang meliputi: pelayanan sosial, advokasi kebijakan, advokasi ekonomi, advokasi pendidikan dan penyadaran masyarakat. Pelayanan yang diberikan oleh Yayasan “Lingkar Sosial” adalah pelayanan pendidikan sosial, pelayanan rehabilitasi sosial, pelayanan sosial “home care”, dan pelayanan sosial ekonomi. Faktor pendukung pelayanan sosial kemitraan, fasilitas terbaik, lokasi strategis, dan kegiatan event tahunan. Faktor penghambatnya adalah penolakan terhadap masyarakat yang tidak menginginkan kemandirian bagi penyandang disabilitas karena bagi mereka akan merugikan kelompok yang ingin mencari manfaat dari penyandang disabilitas, tidak ada tenaga khusus dalam pembinaan psikologis, dan kebutuhan akan pekerja sosial yang profesional.
BAB I
Pelayanan Sosial Penyandang Disabilitas Berbasis Partisipasi di Yayasan Lingkar Sosial Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas berdasarkan partisipasi di yayasan “Lingkar Sosial” Malang. Penyandang disabilitas adalah orang Indonesia yang memiliki kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan serta peran yang sama dalam segala aspek kehidupan, dan penghidupan seperti orang Indonesia lainnya. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas berbasis partisipasi.
Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah manajemen dan pengasuh atau relawan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan model interaktif. Triangulasi yang digunakan peneliti untuk memvalidasi data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode.
CONTOH TESIS NO.13 Dinamika Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung Tahun 1975-2012
Abstrak
Penelitian Ini Bertujuan Untuk (1) Mengetahui Latar Belakang Berdirinya Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung, (2) Mengetahui Perkembangan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung Pada Tahun 1975-2012, (3) Mengetahui Hasil Yang Dicapai Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung Dalam Membina Kemandirian Bagi Penyandang Disabilitas Intelektual. Untuk Mencapai Tujuan Penelitian Tersebut Penulis Menggunakan Teknik Pengumpulan Data Dengan Wawancara, Studi Dokumen, Dan Studi Pustaka. Data-Data Yang Diperoleh Dengan Cara Tersebut Kemudian Dianalisis Dengan Metode Historis Yaitu Melalui Tahapan Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, Dan Historiografi. Kesimpulan Kajian Ini Adalah Usaha Pertolongan Dan Pembinaan Kemandirian Bagi Penyandang Disabilitas Intelektual Dirintis Sejak Zaman Belanda Dengan Nama Zwakzinnigenzorg Temanggoeng Dan Setelah Beberapa Kali Mengalami Perubahan Nama, Sampai Pada Akhirnya Menjadi Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini. Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Dalam Perkembangannya Menjalankan Peranan Dalam Membina Kemandirian Bagi Penyandang Disabilitas Intelektual Melalui Pelayanan Rehabilitasi Sosial Yang Diberikan Dalam Bentuk Bimbingan Dan Latihan, Yang Terdiri Dari Bimbingan Fisik, Mental, Sosial, Dan Keterampilan. Melalui Rehabilitasi Sosial Yang Diberikan Dalam Bentuk Bimbingan Dan Latihan Yang Disesuaikan Dengan Kemampuan Dengan Maksud Agar Penyandang Disabilitas Intelektual Dapat Mengatasi Kecacatannya Dan Mengembangkan Kemampuannya Serta Dapat Menyesuaikan Diri Terhadap Kekurangannya.
BAB I
Masalah Yang Dibahas Dalam Penelitian Ini, Yaitu (1) Latar Belakang Pendirian Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung, (2) Perkembangan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung Pada Tahun 1975-2012, (3) Hasil Yang Dicapai Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung Dalam Membina Kemandirian Bagi Penyandang Disabilitas Intelektual.
