HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Hubungan Antara Harga Diri Dengan Perilaku Seksual Masturbasi Pada Remaja Pria, 02

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ditengah masyarakat, masih ada sebagian orang yang menganggap tabu terhadap masalah–masalah yang berkenaan dengan seksual. Seks dianggap tabu untuk dibicarakan secara terbuka, apalagi terhadap anak–anak yang belum dewasa sehingga hal ini menimbulkan kemiskinan pengetahuan seksual bagi anak–anak dan remaja. Namun kini sejalan dengan perkembangan jaman masyarakat juga mulai terbuka membahas masalah seksual. Banyak media masa yang memuat artikel atau rubrik konsultasi mengenai seks. Dengan banyaknya informasi tentang seks yang ada di media cetak maupun elektronik membuat remaja ingin tahu Masa remaja merupakan masa yang paling sulit untuk dilalui oleh individu. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa paling kritis bagi perkembangan pada tahap–tahap kehidupan selanjutnya dikarenakan masa remaja merupakan masa perubahan dari sosial, fisik maupun psikologis. Pada masa ini remaja mempunyai emosi yang meledak–ledak dan dorongan seksual yang sulit dikendalikan karena adanya perubahan hormonal yang terjadi pada masa ini. Namun sering kali ketidaktahuan remaja terhadap perubahan itu membuat mereka hidup dalam kegelisahan, perasaan tidak tenang, tidak aman dan kepercayaan diri berkurang. Ini disebabkan karena adanya perubahan konsep diri, pencarian identitas, peningkatan hormon dan ciri–ciri sekunder yang membuat banyak permasalahan yang muncul dalam dirinya. Selain itu juga, banyaknya tuntutan dan tanggung jawab dari dalam remaja ataupun dari luar remaja yang harus mereka terima membuat mereka tambah tertekan dan stres.

Untuk mendapatkan daftar lengkap contoh skripsi psikologi lengkap / tesis psikologi lengkap, dalam format PDF, Ms Word, dan Hardcopy, silahkan memilih salah satu link yang tersedia berikut :

Contoh Tesis

Contoh Skripsi

Salah satu masalah yang membuat remaja tertekan yaitu mengenai masalah dorongan seksual. Terbatasnya pengetahuan pada remaja mengenai masalah seksual, mengakibatkan mereka merasa ingin tahu dan coba–coba dalam bentuk tingkah laku. Mereka hanya mendasarkan informasi yang diperoleh dari media masa yang belum tentu benar. Dorongan rasa ingin tahu dan mencari tahu tentang masalah seksual mendorong remaja untuk bereksperimen sehingga timbullah perilaku seksual. Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan seksual atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku (Ellyawati, 2001, h.22). Karena dorongan yang datang pada masa remaja lebih kuat dan dorongan seks tersebut menyebabkan ketegangan-ketegangan yang menuntut kepuasan dan sukar sekali untuk dikendalikan (Kartono, 1990, h.36). Dorongan seksual ini tidak dapat begitu saja disalurkan, mengingat adanya norma–norma yang berlaku di masyarakat. Perilaku seksual masturbasi dianggap sebagai cara yang paling aman untuk menyalurkan kebutuhan seksual. Setidaknya masturbasi menawarkan jalan keluar ketika seseorang sedang terangsang secara seksual tetapi tidak memiliki pasangan untuk melakukan hubungan seksual (dalam Cita Cinta, 2000. h.8).

Masturbasi sendiri sekarang sudah dianggap sebagai satu hal yang wajar dan normal dilakukan oleh banyak orang walaupun orang yang suka masturbasi masih sembunyi–sembunyi melakukannnya dan selain itu merupakan kejadian yang umum ditengah perkembangan seksual seseorang (Kartono, 1989, h.259). Berdasarkan penelitian Human Autoerotic Practise memperkirakan sekitar 95 % pria melakukan masturbasi, sementara presentasi dari pihak wanita mencapai angka 80% dan tetap terus bertambah (Martino, 2001). Saat ini masyarakat belum dapat menerima sepenuhnya tindakan masturbasi, karena dianggap sebagai sesuatu yang tidak wajar karena tidak sesuai dengan nilai–nilai budaya dan nilai religius. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan Arswendo (dalam Sarwono, 2000, h.139) pada tahun 1985 pada remaja SMA di Jakarta yang berumur 16–18 tahun menunjukkan bahwa jumlah remaja yang melakukan masturbasi cukup tinggi. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa remaja pria lebih banyak tahu tentang masturbasi sebanyak 92 % dan lebih banyak melakukan masturbasi sebanyak 96 %. Sedangkan pada remaja putri pengetahuan tentang masturbasi sebanyak 56 % dan yang pernah melakukan masturbasi 21 % dan yang tidak pernah 79 %. Dari penelitianpenelitian tersebut terlihat jelas bahwa prosentase remaja pria cukup tinggi dibandingkan pada remaja wanita, sehingga dalam penelitian ini dipilih remaja pria sebagai subyek penelitian.

Masturbasi dapat diartikan sebagai pencapaian suatu keadaan ereksi alat kelamin dan memperoleh orgasme lewat perangsangan manual (dengan tangan) atau dengan perangsang mekanis / digital (dengan benda atau alat bantu seks) atau merupakan suatu aktivitas penodaan diri dengan cara – cara tertentu sehingga mendapatkan kepuasan seksual (kepuasan semu) (Kartono, 1989, h.258). Walaupun sebenarnya perilaku seksual masturbasi ini sangat mendasar dalam kehidupan manusia karena dalam perkembangan manusia sudah terjadi pada masa anak–anak yaitu pada fase falik (Indracaya, 2000, h.124). Keinginan untuk melakukan masturbasi itu timbul karena rangsanganrangsangan seksual yang menggerakkan libido seseorang untuk memenuhi kebutuhaan seksnya guna mencari kepuasan. Menurut Hutoro (1996, h.22)

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?