HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Hubungan antara Paritas dengan Kejadian Perdarahan Antepartum

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan antepartum. Tujuan khususnya adalah mengetahui karakteristik subjek perdarahan antepartum. Mengetahui apakah multiparitas merupakan salah satu faktor yang meningkatkan terjadinya perdarahan antepartum. Kejadian perdarahan antepartum meningkat pada multiparitas. Etiologinya masih belum jelas. Pada plasenta previa perdarahan pada multipara karena tidak terjadinya plasenta migrasi sedangkan pada solusio plasenta belum jelas penyebabnya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian crossectional. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan MeiJuni 2009. Populasi penelitian adalah ibu bersalin di RSUD Dr. Moewardi Surakarta terhitung pada bulan Juli 2008 Juni 2009. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian kali ini menggunakan sampel sebesar 80 pasien yang terdiri dari 35 primipara dan 45 multipara. Analisis data menggunakan ChiSquare dan Odds Ratio. Hasil penelitian dari 80 pasien yang diteliti berdasarkan analisa ChiSquare, ChiSquare hitung 4,455 > ChiSquare tabel 3,841 dan pvalue 0,034 < 0,05. jadi kesimpulannya adalah pada tingka? t kepercayaan 95% dan ?= 0,05 terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan antepartum dengan odds ratio 2,76 (p=0,035). Dari penelitian dapat disimpulkan multiparitas merupakan faktor risiko untuk kejadian perdarahan antepartum.

Kata kunci : paritas, perdarahan antepartum

Untuk mendapatkan daftar lengkap contoh skripsi kesehatan lengkap / tesis kesehatan lengkap, dalam format PDF, Ms Word, dan Hardcopy, silahkan memilih salah satu link yang tersedia berikut :

Contoh Tesis

Contoh Skripsi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) ditargetkan menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2010 (Saifudin, 2006). Strategi MPS adalah mendukung target internasional yang telah disepakati. Dengan demikian tujuan global MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Sedangkan pada Tahun 2002/2003, AKI di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2008). Berbeda dengan yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) AKI di Indonesia turun menjadi 262 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2009). Menurut SDKI tahun 2007 AKI di Indonesia turun menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2007). Berdasarkan data diatas target 2010 masih jauh untuk dicapai. Kematian ibu di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh perdarahan, eklampsi, komplikasi aborsi, partus macet dan sepsis. Perdarahan yang bertanggungjawab atas 28% kematian ibu sering tidak dapat diperkirakan (Saifudin, 2006). Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan. Penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta dan vasa previa (Wardana, 2007).

Berdasarkan data Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi kejadian perdarahan antepartum di Moewardi berkisar 2,5% (125 kasus dari 4971 persalinan) Penyebab tidak langsung perdarahan antepartum antara lain terlalu muda punya anak, terlalu banyak melahirkan, terlalu rapat jarak melahirkan, terlalu tua punya anak dan kurangnya partisipasi masyarakat karena tingkat pendidikan ibu masih rendah, tingkat sosial ekonomi ibu juga mempengaruhi kejadian perdarahan antepartum (Depkominfo, 2009) . Frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih dari 35 tahun kirakira kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun, pada grandemultipara yang berumur lebih 35 tahun kirakira 4 kali lebih sering dibandingkan dengan grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun (Sumapraja dan Rachimhadi, 2005). Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Alit Wardana dengan judul Hubungan Paritas dengan Frekuensi Plasenta Previa di Rumah Sakit Sanglah Denpasar (2007) didapatkan hasil multigravida mempunyai risiko plasenta previa 1,3 kali dibanding primipara. Sedangkan hasil penelitian Suyono dkk (2007) dengan judul Hubungan Usia dengan kejadian Solusio Plasenta dirumah sakit Dr. Moewardi menemukan frekuensi solusio plasenta meningkat dengan meningkatnya paritas ibu. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai sejauh mana hubungan antara paritas dengan perdarahan antepartum sehingga judul yang diambil adalah Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Antepartum.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?