Teknik Analisis
Penelitian Ini Bersifat Kualitatif Yang Terwujud Dalam Bentuk Laporan Penulisan Yang Bersifat Deskriptif Analisis Yang Berusaha Mendeskripsikan Serta Menganalisis Setiap Kondisi Yang Berkaitan Dengan Dinamika Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung Tahun 1975-2012.
CONTOH TESIS NO.14 KUALITAS PELAYANAN BARISTA PENYANDANG DISABILITAS DI KOPI TULI
Abstrak
Berdasarkan hasil penelitan menunjukan terdapat gap kualitas pelayanan pada semua barista pada dimensi kehandalan dan daya tangkap.
BAB I
Kualitas pelayanan yang baik adalah pelayanan yang diterima sesuai dengan pelayanan yang di harapkan oleh pelanggan. Jika pelayanan dapat melampaui harapan dari pelanggan maka kualitas pelayanan yang diberikan sangat memuaskan. Penelitian ini dilakukan di Kopi Tuli yang memiliki empat barista disabilitas. Komunikasi yang digunakan antara barista dan pelanggan menggunakan Bahasa Isyarat, namun tidak semua pelanggan dapat memahami Bahasa Isyarat Indonesia, sehingga terjadi gap antara persepsi dan harapan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh barista.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan metode sevqual yang bertujuan untuk menganalisis harapan dan persepsi pada lima dimensi kualitas pelayanan yaitu realiability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), empathy (empati) dan tangible (bukti fisik). Data penelitian dikumpulkan melalui peyebaran kuesioner kepada pelanggan Kopi Tuli dengan menilai masing-masing barista. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik pengambilan sampel aksidental.
CONTOH TESIS NO.15 KAJIAN FASILITAS BAGI MASYARAKAT PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA :Menurut UU no 25/2009 DAN Permen PU NO. 30/PRT/M/2006
Abstrak
Hasil penelitian dimaksudkan untuk tujuan mengubah pandangan masyarakat terhadap penyandang disabilitas yang membutuhkan pelayanan publik seperti orang yang layak seperti umum. Pelayanan publlik tersebut telah tersedia sebagai aksesbilitas untuk penyandang Disabilitas maupun lansia yang ada di wilayah penelitian yaitu Perbelanjaan Chiamples Walk dan Kuliner Chiamples Walk. Ketersediaan tetap digunakan pelayanan publik dengan baik atau ada yang masih belum baik. Hasil pendataan yang dapat menyedihakan pelayanan publik dengan menurut ketentuan dari Permen PU No. 30/PRT/M/2006 untuk area di Cihamples Walk, Kota Bandung.
BAB I
Pelayanan publik pada zaman modern di Indonesia telah menjadi lembaga dan profesi yang semakin penting bagi masyarakat. Kebijakan pelayanan publik di Indonesia itu memiliki banyak yang cenderung terhadap beberapa permasalahan karena pandangan dari masyarakat masih belum sadar pada pelayanan publik adalah kebutuhan bagi penyandang disabilitas pada zaman modern sehingga mengabaikan kebijakan pelayanan publik dan semakin membuat penyandang disabilitas kesulitan. Sebagai contoh, nasib anak berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas di Indonesia, sangat memprihatinkan dan jauh tertinggal dibanding di negara Asia lainnya. Rumusan masalah tersebut yang dihadapi dalam kaitannya dengan pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas: 1) Bagaimana implementasi kebijakan pelayanan publik bagi masyarakat penyandang disabilitas di Indonesia; 2) Bagaimana tanggapan masyarakat disabilitas mengenai fasilitas aksesiblitas bagi masyarakat disabilitas di Kota Bandung.
Teknik Analisis
Agar dapat mencapai hasil penelitian yang maksimal maka digunakan dengan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif kualitatif. Metode tersebut digunakan karena peneliti membutuhkan data yang melalui kegiatan obervarsi, wawancara, studi dokumentasi, studi pustaka, dan analisis data.
Leave a Reply